Chapter 1 - Takdir - Part 1

Kerajaan Enjuba adalah Kerajaan yang sangat makmur, dipimpin oleh seorang raja yang sangat bijak sana bernama Eduward. Suatu ketika sang raja bersama istrinya yang bernama Ammaya dan anak laki laki mereka bernama Hesa pergi berkunjung ke Kerajaan tetangga Kertasena. Maksud dari kunjungan itu adalah membahas tentang kerjasama perdagangan antar kedua negara.

Pertemuan berjalan lancar tanpa kendala sedikitpun. Dan setelah menginap dua hari dua malam, keluarga kerajaan Enjuba memutuskan untuk pulang ke negara mereka. Rombongan kerajaan Enjuba memilih jalur air dengan menggunakan kapal dari pada harus memutari danau yang menjadi pemisah antara kerajaan Enjuba dan kerajaan Kertasena.

Awalnya mereka sudah diperingatkan untuk tidak menggunakan jalur air karena belakangan telah terjadi banyak perampokan. Tapi karena percaya diri dengan pasukannya raja Eduward tetap memilih jalur air untuk dilewati. Kerajaan Kertasena mengutus beberapa pasukan untuk mengawal keluarga Kerajaan Enjuba.

Tiga kapal berlayar pada hari itu, satu kapal kerajaan Enjuba dan dua kapal pengawal kerajaan Kertasena. Beberapa saat berlalu dan sekarang mereka berada di tengah danau. Di atas kapal kerajaan Enjuba Raja Eduward sedang berjalan bersama putra kecilnya.

"Sekarang berapa umurmu Hesa?" ucap Raja Eduward kepada putranya.

"Umurku sekarang tujuh tahun ayah, apakah ayah lupa dengan umurku." Jawab Hesa kecil dengan wajah cemberut.

"Jangan cemberut seperti itu, ayah hanya sedikit lupa karena terlalu banyak pekerjaan akhir - akhir ini."

"Aku tidak ingin menjadi raja, sepertinya menjadi seorang raja sangat membosankan." ucap Hesa dengan polosnya.

Raja Eduward mencolek hidung putranya itu dan kemudian mengangkat putranya itu dengan kedua tangannya tinggi tinggi. Wajah Hesa yang awalnya cemberut seketika menjadi senang setelah ia di angkat oleh ayahnya. Bersamaan dengan itu, angin yang berhembus membuat rambut Hesa berantakan.

"Kamu tidak boleh mengatakan seperti itu, kelak kamulah yang akan menjadi raja dan memimpin kerajaaan Enjuba. Hesa kamu harus menjadi raja yang lebih hebat dari pada ayah. Apakah kamu mengerti Hesa." ucap Raja Eduward bersamaan dengan menggelitiki putranya.

"hehe Iya ayah hehe aku mengerti." Jawab Hesa sembari menahan geli.

"Ayah di sana ada kapal." Ucap Hesa menunjuk ke depan sesaat setelah ia diturunkan oleh Raja Eduward.

Seketika Raja Eduard menoleh ke arah yang Hesa tunjuk dan ternyata benar ia melihat beberapa kapal kecil menuju ke arahnya. Mungkin saja itu adalah kapal milik para perampok yang dibicarakan di kerajaan Kertasena tadi. Dengan santai Raja Eduward meminta Hesa untuk masuk ke dalam kapal tanpa membuatnya panik sedikit pun.

"Hesa sepertinya angin mulai bertiup kencang, kamu masuk ke kapal dan temui ibumu ya, ayah masih ada urusan disini."

"Iya baiklah Ayah."

Setelah memastikan bahwa Hesa sudah masuk ke kapal, Eduward memanggil Leonardo orang kepercayaannya. Selain Leonardo Raja Eduward juga memanggil beberapa orang dari dua kapal sebelah untuk menghadap kepadanya. Dengan penuh wibawa ia mengatakan kepada semua yang ada di sana untuk bersiap dengan kapal yang menghadang jalan mereka.

Tidak lama setelah itu suara meriam terdengar dari arah kapal yang menghadang rombongan kerajaan Enjuba. Itu adalah suara meriam kosong yang ditembakkan sebagai tanda peringatan untuk tidak melawan. Raja Eduward kemudian memerintahkan bawahan nya untuk membalas tembakan meriam kosong itu sebagai tanda bahwa mereka tidak melawan dan ingin menyelesaikannya dengan damai.

Sementara itu di dalam kapal, Hesa sedang ketakutan dan memeluk ibunya dengan sangat erat setelah ia mendengar suara dentuman meriam. Ratu Ammaya berusaha menenangkan Hesa dengan terus mengusap rambutnya dan berkata bahwa semuanya baik - baik baik saja.

"Ibu apa yang sedang ayah lakukan di luar sana, suaranya sangat menakutkan." ucap Hesa dengan polosnya.

"Tenang saja, itu hanya suara sebuah meriam untuk menyambut kedatangan kita ke kerajaan." jawab Ratu berusaha meyakinkan Hesa bahwa semuanya baik - baik saja.

"Benarkah, kalau begitu apakah aku boleh keluar bertemu ayah."

"Tentu saja, nanti saat kita sudah sampai kamu bisa keluar bertemu ayah, saat ini kamu disini menemani ibu ya."

"Baiklah ibu."

Tiba - tiba saja kapal terguncang dengan sangat kuat. Hesa yang melihat ibunya sedang lengah memanfaatkan kesempatan itu untuk keluar dari ruangan. Dengan sangat panik Ratu Ammaya memanggil dan mengejar Hesa sesaat setelah ia melihat bahwa anaknya keluar dari ruangan.

" Hesa berhenti."

Hesa kecil yang sangat penasaran dengan apa yang sebenarnya terjadi di luar kapal terus berlari tanpa menghiraukan teriakan ibunya. Hingga akhirnya ia sampai di pintu geladak kapal. Ratu Ammaya memperingatkan Hesa untuk tidak membuka pintu tapi Hesa yang penasaran tetap membukanya.

Saat Hesa membuka pintu, betapa terkejutnya dia setelah percikan darah mengenai wajahnya. Bersamaan dengan itu ia melihat dengan mata kepalanya sendiri ayahnya Raja Edward ditusuk oleh paman nya sendiri (adik Raja Eduard) Richard. Ratu anya yang melihat hal itu langsung berlari ke arah suaminya sembari berteriak.

"Richard apa yang sudah kamu lakukan."

Tapi saat Ratu Amaya berlari ke arah suaminya. Dengan pedang sama yang digunakan untuk menusuk Raja Eduward, Richard menghunus kan pedangnya ke arah dada Ratu Ammaya dan membunuhnya saat itu juga. Dengan menarik pedangnya Richard berkata.

"Aku tidak suka dengan orang yang berteriak kepadaku."

Sementara itu Hesa yang melihat kedua orang tuanya mati di depan matanya sendiri hanya bisa terdiam dan kemudian menangis. Ia bingung dengan apa yang sedang terjadi, semua orang terbarunya satu sama lain dan kedua orang tuanya di tusuk oleh paman nya sendiri. Tapi melihat Hesa yang sedang menangis Richard menghampiri Hesa dan meledek nya.

"Hiaaaa heaaaaa huaaaaa." Richard menirukan Hesa yang sedang menangis dengan maksud meledek nya.

Dengan kedua tangannya, Richard mengangkat Hesa seperti apa yang dilakukan oleh Raja Eduward. Hesa tidak bisa berbuat apa apa dan hanya bisa terus menangis saat Richard mengangkatnya. Sembari berjalan Richard berkata:

"Pangeran Mahesa, putra mahkota kerajaan Enjuba. Lihatlah kedua orang tuamu yang menyedihkan itu, lihatlah siap yang sudah membuat mereka seperti itu. Tentu saja itu adalah aku dan sebentar lagi kamu juga akan bernasib sama hahahaha."

"Huaaaa, hueaaaa, heahhhh." Hesa hanya terus menangis tanpa menjawab apa yang Richard katakan.

Hesa yang terus saja menangis membuat Richard semakin marah. Dengan sangat sengaja Richard melempar Hesa ke danau dan berkata:

"Maaf tanganku terpeleset. "

Hesa jatuh ke dalam danau dan tenggelam karena ia tidak bisa berenang. Ia berusaha menggerakkan semua tubuhnya tapi itu semua dia sia. Hesa terus menggerakkan tubuhnya hingga akhirnya ia kehilangan tenaga dan tenggelam.

"Hahahaha sekarang akulah Raja dari Kerajaan Enjuba. Panggil aku Raja Richard. "

Terpopuler

Comments

tintakering

tintakering

pasukan kertasenanya mana🤔

2023-07-22

0

Muhammad Ali

Muhammad Ali

Lanjut, Thor

2023-06-28

1

〈⎳ HIATUS

〈⎳ HIATUS

kejam

2023-06-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!