"Jadi Hani, kamu mau kan membantu ku? Ini demi kebahagiaan anak kita berdua."
"Jangan tanyakan lagi, aku pasti selalu mendukungmu."
"Kalau begitu, memangnya kamu punya rencana apa Nis?" tanya Ibu Hani.
"Sini aku bisikan, sambil mengulum senyum, bagaimana menurutmu? mantap kan rencana ku."
"Oke aku setuju!"
Setelah bunda Anisa dan ibu Hani selesai bertemu, mereka pun kemudian pulang ke rumah masing-masing.
Tok ... tok ... tok, bunyi pintu kelas XII IPA 1 SMA Trisakti.
"Permisi pak guru, saya Hendi dari kelas X IPA 2, bisa bicara dengan Kak Erlangga? Karena ada hal penting dari wakil kepala sekolah yang perlu saya, sampaikan!"
"Silahkan kalau begitu, Erlangga silahkan kamu keluar sebentar!"
"Baik Pak."
"Ada apa lo nyari gue?"
"Ini kak, job disk dan agenda, dalam pertandingan basket yang akan diselenggarakan 5 hari lagi, untuk teknikal meeting nya sendiri sementara waktu, lokasinya akan dipindahkan ke SMA Tunas Bangsa."
"Baiklah, terima kasih."
"Sama-sama kak, saya permisi dulu."
Lalu Erlangga pun balik ke kelas, dan mengikuti kembali mata pelajaran sampai selesai.
"Bro lo lagi mikirin apa? kok serius gitu?" tanya Hendra sambil menepuk pundak Erlangga dari bangku belakang.
"Eh lo Hen, bikin kaget gue aja."
"Habisnya gue panggil dari tadi, lo gak jawab, malah diam terus melototi kertas yang lagi lo baca! memangnya ada apa?", tanya Hendra.
"Ini tadi gue baru dikasih job disk pertandingan basket, dan sekarang lokasi teknikal meeting nya diubah ke SMA Tunas Bangsa."
"Ya sudah, terus sekarang siapa yang lo tunjuk kesana?" tanya Hendra.
"Sudah tentu yang kesana, gue, elo sama ketua tim basket lah!"
"Gue kira lo perlu bawa banyak massa pendukung kesana."
"Ya Tuhan", sambil tepuk jidat.
"Jangan buat masalah dech bro, kita kesana untuk teknikal meeting."
Hahaha ...
"Pertandingan kan belum dimulai, hapus di pikiran lo gue kesana mau demo! tolong kasih tau, ketua tim basket sekolah kita, besok jam 12.00 siang kita akan ke SMA Tunas Bangsa! Oke!"
"Oke bos", lo tenang aja.
Sementara itu, di Perpustakaan SMA Tunas Bangsa.
"Lihat kan kalian, gue gak nyangka ya, Ketua Tim Basket yang kalian puja ternyata begitu sikapnya, buat gue badmood aja! Kesal."
"Sudah lah Yura, ingat kita sekarang di perpustakaan, kalau ketahuan ribut-ribut, bisa panjang urusannya, nah coba kalian lihat kesana petugas perpustakaan yang jaga hari ini, itu Bu Meri."
"Dia itu terkenal killer, sumpah malas banget kalau berurusan dengan dia." ucap Diah.
"Hehehe", ucap Yura sambil menggaruk kepalanya.
Yura lalu mengajak ketiga temannya untuk melanjutkan, pencarian buku untuk bahan tugas kelompok.
"Diah, lo sudah ketemu belum bukunya?"
"Sebentar lagi Mil, ini gue juga masih fokus nyari, lo gimana Yura sudah ketemu apa belum?"
"Kalian harus sabar dong, kalau mencari itu perlu waktu yang lama, ini gue lagi usaha buat nyari, Aduh kok tinggi banget sih!" keluh Yura.
Saat menemukan buku yang dia cari, ternyata buku tersebut, terletak di rak buku paling atas.
"Sini gue bantuin lo!"
"Eh apa-apaan ini, gue gak perlu bantuan kak Robby!"
"Kenapa memangnya? suka-suka gue dong bantuin orang! lo gak sadar dengan tinggi badan lo yang setinggi dada gue, kapan sampainya lo bisa ngambil buku yang tinggi itu."
"Tapi kak, gue kan bisa pakai tangga di perpustakaan."
"Ah lama ... sini gue aja yang bantu ambil!"
"Kakak gak ngerasa nya, kita dilihatin banyak orang, lagian ya kak, ngapain lo berdiri di belakang gue posisinya kayak tadi pula, bisa - bisa mereka salah paham sama kita!"
"Biarin aja ngapain itu di ributkan."
"Apa lo bilang kak? mungkin ini adalah hal yang biasa buat lo tapi buat gue ini akan jadi masalah ke dalam hidup gue!"
"Jadi gue harap, kakak gak lagi bersikap seperti ini, apalagi ngejar gue, kan sudah gue bilang ke kakak, maaf gue gak bisa jadi pacar lo kak, karena gue udah jadi milik cowok yang gue suka, permisi !"
"Brengsek, baru kali ini gue merasa tertantang dapatin cewek, susah banget dideketin, liat aja Yura, apapun yang gue ingin kan akan selalu jadi milik gue termasuk lo", ucap Robby sambil berjalan keluar dari ruang perpustakaan.
"Loh Ra, kok lo lama amat cari bukunya?" tanya Mila.
"Ini semua gara-gara gue tadi gak sengaja bertemu kak Robby", keluh Yura sambil duduk di kursi.
"Emangnya lo diapain sama dia? bilang sama gue Ra, pengin gue cincang to cowok!"
"Kalian sudah selesai buat tugasnya?"
"Nih tinggal kesimpulan aja."
"Oke setelah selesai, lebih baik kita refreshing yuk ges!"
"Ide lo emang top banget Diah, biar hari yang buruk ini cepat usai."
Setelah bel pulang sekolah berbunyi. Yura dan ke dua temannya pergi ke danau yang ada di pinggiran kota.
"Cukup lama ya kita bertiga gak ke tempat ini?"
"Lo betul, terakhir kita kesini pas camping liburan sekolah kalau gak salah."
"Berarti itu sudah lama banget Diah!"
"Ayo kita cari tempat duduk, ini baru jam 14.00 siang, tapi sudah banyak orang yang kesini", ajak Yura.
"Mau gimana lagi, coba kalian lihat, fasilitas yang ada di danau ini juga banyak dan baru, apalagi letaknya strategis, jadi menarik bagi orang yang lewat."
"Disini nyaman, suasananya juga sejuk dan hening, setidaknya bisa menjernihkan perasaan dan pikiran."
"Oh ya, bagaimana kalau kita beli nasgor di sebelah sana? perut gue lapar banget nih!"
"Dasar tukang makan tapi gue heran deh liat lo Mil, doyan makan tapi tetap kurus, tipe cewek kayak lo ini banyak yang mau, iya kan Diah?"
"Benar sekali Ra, gak perlu diet ketat apapun makanannya pasti akan masuk ke dalam perut, sangat patut diacungi jempol."
"Terima kasih atas sanjungan kalian berdua, gue tau , cewek kayak gue, punya banyak kelebihan salah satunya ya itu, hahaha."
Setelah mereka memesan nasi goreng di pinggir danau, mereka langsung makan dan tak lupa saling bicara dan bercanda satu sama lain.
Tak terasa sudah pukul 18.00 sore, mereka bertiga kembali pulang ke rumah.
"Sore Bu"
"Sore anak ibu, kok baru pulang jam segini?"
"Maafin Yura Bu, tadi lupa mengabari ibu bahwa akan telat pulang, habis tadi sepulang sekolah aku mampir sebentar ke danau."
"Ya gapapa nak, lain kali jangan di ulangi lagi ya sana cepat mandi terus ganti baju, ibu sedang menyiapkan makan malam!"
Di tangga lantai 2, Rangga yang baru keluar dari kamar, melihat Yura yang baru naik tangga ke atas.
"Dik ngapain kamu baru pulang jam segini?"
"Tadi aku kebablasan kak, main sama teman habis pulang dari sekolah."
"Oh gitu", sambil mengangguk.
"Terus kak Rangga mau kemana nih, udah rapi banget?"
"Mau tau aja sih kamu dik!"
"Memangnya kalau aku mau tau, gak boleh? Kak Rangga memang suka main rahasia ya."
"Kamu kan masih bocah dik, mana tau hal begitu."
"Siapa yang bocah kak, aku sudah SMA jadi aku sudah remaja sekarang, eh tunggu kak!"
"Apa lagi sih Ra, kakak harus cepat-cepat nih!"
Kemudian Rangga pun turun ke bawah tanpa menghiraukan panggilan Yura dan langsung pamit sama ibunya.
"Ingat ya kak entar kalau pulang, jangan lupa bawa martabak manis!" teriak Yura dari lantai atas.
"Oke" jawab Rangga yang masih ada di bawah.
Di ruang makan, Ayah yang baru tiba, tidak melihat keberadaan putranya. Ia pun langsung bertanya pada istrinya.
"Dimana Rangga Bu, kok gak ikut makan sama kita?"
"Ayah gak tau aja, biasa yah sekarang kan malam minggu, mungkin dia lagi apel ke rumah gebetannya."
"Kok gak bilang sama ayah, yang mana calonnya?"
"Jangankan ayah, ibu juga gak tau yang mana? soalnya Rangga gak terlihat ada bawa cewek ke rumah."
"Tadi sih ibu sudah nasehatin dia, fokus kuliah dulu jika nantinya ketemu yang cocok baru kenalin ke kita!"
"Ayo lanjutkan makan malamnya!"
"Baik ayah", ucap Yura.
"Yura"
" Iya Bu"
"Besok kamu habis pulang sekolah ibu yang jemput!"
"Memangnya kita mau kemana?"
"Ibu ada acara sama teman masa kuliah, sekalian kita berdua quality time."
"Oke"
"Terus ayah kalian tinggal sendiri di rumah." sambil cemberut.
"Sayang kamu apaan sih, jangan kayak ABG gitu dong! Ayah kan bisa ajak Rangga, laki - laki juga banyak kegiatan kan, gak kalah sama perempuan."
"Baiklah, nih Bu bawa kartu ATMnya ! kalau kurang tinggal telpon ayah aja besok."
"Sayang makasih banyak, tau aja apa yang ibu butuhkan sama Yura, kalau gini kan aman."
"Dasar para wanita!" batin ayah dalam hati.
"Erlangga, ayo ikut Daddy ke ruang kerja! ada hal penting yang mau Daddy sampaikan pada mu!"
"Baik dad"
"Begini nak, Daddy sudah bicarakan ini dari lama dengan bunda mu, setelah kamu lulus SMA, apalagi kamu adalah anak tunggal, kami harap kamu sudah mulai belajar mengelola perusahaan, ada asisten Daddy yang akan membantumu disana! Bagaimana apa kamu sanggup nak?Daddy tidak akan memaksamu, tapi di masa depan kamu yang akan mewarisi segalanya, baik itu perusahaan Daddy dan Bundamu."
"Jangan khawatir nak, Daddy akan selalu membantu dan mendampingi mu, terserah kamu mau masuk jurusan apa, yang terpenting kamu bisa kedepannya, ada yang ingin kamu tanyakan nak?" tanya Daddy.
"Sebetulnya dad, Erlangga dari dulu sudah lama mau masuk jurusan Kedokteran, tapi aku juga memikirkan hal ini, aku sebagai anak tunggal kalian, jelas tidak akan pernah mengecewakan kalian berdua, maka dari itu, Erlangga akan masuk ke 2 jurusan yaitu kedokteran dan bisnis."
"Daddy yakin kamu pasti bisa nak, baiklah kalau begitu kita ayo kita keluar."
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Yusria Mumba
semangat erlanga,
2024-07-07
0