02

# kejadian 2 hari yang lalu

Sore hari sekitar jam 17.00, saat itu hujan lebat turun tanpa memberitahu, angin kencang menggoyang pepohonan yang ada disekitar nya, dan petir menyambar tanpa henti. Ia ingin pulang ke rumah setelah lelah bekerja seharian di kantor.

Di tengah perjalanan pulang, ia melihat seorang gadis dikejar-kejar oleh dua orang pria berbadan kekar, berpakaian hitam lengan pendek, sehingga menampakkan tato yang ada di lengannya bergambar seekor naga, pakaian gadis itu terlihat basah kuyup, rambut yang panjang dan lurus menjuntai basah karena air hujan, ada sedikit ada luka di sudut bibirnya, dan gadis itu tidak menggunakan alas kaki.

"Hei, gadis kurang ajar ke sini kau!" kata salah satu dari pria yang mengejar gadis tersebut.

"Berani sekali kau melukai bos kami!" kata yang satunya lagi.

Ia melihat gadis itu tidak berbicara atau pun menoleh kebelakang, ia hanya melihat gadis itu terus berlari sekuat tenaga sambil menangis

Tiba-tiba hatinya tidak tega melihat gadis itu. Ketika mereka sudah mendekati mobilnya, ia mengeluarkan pistol keberuntungan yang selalu dibawanya kemana pun dia pergi, ia mengarahkan pistol ke arah dua orang laki-laki itu, membidik ke arah kepala mereka dan melepaskan tembakan hingga mereka pun tewas dengan peluru yang bersarang di kepala mereka

Gadis itu pun berhenti berlari, karena merasakan seperti tidak ada yang mengejarnya, gadis itu melihat ke arah belakang. Gadis itu terkejut ketika melihat dua orang itu sudah terkapar mengeluarkan darah dari kepalanya.

Ia pun keluar dari mobil setelah menyimpan pistol kesayangannya dengan memegang payung hitam di tangan kirinya dan menggunakan kacamata hitam.

Gadis itu membalikkan badannya kembali ke depan hendak pergi, namun ia dikejutkan lagi dengan seorang laki-laki berpayung hitam yang berdiri tepat di depannya.

Gadis itu mundur terus mundur dan terjatuh ke tanah. Gadis itu ketakutan karena ia yang terus maju ingin mendekati gadis itu, ia ingin menolong atau sekedar bertanya, tetapi sepertinya gadis itu ketakutan. Lalu gadis itu bangun dan hendak lari, namun tangannya sudah dipegang dan ditahan.

"Tenanglah nona, aku tidak akan menyakitimu," kata pria tersebut yang terus menggenggam tangan gadis itu.

Namun gadis itu terus berusaha melepaskan tangannya dari genggaman pria yang menolongnya ini.

"Tolong, tuan, lepaskan aku! Aku mohon, jangan sakiti aku! Lepaskan tanganku, aku mohon, jangan bawa aku ke sana lagi! Aku mohon, tuan," mohon gadis itu dengan air mata yang sudah keluar meluncur turun ke pipi nya

Setelah berkata seperti itu, gadis itu langsung tidak sadarkan diri. Untungnya, ia cepat menahan tubuh gadis itu agar tidak jatuh ke tanah. Ia terus menggoyangkan tubuh gadis itu, tetapi tidak ada jawabannya. Gadis itu tetap memejamkan matanya.

"Hei, bangunlah!... hei, bangun!... Kau kenapa? Di mana rumahmu dan siapa nama mu?" katanya yang terus menggoyangkan tubuh gadis yang dipegangnya itu.

Akhirnya, dengan hati yang tidak tega, ia pun membawa gadis itu pulang ke rumahnya. Sesampainya di rumah, ia langsung disambut oleh Bibi Ina, sang kepala pelayan yang telah dianggapnya sebagai ibunya.

"Ya Allah, tuan ini siapa? Tuan apa kan gadis malang ini?" tanya Bibi Ina yang panik

Mereka membawa gadis itu ke lantai dua, di mana terdapat kamar tamu. Ia meletakkan gadis itu secara perlahan dan menyelimuti tubuh gadis itu

"Bibi, bukan aku yang membuatnya seperti ini, tadi aku menolongnya saat dia dikejar oleh dua orang pria yang seperti ingin menculiknya, setelah aku membantu dan membunuh dua orang tersebut, aku mendekatinya dan berniat ingin mengantar nya pulang, tetapi dia seperti ketakutan dan pingsan ketika aku menahan tangan nya, aku tidak tega lalu aku bawa pulang" kata nya

"Jadi tuan tidak mengenal sama sekali dengan gadis ini?" tanya Bibi

"Tidak bi" katanya

"Ya sudah tidak apa apa Tuan, Biar kan dia istirahat dulu" kata Bibi

"Tapi Bibi, bajunya basah, aku takut dia masuk angin dan sakit" katanya kepada Bibi yang sedikit khawatir

"Biar Bibi yang menggantikan bajunya, sepertinya bibi ada baju yang cocok untuk nya" jawab Bibi

"Jangan bilang Bibi akan mengganti pakaiannya dengan daster" kata nya yang langsung melihat ke arah wajah bibi

"Tidak tuan, tadi pagi Bibi ke toko baju, dan membeli baju untuk anak adik Bibi dikampung, sepertinya cocok dengan tubuh gadis ini" kata Bibi

"Gantikan lah dulu pakaiannya Bi" pinta nya

"Baik tuan, Bibi ambil dulu pakaian dikamar Bibi" jawab bibi sambil melangkah keluar kearah tangga untuk turun menuju kamar nya

Setelah beberapa menit, Bibi kembali kekamar tamu, ditangan nya terdapat satu helai dress cantik berwarna biru muda

"Ini tuan pakaiannya" kata bibi yang mengulurkan baju yang dibawanya pada tuannya

"Bibi, tidak mungkin aku yang menggantikannya Bi" kata nya

"Eh maaf tuan, Bibi lupa, kalau begitu tuan tunggu diluar saja, nanti setelah selesai menggantikan pakaian gadis ini, bibi akan panggil tuan kembali masuk ke sini" kata bibi kepada nya

"Baiklah bi" jawabnya sambil melangkah keluar dan menutup pintu kamar tersebut

Beberapa menit telah berlalu, Bibi pun membuka kan pintu dari dalam kamar

"Tuan, sudah selesai, masuklah" kata bibi

"Apa dia belum sadar dari pingsannya bi?" tanya nya sambil melangkah mendekati tempat tidur

"Belum tuan, biarkan saja dia istirahat dulu" kata Bibi memberi saran

"Baik bibi, nanti akan aku panggilkan dokter untuk memeriksanya, setelah itu aku minta rawatlah dia dengan baik bi, Entah mengapa hatiku berkata kata saat aku menatap matanya" katanya

"Baik tuan, Bibi akan merawatnya dengan baik" kata bibi

"Terima kasih bi, kalau begitu aku kekamar dulu, aku ingin mandi dan istirahat, pekerjaan dikantor sangat membuat ku lelah" kata nya

"Silahkan tuan, apa perlu bibi siap kan air hangat untuk tuan mandi?" tanya bibi kepada nya

"Tidak perlu Bi, bibi disini saja, temani dia, dan tunggu dokter datang" jawab nya sambil melangkah keluar untuk kekamarnya

"Baiklah tuan" jawab Bibi

Dikamar nya, tidak lupa ia memanggil dokter pribadinya dengan sambungan telpon untuk memeriksa keadaan gadis yang ada dikamar tamu tersebut

Setelah panggilan tersambung, dia langsung berbicara

"Datang kerumah sekarang, tanpa lama dan banyak alasan" suaranya yang datar dan tegas

"lo pikir gue secepat itu, gue sedang banyak pasien" balas dokter

"tanpa penolakan" katanya yang langsung mematikan sambungan telponnya

"dia ini, seenak jidat nya saja, untung kau sahabat ku" umpatnya sambil menyimpan ponsel nya kedalam saku baju kebanggaannya yang berwarna putih dan langsung bergegas menuju ke rumah sang penelepon

Ditempat lain, setelah memutuskan sambungan telponnya dengan dokter pribadinya, ia langsung menghubungi sahabat-sahabatnya, dia menceritakan semuanya kepada sahabat-sahabatnya agar nanti jika terjadi sesuatu atau apapun, mereka dapat membantunya.

Terpopuler

Comments

4U2C

4U2C

𝐚𝐰𝐚𝐥 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐢𝐤𝐢𝐧 𝐚𝐤𝐮 𝐭𝐞𝐫𝐭𝐚𝐰𝐚 𝐲𝐚𝐡 𝐭𝐡𝐨𝐫🤣🤣🤣🤭🤭🤭𝐞𝐡 𝐭𝐮𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐚𝐟..

2023-08-22

1

samsuryati

samsuryati

mampir juga di novel saya dengan judul "pasrah aja"atau dengan novel yang baru lainnya dengan judul "terjebak pernikahan dadakan"

Hahaha dibalas ya.

2023-07-09

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!