Sejak keluar dari ruang kerja Daddy nya, Erlangga berlalu menuju ke dalam kamarnya. Ia membaringkan badannya sejenak di kasur, dan termangu menatap langit-langit kamar.
"Apakah keputusan ku ini benar Tuhan?" gumam Erlangga dalam hati.
"Kapan ingatan ini akan kembali, aku tak sanggup dihantui bayangan perempuan itu terus menerus."
" Huh ... " sambil menghela nafas, kemudian ia pun tertidur.
Hari demi hari pun berlalu, dan tiba saatnya hari diselenggarakannya teknikal meeting Pertandingan Basket antar SMA.
"Hey tunggu, awas kalian kalau ninggalin gue!" teriak Hendra sambil berlari menuju Erlangga, Krisna dan dodik yang masih ada di area parkir sekolah.
"Lo kemana aja sih! dari tadi kami nungguin, eh gak kelihatan batang hidungnya", keluh Dodik.
"Kami menunggu disini, sudah lumutan seperti boneka jerami, masam banget muka gue kayak setrikaan, padahal gue dari tadi terus nelpon lo , tapi malah gk aktif."
"Sorry bro, mau gimana lagi kalau urusan kebelakang nggak bisa ditahan, ini semua akibat gue makan seblak kemarin, sampai sakit perut begini."
"Lo sih sok sokan makan pedas nah gini kan hasilnya, buat lo menderita", sahut Dodik.
"Terus sekarang kondisi lo bagaimana Hendra? Mau lanjut ikut atau lo balik pulang saja takutnya disana lo sakit", ucap Erlangga.
" Sudah gapapa, ini juga sakitnya sudah mendingan."
"Kalau begitu ayo kita semua masuk ke dalam mobil gue ! tinggal 40 menit lagi sebelum acara akan dimulai", ucap Krisna sambil melihat jam di tangan.
"Semoga saja kita gak terlambat sampai disana."
Setibanya di SMA Tunas Bangsa. Mobil yang dikendarai oleh Krisna, ditumpangi oleh Erlangga, Hendra dan Dodik, telah sampai di parkiran sekolah.
Mereka pun segera turun dari mobil dan langsung berjalan ke dalam sekolah, untuk mencari ruangan teknikal meeting akan diadakan.
Saat mereka melewati lorong kelas, Erlangga yang tertinggal di belakang karena sedang membalas chat dengan Daddy nya, tak sengaja menabrak seorang cewek yang sedang berjalan, sambil membawa banyak tumpukan buku di kedua tangannya, hingga menutupi seluruh wajahnya.
Bruk ...
"Maaf gue gak sengaja", ucap Erlangga, sambil menunduk meminta maaf kepada orang yang telah ditabraknya.
"Hmm ... gapapa, gue juga salah karena muka gue tertutup banyak buku jadi gak lihat ada orang yang berjalan ke arah gue", ucap Yura sambil melihat buku yang tercecer di lantai lorong kelas.
Saat kepala Yura mengarah ke atas, ingin melihat orang yang bertabrakan dengan nya. Alangkah terkejutnya ia saat melihat wajah cowok yang telah ia tabrak itu.
Hawa senyap menyergap kedua insan yang kebetulan bertemu, waktu pun seketika berhenti detik itu juga, hanya hembusan angin yang terdengar.
"Tuhan apa yang sedang aku lihat? Apakah ini nyata bukan mimpi semata? Dia kan ..." suara Yura pun tercekat.
"Kak Erlangga" bathin Yura sambil melamun dan terdiam.
"Sini gue bantuin!"
"Iya" jawab Yura gugup.
"Ini aneh, ada apa dengan Kak Erlangga hingga tak mengenali ku sama sekali, pokoknya aku harus cari tau. Apa yang sebenarnya terjadi selama ini?" ucap Yura dalam hati.
Yura dan Erlangga pun sama-sama berjongkok dan memungut kembali buku yang tercecer jatuh ke lantai dan menumpuknya seperti semula.
Ketika ingin mengucapkan terima kasih. Tiba-tiba ada suara lain yang datang dari arah belakang tubuh Yura.
"Kak, gue cari lo dari tadi, gue pikir lo tersesat!
Eh nyatanya disini, lagi berduaan sama cewek", sambil senyum mengejek.
"Berisik banget sih lo", kesal Erlangga.
"Ayo kak kita sudah ditunggu di ruangan teknikal meeting, karena semua perwakilan tiap SMA sudah datang."
"Baiklah, tapi tunggu sebentar."
Saat tatapan mata Erlangga dan Yura bertemu, detak jantung Erlangga berdegup kencang, seakan ada gelegar aneh yang hinggap di hatinya.
"Cepatlah kak", kita tak punya waktu.
"Sebentar, gue mau ngomong sama cewek ini, yang tadi gak sengaja gue tabrak barusan."
"Hmmm ... lain kali kalau kita bertemu lagi, gue ingin kenalan sama lo, maaf atas insiden kecil tadi, Apa ada yang sakit? Gue khawatir lo juga sampai terjatuh tadi."
"Tenang kak, gapapa nggak ada yang sakit kok", jawab Yura.
"Kalau begitu gue pergi dulu", pamit Erlangga sambil berlari dengan Krisna untuk menuju ruang teknikal meeting.
"Eh kak tunggu dulu ! kenapa sih mulut ini terkunci? dasar dalam kondisi sekarang malah sulit terbuka", keluh Yura.
Yura pun beranjak pergi menuju ruang guru.
Sementara itu, di ruang teknikal meeting. Sedang berlangsung diskusi yang cukup alot. Setiap peserta dari perwakilan SMA yang datang sedang menunggu hasil pengundian nomor urut.
Saat tiba tahap pengundian nomor tiap grup. Tiap perwakilan diarahkan untuk mengambil nomor di kotak undian.
Setelah selesai, mereka masih harap-harap cemas, menunggu pengumuman jadwal pertandingan serta SMA mana yang akan jadi lawan dalam pertandingan basket.
"Robby" tanya Malik.
"Apa sih Lik?"
"Lo lihat ke arah dua meja di seberang kita, bukannya Itu Erlangga, dia kan Ketos SMA Trisakti, bukan?"
"Yang mana sih?"
"Ih masa lo gak lihat, itu yang lagi ngomong sama si Krisna", ucap Malik.
"Oh dia orangnya, Apa bagusnya sih dia?"
" Dari kabar yang gue dengar, dia dikenal sebagai Prince Devil nya SMA Trisakti, tapi selama ini, gue gak pernah lihat dia turun ke lapangan basket."
"Sama Rob, gue juga pernah dengar kabar burung itu, tapi yang sering turun ikut tanding basket, ya si Krisna."
"Kalau dari segi kemenangan emang sejak tahun lalu, Tim Basket SMA Trisakti banyak mengikuti pertandingan hingga tim mereka jadi unggulan pertama."
"Coba saja tahun lalu kita gak kalah dari mereka!" jelas Malik.
"Tenang bro kita pasti menang, lo lihat gue kan, sudah sehat seperti semula. Jadi Tahun ini kita harus rebut kemenangan dari Tim mereka."
"Robby gue jadi terharu, tumben lo bisa ngomong bijak begini."
"Demi jadi calon pacarnya Yura, gue harus dapat simpati kan."
"Dasar lo, ada udang dibalik batu. Yang penting Tim basket kita harus rebut kemenangan dan jadi unggulan pertama kali ini."
"Kalian lagi ngomongin apaan berdua?" tanya Ketos SMA Tunas Bangsa yang bernama Jonathan. Ia baru saja turun setelah mengambil nomor undian.
"Eh lo Jo, cuma omongan hal yang gak berfaedah aja, ya kan Rob?"
"Yoi" jawab Robby.
"Oke kalian harus tau, tim basket kita dapat undian no.3 jadi lawan kita di babak pertama adalah tim basket SMA Harapan yang dapat nomor undian no.4", jelas Jonathan.
"Jadi gue harap kalian jangan menyerah dan berjuang!"
"Siap komandan", ucap seluruh anggota Tim Basket Tunas Bangsa.
Sedangkan Tim SMA Trisakti mendapatkan nomor 5.
" Erlangga kita akan lawan siapa dalam babak pertama?" tanya Krisna.
"Tim kita akan melawan Tim basket SMA Jaya Raya."
"Gimana menurut lo Kris, yakin akan menang dari mereka?" tanya Erlangga.
"Pasti tim basket kita akan menang, serahkan aja pada ujung tombak kepemimpinan gue", sahut Krisna dengan mantap.
"Masalah masa pendukung pas pertandingan, serahkan pada gue. Selain murid cowok gue akan kerahkan kumpulan fans cewek kalian semua. Tinggal infoin jadwal tanding, gue jamin mereka semua akan datang!"
"Wah hebat hebat lo Dodik", ucap Hendra sambil bertepuk tangan.
"Gue bangga sama semangat lo yang membara."
"Ini belum seberapa, gue sebagai Sang Casanova SMA Trisakti gak mau berpangku tangan tanpa usaha untuk kemenangan tim basket kita."
"Baik kalau begitu, ayo kita balik pulang!"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments