Mobil mulai memasuki pintu gerbang yang tingginya kira-kira hampir 4 meter, temboknya juga tak kalah tinggi dari gerbang itu. Mereka seakan memasuki dimensi lain, pemandangan yang disajikan sangatlah indah. Dari jauh Ivy dapat melihat sebuah bangunan megah berwarna putih.
Ivy menatap sekeliling. Banyak bunga yang tumbuh disepanjang jalan menuju bangunan mewah itu. Disamping kanan ada lapangan golf dan tepat di samping lapangan itu juga ada satu danau buatan yang sangat cantik.
''Tempat apa ini?'' Matanya terus memperhatikan berbagai jenis bunga yang mereka lewati. Ivy bahkan lupa akan pikiran negatifnya tentang pria itu.
''Jangan turun dan tetap didalam mobil.'' Arley memperingati tanpa menjawab pertanyaan Ivy. Mereka sudah tiba di depan bangunan megah itu.
Baru mau melayangkan protes, Arley sudah turun dari mobil. Berjalan dengan sedikit tergesah sampai tubuhnya hilang di balik pintu masuk bangunan mewah itu.
''Dasar menyebalkan! Aku bahkan belum mengatakan apa-apa dan dia langsung meninggalkanku begitu saja, dan apa katanya tadi, diam disini? Ck dia pikir aku tawanannya apa?''
Ivy memilih menyandarkan kepalanya di Headrest dengan mata yang perlahan menutup. Bukan karena mengantuk, Ivy hanya ingin mengistirahatkan pikirannya yang kembali teringat akan pengakuan hubungan Julia dan Leo tadi.
''Aish pria itu benar-benar menyebalkan!'' Ivy membuka mata ingin memukul Dashboard mobil dan....
''Aakkhh,'' teriaknya sebelum berhasil memukul Dashboard itu. Ivy cukup dikagetkan dengan dua pasang mata yang sedang mengawasi dari luar mobil. Keduanya bahkan sudah mengetuk kaca mobil dan itu sedikit membuatnya takut. Seumur hidupnya tak pernah dia melihat sosok yang menakutkan seperti itu.
''Astaga bagaimana ini, pria itu kemana sih, ini orang-orang darimana lagi coba? Kenapa nasibku sial sekali sih, harusnya tadi aku langsung pulang dan tidak menunggunya.'' Ivy memang gampang takut pada sesuatu yang menurutnya akan membahayakan nyawanya.
Tiba tiba….
Tak, tak, tak, tak.
Seorang wanita tua memukul kedua pria itu dengan centong nasi berwarna hijau. ''Dasar kalian, aku menyuruh kalian untuk menjemputnya bukan malah menakutinya.'' Wanita tua itu berjalan menghampiri dan mengetuk kaca mobil Ivy.
''Turunlah cantik, dua botak itu tidak akan menyakitimu.'' Ivy masih ragu. Membuka pintu mobil dengan ragu-ragu.
''Lhatlah calon cucu menantuku takut melihat wajah kalian.'' Wanita tua itu tertawa, meledek dua pria yang memang memiliki tampang sedikit menakutkan. Bagaimana tidak, badan keduanya besar, kepalanya botak ditambah dengan wajah sangar yang dimiliki keduanya, oh Tuhan itu benar-benar sangat menakutkan untuk Ivy.
''Tenanglah cantik, wajah mereka memang menakutkan, tapi hati mereka bersih, lembut dan seputih kapas.'' Wanita tua itu malah bercanda dan kembali meledek dua pria yang merupakan pengawal di rumah megah itu.
''Iya, nona tenang saja, kami tidak mungkin menyakiti calon nona muda kami. Maklumilah wajah jelek kami ini nona,'' jawab salah satu di antara mereka yang kembali membuat wanita tua itu tertawa.
Sementara Ivy hanya menatapnya sambil mengangguk kecil. Terus terang dia belum terlalu percaya pada mereka, walau bagaimanapun mereka adalah orang asing untuknya.
''Akhirnya kalian mengakui hal itu juga,'' Wanita tua itu masih tertawa senang.
Tidak lama dia menghentikan tawanya. Menarik tangan Ivy dan mengajaknya masuk. Tentu saja saat ini Ivy sedikit ragu-ragu, tapi tak punya pilihan lain.
Sementara di dalam mansion, sedang terjadi adu mulut.
''Pokoknya aku nggak mau opa. Lagian aku baru 25 tahun.''
''Baiklah, kalau kau tidak mau menikah terpaksa opa akan menyumbangkan seluruh harta kekayaan opa.'' Opanya tidak mau menerima penolakan. Bukan apa-apa, pria tua itu hanya ingin melihat cucunya menikah dan memiliki keluarga sebelum Tuhan memanggilnya pulang.
Pria tua itu hanya tidak ingin cucunya hidup sendirian. Arley memang besar oma dan opanya, karena kedua orang tuanya sudah meninggal. Mommynya meninggal ketika melahirkannya, sedangkan daddynya meninggal karena penyakit kanker yang dideritanya.
''Opa, opa nggak bisa dong egois gitu. Lagian aku bukannya tidak mau menikah tapi aku belum siap menikah opa, calonnya juga nggak ada.''
''Kalau begitu pilihlah mana yang kau sukai.'' Opa melempar beberapa foto wanita cantik kehadapan Arley.
''Apa ini?''
''Calon pengantin mu. Pilih di antara mereka dan menikahlah secepatnya kalau kau menginginkan seluruh kekayaan opa untuk menjadi warisanmu.''
''Opa apa-apaan sih! Aku nggak mau, bagaimana bisa aku menikah dengan seseorang yang tidak kukenal!'' Arley langsung menolak tanpa mau melihat wajah dari para wanita yang ada di foto itu.
''Jangan bilang kau tidak mau menikah karena masih mengingat wanita tukang selingkuh itu?''
‘’Belum sebulan sejak kami berpisah opa. Bukankah malah aneh kalau aku terlalu cepat melupakannya?’’
‘’Apanya yang aneh, tidak ada salahnya melupakan seorang pengkhianat!’’
‘’Opa!’’
''Jangan bodoh Arley Davidson! Wanita seperti itu tidak pantas untuk kau harapkan apalagi kau perjuangkan. Dan satu lagi opa tidak akan pernah menerima wanita itu sebagai cucu menantu opa. Jadi berhentilah bersikap bodoh dan pilihlah siapa diantara wanita itu yang kau inginkan menjadi istrimu,'' Opa menahan amarahnya, dia tidak mungkin menyukai seseorang yang sudah terang-terangan menyakiti dan menghianati cucu kesayangannya.
''Hei pak tua berhentilah memarahi cucuku,'' protes oma Arley, yang sontak membuat pandangan opa dan Arley tertuju padanya. Ive berjalan di belakang oma.
''Kau membawa siapa istriku?'' tanya opa tanpa menghiraukan ucapan sang istri tadi. Sedangkan Arley masih menelisik, pria itu lupa, benar-benar lupa pada wanita yang tadi ikut bersamanya. Apalagi tubuh wanita itu sedikit tertutupi dengan tubuh omanya yang sedikit gemuk.
''Tentu saja calon cucu menantuku.'' Mata Arley melebar, kaget dengan pernyataan oma. Tidak hanya Arley, Ivy juga cukup kaget dengan ucapan itu. Tadi, sewaktu di luar, Ivy berpikir kalau wanita tua itu hanya bercanda saat menyebutnya sebagai calon cucu menantu.
''Maaf oma, tapi aku bukan calon cucu menantu oma,'' bisik Ivy sedikit mengeluarkan tubuhnya dari balik punggung wanita tua itu. Dia hanya ingin meluruskan.
Bersambung .....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments