Menikahi Tuan Buta (MTB)
Atmosfir Avalote Resto terasa sangat berbeda malam itu. Tidak seperti biasanya yang selalu ramai dikunjungi para pelanggan papan atas yang rela membayar jutaan rupiah demi segelas air mineral, malam ini Avalote Resto telah disulap menjadi tempat makan yang sangat romantis dan private.
Tidak ada lalu lalang pelayan yang silih berganti memenuhi panggilan pelanggan, malam itu hanya ada seorang executive chef yang ditemani dua orang cook helper beserta seorang manager dan waitress. Karena memang itulah yang Virsa inginkan, sesedikit mungkin orang yang bisa saja berpotensi merusak kesakralan prosesi lamarannya.
“Apa semuanya sudah siap?”
“Sudah Tuan.”
“Selamat malam, Tuan Virsa. Saya Jesselyn Tan.” Sapa Jesselyn Tan, pianis ternama idola Jenifer yang sengaja diundang secara khusus oleh Virsa malam itu.
Virsa mengulurkan tangannya, “Nice to meet you.”
Jesselyn melempar sebuah senyuman lalu beranjak menuju piano yang sudah dipersiapkan untuk ia mainkan secara khusus malam itu.
“Jam berapa sekarang?” tanya Virsa mulai cemas.
“Delapan empat puluh menit, Tuan.” Jawab Rizal.
“Satu jam empat puluh menit.... jalanan pasti macet banget malam ini.” gumam Virsa berusaha memahami keterlambatan kekasihnya itu.
“Perlu saya hubungi Nona Jenny, Tuan?”
“Nggak. Jangan! Sebentar lagi dia pasti datang.”
Dan ternyata Virsa benar. Tak lama kemudian Jenny datang, tapi tidak sendiri. Dia bersama Mark Davis, kekasih barunya yang juga adalah sahabat Virsa.
“Sssst!” Jenny memberi aba-aba kepada Rizal agar tidak memberi tahu keberadaan Mark bersamanya di sana.
Jenny kemudian menghampiri Virsa yang sudah langsung berdiri untuk menyambutnya. Meskipun tidak yakin bagaimana pria itu tahu tentang kedatangannya, tapi Jenny tidak mau ambil pusing. Ia kemudian menyapa Virsa dan mendaratkan kecupan di pipi Virsa.
“Sori, gue telat. Macet.” Jelas Jenny singkat.
“Never mind.” Virsa kembali duduk setelah mempersilakan Jenny duduk.
“Wow! Apa elo yang mesen tempat ini?” tanya Jenny tak bisa menyembunyikan kekagumannya.
Bagaimana tidak, Jenny yakin tidak sedikit uang uang Virsa keluarkan untuk menyewa seluruh ruangan restoran mewah itu dan menyulapnya menjadi seindah istana.
“Lo suka?”
“Not bad.” Balas Jenny. “Jadi apa yang mau lo rayain sampai habis-habisan kaya gini?”
Virsa mengeluarkan kalung berliontin berlian yang sudah ia siapkan.
“Buat gue?” tanya Jenny memastikan.
“Will you be mine?”
Jenny kembali menutup kotak perhiasannya sebelum sempat mencobanya. Ia tahu bahwa mereka memang sudah tiga tahun berpacaran. Dan awalnya mereka memang kembali ke Indonesia untuk menikah. Tapi dengan apa yang terjadi pada Virsa, Jenny merasa belum siap.
“Will you merry me?” ulang Virsa.
“Sori, Vir. Sepertinya gue belum siap.” Jenny menyodorkan kembali kotak perhiasannya ke tangan Virsa.
“Tapi kenapa, Jen? Apa karena keadaan gue sekarang?”
Jenny tak mampu menjawab pertanyaan Virsa, jadi ia bangkit dari duduknya dan berniat pergi meniggalkan Virsa begitu saja.
Virsa yang menyadari aroma parfum Jenny yang semakin memudar, berusaha berdiri, meraba sekeliling dan mencari keberadaan Jenny.
“Jen, plis jangan tinggalin gue. Kita belum selesai bicara.” Pinta Virsa memelas.
Rizal segera menghampiri dan membantunya, tapi Virsa menepisnya. Ia tidak ingin terlihat lemah pada saat- saat seperti itu.
“Jen! Tunggu! Lo ada dimana?” Virsa terus berusaha mencari keberadaan Jenny, meraba semua yang ada di sekitarnya dengan panik sampai akhirnya terjatuh seperti orang bodoh.
Jenny menghentikan langkahnya dan menghampiri Virsa yang berusaha berdiri setelah sempat terduduk di lantai resto.
“Sori, Vir. Tapi gue ngga bisa nikah sama orang yang ngga bisa muji penampilan gue.”
Virsa meraba tangan Jenny demi meyakinkannya. “Gue bakal berusaha buat bahagian elo dengan cara lain, Jen.”
“Maafin gue ya, Vir. Mulai sekarang, plis, lo lupain gue! Gue ngga bisa sama elo lagi.”
Virsa berusaha meraih kembali tangan Jenny yang perlahan melepaskannya. Tapi Jenny menepisnya terlalu keras hingga nyaris oleng dan terjatuh. Untung saja Mark dengan sigap menopang tubuhnya.
Dengan tetap diam dan berharap bahwa Virsa tidak menyadari keberadaannya, Mark membawa Jenny pergi dan memberikan isyarat kepada Rizal untuk tetap merahasiakan apa yang ia lihat kepada Virsa.
“Anda tidak apa-apa, Tuan?” tanya Rizal setelah Mark dan Jenny pergi.
“Kenapa lo ngga ngasih tau gue kalau Mark ada disini?”
“Apa? Tapi bagaimana anda tahu?”
Alih-alih menjawab pertanyaan Rizal, Virsa memilih untuk pergi meninggalkan Avalote Resto tanpa sepatah katapun.
“Tuan!” Rizal mempercepat langkah mengikuti Virsa. “Maaf, Tuan. Saya baru saja berniat memberi tahu anda, tapi sepertinya anda tahu lebih dulu.”
“Next, jangan pernah berusaha nyembunyiin apapun dari gue atau lo bakal kehilangan pekerjaan lo buat selamanya!”
“Baik, Tuan.”
***************
“Jadi gimana pesta pernikahannya?” tanya Lusi, ibu tiri Virsa yang sudah menunggunya di ruang keluarga bersama Deni Mochtar, ayahnya dan kedua kakak tirinya Bella dan Jerry Mochtar.
“Tidak akan ada pernikahan.” Jawab Virsa singkat sambil mengarahkan tongkatnya menuju kamar.
“Ditolak lo?! Hahaha....” ledek Bella penuh kepuasan. “Kasian...”
Brak! Deni Mochtar menggebrak meja dan sontak membuat Luna bungkam seribu bahasa.
“Kamu harus menikah sesuai waktu yang sudah ditentukan. Kalau Jenny menolak cari wanita lain! Wanita manapun yang mau nemerima pria buta sepertimu. Akan sangat memalukan membatalkan rencana pernikahan yang sudah tersebar.” Deni berlalu menuju ruang kerjanya.
“Tunggu! Tapi Pa -”
“Kebutaan kamu sudah cukup membuat keluarga ini malu. Jadi jangan menambahkan lagi dengan pembatalan acara pernikahan kamu. Kalau itu sampai terjadi, Papa lebih baik mencoret nama kamu dari daftar keluarga daripada harus menanggung malu.”
“Tapi Pa –“
Brak. Pintu ruang kerja Deni sudah tertutup.
***********
“Jadi apa yang harus gue lakuin sekarang, Zal?” tanya Virsa ketika tiba di dalam kamarnya.
Rizal menutup jendela kamar Virsa, lalu melepas sepatu Virsa dan meletakkannya di tempatnya.
“Tuan, bagaimana kalau Tuan mengikuti aplikasi cari jodoh? Siapa tahu ada gadis yang cocok dengan selera Tuan disana?”
“Lo kira makanan?! Bisa dipilih sesuai selera.” jawab Virsa kesal. “Dan aplikasi talkback belum bisa menjelaskan ke gue soal gimana tampang dan penampilan mereka.”
“Saya akan menjelaskannya untuk Tuan.”
“Lo pikir gue bakal percaya setelah lo ngebohongin gue soal Mark?”
“Maaf, Tuan. Saya salah soal itu. Tapi kali ini saya berjanji untuk melakukannya dengan baik dan benar. Bagaimana kalau kita coba.”
Rizal kemudian mengunduh aplikasi cari jodoh dan mencoba membuat akun untuk Virsa. Ia diam-diam mengambil foto Virsa yang tetap saja terlihat tampan meskipun diambil secara sembarangan dan tidak sengaja.
Ia kemudian mulai mencari beberapa kandidat dan menjelaskan ciri-ciri wajah dan penampilan mereka kepada Virsa.
“Amanda, wajahnya bulat, pipi chubby dengan tahi lalat di bawah bibir sebelah kanan, bibir tipis, hidung mancung, alis tipis, mata sipit. Rachel, wajah lonjong, rambut ikal, hidung mancung, mata lebar, dagu runcing, alis tipis. Helga, kulit kecoklatan, rambut hitam pendek, bibir agak tebal -“
“Setebal apa?”
“Agak tebal..” Rizal bingung bagaimana harus menjelaskan bentuk bibir yang ia lihat.
“Ahh, sudah, sudah. Hapus akunnya! Lo tahu kan kalau dari awal ide lo ini konyol.”
Rizal menutup ponselnya dan meletakkannya kembali ke dalam saku jasnya. “Maaf, Tuan.”
“Sudahlah! Ini semua gara-gara pemabuk itu!” hardik Virsa sambil melepaskan dasinya kasar. “Apa lo sudah menemuin keluarganya?”
“Sudah, Tuan. Istrinya sakit-sakitan dan sekarang bekerja sebagai juru masak di salah satu rumah makan kecil di pinggir kota. Mereka tinggal di sebuah kontrakan kecil tidak jauh dari rumah makan itu.”
“Kontrakan? Apa separah itu?”
Rizal mengangguk.
“Aish! Sial!”
“Dan mereka juga memiliki seorang anak.”
************************************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments