Benang Merah Takdir

Benang Merah Takdir

Bab 1

"Yura, ayo bangun nak!" teriak Ibu sambil membuka pintu kamar Yura.

"Hmmm, iya ibuku yang cantik, anak gadismu ini sudah bangun."

"Kamu ini, ya sudah cepat sana mandi!"

"Ibu tunggu di ruang makan bersama ayah dan kakakmu."

"Siap Bu."

"Dasar, punya anak perempuan selalu dibuat gemas sama kelakuannya, sambil tersenyum ibu pun keluar dari kamar Yura."

Di dalam kamar mandi. "Ah, segar sekali mandi sambil berendam sekujur tubuh rasanya nyaman, aroma sabunnya wangi banget."

Setelah mandi dan selesai berpakaian sekolah. Yura pun keluar dari kamarnya, dan menuju ke ruang makan.

"Hai selamat pagi semuanya!" sapa Yura.

"Kau ini pagi-pagi sudah teriak, kupingku sakit tau!" sahut Kak Rengga.

"Ya ampun kak Rangga, kakakku yang tampan sejagat raya, biar semangat dong kak, dari pada kakak yang irit senyum, kaku kayak kanebo kering," jawab Yura sambil menjulurkan lidahnya.

"Apa kau bilang! asal kamu tau ya, kakakmu ini jadi most wanted di Kampus Harapan."

"Sudahlah, kalian berdua kalau sedang makan jangan bertengkar, Ayah tidak suka."

"Baik ayah," jawab Yura dan Rangga berbarengan.

"Yura!" panggil Ayah.

"Iya Ayah, ada apa?"

"Dua tahun lagi kamu akan lulus SMA nak, kamu akan melanjutkan sekolah dimana?" Ayah terserah pada mu saja, dimanapun kamu sekolah ayah akan mendukung, baik disini atau ke luar negeri."

"Masih Yura pikirkan yah, sekarang Yura ingin fokus dulu sama sekolah, semoga dapat nilai tinggi dan lulus sesuai harapan ayah dan ibu."

"Baiklah kalau begitu, ayo berangkat! kalian sudah selesaikan makan nya?" Ayah mau ke kantor, duluan."

"Iya Ayah," jawab Rangga dan Yura.

"Kak, antarkan adikmu ke sekolah dulu baru kamu berangkat ke kampus!"

"Baik Bu."

"Ayo dik kita berangkat sekarang biar tidak telat, kakak ada kelas pagi di kampus!"

"Oke let's go!"

"Hati-hati ya nak," ibu pun mengantarkan Yura dan Rangga sampai depan pintu, setelah Yura dan Rangga masuk ke dalam mobil.

Sementara itu, di SMA Tunas Bangsa. Diah dan Mila menunggu Yura yang belum datang di parkiran sekolah.

"Ini sudah jam 07.15 pagi, 15 menit lagi gerbang sekolah akan ditutup. Yura kok belum nongol juga sih Mila?" ucap Diah sambil menggerutu tak jelas.

"Sabarlah Diah, mungkin dijalan Yura kena macet, kita tunggu saja dulu."

Ketika mereka berdua melihat ke gerbang sekolah, bertepatan dengan kedatangan Yura yang diantar oleh kakaknya Rangga.

Di dalam mobil, "Kak Rangga, Yura pamit sekolah dulu ya."

"Ya hati-hati ya dik, entar kakak jemput."

"Ya kak, aku keluar dulu," sambil membuka pintu mobil.

"Yura Yura sini!" teriak Diah dengan kencang.

"Hey, kalian selamat pagi, ayo kita masuk kelas! kalian tidak lupa kan hari ini ada ulangan Kimia Bu dewi?"

"Mila, apa lo sudah belajar?"

"Sudah Yura."

"Kalau Diah, bagaimana?"

"Hehe... gue lupa, bagaimana ini ?" tanyanya dengan cemas.

"Ya sudah, mumpung ada sisa waktu sebelum masuk kelas lebih baik kita belajar!"

Saat berjalan di koridor sekolah.

"Yura" panggil Diah.

"Ada apa Diah?"

"Apa lo tau tentang Erlangga Bramasta? itu lo Ketua OSIS SMA Trisakti."

"Dia...

"Kenapa Yura, kok lo terkejut?"

"Gapapa kok, nanti setelah jam istirahat gue akan cerita pada kalian berdua, sekarang yang penting kita masuk kelas, terutama lo Diah jangan sampai nilai lo anjlok."

"Ih...jangan gitu ah kalian berdua."

"Ayo Mira, Yura cepat jalan kita masuk ke kelas!"

"Yura...apakah lo akan membuka cerita masa lalu tentang Erlangga pada Diah?" tanya Mila.

"Ini tak bisa gue tutupi seumur hidup Mila, lambat laun siapapun yang dekat dan berteman dengan gue pasti akan gue kasih tau, karena gue percaya kalian adalah teman baik gue."

"Lo tenang saja Ra, gue selalu ada buat Lo." ucap Mila.

Setelah bel masuk berbunyi, semua murid masuk kelas mereka masing-masing.

Di kelas X I IPA 2, kelasnya Yura, Diah dan Mila.

"Hey kalian bisa jawab ulangan Kimia tadi? tanya Diah kepada Yura dan Mila yang sebangku di depan, sedangkan Diah sebangku dengan Ambar."

"Kalau gue bisa jawab kok", kata Mila.

"Yura kamu gimana tadi bisa jawab gak?"

"Syukur gue bisa jawab, kenapa Diah?"

"Hehehe... soal no.30 kok susah banget ya?"

"Gue sih jawab seadanya saja asal soal yg lain bisa gue kerjakan."

"Ya gapapa kali Diah, menurut gue sih agak susah soal no.30."

"Nah... iyakan soalnya menjebak banget."

"Sudahlah, kalian berdua ayo kita ke kantin, perut gue sudah meronta untuk diisi, habisnya tadi lumayan menguras otak, kalau ulangannya dari Bu Dewi!" kata Mila.

Tiba di kantin sekolah.

"Mila, Yura kalian mau pesan apa?" tanya Diah.

"Kalau gue pesan, nasi goreng 1, es teh."

"Oke deh Mila, terus kalau Yura mau pesa apa?"

"Hmm... tunggu gue masih berpikir mau makan apa?"

"Cepatlah Ra, jangan terlalu lama berpikir!"

"Bukan begitu Mila, habisnya...coba kalian lihat stan makanan di kantin kita banyak banget."

"Ya jelaslah, kalau banyak pilihan kayak gini susah untuk memilih makanan yang enak."

"Cepatlah entar keburu bel masuk Yura, dan Lo hutang cerita sama gue!"

"Baiklah, gue pesan bakso 1 sama es jeruk 1 deh."

"Oke deh gue pesan dulu, terus kalian berdua cari meja yang kosong!"

"Bagaimana baksonya Ra, apa enak?"

"Ya ini enak banget Diah, lebih enak yang ini daripada bakso yang kemarin sih."

"Oh itu karena penjual baksonya beda."

"Maksud lo apa Diah?" sambil mengernyitkan dahi.

"Lo gak tau ya, Pak Slamet penjual bakso di kantin kita, kemaren itu pulang kampung ke Cirebon. Jadinya untuk mengisi tempat yang kosong, pihak sekolah mencari penjual bakso baru. Nah penjual bakso yang baru namanya Bu Heni."

"Diah" panggil Yura.

"Ya, kenapa Yura?"

"Benarkah lo ingin tau tentang Erlangga?"

"Iya gue ingin tau tentang ketos yang terkenal dingin di SMA Trisakti!"

"Baiklah kalau begitu", sambil menghembuskan nafas dan sedikit terdiam.

Yura akhirnya mulai bercerita tentang Erlangga.

"Apa lo baik-baik saja Yura?" tanya Mila.

"Gue baik-baik saja Mila, lo jangan khawatir!"

"Ya sudah, kami siap mendengarkan cerita lo."

*Flashback Tiga Tahun Lalu.

"Gue dan Erlangga sudah berteman dari kami kecil", sambil tersenyum Yura melanjutkan ceritanya. "Erlangga tinggal di komplek perumahan di sebelah utara rumah gue, kami kenal karena orang tua kami berdua ternyata berteman semasa kuliah."

"Bundanya Erlangga, temannya ibu gue, namanya bunda Anisa sedangkan Daddy nya bernama Daddy Alex."

"Mereka sudah gue anggap sebagai orang tua kedua gue, setelah ayah dan ibu gue sendiri."

Dulu karena kesibukan ayah, yang sering kerja ke luar kota bahkan ke luar negeri. Gue dan Kak Rangga sering dititipkan sama bunda Anisa oleh Ibu. Karena ibu sering menemani Ayah bekerja.

Semakin hari, gue dan Kak Erlangga semakin dekat, karena sering bermain bersama.

Apalagi semenjak, adiknya Ibu gue akan menikah. Gue yang hendak diajak ikut pulang ke rumah nenek oleh ibu dan ayah.

Jadi tidak ikut pulang kesana, karena Bunda Anisa tiba-tiba menjemput gue di rumah. Bunda bilang Kak Erlangga marah dan sedih kalau gue tinggal ke rumah nenek.

Melihat bunda Anisa yang sedih dan terus memohon kepada orang tua gue. Apalagi gue setiap dengar nama Kak Erlangga, entah kenapa rasanya gue gak bisa jauh darinya.

Karena gue terus nempel di pelukan bunda Anisa dan gak mau dilepaskan. Jadinya dengan berat hati. Ibu gue menitipkan gue selama seminggu disana.

"Anisa, titip Yura ya?"

"Ya, kamu tenang saja Hani, Yura akan aku jaga seperti anakku sendiri, jadi kamu jangan khawatir!"

"Yura, jangan nakal ya nak, harus nurut dan patuh sama bunda Anisa!" seru Bu Hani sambil mengelus kepala Yura.

"Sepertinya Erlangga putra ku suka sama putri mu Hani, Apa kamu setuju jika mereka berdua dijodohkan?"

"Hmmm... aku sih mau saja Anisa biar lebih mempererat hubungan dua keluarga kita."

"Tapi mereka masih anak-anak, semoga saja setelah mereka beranjak dewasa, cinta bisa hadir diantara mereka berdua dan berjodoh."

Disela perbincangan Bunda Anisa dan ibu, datanglah ayah gue yaitu ayah Kevin sambil menggendong Kak Rangga.

"Bu kamu ini, kalau ada teman yang datang gak baik, tidak di ajak masuk ke dalam, tapi malah berdiri tanpa dipersilahkan duduk!"

"Tidak usah Mas Kevin, saya cuma mampir sebentar mau ijin bawa Yura, efek Erlangga takut ditinggalkan Yura yang akan pulang ke rumah neneknya", sergah Bunda Anisa.

"Iya yah, yang dikatakan sama Anisa benar."

"Apakah tidak masalah Bu, Yura dititipkan disana?"

"Ya... mau bagaimana lagi yah, lihat anak gadismu itu, baru nyebut nama Erlangga senangnya bukan main, apalagi aku sudah berusaha melepaskan dia dari gendongan Anisa, Yura gak mau dilepas yah!"

"Ya sudah Bu kita ijinkan saja Yura disana untuk sementara waktu."

Akhirnya, Ayah, ibu, dan Kak Rangga pergi ke rumah nenek tanpa gue.

Tiba di rumah keluarga Bramasta

"Erlangga, kamu dimana nak!" teriak bunda Anisa saat baru masuk ke dalam rumah.

"Ya ampun kemana tu anak? Sayang bunda pulang, kamu dimana sih?" sambil mengandeng tangan Yura.

Bunda Anisa keliling rumah besar itu dan Erlangga ternyata sedang bermain di kamarnya.

"Erlangga, kok diam ayo sini lihat dulu, bunda bawa siapa ayo tebak!"

"Apaan sih Bun, Erlangga masih sibuk nih merakit robot!"

"Sini lihat dulu, bunda bawa siapa!"

"Iya sabar bunda", saat Erlangga menoleh ke belakang alhasil Erlangga terpaku melihat Yura.

"Yura lo cantik dan manis bahkan bayangan lo selalu ada di ingatan gue" batin Erlangga.

"Erlangga kok kamu diam nak, sini ajak Yura main, gimana kejutannya bunda berhasil kan?"

"Yura, bunda tinggal ke dapur sebentar ya, kamu bermain sama Erlangga dulu."

"Baik bunda" jawab Yura.

"Yura sini ikut kakak! tiba-tiba Erlangga memegang tangan Yura, desiran apa ini?" batin Erlangga.

"Iya kak."

Erlangga pun mengajak Yura bermain di kamarnya dan memberinya sebuah kotak berwarna merah.

"Kak, apa kotak apa ini?"

"Ini adalah rahasia kita berdua, kelak kalau kita besar nanti. Kakak ingin, kamu yang jadi pengantin kakak. Nah bukalah kotak ini ada cincinnya tolong kamu simpan."

"Baiklah kak."

Bunda Anisa yang sedang menyiapkan cemilan di dapur, tersenyum bahagia. Karena suasana di rumahnya ramai semenjak kedatangan Yura.

Menginjak SMP ketika kakeknya Erlangga meninggal, Erlangga dan keluarganya mendadak pindah ke luar negeri. Sejak saat itu, gue sudah mencoba menghubungi kak Erlangga tapi handphonenya tidak aktif. Gue tidak tau apa yang terjadi sebenarnya, biasanya kak Erlangga selalu akan angkat teleponku atau kami bertukar pesan, jika kami berdua tidak bertemu, biarpun kami satu sekolah SMP kami selalu bisa berkomunikasi seperti biasanya.

Baik saat gue bermain ke rumah nya atau dia kadang yang bermain ke rumah gue. Bukan cuma gue yang hilang kontak dengan Erlangga, bahkan ibu juga tak bisa menghubungi bunda Anisa.

Sedangkan mengenai kematian kakeknya Erlangga, kami diberi tau oleh satpam yang berjaga di rumah kediamannya, saat gue ingin berkunjung kesana sama ayah dan ibu.

Sejak saat itu, gue terus mencari dimana kak Erlangga, apakah masih di luar negeri atau sudah balik ke Indonesia? dibantu ibu dan ayah serta kak Rangga, tapi tak ada hasil apapun selama kami mencari tentang mereka. 3 Tahun berlalu, gue masih setia menunggu kabarnya dan saat gue kemarin les, gue mendengar nama Erlangga disebut kembali oleh siswi dari Sekolah SMA Trisakti, yang kebetulan menjadi teman gue di tempat les.

Gue tidak menyangka ternyata Erlangga sudah kembali kesini, awalnya gue tak percaya itu kak Erlangga atau orang lain yang punya nama yang sama, saat teman les gue berbicara tentang brosur pertandingan basket antar SMA.

Ternyata kak Erlangga ada ketua OSIS di SMA itu.

"Sudah Yura jangan menangis, kalau kamu dan kak Erlangga berjodoh pasti kalian akan bertemu dan dipersatukan kembali" ucap Diah

"Yakinlah Yura, jika Tuhan sudah berkehendak lo dan Kak Erlangga, tidak akan bisa menolak dan menghindar lagi Mila", seru Mila

"Kalau sudah berjodoh pasti sejauh atau sedekat apapun akan bertemu, kita hanya bisa berdoa dan pasrahkan kepada Tuhan."

"Apakah kalian tau tentang benang merah takdir?"

"Apa itu Diah?"

"Benang apa itu Diah", tanya Yura.

"Benang merah takdir adalah kepercayaan Asia Timur yang berasal dari mitologi Tiongkok, digambarkan sebagai benang merah tak kasatmata yang ditali pada jari sepasang yang ditakdirkan untuk bertemu sebagai cinta sejati."

"Wow apakah mitos itu nyata adanya?" tanya Mila.

"Siapa tau itu akan terjadi pada kisah cinta Yura dan kak Erlangga. Sudah jangan menangis Yura! saatnya kita kembali ke kelas."

"Apakah benar ada benang merah takdir?" batin Yura sambil berjalan dengan Mila dan Diah, meninggalkan kantin menuju ke kelas mereka.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

moon

moon

semangat... masukan aja sih, perhatikan tanda baca, pusing bacanya krn gak kelihatan, mana narasi dan mana percakapan, tambahkan tanda petik jika itu adalah sebuah percakapan.

2023-06-08

1

peonyy50

peonyy50

Hai...semua yg mau baca novel ini..mhon like & komennya ya...makasih😉

2023-06-07

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110 ( End )
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110 ( End )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!