NovelToon NovelToon

rahasia gadis terbuang milik sang mafia

01

Pagi yang cerah ketika sang pemilik rumah yang sudah berangkat ke kantor untuk melakukan rutinitas seperti biasa.

Terlihat seorang gadis menuruni anak tangga untuk mendekati seseorang diruang tamu

"Bibi," sapa seorang gadis dengan sopan kepada seorang ibu yang sedang membersihkan sofa yang ada disana

Bibi yang dipanggil menoleh kearah suara yang memanggil nya

"Iya, ada yang bisa bibi bantu nona?" tanya bibi dengan ramah

"Panggil saja Laras, tidak apa-apa, jangan Nona saya tidak terbiasa" pinta Laras dengan sopan dan lemah lembut.

"Baiklah, Laras. Ada yang bisa bibi bantu?" tanya bibi kembali.

"Laras hanya ingin bermain ke taman bunga yang ada di belakang, Bibi. Dari kamar terlihat bagus, jadi Laras ingin bermain di sana, boleh kan?" tanya Laras.

Bibi terdiam sejenak, kemudian barulah dia mengizinkan Laras untuk pergi ketaman belakang

"Boleh Laras, pergilah, hati hati," kata bibi.

"Iya Bibi. Terima kasih banyak, Hmm.... Bibi ikut juga yuk, temani Laras sebentar," pinta Laras yang kembali memutarkan tubuhnya yang tadi sudah mengarah ke pintu menuju taman belakang

"Baiklah, Bibi akan menemani kamu ketaman belakang dan ke kolam ikan, tapi berjanjilah hanya sebentar saja, karena sebentar lagi bibi akan membersihkan kamar tuan muda," kata bibi.

"Iya Bibi, Laras janji tidak akan lama-lama disana" kata Laras sambil tersenyum

"Baiklah" jawab bibi

"Ayo bi," kata Laras yang mengajak bibi dengan senyum manisnya.

Laras melangkah menuju taman belakang, bibi yang masih belum melangkah untuk mengikuti Laras tersenyum melihat gadis tersebut. Di dalam hatinya, ia berpikir, "Semoga gadis ini bisa mengubah sifat tuan muda, dan semoga tuan muda bisa membukakan pintu hatinya untuk gadis ini, tuan muda tidak pernah membawa perempuan kerumah ini, walaupun aku tidak tahu dari dari mana asal usul gadis ini, tapi aku dapat melihat bahwa dia gadis yang baik dan juga cantik."

"Bibi, ayo!" panggil Laras dari kejauhan.

"Eh, iya, Laras, sebentar," jawab bibi.

Bibi pun melangkah kan kakinya untuk mengikuti Laras yang sudah sampai ditaman

beberapa menit setelah mereka berada di taman, tiba-tiba ponsel bibi berbunyi, dan bibi pun menjawab panggilan dari seberang sana.

"Assalamualaikum, tuan muda," sapa bibi.

"Waalaikumsalam, bibi," jawab seseorang di seberang sana.

"Ada apa tuan menelepon saya?" tanya bibi.

"Bibi, bawa dia ke kamar sekarang," pintanya.

"Tetapi tuan, dia hanya ingin bermain di taman sebentar," kata bibi yang mencoba membujuk tuan mudanya untuk mengizinkan Laras bermain ditaman

"Bawa dia ke kembali kekamarnya sekarang," perintahnya dengan suara tetap datar

"Baik baik tuan. Saya akan memintanya untuk kembali ke kamarnya," jawab bibi.

sebelum bibi memutuskan sambungan telponnya, dia kembali bertanya kepada tuannya

"Tuan, boleh saya bertanya?" ucap bibi.

"Silahkan, Bibi mau bertanya apa?" katanya.

"Mengapa tuan mengurungnya? tanya bibi

"Maksud bibi?" tanya nya

"Kasihan dia tuan, Mungkin dia bosan dikamar terus, makanya dia ingin keluar sebentar untuk melihat lihat bunga yang ada ditaman belakang" kata bibi

"Saya hanya tidak ingin dia keluar dari kamar, bukan berarti saya mengurungnya. Hanya saja... sudahlah, bi, pokoknya jangan biarkan dia ke kamar lagi," katanya dari seberang sana.

Untungnya, Laras tidak mendengar pembicaraan mereka tentang dirinya karena dia sudah pindah bermain ke kolam ikan tanpa disadari oleh bibi

"Ya sudah, Bi, itu saja. Saya masih ada kerjaan yang harus saya selesaikan, saya tutup dulu. Assalamualaikum," katanya menutup panggilan.

"Baik tuan, Waalaikumsalam," jawab bibi.

Setelah bibi mengucapkan salam dan menyimpan kembali ponselnya, bibi melihat kearah dimana Laras duduk sebelumnya, namun gadis itu sudah tidak ada ditempatnya, lalu bibi mengalih pandangan ditepi kolam ikan, ternyata Laras ada disana, sambil memasukkan kedua kakinya kedalam kolam tersebut

Di dalam hati, bibi sangat berharap tuan mudanya sedikit demi sedikit membuka hatinya untuk gadis ini, walaupun asal-usul gadis ini belum diketahui

Bibi pergi mendekati Laras, yang sedang bermain air di kolam ikan, Dia terlihat begitu senang dan tertawa lepas, sang bibi tidak tega jika membuatnya bersedih dengan mintanya untuk kembali ke kamar. Namun dengan berat hati bibi tetap minta Laras ke kamarnya kembali

"Laras, maaf ya mengganggu waktu senang-senang mu, masuklah ke kamarmu kembali sebelum pemilik rumah ini mengetahui kamu keluar kamar dia berpesan ke bibi untuk tidak mengizinkanmu keluar kamar tetapi bibi tidak ingin kamu bersedih tadinya makanya bibi izinkan sebentar sekarang masuklah kembali bisa-bisa bibi nanti yang dimarah" alasan bibi.

"Baiklah bi, terima kasih ya sudah mau menemani Laras bermain disini," jawab Laras dengan tersenyum.

"Iya, sama sama Laras," jawab bibi sambil tersenyum.

Laras pun berdiri dari duduknya dan berlalu meninggalkan bibi ditepi kolam ikan menuju kamarnya kembali

Bibi pun kembali masuk kedalam rumah untuk melanjutkan pekerjaannya yang tadi tertunda karena memenuhi permintaan Laras yang ingin ditemani ke taman belakang

Ditempat lain, terlihat tuan muda sang pemilik rumah mengawasi gerak gerik orang di rumah dari kantor menggunakan ponsel pribadinya yang langsung terhubung dengan CCTV di rumahnya. Ia hanya tersenyum melihat Laras yang bertingkah seperti anak kecil, meloncat loncat kearah tangga untuk naik menuju kamarnya, entah apa yang ada di pikirannya hanya dia yang tahu.

"Baru kali ini aku melihat perempuan seperti

dirimu, sangat penurut, tidak banyak tanya, entah mengapa saat pertemuan pertama malam itu, hati ku sedikit bergetar, dan seolah olah mengendalikan pikiran ku untuk melindungimu dan menjagamu, aku yakin kau perempuan yang baik, semoga aku tidak salah memberi mu izin untuk masuk ke hatiku, walau pun kita baru bertemu, hati ini seolah olah sudah lekat dengan mu, hati yang tidak pernah merasakan apa apa ini, kenapa tiba tiba bergetar" katanya sambil melihat ke layar ponsel yang di genggamnya

"Aku takut, ketika aku sudah yakin denganmu, kau tidak bisa menerima diriku, apa pekerjaan ku, siapa sebenernya diriku" katanya lagi sambil membuka laci meja kerjanya dan mengeluarkan senjata api kesayangannya

Setelah beberapa menit, dia kembali meletakkan senjata api yang dipegangnya kedalam laci dan menutupnya lalu beralih melihat ke layar ponselnya kembali.

"akan aku coba, walau ini tidak mudah, izinkan Laras, untuk mengenal mu lebih dalam" katanya lagi

Setelah memastikan Laras kembali ke kamar barulah ia menyimpan kembali ponsel ke dalam saku celananya, dia menyandarkan tumbuhnya di kursi kebesarannya, dia meletakkan kedua tangan nya di belakang kepala sebagai tumpuan sambil pandangan ke arah atas mengingat pertemuan pertama kalinya dengan gadis yang ada di rumahnya sekarang ini

02

# kejadian 2 hari yang lalu

Sore hari sekitar jam 17.00, saat itu hujan lebat turun tanpa memberitahu, angin kencang menggoyang pepohonan yang ada disekitar nya, dan petir menyambar tanpa henti. Ia ingin pulang ke rumah setelah lelah bekerja seharian di kantor.

Di tengah perjalanan pulang, ia melihat seorang gadis dikejar-kejar oleh dua orang pria berbadan kekar, berpakaian hitam lengan pendek, sehingga menampakkan tato yang ada di lengannya bergambar seekor naga, pakaian gadis itu terlihat basah kuyup, rambut yang panjang dan lurus menjuntai basah karena air hujan, ada sedikit ada luka di sudut bibirnya, dan gadis itu tidak menggunakan alas kaki.

"Hei, gadis kurang ajar ke sini kau!" kata salah satu dari pria yang mengejar gadis tersebut.

"Berani sekali kau melukai bos kami!" kata yang satunya lagi.

Ia melihat gadis itu tidak berbicara atau pun menoleh kebelakang, ia hanya melihat gadis itu terus berlari sekuat tenaga sambil menangis

Tiba-tiba hatinya tidak tega melihat gadis itu. Ketika mereka sudah mendekati mobilnya, ia mengeluarkan pistol keberuntungan yang selalu dibawanya kemana pun dia pergi, ia mengarahkan pistol ke arah dua orang laki-laki itu, membidik ke arah kepala mereka dan melepaskan tembakan hingga mereka pun tewas dengan peluru yang bersarang di kepala mereka

Gadis itu pun berhenti berlari, karena merasakan seperti tidak ada yang mengejarnya, gadis itu melihat ke arah belakang. Gadis itu terkejut ketika melihat dua orang itu sudah terkapar mengeluarkan darah dari kepalanya.

Ia pun keluar dari mobil setelah menyimpan pistol kesayangannya dengan memegang payung hitam di tangan kirinya dan menggunakan kacamata hitam.

Gadis itu membalikkan badannya kembali ke depan hendak pergi, namun ia dikejutkan lagi dengan seorang laki-laki berpayung hitam yang berdiri tepat di depannya.

Gadis itu mundur terus mundur dan terjatuh ke tanah. Gadis itu ketakutan karena ia yang terus maju ingin mendekati gadis itu, ia ingin menolong atau sekedar bertanya, tetapi sepertinya gadis itu ketakutan. Lalu gadis itu bangun dan hendak lari, namun tangannya sudah dipegang dan ditahan.

"Tenanglah nona, aku tidak akan menyakitimu," kata pria tersebut yang terus menggenggam tangan gadis itu.

Namun gadis itu terus berusaha melepaskan tangannya dari genggaman pria yang menolongnya ini.

"Tolong, tuan, lepaskan aku! Aku mohon, jangan sakiti aku! Lepaskan tanganku, aku mohon, jangan bawa aku ke sana lagi! Aku mohon, tuan," mohon gadis itu dengan air mata yang sudah keluar meluncur turun ke pipi nya

Setelah berkata seperti itu, gadis itu langsung tidak sadarkan diri. Untungnya, ia cepat menahan tubuh gadis itu agar tidak jatuh ke tanah. Ia terus menggoyangkan tubuh gadis itu, tetapi tidak ada jawabannya. Gadis itu tetap memejamkan matanya.

"Hei, bangunlah!... hei, bangun!... Kau kenapa? Di mana rumahmu dan siapa nama mu?" katanya yang terus menggoyangkan tubuh gadis yang dipegangnya itu.

Akhirnya, dengan hati yang tidak tega, ia pun membawa gadis itu pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah, ia langsung disambut oleh Bibi Ina, sang kepala pelayan yang telah dianggapnya sebagai ibunya.

"Ya Allah, tuan ini siapa? Tuan apa kan gadis malang ini?" tanya Bibi Ina yang panik

Mereka membawa gadis itu ke lantai dua, di mana terdapat kamar tamu. Ia meletakkan gadis itu secara perlahan dan menyelimuti tubuh gadis itu

"Bibi, bukan aku yang membuatnya seperti ini, tadi aku menolongnya saat dia dikejar oleh dua orang pria yang seperti ingin menculiknya, setelah aku membantu dan membunuh dua orang tersebut, aku mendekatinya dan berniat ingin mengantar nya pulang, tetapi dia seperti ketakutan dan pingsan ketika aku menahan tangan nya, aku tidak tega lalu aku bawa pulang" kata nya

"Jadi tuan tidak mengenal sama sekali dengan gadis ini?" tanya Bibi

"Tidak bi" katanya

"Ya sudah tidak apa apa Tuan, Biar kan dia istirahat dulu" kata Bibi

"Tapi Bibi, bajunya basah, aku takut dia masuk angin dan sakit" katanya kepada Bibi yang sedikit khawatir

"Biar Bibi yang menggantikan bajunya, sepertinya bibi ada baju yang cocok untuk nya" jawab Bibi

"Jangan bilang Bibi akan mengganti pakaiannya dengan daster" kata nya yang langsung melihat ke arah wajah bibi

"Tidak tuan, tadi pagi Bibi ke toko baju, dan membeli baju untuk anak adik Bibi dikampung, sepertinya cocok dengan tubuh gadis ini" kata Bibi

"Gantikan lah dulu pakaiannya Bi" pinta nya

"Baik tuan, Bibi ambil dulu pakaian dikamar Bibi" jawab bibi sambil melangkah keluar kearah tangga untuk turun menuju kamar nya

Setelah beberapa menit, Bibi kembali kekamar tamu, ditangan nya terdapat satu helai dress cantik berwarna biru muda

"Ini tuan pakaiannya" kata bibi yang mengulurkan baju yang dibawanya pada tuannya

"Bibi, tidak mungkin aku yang menggantikannya Bi" kata nya

"Eh maaf tuan, Bibi lupa, kalau begitu tuan tunggu diluar saja, nanti setelah selesai menggantikan pakaian gadis ini, bibi akan panggil tuan kembali masuk ke sini" kata bibi kepada nya

"Baiklah bi" jawabnya sambil melangkah keluar dan menutup pintu kamar tersebut

Beberapa menit telah berlalu, Bibi pun membuka kan pintu dari dalam kamar

"Tuan, sudah selesai, masuklah" kata bibi

"Apa dia belum sadar dari pingsannya bi?" tanya nya sambil melangkah mendekati tempat tidur

"Belum tuan, biarkan saja dia istirahat dulu" kata Bibi memberi saran

"Baik bibi, nanti akan aku panggilkan dokter untuk memeriksanya, setelah itu aku minta rawatlah dia dengan baik bi, Entah mengapa hatiku berkata kata saat aku menatap matanya" katanya

"Baik tuan, Bibi akan merawatnya dengan baik" kata bibi

"Terima kasih bi, kalau begitu aku kekamar dulu, aku ingin mandi dan istirahat, pekerjaan dikantor sangat membuat ku lelah" kata nya

"Silahkan tuan, apa perlu bibi siap kan air hangat untuk tuan mandi?" tanya bibi kepada nya

"Tidak perlu Bi, bibi disini saja, temani dia, dan tunggu dokter datang" jawab nya sambil melangkah keluar untuk kekamarnya

"Baiklah tuan" jawab Bibi

Dikamar nya, tidak lupa ia memanggil dokter pribadinya dengan sambungan telpon untuk memeriksa keadaan gadis yang ada dikamar tamu tersebut

Setelah panggilan tersambung, dia langsung berbicara

"Datang kerumah sekarang, tanpa lama dan banyak alasan" suaranya yang datar dan tegas

"lo pikir gue secepat itu, gue sedang banyak pasien" balas dokter

"tanpa penolakan" katanya yang langsung mematikan sambungan telponnya

"dia ini, seenak jidat nya saja, untung kau sahabat ku" umpatnya sambil menyimpan ponsel nya kedalam saku baju kebanggaannya yang berwarna putih dan langsung bergegas menuju ke rumah sang penelepon

Ditempat lain, setelah memutuskan sambungan telponnya dengan dokter pribadinya, ia langsung menghubungi sahabat-sahabatnya, dia menceritakan semuanya kepada sahabat-sahabatnya agar nanti jika terjadi sesuatu atau apapun, mereka dapat membantunya.

03

Setelah dia selesai membersihkan dirinya, dia turun kebawah, duduk diruang tamu sambil menunggu Dokter pribadinya datang.

Sekitar 20 menit menunggu, akhirnya Dokter yang dipanggil untuk datang kerumah pun tiba

"Tok...Tok...Tok" suara pintu yang diketuk oleh Dokter dari luar

"Assalamualaikum Rayyan" panggil nya dari luar

"Waalaikumsalam" jawab Rayyan sang tuan muda yang langsung membukakan pintu.

Rayyan Zalendra, seorang CEO terkenal, dikenal karena sifat kejam dan dinginnya di dunia bisnis. Namun, di balik itu, sifatnya berbanding terbalik ketika berinteraksi dengan orang-orang terdekatnya.

Rayyan Zalendra telah mencapai kesuksesan dan terkenal karena perusahaan yang dipimpinnya memiliki banyak cabang yang terus berkembang. Namun, pekerjaannya sebagai CEO hanyalah satu sisi dari kehidupannya. Ada pekerjaan lain yang dilakukannya yang termasuk dalam kategori pekerjaan yang berbahaya, tetapi hanya orang-orang tertentu yang mengetahuinya.

"Kenapa lama?" tanya Rayyan dengan suara datar

"lo pikir aku ini punya kekuatan seperti Boboiboy, larian laju...." kata Dokter tersebut sambil mengangkat tangan yang dikepal nya keatas

"Alasan" kata Rayyan yang sudah memincingkan kedua matanya ke arah Dokter pribadinya itu

"Siapa yang sakit?" tanya dokter pribadinya mengalihkan pembicaraan

"Sudah jangan banyak tanya, ayo ikut aku keatas" jawab Rayyan sambil melangkah menaiki tangga menuju kamar tamu dimana Bibi dan gadis itu menunggu

"Bibi" panggil Rayyan sambil membuka pintu kamar dengan perlahan

"Iya tuan" jawab Bibi

"Apa dia masih pingsan Bi?" tanya Rayyan

"Iya tuan, dari tadi dia belum sadarkan diri tuan" jawab Bibi lagi

Dokter yang dari tadi mengikuti langkah kaki Rayyan akhirnya bersuara

"Siapa gadis ini Rayyan?" tanya Dokter tersebut yang sangat penasaran

"Jangan banyak tanya, periksa dia sekarang" pinta Rayyan

"gue ini sahabat lo, jangan lo rahasiakan apa apa dari gue Ray" kata Dokter tersebut

Rayyan pun menceritakan semuanya kepada Dokter pribadinya yang sekaligus sebagai sahabatnya ini

"Lalu mengapa lo yang susah susah mengurusnya, bawa saja dia kerumah sakit, nanti gue yang akan menangani nya" kata Dokter tersebut yang sengaja memancing Rayyan

"Tugas lo hanya memeriksa dan memberinya resep obat, setelah itu lo boleh pulang" usir Rayyan

"Ya elah, iya gue tau dasar lo, gampang marah, jangan garang-garang, nanti dia takut" sindir Dokter yang sedang memeriksa gadis yang ada diatas tempat tidur itu

"Ni resep obatnya, Jangan ditanya apa apa dulu, kemungkinan dia trauma dengan kejadian yang dia alami, tapi berusahalah membujuknya dengan kelembutan" kata Dokter tersebut

"Oke, gue paham, sudah, lo bisa kembali kerumah sakit" usir Rayyan

"Bukanya berterima kasih, malah ngusir gue lo, iya gue balik kerumah sakit, assalamualaikum" kata Dokter yang berlalu pergi untuk kembali kerumah sakit tempatnya bertugas

Aditia Pratama, dia adalah seorang Dokter pribadi Rayyan zalendra, sekaligus sahabat Rayyan, dia bekerja dirumah sakit milik Rayyan yang sengaja dibangun untuk orang orang yang kurang mampu, tetapi perawat dan Dokter disana digaji dengan harga yang lumayan besar, Aditia diangkat oleh Rayyan menjadi Direktur dirumah sakitnya, dia hanya membangun rumah sakit dan memberi modal untuk memenuhi fasilitas jika ada yang kurang

Sudah dua hari berlalu dan gadis itu masih enggan menceritakan tentang dirinya.

Setiap Bibi mengantarkan makanan kekamarnya, dia tidak pernah menghabiskan makanan tersebut, Setiap kali bibi bertanya tentang dirinya, ia tampak ketakutan, menangis sambil memeluk kedua lututnya, dan menyembunyikan wajahnya.

Bibi Ina menjadi prihatin melihat keadaan gadis itu. bibi merawat gadis itu dengan baik, bibi mencoba untuk bersikap lebih lembut dan sabar dalam mendekati gadis itu.

"Bibi Ina mengerti bahwa kamu masih merasa takut. Tapi bibi ada di sini untuk membantu dan melindungi mu. Kamu tidak perlu takut pada bibi atau siapapun di sini. Bibi hanya ingin membantumu dan memastikan kamu baik-baik saja," ucap Bibi Ina dengan lembut, mencoba membuat gadis itu merasa aman.

Gadis itu menoleh perlahan, namun masih terlihat ketakutan. Dia tetap memeluk kedua lututnya, tetapi tidak lagi menyembunyikan wajahnya. Bibi Ina memberinya waktu dan ruang untuk merasa nyaman sebelum memulai percakapan lebih lanjut.

"Bibi Ina ingin membantumu, tetapi untuk itu bibi perlu tahu apa yang sebenarnya terjadi pada mu" kata Bibi Ina dengan lembut.

sudah berbagai cara bibi lakukan untuk membuatnya mau menceritakan tentang dirinya, Namun gadis itu tetap enggan untuk mengatakan semuanya

"Baiklah, tidak apa apa, jika kamu masih belom bisa menceritakan semuanya tentang dirimu, tapi makanlah makanan ini sampai habis agar kamu bertenaga" kata bibi sambil meletakkan nampan yang berisi makanan diatas meja kecil disamping tempat tidur

Lalu bibi duduk ditepi tempat tidur dimana gadis itu duduk bersandar

"Bagaimana keadaan mu sekarang nak?, apa yang kamu rasakan?, apa masih ada yang sakit?" tanya Bibi mencoba mengajak gadis itu berbicara agar merasa lebih dekat

"Sudah mendingan Bi, tidak ada yang sakit lagi" jawab gadis itu

"Ya sudah, nanti setelah makan jangan lupa minum obat ya, bibi ke dapur dulu" kata Bibi

"Iya bi, terima kasih" jawab nya

"Sama-sama" jawab bibi lagi sambil melangkah keluar untuk ke dapur

Hingga suatu hari, sang pemilik rumah memutuskan untuk bertanya langsung kepada gadis itu, Namun, alih-alih menjawab pertanyaannya, gadis itu justru semakin ketakutan. Tangisannya menjadi semakin keras hingga akhirnya dia pingsan karena takut ketika didekati oleh Rayyan

"Saya mohon jangan dekati saya, saya tidak sengaja memukulnya, jangan siksa saya, jangan bawa saya kembali kerumah" kata gadis itu.

Gadis itu terus mundur yang awalnya dia duduk diatas tempat tidur langsung turun untuk menjauhi Rayyan yang berusaha mendekatinya

Setelah ia berkata seperti, gadis itu langsung pingsan, untungnya Rayyan cepat menangkap tubuhnya dan mengangkat gadis itu untuk dibaringkan diatas tempat tidur semula

Melihat ketakutan sang gadis semakin parah, Bibi mengungkapkan pendapatnya dengan penuh perhatian.

"Tuan, menurut Bibi, sebaiknya kita tidak menanyakannya apa-apa terlebih dahulu. Nanti dia pasti akan menceritakan sendiri kepada Bibi maupun Tuan," alasan Bibi dengan lembut.

"Tapi bi, aku hanya ingin mendengar ceritanya, aku hanya ingin membantunya, entah mengapa hati ku sakit melihat dirinya seperti itu" jawab Rayyan

"Iya tuan, Bibi tau, tapi kita harus mendengar kata Dokter Adit, bahwa gadis ini tidak bisa ditekan, ditanya-tanya, traumanya masih ada tuan" kata Bibi yang berusaha membuat Rayyan mengerti

"Hmm... baiklah, Bibi, aku tidak berniat ingin membuat nya semakin trauma, aku hanya ingin melindungi dan membantunya, aku minta jagalah dan rawatlah dia dengan baik bi" kata Rayyan yang melihat kearah wajah gadis yang terbaring diatas tempat tidur

"Baik, Tuan," jawab Bibi sambil tersenyum dan memandang ke arah gadis yang terbaring lemah di kasur.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!