Waktu seakan berhenti untuk Ivy, tubuhnya membeku, wajahnya kembali datar, bibirnya bergetar, matanya fokus memperhatikan tangan Julia yang kini menggenggam tangan Leo. Dia mengepal kuat jari-jarinya, menahan air mata yang ingin menerobos keluar, dia tidak bodoh untuk mengetahui apa yang terjadi sekarang.
''Jadi sudah berapa lama kalian bersama?'' tanya para reporter, Julia kembali ingin menjawab tapi Leo sudah duluan membuka mulutnya.
''Maaf tadi sudah menjadi pertanyaan terakhir dan kami tidak ingin menjawab pertanyaan selanjutnya,'' ucap Leo setelahnya dia sedikit melirik pada Ivy yang hanya duduk diam tanpa mengatakan apapun, bahkan sama sekali tidak melihatnya.
Setelah interview, Ivy sama sekali tidak mengatakan apa-apa dan langsung pergi begitu saja. Wanita itu berjalan cepat masuk ke mobilnya dan mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi tanpa tau arah tujuannya. Dia sama sekali tidak peduli dengan apa yang terjadi bahkan saat Cattie beberapa kali berteriak memanggilnya.
Dua hari ini benar-benar buruk untuknya, kemarin dia kedatangan keluarga yang sangat dia benci, pagi ini dia dibuat kesal dengan Julia yang mendapatkan peran dalam drama yang diincarnya, sorenya dia dibuat kesal oleh akun yang mengatasnamakan penggemar Julia dan malam ini puncaknya.
''Kamu jahat banget, tega banget sama aku.'' Air matanya yang tak bisa dibendung lagi, bibirnya bergetar, sakit sekali rasanya saat mendapatkan pengkhiatan dari seseorang yang sangat dia percayai dan seseorang yang dia cintai dengan sepenuh hati.
Hampir 7 tahun bersama, tidak pernah sekalipun dia ragu akan perasaan Leo padanya. Cara Leo memperlakukannya, cara Leo menghormati dan memanjakannya, membuatnya yakin akan cinta pria itu. Disaat beberapa orang menangis karena patah hati, diselingkuhi oleh pasangan mereka, Ivy dengan yakin mengatakan, kalau hal itu tidak akan pernah terjadi padanya, Leo sangat mencintainya dan tidak mungkin berselingkuh darinya.
Lalu apa sekarang? Apa yang terjadi, kenapa tiba-tiba seperti ini, apa salahnya, kenapa Leo begitu tega menghancurkan apa yang sudah mereka bangun bersama, kenapa Leo begitu tega menghancurkan kepercayaannya? Kenapa?
Ivy menangis, berteriak, mempertanyakan hal itu. Seseorang yang katanya tidak bisa hidup tanpanya, seseorang yang katanya akan melakukan apapun untuk selalu bisa bersama Ivy, lalu kenapa tiba-tiba memperlakukannya seperti ini?
Bahagianya hancur seketika, harapannya pupus sudah, percayanya sudah dipatahkan dan itu sangatlah menyakitkan.
Ivy juga mengingat kejadian seminggu yang lalu, saat Leo menelpon dan menyuruhnya datang ke apartemen pria itu. Sejak saat itu, Ivy susah untuk menghubungi Leo, Leo juga tidak pernah mengangkat teleponnya lagi.
‘’Mari berpisah untuk sementara waktu.’’ Itulah yang dikatakan Leo saat itu, katanya dia ingin lebih fokus pada karirnya. Malam itu, saat mendengar kalimat itu, Ivy sangat mengerti, Ivy sangat paham, mungkin mereka harus berpisah untuk sementara waktu dan fokus pada karir masing-masing.
Tapi hari ini, saat mengetahui hubungan Leo dan Julia, Ivy menjadi sadar akan maksud sebenarnya dari ucapan Leo seminggu yang lalu, tapi, bagaimana Leo bisa terlihat baik-baik saja? Seperti tidak ada yang terjadi, setelah menginjak harga dirinya seperti ini?
Ivy semakin kesal, saat melihat Leo tersenyum pada Julia, seolah Leo tidak menghargai kenangan dan cerita mereka. Ivy merasa sangat bodoh, kenapa dia begitu mempercayai Leo?
‘’Kalau tau akan seperti ini, aku sudah memberimu racun,’’ teriak Ivy yang masih disertai tangisan. Mobilnya masih terus dilajukan dan BRAK. Dia tak sengaja menabrak mobil yang ada didepannya. Untung saja jalanan cukup sunyi, hanya ada 2 mobil disana, yaitu mobilnya dan mobil yang baru saja ditabraknya.
''Oh **!'' Ivy memperhatikan mobil yang baru dia tabrak. Mulutnya membesar, melihat keadaan mobil yang agak hancur.
Dari mobil itu munculah seorang pria yang tingginya kira-kira 180 cm, berparas oriental, tubuhnya tak kalah bagus dari para model, alisnya tebal, rahang cukup tajam berpadu dengan wajah putih bersih miliknya. Pria itu adalah Arley.
Ivy sedikit terpesona, wanita itu fokus menatap Arley yang kini berjalan semakin dekat pada mobilnya, dia terus memperhatikan sampai pria itu berdiri tepat di samping mobilnya.
''Oh ****, kenapa aku malah memperhatikannya sih?'' makinya pada diri sendiri dan menurunkan kaca mobilnya sebelum Arley sempat mengetuk.
''Ma-''
''Bisa bawa mobil nggak sih?'' bentak Arley memotong ucapan Ivy yang sebenarnya ingin meminta maaf atas keteledorannya.
''Iya maaf, aku nggak sengaja. Kamu periksa apa saja kerusakannya nanti aku akan membayar biaya penanganannya,'' jawabnya ketus tak terima dengan bentakan Arley.
''Baguslah jika kau tau diri dan mau bertanggung jawab. Keluar!'' Bukannya pergi, Arley malah membuka pintu mobil Ivy dan menariknya keluar dari mobilnya, lalu dengan santainya pria itu masuk ke dalam mobil Ivy tanpa peduli dengan Ivy yang kini menatap dengan tatapan mematikannya.
''Hei, mau kau apakan mobilku?'' Ivy ikut masuk dan duduk dipangkuan pria itu, menutup setir mobil dengan kedua tangannya.
''Minggirlah aku sedang buru-buru.'' Dengan kasar Arley mengangkat tubuh Ivy, memindahkannya ke kursi samping lalu menutup kembali pintu mobil dan mulai melajukan mobil meninggalkan tempat itu. Sebenarnya, mobil Arley dalam keadaan mogok, sebelum Ivy menabrak mobil itu tadi.
''Hei kau mau membawaku kemana?'' kesal Ivy yang ingin merebut kendali setir mobil yang tentu saja kembali mendapat bentakan dari Arley. Dia sampai meringis kesakitan saat Arley menyingkirkan tangannya dengan sangat kasar.
''Diamlah atau kita akan berakhir di pemakaman.'' Ivy langsung duduk diam. Wanita itu beberapa kali melirik pria tersebutt. Matanya tidak bisa berpaling karena terpana dengan kesempurnaan yang dimiliki Arley, hanya saja cukup disayangkan sikapnya sangat kasar. Tapi, bukankah dirinya juga begitu?
‘’Oh ya Tuhan, aku baru saja diselingkuhi dan sekarang? Bisa-bisanya aku terpesona pada pria asing. Ivy… Ivy, kau benar-benar ….’’ Eh tapi tunggu dulu, Ivy kembali sadar akan kenyataan, tentang dirinya yang sedang berada di mobil bersama seorang pria asing dan dia sama sekali tidak tahu kemana tujuan mereka sekarang.
''Hei ini kita mau kemana sih sebenarnya?'' tanyanya lagi yang sama sekali tidak dijawab oleh Arley.
''Hei kau bukan ingin menculikku kan?'' Dia seketika bungkam, mengatup rapat bibirnya saat Arley melirik dengan tatapan tajam yang mampu membuat bulu kuduknya berdiri. Arley benar-benar menakutkan.
Mau kemana mereka, semoga pria ini bukan penculik, tapi kalau benar-benar penculik bagaimana? Lalu apa yang akan terjadi dengannya, apa dia akan segera menjemput kematiannya? Pikirannya melanglang buana kesana kemari, tubuhnya sedikit gemetar, mencoba memutar otaknya yang memiliki kapasitas tidak seberapa, mencari cara untuk kabur dari pria tampan dan menyeramkan itu.
Beberapa menit sudah otaknya berpikir dan sama sekali tidak menemukan cara untuk kabur. Lagian bagaimana mau kabur kalau mobil dijalankan dengan kecepatan yang tidak main-main. Pria itu sedang mengebut sekarang.
Bersambung .....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments