Chapter 1 - Takdir - Part 4

Dua tahun telah berlalu sejak pertama kali Hesa ikut dengan kelompok Robby dan sekarang usia Hesa menginjak sepuluh tahun. Meskipun mereka mengatakan bahwa mereka adalah kelompok para bandit, tapi selama Hesa bersama kelompok Robby selama dua tahun ini dia hanya melihat kelompok ini membegal orang dua kali. Mereka lebih sering menghabiskan waktu dengan bertani, beternak dan berburu layaknya masyarakat pada umumnya.

Bahkan saat masih berada di danau perbatasan antara kerajaan Enjuba dan Kertasena mereka lebih sering menghabiskan waktu dengan memancing dari pada membegal perahu yang lewat. Itu karena mereka memilih milih target untuk di begal, Mereka tidak akan menargetkan orang biasa untuk di begal melainkan seorang bangsawan atau orang kaya. Hal itu mereka lakukan karena menurut mereka seorang bangsawan dan para orang kaya kurang berbagi sehingga harta mereka banyak dan karena itulah para orang kaya itu harus berbagi kepada mereka.

Saat ini Hesa yang sudah berumur sepuluh tahun sedang melakukan latihan memanah dengan seorang bandit dari kelompok Roby bernama Leo. Sebenarnya Hesa sudah sangat mahir dalam memanah dan berpegang. Tapi karan roby tidak mengijinkan Hesa untuk ikut berburu ia terus melatih kemampuan berpegang dan memanahnya agar Roby mengijinkannya ikut berburu.

Setelah selesai memasang tiga target yang ia gantung di pohon, Leo memberikan isyarat kepada Hesa untuk melepaskan anak panahnya. Melihat isyarat dari Leo, Hesa melesatkan anak panah pertama dan tepat mengenai sasaran yang menggantung di pohon. Ia kemudian mengambil anak panah kedua dari punggungnya dan mulai membidik sasaran kedua. Dan kembali ia berhasil tepat mengenai sasaran itu. Setelah itu ia kembali mengambil anak panah ke tiga dari punggungnya dan mulai membidik. Tapi berbeda dari dua sasaran pertama , sasaran ketiga ini di digantung di pohon dan di goyangkan sehingga bergerak. Dengan fokus Hesa membidik sasaranran itu dan setelah merasa bidikannya tepat Hesa melesatkan anak panahnya itu. Dan benar saja Hesa mengenai sasaran yang bergerak itu dengan sangat tepat.

“Lihatlah, lihat kamu melihatnya kan Roby.” Ucap Hesa kepada roby yang sedang duduk di dekatnya.

“Tidak aku tidak melihat apa apa. Oooh semua anak panah itu mengenai sasaran dengan tepat ya. Pasti semua itu leo yang melakukannya.” Ucap Roby berpura pura tidak tahu dengan napa yang terjadi.

“Oh ayolah jangan berpura pura tidak melihatnya, Kamu melihatnya kan leo, katakan kepada Roby bahwa kamu melihatnya.” Ucap Hesa dengan memasang wajah cemberut.

“Iya iya aku melihatnya.” Jawab Leo.

Hesa menghampiri roby masih dengan memasang wajah cemberutnya. Kembali membujuk roby agar di ijinkan untuk ikut berburu dengan cara melihat ke arah roby terus menerus tanpa mengatakan apapun. Roby yang mulai tidak nyaman kemudian memalingkan wajahnya tapi Hesa terus mengikutinya tanpa mengatakan sepatah katapun dari mulutnya.

“Iya iya kamu boleh ikut berburu.” Ucap Roby dengan terpaksa.

“Benarkah, Benarkah yeay. Apakah kamu mendengarnya Leo, Roby mengizinkanku ikut berburu.” Jawab Hesa dengan sangat senang.

“Tapi setelah umurmu sebelas tahun.” LAnjut Roby.

“Hehe kamu bahkan mengatakan itu saat usiaku delapan dan Sembilan tahun. Tapi kamu selalu menambahkan batas umurnya.” Jawab Hesa kembali dengan wajah cemberutnya.

Tidak lama setelah itu eddy datang menghampiri Roby dan mengatakan bahwa persiapan sudah selesai. Roby yang mendengar itu kemudian memerintahkan Leo untuk ikut dengannya dan memerintahkan Hesa untuk masuk ke dalam rumah. Masih dengan wajah cemberutnya Hesa dengan terpaksa masuk ke dalam rumah.

Robby, Eddy, Leo dan masuk ke dalam kereta kuda dengan William sebagai kusirnya, mereka menaiki kereta kuda ke dalam hutan dengan masud ingin berburu rusa. Tapi tanpa sepengetahuan mereka berempat, ternyata Hesa suah menyelinap kedalam kereta kuda itu dan bersembunyi di dalam tong yang akan digunakan untuk meletakan hasil buruan. Setelah masuk ke hutan cukup dalam Hesa keluar dari tong dan mengagetkan semuanya.

“HUaaaa.” UCap Hesa keluar dari tong dan mengagetkan semuanya.

“Hesa apa yang kamu lakukan di dalam situ.” Ucap Eddy dengan sangat kaget.

“William putar balik kereta kudanya, kita akan kembali ke rumah sekarang.” Ucap Robby dengan wajah serius.

“robby kumohon sekali ini saja ijinkanlah aku ikut berburu.” Bujuk Hesa.

“Ijinkan saja dia kali ini Bos lagi pula sekarang sudah cukup jauh dari rumah, Kemampuan berpedang dan memanah Hesa juga sudah cukup hebat jadi aku pikir tidak apa apa untuk mengijinkannya ikut sekarang.”

“Baiklah baiklah, kamu boleh ikut tapi untuk kali ini saja ya dasar anak nakal.” Ucap robby sembari mencubit hidung Hesa.

“Terimakasih, Leo, Terimakasih Robby sudah mengizinkanku.” Ucap Hesa dengan sangat senang.

“Ehh kenapa kamu tidak berterimakasih kepadaku juga.” Ledek Eddy kepada Hesa.

“Terimakasih Eddy, terimakasih juga William.”

“Ha ha ha ha ha ha ha.” Mereke semua tertawa melihat tingkah polos dari Hesa.

Setelah beberapa saat melewati hutan sampailah mereka di tempat para rusa itu berada. Dengan mengendap endap robby, Eddy, leo dan Hesa berusaha mendekati rua rusa yang ada di depan mereka. Tapi karena ingin terlihat keren, Hesa berlari ke depan memanah salah satu rusa itu dengan panahnya. Tapi karena anak panah yang Hesa miliki terlalu kecil, anak panah itu tidak berhasil melumpuhkan rusa itu.

Rusa yang terkena anak panah itu kemudian menghadap ke arah Hesa dan berlari ke arahnya. Hesa yang bingung harus berbuat apa hanya bisa dim di tempat karena ketakutan. Beruntung Hesa bisa diselamatkan oleh Roby sebelum rusa itu menerjangnya. Tapi karena hal itu Roby terluka di bagian lengan. Meski begitu Eddy dan Leo berhasil melumpuhkan rusa itu dengan mudah.

“Sudah sudah jangan menangis.” Ucap Roby menenangkan Hesa.

“Maafkan aku aku membuat Robby terluka.” Ucap Hesa dengan tangisannya.

“Tidak apa apa aini hanyalah sebuah luka ringan.” Jawab Roby.

Mereka semua kemudian kembali ke kereta kuda dengan satu rusa yang berhasil mereka tangkap. William yang menunggu di kereta kuda sempat kaget dengan Roby yang terluka, tapi Robby menenangkannya dengan mengatakan bahwa dia baik baik saja. Dengan cepat William memacu kereta kudanya membawa semuanya kembali ke rumah.

Tapi saat mereka sudah sampai di dekat rumah, mereka kaget dengan subah asap tebal yang berasal dari rumah mereka. Dan saat mereka sampai mereka kembali di buat kaget, melihat rumah mereka sekarang terbakar oleh api yang berkobar. Mereka juga dibuat kaget dengan kedatangan para tentara yang membawa bendera berlambang kerajaan Enjuba bertarung dengan para bawahan Robby. Roby kemudian memerintahkan Eddy dan Leo untuk iku dengannya membantu yang lain. Sementara itu William ditugaskan untuk membawa Hesa ke tempat yang aman karena Robby berpikir bahwa tentara tentara itu sedang mencari Hesa.

Dengan sangat cepat William memacu kudanya membawa Hesa yang sedang menangis karena berpikir bahwa semua ini adalah salahnya. Setelah melakukan perjalanan beberapa lama Wiliam sampai di sebuah pemukiman dan menitipkan Hesa kepada seorang penjaga bar kenalannya.

“Kamu tunggu di sini ya, aku akan pergi ke tempat bos dan lainnya. Kami akan menjemputmu saat semuanya sudah selesai.” Ucap William yang meninggalkan Hesa di bar itu.

Tiga hari telah berlalu tapi Roby dan lainnya tidak menjemput Hesa seperti apa yang William katakan kepadanya. Hesa keluar dari bar itu dan berjalan ke arah rumah sendirian. Setelah cukup lama berjalan akhirnya Hesa sampai di depan rumahnya yang sekarang sudah habis terbakar. Selain itu dia melihat dengan mata kepalanya sendiri, Roby dan teman teman lainnya telah tewas dengan cara yang sangat mengenaskan. Mayat merek sudah di gerumuti oleh belatung karena mereka sudah mati selam tiga hari tiga malam.

Wajah mereka juga sudah tidak bisa di kenali, tapi di salah satu mayat yang ada di sana Hesa menemukan mayat dengan kalung pisau persis seperti yang Roby kenakan. Hesa hanya bisa menangis memeluk mayat itu dan menyesali pembuatnya. Hesa berpikir andai saja dia tidak membuat Robby terluka mungkin Roby bisa mengalahkan mereka semua.

“Tidak, andai saja aku tidak bersama Robby mungkin para tentara itu tidak membunuh Robby dan lainnya.” Ucap Hesa sembari menangis.

Terpopuler

Comments

calliga

calliga

Saling support ya thor :3

2023-07-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!