Meet Again

Meet Again

Part 1

8 tahun lalu.

Perlahan Arley membuka matanya. Dengan tubuhnya yang lemah, dia memperhatikan seisi ruangan. ‘’Aku dimana?’’ tanyanya bingung. Seingatnya, dia sedang berada di dalam mobil, lalu tiba-tiba sebuah truk dari arah depan, dengan kecepatan tinggi, langsung menabrak mobilnya.

Seketika, Arley sudah berada di dalam air. Pria itu berusaha mempertahankan kesadarannya, agar bisa menyelamatkan dirinya. Dengan sisa tenaganya, Arley berusaha keluar dari dalam mobil, pria itu mencoba memecahkan kaca jendela mobil, tapi terasa sangat susah, ditambah lagi dia hampir kehabisan nafasnya.

Perlahan, Arley mulai kehilangan kesadarannya, disaat yang bersamaan, samar-samar dia melihat seorang wanita sedang berenang dan berusaha menolongnya dan tidak berapa lama, pria itu sudah kehilangan kesadarannya.

Sedang melamun, Arley dikagetkan oleh kedatangan seorang perawat. Perawat itu langsung memeriksa keadaan Arley. Arley hanya diam, tapi setelahnya dia bertanya tentang sosok baik hati yang sudah menolong dan membawanya ke rumah sakit.

‘’Saya kurang tau tuan, tapi saya menemukan ini, kemungkinan kalung ini milik wanita yang sudah membawa dan menyelamatkan tuan,’’ jawab si perawat sambil memberikan kalung cantik dengan buah kalungnya yang berbentuk kotak, terdapat berlian kecil diatas buah kalung itu.

Sudah hampir 10 menit berlalu, Arley masih saja memperhatikan kalung yang tadi diberikan oleh si perawat. Sedang serius memperhatikan kalung, tiba-tiba saja pintu kamar pasien terbuka lebar, menampilkan dua paruh baya dengan ekspresi khawatir mereka.

‘’Oma, opa, bisa nggak kalau masuk itu ketuk pintu dahulu?’’ protesnya pada kedua paruh baya itu.

‘’Apa yang kukatakan, cucu nakalmu ini pasti baik-baik saja, buktinya dia sudah bisa melakukan protes pada kita,’’ ucap opa Arley pada sang istri, yang langsung diberikan tatapan maut oleh sang istri.

‘’Arley sayang, apanya yang sakit? Kenapa bisa celaka gini sih?’’ Oma memeriksa seluruh tubuh Arley, untuk mengecek keadaan pria tampan yang menjadi cucu tunggalnya itu.

‘’Mana aku tau oma, namanya juga kecelakaan.’’

‘’Kamu sih nggak hati-hati nyetirnya. Sudah oma bilang kan, kalau kemana-mana itu pakai sopir Arley.’’

Arley langsung memutar jengah bola matanya. Omanya memang sering menyuruhnya untuk menggunakan sopir, tapi Arley kurang menyukai hal itu. Pria itu lebih nyaman membawa mobilnya sendiri, kecuali dalam beberapa keadaan tertentu atau saat dirinya sedang merasa capek.

‘’Memangnya sopir punya kekuatan su - ‘’ Opa tidak lagi meneruskan ucapannya, karena sudah kembali dipelototi oleh oma.

‘’Kamu tuh kebiasaan deh. Aku ngomong seperti itu juga untuk keselamatan kalian, karena aku khawatir akan keselamatan kalian.’’

Arley dan opa hanya bisa membuang nafas berat, lalu saling memandang satu sama lain. Sang oma dan istri tercinta sudah mulai mendrama dan kalau sudah seperti ini, mereka hanya bisa diam dan mendengarkan karena, menyela atau membantah, akan membuat urusan semakin panjang.

Setelah hampir 25 menit sang oma mendrama, tiba-tiba saja paruh baya itu mendekatkan dirinya pada Arley. Mulai memperhatikan kamar pasien yang memiliki ukuran besar dengan beberapa fasilitas mewah itu.

‘’Oh ya Arley, dimana orang yang menolongmu? Oma ingin berterima kasih padanya,’’ ucap oma dengan matanya yang masih setia memindai seluruh penjuru ruangan.

Arley tidak langsung menjawab, Pria itu malah melamun dan kembali mengingat kalung yang tadi diberikan oleh sang perawat.

‘’Arley, kamu tuh kebiasaan deh ….’’

‘’Aku nggak tau oma, orangnya udah nggak ada.’’

‘’Nggak ada gimana?’’

‘’Orangnya udah pergi oma, sebelum aku bangun.’’

‘’Lah kok bisa kayak gitu Arley?’’

‘’Aku nggak tau oma….’’

‘’Santai aja kali jawabnya,’’ ucap oma mulai melangkah menjauh, seperti ingin keluar.

‘’Mau kemana oma, mau kemana sayang?’’ tanya Arley dan opa bersamaan. Paruh baya itu pun menghentikan langkahnya, lalu sedikit membalik tubuhnya, untuk melihat 2 pria kesayangannya.

‘’Mau pulang. Oma baru ingat, kalau tadi lupa menyapa dan memberi makan Cattie. Lagian oma liat kamu baik-baik saja, nggak ada cedera yang serius. Yaudah oma pulang dulu ya, bye.’’ Cattie adalah ikan mas kesayangan oma. Setelah mengatakan itu, oma kembali meneruskan langkahnya, tapi tak berapa lama dia berteriak.

‘’Pak tua, sampai kapan kau akan duduk disana?’’ Opa pun langsung berdiri dan mengikuti oma, sedangkan Arley hanya bisa menggeleng kepalanya. Setelah itu, dia lalu mengambil kalung berukir berlian tadi dan kembali memperhatikannya.

*****

‘’Mikirin apa sih, serius banget.’’ Mark duduk disamping Arley dan ikut menatap ponsel Arley yang sedang menampilkan wajah Desha, mantan kekasih Arley.

‘’Aku kembali mengingat pertemuan pertama kami.’’

‘’Untuk apa mengingat pertemuan pertama. Ingat Arley, wanita itu sudah mengkhianatimu,'' sela Louis yang baru saja datang. Sekarang ketiganya sedang berada di salah satu klub besar yang ada di Prancis.

‘’Alesha pasti punya pertimbangannya sendiri.''  Arley masih saja membela wanita itu.

''Jatuh cinta boleh, tapi jangan bodoh Arley.'' Lous agak kesal.

Arley diam, langsung meneguk sebotol alkohol. Perasaan cintanya pada Desha masih begitu besar.

‘’Eh, itu bukannya Ivy Dawson?’’ tunjuk beberapa pengunjung, pada wanita cantik yang baru saja masuk ke klub. Para pria mulai memamerkan pesona mereka.

‘’Dawson?’’ gumam Arley lalu segera melihat ke arah wanita yang kini sedang menjadi pusat perhatian hampir seluruh pengunjung klub, baik pria maupun wanita.

‘’Dia siapa?’’ tanya Arley pada Mark dan Louis.

‘’Duniamu benar-benar sempit, kau bahkan tidak mengenal artis sepopuler Ivy Dawson?’’ Louis speechless dengan pertanyaan Arley.

‘’Come on bro, dia Ivy Dawson, artis tercantik dan terpopuler di negara ini,’’ timpal Mark.

‘’Nama belakangnya, kenapa sama seperti Desha?’’

Mark dan Louis hanya mengangkat kedua pundak mereka. Mereka tidak peduli akan pertanyaan tidak penting yang baru saja ditanyakan oleh Arley.

‘’Tidak mungkin mereka bersaudara, bukan? Seingatku Desha hanyalah anak tunggal, dia bahkan tidak memiliki sepupu,’’ gumam Arley masih dengan kebingungannya. Matanya masih setia menatap pada wanita cantik yang katanya adalah seorang aktris terkenal itu.

Arley bukannya tidak tau sosok Ivy. Wajah cantik wanita itu tentu tidak asing baginya, dia bahkan pernah melihat omanya menonton film yang dibintangi oleh wanita itu. Hanya saja, Arley sama sekali tidak mengetahui nama dari wanita cantik itu.

Bersambung .....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!