rahasia gadis terbuang milik sang mafia
Pagi yang cerah ketika sang pemilik rumah yang sudah berangkat ke kantor untuk melakukan rutinitas seperti biasa.
Terlihat seorang gadis menuruni anak tangga untuk mendekati seseorang diruang tamu
"Bibi," sapa seorang gadis dengan sopan kepada seorang ibu yang sedang membersihkan sofa yang ada disana
Bibi yang dipanggil menoleh kearah suara yang memanggil nya
"Iya, ada yang bisa bibi bantu nona?" tanya bibi dengan ramah
"Panggil saja Laras, tidak apa-apa, jangan Nona saya tidak terbiasa" pinta Laras dengan sopan dan lemah lembut.
"Baiklah, Laras. Ada yang bisa bibi bantu?" tanya bibi kembali.
"Laras hanya ingin bermain ke taman bunga yang ada di belakang, Bibi. Dari kamar terlihat bagus, jadi Laras ingin bermain di sana, boleh kan?" tanya Laras.
Bibi terdiam sejenak, kemudian barulah dia mengizinkan Laras untuk pergi ketaman belakang
"Boleh Laras, pergilah, hati hati," kata bibi.
"Iya Bibi. Terima kasih banyak, Hmm.... Bibi ikut juga yuk, temani Laras sebentar," pinta Laras yang kembali memutarkan tubuhnya yang tadi sudah mengarah ke pintu menuju taman belakang
"Baiklah, Bibi akan menemani kamu ketaman belakang dan ke kolam ikan, tapi berjanjilah hanya sebentar saja, karena sebentar lagi bibi akan membersihkan kamar tuan muda," kata bibi.
"Iya Bibi, Laras janji tidak akan lama-lama disana" kata Laras sambil tersenyum
"Baiklah" jawab bibi
"Ayo bi," kata Laras yang mengajak bibi dengan senyum manisnya.
Laras melangkah menuju taman belakang, bibi yang masih belum melangkah untuk mengikuti Laras tersenyum melihat gadis tersebut. Di dalam hatinya, ia berpikir, "Semoga gadis ini bisa mengubah sifat tuan muda, dan semoga tuan muda bisa membukakan pintu hatinya untuk gadis ini, tuan muda tidak pernah membawa perempuan kerumah ini, walaupun aku tidak tahu dari dari mana asal usul gadis ini, tapi aku dapat melihat bahwa dia gadis yang baik dan juga cantik."
"Bibi, ayo!" panggil Laras dari kejauhan.
"Eh, iya, Laras, sebentar," jawab bibi.
Bibi pun melangkah kan kakinya untuk mengikuti Laras yang sudah sampai ditaman
beberapa menit setelah mereka berada di taman, tiba-tiba ponsel bibi berbunyi, dan bibi pun menjawab panggilan dari seberang sana.
"Assalamualaikum, tuan muda," sapa bibi.
"Waalaikumsalam, bibi," jawab seseorang di seberang sana.
"Ada apa tuan menelepon saya?" tanya bibi.
"Bibi, bawa dia ke kamar sekarang," pintanya.
"Tetapi tuan, dia hanya ingin bermain di taman sebentar," kata bibi yang mencoba membujuk tuan mudanya untuk mengizinkan Laras bermain ditaman
"Bawa dia ke kembali kekamarnya sekarang," perintahnya dengan suara tetap datar
"Baik baik tuan. Saya akan memintanya untuk kembali ke kamarnya," jawab bibi.
sebelum bibi memutuskan sambungan telponnya, dia kembali bertanya kepada tuannya
"Tuan, boleh saya bertanya?" ucap bibi.
"Silahkan, Bibi mau bertanya apa?" katanya.
"Mengapa tuan mengurungnya? tanya bibi
"Maksud bibi?" tanya nya
"Kasihan dia tuan, Mungkin dia bosan dikamar terus, makanya dia ingin keluar sebentar untuk melihat lihat bunga yang ada ditaman belakang" kata bibi
"Saya hanya tidak ingin dia keluar dari kamar, bukan berarti saya mengurungnya. Hanya saja... sudahlah, bi, pokoknya jangan biarkan dia ke kamar lagi," katanya dari seberang sana.
Untungnya, Laras tidak mendengar pembicaraan mereka tentang dirinya karena dia sudah pindah bermain ke kolam ikan tanpa disadari oleh bibi
"Ya sudah, Bi, itu saja. Saya masih ada kerjaan yang harus saya selesaikan, saya tutup dulu. Assalamualaikum," katanya menutup panggilan.
"Baik tuan, Waalaikumsalam," jawab bibi.
Setelah bibi mengucapkan salam dan menyimpan kembali ponselnya, bibi melihat kearah dimana Laras duduk sebelumnya, namun gadis itu sudah tidak ada ditempatnya, lalu bibi mengalih pandangan ditepi kolam ikan, ternyata Laras ada disana, sambil memasukkan kedua kakinya kedalam kolam tersebut
Di dalam hati, bibi sangat berharap tuan mudanya sedikit demi sedikit membuka hatinya untuk gadis ini, walaupun asal-usul gadis ini belum diketahui
Bibi pergi mendekati Laras, yang sedang bermain air di kolam ikan, Dia terlihat begitu senang dan tertawa lepas, sang bibi tidak tega jika membuatnya bersedih dengan mintanya untuk kembali ke kamar. Namun dengan berat hati bibi tetap minta Laras ke kamarnya kembali
"Laras, maaf ya mengganggu waktu senang-senang mu, masuklah ke kamarmu kembali sebelum pemilik rumah ini mengetahui kamu keluar kamar dia berpesan ke bibi untuk tidak mengizinkanmu keluar kamar tetapi bibi tidak ingin kamu bersedih tadinya makanya bibi izinkan sebentar sekarang masuklah kembali bisa-bisa bibi nanti yang dimarah" alasan bibi.
"Baiklah bi, terima kasih ya sudah mau menemani Laras bermain disini," jawab Laras dengan tersenyum.
"Iya, sama sama Laras," jawab bibi sambil tersenyum.
Laras pun berdiri dari duduknya dan berlalu meninggalkan bibi ditepi kolam ikan menuju kamarnya kembali
Bibi pun kembali masuk kedalam rumah untuk melanjutkan pekerjaannya yang tadi tertunda karena memenuhi permintaan Laras yang ingin ditemani ke taman belakang
Ditempat lain, terlihat tuan muda sang pemilik rumah mengawasi gerak gerik orang di rumah dari kantor menggunakan ponsel pribadinya yang langsung terhubung dengan CCTV di rumahnya. Ia hanya tersenyum melihat Laras yang bertingkah seperti anak kecil, meloncat loncat kearah tangga untuk naik menuju kamarnya, entah apa yang ada di pikirannya hanya dia yang tahu.
"Baru kali ini aku melihat perempuan seperti
dirimu, sangat penurut, tidak banyak tanya, entah mengapa saat pertemuan pertama malam itu, hati ku sedikit bergetar, dan seolah olah mengendalikan pikiran ku untuk melindungimu dan menjagamu, aku yakin kau perempuan yang baik, semoga aku tidak salah memberi mu izin untuk masuk ke hatiku, walau pun kita baru bertemu, hati ini seolah olah sudah lekat dengan mu, hati yang tidak pernah merasakan apa apa ini, kenapa tiba tiba bergetar" katanya sambil melihat ke layar ponsel yang di genggamnya
"Aku takut, ketika aku sudah yakin denganmu, kau tidak bisa menerima diriku, apa pekerjaan ku, siapa sebenernya diriku" katanya lagi sambil membuka laci meja kerjanya dan mengeluarkan senjata api kesayangannya
Setelah beberapa menit, dia kembali meletakkan senjata api yang dipegangnya kedalam laci dan menutupnya lalu beralih melihat ke layar ponselnya kembali.
"akan aku coba, walau ini tidak mudah, izinkan Laras, untuk mengenal mu lebih dalam" katanya lagi
Setelah memastikan Laras kembali ke kamar barulah ia menyimpan kembali ponsel ke dalam saku celananya, dia menyandarkan tumbuhnya di kursi kebesarannya, dia meletakkan kedua tangan nya di belakang kepala sebagai tumpuan sambil pandangan ke arah atas mengingat pertemuan pertama kalinya dengan gadis yang ada di rumahnya sekarang ini
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
samsuryati
balas komen saya ya Bu, kasih like juga dan vote oke.
2023-07-09
2
za
🤭🙏
2023-06-10
1
RS Star
semangat berkarya author
2023-06-10
2