Bab 5

Sejak keluar dari ruang kerja Daddy nya, Erlangga berlalu menuju ke dalam kamarnya. Ia membaringkan badannya sejenak di kasur, dan termangu menatap langit-langit kamar.

"Apakah keputusan ku ini benar Tuhan?" gumam Erlangga dalam hati.

"Kapan ingatan ini akan kembali, aku tak sanggup dihantui bayangan perempuan itu terus menerus."

" Huh ... " sambil menghela nafas, kemudian ia pun tertidur.

Hari demi hari pun berlalu, dan tiba saatnya hari diselenggarakannya teknikal meeting Pertandingan Basket antar SMA.

"Hey tunggu, awas kalian kalau ninggalin gue!" teriak Hendra sambil berlari menuju Erlangga, Krisna dan dodik yang masih ada di area parkir sekolah.

"Lo kemana aja sih! dari tadi kami nungguin, eh gak kelihatan batang hidungnya", keluh Dodik.

"Kami menunggu disini, sudah lumutan seperti boneka jerami, masam banget muka gue kayak setrikaan, padahal gue dari tadi terus nelpon lo , tapi malah gk aktif."

"Sorry bro, mau gimana lagi kalau urusan kebelakang nggak bisa ditahan, ini semua akibat gue makan seblak kemarin, sampai sakit perut begini."

"Lo sih sok sokan makan pedas nah gini kan hasilnya, buat lo menderita", sahut Dodik.

"Terus sekarang kondisi lo bagaimana Hendra? Mau lanjut ikut atau lo balik pulang saja takutnya disana lo sakit", ucap Erlangga.

" Sudah gapapa, ini juga sakitnya sudah mendingan."

"Kalau begitu ayo kita semua masuk ke dalam mobil gue ! tinggal 40 menit lagi sebelum acara akan dimulai", ucap Krisna sambil melihat jam di tangan.

"Semoga saja kita gak terlambat sampai disana."

Setibanya di SMA Tunas Bangsa. Mobil yang dikendarai oleh Krisna, ditumpangi oleh Erlangga, Hendra dan Dodik, telah sampai di parkiran sekolah.

Mereka pun segera turun dari mobil dan langsung berjalan ke dalam sekolah, untuk mencari ruangan teknikal meeting akan diadakan.

Saat mereka melewati lorong kelas, Erlangga yang tertinggal di belakang karena sedang membalas chat dengan Daddy nya, tak sengaja menabrak seorang cewek yang sedang berjalan, sambil membawa banyak tumpukan buku di kedua tangannya, hingga menutupi seluruh wajahnya.

Bruk ...

"Maaf gue gak sengaja", ucap Erlangga, sambil menunduk meminta maaf kepada orang yang telah ditabraknya.

"Hmm ... gapapa, gue juga salah karena muka gue tertutup banyak buku jadi gak lihat ada orang yang berjalan ke arah gue", ucap Yura sambil melihat buku yang tercecer di lantai lorong kelas.

Saat kepala Yura mengarah ke atas, ingin melihat orang yang bertabrakan dengan nya. Alangkah terkejutnya ia saat melihat wajah cowok yang telah ia tabrak itu.

Hawa senyap menyergap kedua insan yang kebetulan bertemu, waktu pun seketika berhenti detik itu juga, hanya hembusan angin yang terdengar.

"Tuhan apa yang sedang aku lihat? Apakah ini nyata bukan mimpi semata? Dia kan ..." suara Yura pun tercekat.

"Kak Erlangga" bathin Yura sambil melamun dan terdiam.

"Sini gue bantuin!"

"Iya" jawab Yura gugup.

"Ini aneh, ada apa dengan Kak Erlangga hingga tak mengenali ku sama sekali, pokoknya aku harus cari tau. Apa yang sebenarnya terjadi selama ini?" ucap Yura dalam hati.

Yura dan Erlangga pun sama-sama berjongkok dan memungut kembali buku yang tercecer jatuh ke lantai dan menumpuknya seperti semula.

Ketika ingin mengucapkan terima kasih. Tiba-tiba ada suara lain yang datang dari arah belakang tubuh Yura.

"Kak, gue cari lo dari tadi, gue pikir lo tersesat!

Eh nyatanya disini, lagi berduaan sama cewek", sambil senyum mengejek.

"Berisik banget sih lo", kesal Erlangga.

"Ayo kak kita sudah ditunggu di ruangan teknikal meeting, karena semua perwakilan tiap SMA sudah datang."

"Baiklah, tapi tunggu sebentar."

Saat tatapan mata Erlangga dan Yura bertemu, detak jantung Erlangga berdegup kencang, seakan ada gelegar aneh yang hinggap di hatinya.

"Cepatlah kak", kita tak punya waktu.

"Sebentar, gue mau ngomong sama cewek ini, yang tadi gak sengaja gue tabrak barusan."

"Hmmm ... lain kali kalau kita bertemu lagi, gue ingin kenalan sama lo, maaf atas insiden kecil tadi, Apa ada yang sakit? Gue khawatir lo juga sampai terjatuh tadi."

"Tenang kak, gapapa nggak ada yang sakit kok", jawab Yura.

"Kalau begitu gue pergi dulu", pamit Erlangga sambil berlari dengan Krisna untuk menuju ruang teknikal meeting.

"Eh kak tunggu dulu ! kenapa sih mulut ini terkunci? dasar dalam kondisi sekarang malah sulit terbuka", keluh Yura.

Yura pun beranjak pergi menuju ruang guru.

Sementara itu, di ruang teknikal meeting. Sedang berlangsung diskusi yang cukup alot. Setiap peserta dari perwakilan SMA yang datang sedang menunggu hasil pengundian nomor urut.

Saat tiba tahap pengundian nomor tiap grup. Tiap perwakilan diarahkan untuk mengambil nomor di kotak undian.

Setelah selesai, mereka masih harap-harap cemas, menunggu pengumuman jadwal pertandingan serta SMA mana yang akan jadi lawan dalam pertandingan basket.

"Robby" tanya Malik.

"Apa sih Lik?"

"Lo lihat ke arah dua meja di seberang kita, bukannya Itu Erlangga, dia kan Ketos SMA Trisakti, bukan?"

"Yang mana sih?"

"Ih masa lo gak lihat, itu yang lagi ngomong sama si Krisna", ucap Malik.

"Oh dia orangnya, Apa bagusnya sih dia?"

" Dari kabar yang gue dengar, dia dikenal sebagai Prince Devil nya SMA Trisakti, tapi selama ini, gue gak pernah lihat dia turun ke lapangan basket."

"Sama Rob, gue juga pernah dengar kabar burung itu, tapi yang sering turun ikut tanding basket, ya si Krisna."

"Kalau dari segi kemenangan emang sejak tahun lalu, Tim Basket SMA Trisakti banyak mengikuti pertandingan hingga tim mereka jadi unggulan pertama."

"Coba saja tahun lalu kita gak kalah dari mereka!" jelas Malik.

"Tenang bro kita pasti menang, lo lihat gue kan, sudah sehat seperti semula. Jadi Tahun ini kita harus rebut kemenangan dari Tim mereka."

"Robby gue jadi terharu, tumben lo bisa ngomong bijak begini."

"Demi jadi calon pacarnya Yura, gue harus dapat simpati kan."

"Dasar lo, ada udang dibalik batu. Yang penting Tim basket kita harus rebut kemenangan dan jadi unggulan pertama kali ini."

"Kalian lagi ngomongin apaan berdua?" tanya Ketos SMA Tunas Bangsa yang bernama Jonathan. Ia baru saja turun setelah mengambil nomor undian.

"Eh lo Jo, cuma omongan hal yang gak berfaedah aja, ya kan Rob?"

"Yoi" jawab Robby.

"Oke kalian harus tau, tim basket kita dapat undian no.3 jadi lawan kita di babak pertama adalah tim basket SMA Harapan yang dapat nomor undian no.4", jelas Jonathan.

"Jadi gue harap kalian jangan menyerah dan berjuang!"

"Siap komandan", ucap seluruh anggota Tim Basket Tunas Bangsa.

Sedangkan Tim SMA Trisakti mendapatkan nomor 5.

" Erlangga kita akan lawan siapa dalam babak pertama?" tanya Krisna.

"Tim kita akan melawan Tim basket SMA Jaya Raya."

"Gimana menurut lo Kris, yakin akan menang dari mereka?" tanya Erlangga.

"Pasti tim basket kita akan menang, serahkan aja pada ujung tombak kepemimpinan gue", sahut Krisna dengan mantap.

"Masalah masa pendukung pas pertandingan, serahkan pada gue. Selain murid cowok gue akan kerahkan kumpulan fans cewek kalian semua. Tinggal infoin jadwal tanding, gue jamin mereka semua akan datang!"

"Wah hebat hebat lo Dodik", ucap Hendra sambil bertepuk tangan.

"Gue bangga sama semangat lo yang membara."

"Ini belum seberapa, gue sebagai Sang Casanova SMA Trisakti gak mau berpangku tangan tanpa usaha untuk kemenangan tim basket kita."

"Baik kalau begitu, ayo kita balik pulang!"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 106
107 Bab 107
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110 ( End )
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 106
107
Bab 107
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110 ( End )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!