Lin Suer

Lin Suer

Dimana aku?

...Lin Suer...

...----------------***----------------...

Albert adalah pria paling tersohor di dunia wajah yang tampan tatapan yang menawan serta harta yang melimpah ruah membuatnya di juluki si pria SSS karena semua hal yang ada pada dirinya adalah Super Super Super bukan karena tubuhnya besar tapi karena dirinya adalah pria yang begitu luar biasa.

Albert adalah pria yang mana keluarganya sudah meninggal hanya satu keluarganya yang tersisa di dunia ini yaitu adik kecilnya Xiau Suer. Nama Mandarin yang dimilikinya adalah pemberian dari seluruh anggota keluarganya sebelum mereka meninggal.

Albert adalah pria paling kaya no dua di dunia semua pencapaianny kini dirinya raih dengan begitu susah payah, darah biru yang mengalir pada tubuhnya menjadikannya pria kuat dengan segala kemampuan para manusia intelek.

Malam hari dengan hujan deras mengguyur rumah ah, bukan rumah pantasnya namun Istana karena bangunan yang mereka huni itu sangat luar biasa besar RBS istilah yang Suer berikan untuk rumah itu Rumah Besar Sekali. Sebuah capung besi nampak mendarat dengan baik dan beberapa pria nampak keluar dari Istana itu seorang di antara mereka nampak membawa payung dan sebuah sepatu nampak keluar dengan mengkilat di ikuti dengan pria pria itu menunduk nampak takut dan ya dialah Albert, mata elang pria itu nampak tertutupi kaca mata hitam padahal saat itu malam hari. mungkin cahaya dari Istana yang megah itu menyilaukan matanya.

Dari lantai tiga nampak seorang gadis tengah menatap Albert dengan senyum merekah, dirinya langsung berlari dan mata merekapun akhirnya beradu.

"Hai kak, lama banget sih!" Keluh Suer dengan bibir di majukan menjadikannya kerucut dan sangat menggemaskan.

"Maaf Suer sayang kakakmu ini harus pulang malam demi ulang tahunmu ini. Selamat ulang tahun" Albert memeluk dan mengecup kening adiknya. Suer tersenyum dan berbalik memeluk sang kakak.

" Kak aku mau menunjukkan sesuatu padamu. Ayo ikut aku, please?" senyum merekah di wajah Albert menatap bagaimana menggemaskannya wajah sang adik.

"Mau menunjukkan apa si, kok sepesial banget kayanya?" tanya Albert. Namun pertanyaan itu tidak membuat kakinya diam tangan Albert yang di gandeng Suer berjalan dan mengikuti langkah sang adik memasuki sebuah kamar indah yang diketahui adalah kamar adiknya.

"Tadaaa..." Suer dengan wajah yang berseri dan tawa yang tak lepas dari bibirnya memperlihatkan sebuah lukisan luar biasa indah.

"Woow.. Luar biasa. Bukankah ini dari Dinasty Lin beberapa abad lalu?" dengan tanya namun hati yang pasti Albert terkesima memperhatikan sebuah lukisan.

Lukisan itu merupakan gambaran seorang wanita cantik dengan gaun putih mata indah dan rambut yang nampak kecoklatan. Suer tersenyum bangga atas apa yang dia miliki kini.

"Oh tahan dulu kak, aku juga sudah buat baju yang sama dengan baju di lukisan itu bahkan baju itu di buat semirip mungkin oleh kak Naur." mendengar itu Albert menjadi tersenyum lebar.

" Coba pakai? Aku ingin tahu adiku yang cantik ini apakah akan mengalahkan lukisan itu" tawa terdengar renyah dari Suer dirinya langsung berlari ke ruang ganti dan keluar dengan penampilan sama persis seperti dalam lukisan.

Albert memicingkan maranya menatap sebuah hal aneh lukisan dan Suer nampak sebuah cermin saat berhadapan. Namun intuinsinya berpikir bila semua itu terjadi karena memang kebetulan saja.

"Hayoloh kak cantikan mana?" tanya Suer dengan percaya diri. Albert membuka kaca mata hitamnya dan benar lukisan itu seperti di buat saat itu dan sama persis seperti Suer.

"Wah bagaimana kakak bisa pilih bila begini. Lihatlah ini sangat mirip denganmu bukan?" suer menelan ludahnya saat melihat lukisan itu. Benar kata sang kakak lukisan ini sangat mirip dengannya.

Suer menghempaskan tubuhnya ke kasur hatinya terus berkata kok bisa semirip itu ya? pertanyaan itu terus berputar dalam otaknya bahkan hatinya. Namun imajinasinya kala itu langsung tersadar saat sang kakak duduk di sebelahnya, Suer bangun dan menatap kakaknya yang nampak sangat kelelahan.

"Suer ini untukmu." Albert menyerahkan sebuah kotak kayu dengan lukisan berupa burung aneh dengan sayap besar dan mahkota di kepalana.

"Apa ini kak?" tanya Suer dengan bingung. Albert tersenyum kaku dan terlihat sangat hambar.

"Tidak terasa kamu sudah 19 tahun sekarang Suer. itu hadiah dari kami sekeluarga dari ayah, ibu, kakek, nenek dan semuanya. Simpan itu baik baik ya." Suer mengangguk menatap air yang nampak menggenangi kelopak mata kakaknya sudah dapat di pastikan bila dirinya bertanya lebih jauh pasti bendungan itu akan jebol dan air mata kakaknya akan meluncur seperti air terjun.

"Terima kasih banyak semuanya" Suer tersenyum membuat sang kakak sadar bila adiknya itu kini benar benar telah dewasa.

"Kak, apa benar rumor itu?" Albert mengangkat Alisnya mendapati pertanyaan ambigu dari adiknya.

"Rumor? Rumor apa?" Suer mengangkat wajahnya dan berusaha mencari jawaban dari gerak dan gerik sang kakak.

" Rumor yang mengatakan bila kamu akan menikah bulan depan?" Albert menelan ludahnya mendengar pertanyaan itu.

"Ya. Aku akan menikah bulan depan" seperti tersambar geledek Suer langsung menangis histeris. Albert sudah menduganya.

Dulu saat Albert dan Suer masih kecil dan seluruh keluarganya meninggal dalam sebuah kecelakaan pesawat, mereka pernah berjanji akan menjaga satu sama lain sampai hayat memisahkan dan tidak akan meninggalkan satu sama lain sampai ajal yang memisahkan. Namun saat usia Albert semakin tua dan pemikirannya kian dewasa janji semacam itu memang sangat mustahil di tepati.

Suer kini sudah besar dan memang sudah harus memilih calon suami dan dirinya yang sudah menginjak usia 30-an pun harus segera menyudahi masa lajangnya dan meneruskan hidup.

"Dasar penghianat. Pergi!" jerit Suer menarik Albert keluar dari kamarnya dan mendorong pria itu.

Albert terpaku saat pintu besar itu tertutup matanya menjadi panas hingga sebutih air garam meluncur bebas di matanya. Suer menangis menggenggam ukiran kayu yang di berikan sang kakak, hatinya begitu pedih.

" Kenapa begini? Kenapa aku harus hidup sendiri dan satu demi satu kalian meninggalkanku kalian keterlaluan." jerit Suer hingga ukiran itu memancarkan sebuah cahaya hijau dan keluar sebuah giok dengan gambar burung aneh. Suer melotot membuka matanya sebesar mungkin.

Suer terpaku dan seekor burung yang awalnya kecil itu berubah jadi butiran emas dan pecah berubah jadi besar dengan cahaya luar biasa terang memperlihatkan seekor burung yang sangat sangat aneh menyambar tubuh Suer dan begitu saja mata suer tertutup akibat silau.

Sebuah pembicaraan terdengar, suer sungguh tidak mengenali suara itu. Suer membuka matanya dan alangkah terkejutnya Suer saat kini dirinya tidak berada di kamarnya.

Dimana aku? Tanya hati Suer dia mulai melihat sekeliling namun nahas disana sangatlah gelap gulita hingga sebuah remang remang dari kain dalam ruangan itu nampak mengeluarkan cahaya Suer menatap tubuhnya. Dirinya masih mengenakan pakaian yang sama seperti tadi dan dia rasa tak ada yang berubah pada dirinya.

Sebuah pembicaraan sengit dalam bahasa mandarin terdengar begitu kasar dan nampak tengah mengolok olok seseorang. Suer menaikan alisnya berusaha tenang meski kini jiwanya sudah benar benar linglung.

Dengan kasar Suer mengusap air mata di pipinya dan berusaha mengintip keluar. Oh sepertinya Suer kini berada dalam sebuah tandu.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

TIMOTHY

TIMOTHY

bagus kak novelnya semangat kak buatnya

2023-06-10

2

Abi Kusumah

Abi Kusumah

Lanjutkan

2023-06-08

19

Gemoy

Gemoy

jangan bilang mau di jodohin?

2023-06-07

57

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!