Darah Biru

Darah Biru

Prolog

Di sebuah desa terpencil bernama Aboga, di selenggarakan sebuah sayembara tepat di tengah desa. Barang siapa yang bisa mengalahkan seorang pria dengan tubuh sangat besar bernama Pragos dia akan mendapatkan sekantung koin emas.Tapi sebelum melawan si pria dengan tubuh besar itu para peserta harus membayar tiga koin emas kepada panitia.

Karena tergiur dengan hadiah yang di berikan, beberapa orang di sana sudah mencoba sayembara ini tetapi tidak ada yang berhasil mengalahkan Pragos. Tiba - tiba seorang pria dari kerumunan langsung maju ke depan. Bersamaan dengan itu, sorak sorai dari warga yang ada di sana semakin membuat meriah sayembara yang di laksanakan. Peraturan dari sayembara ini adalah peserta harus mengalahkan Pragos dengan cara apapun. Peserta juga bisa menggunakan senjata apapun semau mereka, jika peserta menyerah atau mengaku kalah maka peserta dianggap gagal. Jika peserta terluka atau bahkan kehilangan nyawa itu bukanlah tanggung jawab dari panitia.

Dengan memegang sebuah gada Pragos tertawa menatap orang yang ada di hadapannya. Peserta itu tidak terpengaruh dengan apa yang di lakukan oleh si Pragos, ia tetap fokus dengan pedang di tangan kanannya. Saat persiapan selesai, seorang panitia dengan kumis panjang, membunyikan lonceng tanda dimulainya sayembara.

"Apakah kamu yakin bisa melawanku." Ucap Pragos dengan nada rendah.

"Perkenalkan namaku adalah Kairo, orang pertama yang akan mengalahkan mu." Jawab si pria bersamaan dengan mengayunkan pedang di tangannya.

"HUhuhuhahahaha lucu sekali."

Suara senjata keduanya yang saling bertabrakan membuat suasana semakin meriah. Teriakan para warga semakin menjadi jadi saat Kairo berhasil mendaratkan sabetan pedang di tangan si Pragos. Tapi sabetan pedang itu tidak berpengaruh apapun kepada Pragos selain memberikan goresan kecil di tangannya.

Dengan gada besarnya Pragos berhasil membalas Kairo dengan sebuah hantaman ke tangan kanan Kairo. Hantaman gada itu membuat pedang yang ada di tangan Kairo terjatuh. Sorakan para warga kembali terdengar sangat keras.

"Habisi, habisi, habisi, habisi, habisi." sorak para warga yang melihat sayembara itu.

"Ambilah pedang mu, aku tidak akan menyerang seorang dengan senjata." ucap Pragos dengan nada mengejek.

Kairo dengan cepat mengambil pedangnya yang tergeletak di tanah. Terlihat ekspresi kemarahan terpasang di wajah Kairo. Melihat itu Pragos kembali mengejeknya dengan berkata.

"Sebaiknya kamu pulang dan tidur, atau aku yang akan membuatmu tidur untuk selama - lamanya. "

"Hiaaaaaaa." teriak Kairo.

Dengan pedang di tangannya Kairo melancarkan serangan dengan membabi buta. Tapi dengan mudah Pragos bisa menangkis semua serangan yang Kairo lancarkan. Hingga akhirnya sebuah hantaman gada yang Pragos layangkan mengenai Kairo tepat di kepala.

Serangan telak itu membuat kepala Kairo berdarah dan membuatnya tidak sadarkan diri terkapar di tanah. Dengan ini panitia mengumumkan bahwa Pragos lah pemenangnya. Seketika para warga yang ada di sana meneriaki nama Pragos berulang kali.

"Pragos, Pragos, Pragos, Pragos, Pragos.... "

"Apakah ada lagi, yang ingin menantang Pragos? " ucap si panitia kepada semua orang yang ada di sana.

Tiba - tiba dari kerumunan, seorang pria bernama Hesa mengangkat tangannya. Dengan nada lantang ia berkata.

"Aku, ingin menantangnya."

"Silahkan maju ke depan."

Membawa sebuah pedang kayu di tangan kanannya Hesa maju ke depan dan berkata:

"Aku hanya punya dua koin emas, apakah tidak apa apa? "

"Tentu saja tidak bisa, peraturannya adalah kamu harus memberikan tiga koin emas." jawab si panitia.

"Adakah dari kalian yang ingin memberikanku satu koin emas, aku akan memberikan satu pertiga hadiahku untuk kalian."

Para warga yang ada di sana tentu saja tidak ingin membuang satu koin emas mereka untuk seorang pria yang membawa pedang kayu untuk bertarung. Apalagi setelah mereka semua melihat Pragos dengan mudah menghabisi Kairo yang membawa sebuah pedang asli. Tentu saja para berpikir bahwa Hesa yang membawa sebuah pedang kayu akan dengan mudah dikalahkan oleh Pragos.

"Tidak ada yang ingin memberikanmu satu koin emas, jadi bagaimana?" tanya si panitia.

"Aku akan memberikanmu satu koin emas." seru seorang pria tua dari kerumunan.

Pria tua itu maju ke depan dan memberikan koin emas nya. Tentu saja semua yang ada di sana berpikir bahwa si pria tua hanya menyia - nyiakan koin emasnya itu. Dan akhirnya pertandingan antara Hesa dan Pragos pun di mulai.

"Huhuhuhahaha apa yang kamu bawa itu adalah sebuah pedang kayu. Apakah kamu tidak melihat seorang yang membawa pedang tadi aku habisi dengan mudah." ucap Pragos dengan maksud memprovokasi seperti biasanya.

" Maaf tapi aku tidak bermaksud meremehkanmu, pedang ku sedang di perbaiki. Jadi aku hanya bisa menggunakan pedang kayu ini untuk melawan mu. Tapi tenang saja aku akan mengalahkan mu dengan mudah." Jawab Hesa.

" Kuranga ajaaarrr."

Pragos berteriak sembari melayangkan serangan gadanya. Untung saja Hesa bisa bisa menghindari itu dengan menunduk. Dan saat itu juga Hesa memanfaatkan situasi dengan menyerang tulang kering kaki kiri Pragos menggunakan pedang kayunya. Seketika pedang kayu Hesa patah, sesaat setelah mengenai Pragos.

Serangan itu membuat Pragos terbaring di tanah dan kesakitan. Karena tubuhnya yang sangat besar Pragos kesulitan untuk berdiri, apalagi sekarang tulang keringnya sepertinya retak. Dan dengan terpaksa panitia menyatakan bahwa Hesa adalah pemenangnya.

Para warga yang melihat itu sempat tidak percaya apa yang mereka lihat. Tapi mereka tiba tiba bersorak sesaat setelah panitia mengumumkan bahwa Hesa adalah pemenangnya. Melihat Hesa membawa sekantung emas dan memberikan satu pertiga bagian kepada si pria tua yang memberinya satu koin emas, para warga berpikir bawah mereka sudah menyia - nyiakan kesempatan emas.

Si panitia kembali menghampiri Bisa dan berkata:

"Hei, kamu sangat berbakat apakah kamu mau ikut dengan ku."

"Aku tidak tertarik dengan itu, aku hanya ingin koin emas ini untuk membayar biaya perbaikan pedang ku_"

"Dan aku sedikit tersinggung dengan perkataan mu yang mengatakan bahwa aku berbakat. Aku hampir mati beberapa kali untuk sampai di titik ini, jika kamu mengatakan bahwa aku berbakat itu terdengar seperti aku tidak berbuat apa apa dan semuanya terjadi begitu saja." lanjut Hesa bersamaan dengan ia pergi meninggalkan tempat itu.

Terpopuler

Comments

tintakering

tintakering

baru bab pertama sudah adu jiwa. cerita yg menarik👍

2023-07-22

0

〈⎳ Dandanies Aerigom1288

〈⎳ Dandanies Aerigom1288

aktivitas penonton seperti biasa

2023-06-28

1

〈⎳ Dandanies Aerigom1288

〈⎳ Dandanies Aerigom1288

wah ada perang

2023-06-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!