Bab 4

"Jadi Hani, kamu mau kan membantu ku? Ini demi kebahagiaan anak kita berdua."

"Jangan tanyakan lagi, aku pasti selalu mendukungmu."

"Kalau begitu, memangnya kamu punya rencana apa Nis?" tanya Ibu Hani.

"Sini aku bisikan, sambil mengulum senyum, bagaimana menurutmu? mantap kan rencana ku."

"Oke aku setuju!"

Setelah bunda Anisa dan ibu Hani selesai bertemu, mereka pun kemudian pulang ke rumah masing-masing.

Tok ... tok ... tok, bunyi pintu kelas XII IPA 1 SMA Trisakti.

"Permisi pak guru, saya Hendi dari kelas X IPA 2, bisa bicara dengan Kak Erlangga? Karena ada hal penting dari wakil kepala sekolah yang perlu saya, sampaikan!"

"Silahkan kalau begitu, Erlangga silahkan kamu keluar sebentar!"

"Baik Pak."

"Ada apa lo nyari gue?"

"Ini kak, job disk dan agenda, dalam pertandingan basket yang akan diselenggarakan 5 hari lagi, untuk teknikal meeting nya sendiri sementara waktu, lokasinya akan dipindahkan ke SMA Tunas Bangsa."

"Baiklah, terima kasih."

"Sama-sama kak, saya permisi dulu."

Lalu Erlangga pun balik ke kelas, dan mengikuti kembali mata pelajaran sampai selesai.

"Bro lo lagi mikirin apa? kok serius gitu?" tanya Hendra sambil menepuk pundak Erlangga dari bangku belakang.

"Eh lo Hen, bikin kaget gue aja."

"Habisnya gue panggil dari tadi, lo gak jawab, malah diam terus melototi kertas yang lagi lo baca! memangnya ada apa?", tanya Hendra.

"Ini tadi gue baru dikasih job disk pertandingan basket, dan sekarang lokasi teknikal meeting nya diubah ke SMA Tunas Bangsa."

"Ya sudah, terus sekarang siapa yang lo tunjuk kesana?" tanya Hendra.

"Sudah tentu yang kesana, gue, elo sama ketua tim basket lah!"

"Gue kira lo perlu bawa banyak massa pendukung kesana."

"Ya Tuhan", sambil tepuk jidat.

"Jangan buat masalah dech bro, kita kesana untuk teknikal meeting."

Hahaha ...

"Pertandingan kan belum dimulai, hapus di pikiran lo gue kesana mau demo! tolong kasih tau, ketua tim basket sekolah kita, besok jam 12.00 siang kita akan ke SMA Tunas Bangsa! Oke!"

"Oke bos", lo tenang aja.

Sementara itu, di Perpustakaan SMA Tunas Bangsa.

"Lihat kan kalian, gue gak nyangka ya, Ketua Tim Basket yang kalian puja ternyata begitu sikapnya, buat gue badmood aja! Kesal."

"Sudah lah Yura, ingat kita sekarang di perpustakaan, kalau ketahuan ribut-ribut, bisa panjang urusannya, nah coba kalian lihat kesana petugas perpustakaan yang jaga hari ini, itu Bu Meri."

"Dia itu terkenal killer, sumpah malas banget kalau berurusan dengan dia." ucap Diah.

"Hehehe", ucap Yura sambil menggaruk kepalanya.

Yura lalu mengajak ketiga temannya untuk melanjutkan, pencarian buku untuk bahan tugas kelompok.

"Diah, lo sudah ketemu belum bukunya?"

"Sebentar lagi Mil, ini gue juga masih fokus nyari, lo gimana Yura sudah ketemu apa belum?"

"Kalian harus sabar dong, kalau mencari itu perlu waktu yang lama, ini gue lagi usaha buat nyari, Aduh kok tinggi banget sih!" keluh Yura.

Saat menemukan buku yang dia cari, ternyata buku tersebut, terletak di rak buku paling atas.

"Sini gue bantuin lo!"

"Eh apa-apaan ini, gue gak perlu bantuan kak Robby!"

"Kenapa memangnya? suka-suka gue dong bantuin orang! lo gak sadar dengan tinggi badan lo yang setinggi dada gue, kapan sampainya lo bisa ngambil buku yang tinggi itu."

"Tapi kak, gue kan bisa pakai tangga di perpustakaan."

"Ah lama ... sini gue aja yang bantu ambil!"

"Kakak gak ngerasa nya, kita dilihatin banyak orang, lagian ya kak, ngapain lo berdiri di belakang gue posisinya kayak tadi pula, bisa - bisa mereka salah paham sama kita!"

"Biarin aja ngapain itu di ributkan."

"Apa lo bilang kak? mungkin ini adalah hal yang biasa buat lo tapi buat gue ini akan jadi masalah ke dalam hidup gue!"

"Jadi gue harap, kakak gak lagi bersikap seperti ini, apalagi ngejar gue, kan sudah gue bilang ke kakak, maaf gue gak bisa jadi pacar lo kak, karena gue udah jadi milik cowok yang gue suka, permisi !"

"Brengsek, baru kali ini gue merasa tertantang dapatin cewek, susah banget dideketin, liat aja Yura, apapun yang gue ingin kan akan selalu jadi milik gue termasuk lo", ucap Robby sambil berjalan keluar dari ruang perpustakaan.

"Loh Ra, kok lo lama amat cari bukunya?" tanya Mila.

"Ini semua gara-gara gue tadi gak sengaja bertemu kak Robby", keluh Yura sambil duduk di kursi.

"Emangnya lo diapain sama dia? bilang sama gue Ra, pengin gue cincang to cowok!"

"Kalian sudah selesai buat tugasnya?"

"Nih tinggal kesimpulan aja."

"Oke setelah selesai, lebih baik kita refreshing yuk ges!"

"Ide lo emang top banget Diah, biar hari yang buruk ini cepat usai."

Setelah bel pulang sekolah berbunyi. Yura dan ke dua temannya pergi ke danau yang ada di pinggiran kota.

"Cukup lama ya kita bertiga gak ke tempat ini?"

"Lo betul, terakhir kita kesini pas camping liburan sekolah kalau gak salah."

"Berarti itu sudah lama banget Diah!"

"Ayo kita cari tempat duduk, ini baru jam 14.00 siang, tapi sudah banyak orang yang kesini", ajak Yura.

"Mau gimana lagi, coba kalian lihat, fasilitas yang ada di danau ini juga banyak dan baru, apalagi letaknya strategis, jadi menarik bagi orang yang lewat."

"Disini nyaman, suasananya juga sejuk dan hening, setidaknya bisa menjernihkan perasaan dan pikiran."

"Oh ya, bagaimana kalau kita beli nasgor di sebelah sana? perut gue lapar banget nih!"

"Dasar tukang makan tapi gue heran deh liat lo Mil, doyan makan tapi tetap kurus, tipe cewek kayak lo ini banyak yang mau, iya kan Diah?"

"Benar sekali Ra, gak perlu diet ketat apapun makanannya pasti akan masuk ke dalam perut, sangat patut diacungi jempol."

"Terima kasih atas sanjungan kalian berdua, gue tau , cewek kayak gue, punya banyak kelebihan salah satunya ya itu, hahaha."

Setelah mereka memesan nasi goreng di pinggir danau, mereka langsung makan dan tak lupa saling bicara dan bercanda satu sama lain.

Tak terasa sudah pukul 18.00 sore, mereka bertiga kembali pulang ke rumah.

"Sore Bu"

"Sore anak ibu, kok baru pulang jam segini?"

"Maafin Yura Bu, tadi lupa mengabari ibu bahwa akan telat pulang, habis tadi sepulang sekolah aku mampir sebentar ke danau."

"Ya gapapa nak, lain kali jangan di ulangi lagi ya sana cepat mandi terus ganti baju, ibu sedang menyiapkan makan malam!"

Di tangga lantai 2, Rangga yang baru keluar dari kamar, melihat Yura yang baru naik tangga ke atas.

"Dik ngapain kamu baru pulang jam segini?"

"Tadi aku kebablasan kak, main sama teman habis pulang dari sekolah."

"Oh gitu", sambil mengangguk.

"Terus kak Rangga mau kemana nih, udah rapi banget?"

"Mau tau aja sih kamu dik!"

"Memangnya kalau aku mau tau, gak boleh? Kak Rangga memang suka main rahasia ya."

"Kamu kan masih bocah dik, mana tau hal begitu."

"Siapa yang bocah kak, aku sudah SMA jadi aku sudah remaja sekarang, eh tunggu kak!"

"Apa lagi sih Ra, kakak harus cepat-cepat nih!"

Kemudian Rangga pun turun ke bawah tanpa menghiraukan panggilan Yura dan langsung pamit sama ibunya.

"Ingat ya kak entar kalau pulang, jangan lupa bawa martabak manis!" teriak Yura dari lantai atas.

"Oke" jawab Rangga yang masih ada di bawah.

Di ruang makan, Ayah yang baru tiba, tidak melihat keberadaan putranya. Ia pun langsung bertanya pada istrinya.

"Dimana Rangga Bu, kok gak ikut makan sama kita?"

"Ayah gak tau aja, biasa yah sekarang kan malam minggu, mungkin dia lagi apel ke rumah gebetannya."

"Kok gak bilang sama ayah, yang mana calonnya?"

"Jangankan ayah, ibu juga gak tau yang mana? soalnya Rangga gak terlihat ada bawa cewek ke rumah."

"Tadi sih ibu sudah nasehatin dia, fokus kuliah dulu jika nantinya ketemu yang cocok baru kenalin ke kita!"

"Ayo lanjutkan makan malamnya!"

"Baik ayah", ucap Yura.

"Yura"

" Iya Bu"

"Besok kamu habis pulang sekolah ibu yang jemput!"

"Memangnya kita mau kemana?"

"Ibu ada acara sama teman masa kuliah, sekalian kita berdua quality time."

"Oke"

"Terus ayah kalian tinggal sendiri di rumah." sambil cemberut.

"Sayang kamu apaan sih, jangan kayak ABG gitu dong! Ayah kan bisa ajak Rangga, laki - laki juga banyak kegiatan kan, gak kalah sama perempuan."

"Baiklah, nih Bu bawa kartu ATMnya ! kalau kurang tinggal telpon ayah aja besok."

"Sayang makasih banyak, tau aja apa yang ibu butuhkan sama Yura, kalau gini kan aman."

"Dasar para wanita!" batin ayah dalam hati.

"Erlangga, ayo ikut Daddy ke ruang kerja! ada hal penting yang mau Daddy sampaikan pada mu!"

"Baik dad"

"Begini nak, Daddy sudah bicarakan ini dari lama dengan bunda mu, setelah kamu lulus SMA, apalagi kamu adalah anak tunggal, kami harap kamu sudah mulai belajar mengelola perusahaan, ada asisten Daddy yang akan membantumu disana! Bagaimana apa kamu sanggup nak?Daddy tidak akan memaksamu, tapi di masa depan kamu yang akan mewarisi segalanya, baik itu perusahaan Daddy dan Bundamu."

"Jangan khawatir nak, Daddy akan selalu membantu dan mendampingi mu, terserah kamu mau masuk jurusan apa, yang terpenting kamu bisa kedepannya, ada yang ingin kamu tanyakan nak?" tanya Daddy.

"Sebetulnya dad, Erlangga dari dulu sudah lama mau masuk jurusan Kedokteran, tapi aku juga memikirkan hal ini, aku sebagai anak tunggal kalian, jelas tidak akan pernah mengecewakan kalian berdua, maka dari itu, Erlangga akan masuk ke 2 jurusan yaitu kedokteran dan bisnis."

"Daddy yakin kamu pasti bisa nak, baiklah kalau begitu kita ayo kita keluar."

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Yusria Mumba

Yusria Mumba

semangat erlanga,

2024-07-07

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110 ( End )
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110 ( End )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!