03

Setelah dia selesai membersihkan dirinya, dia turun kebawah, duduk diruang tamu sambil menunggu Dokter pribadinya datang.

Sekitar 20 menit menunggu, akhirnya Dokter yang dipanggil untuk datang kerumah pun tiba

"Tok...Tok...Tok" suara pintu yang diketuk oleh Dokter dari luar

"Assalamualaikum Rayyan" panggil nya dari luar

"Waalaikumsalam" jawab Rayyan sang tuan muda yang langsung membukakan pintu.

Rayyan Zalendra, seorang CEO terkenal, dikenal karena sifat kejam dan dinginnya di dunia bisnis. Namun, di balik itu, sifatnya berbanding terbalik ketika berinteraksi dengan orang-orang terdekatnya.

Rayyan Zalendra telah mencapai kesuksesan dan terkenal karena perusahaan yang dipimpinnya memiliki banyak cabang yang terus berkembang. Namun, pekerjaannya sebagai CEO hanyalah satu sisi dari kehidupannya. Ada pekerjaan lain yang dilakukannya yang termasuk dalam kategori pekerjaan yang berbahaya, tetapi hanya orang-orang tertentu yang mengetahuinya.

"Kenapa lama?" tanya Rayyan dengan suara datar

"lo pikir aku ini punya kekuatan seperti Boboiboy, larian laju...." kata Dokter tersebut sambil mengangkat tangan yang dikepal nya keatas

"Alasan" kata Rayyan yang sudah memincingkan kedua matanya ke arah Dokter pribadinya itu

"Siapa yang sakit?" tanya dokter pribadinya mengalihkan pembicaraan

"Sudah jangan banyak tanya, ayo ikut aku keatas" jawab Rayyan sambil melangkah menaiki tangga menuju kamar tamu dimana Bibi dan gadis itu menunggu

"Bibi" panggil Rayyan sambil membuka pintu kamar dengan perlahan

"Iya tuan" jawab Bibi

"Apa dia masih pingsan Bi?" tanya Rayyan

"Iya tuan, dari tadi dia belum sadarkan diri tuan" jawab Bibi lagi

Dokter yang dari tadi mengikuti langkah kaki Rayyan akhirnya bersuara

"Siapa gadis ini Rayyan?" tanya Dokter tersebut yang sangat penasaran

"Jangan banyak tanya, periksa dia sekarang" pinta Rayyan

"gue ini sahabat lo, jangan lo rahasiakan apa apa dari gue Ray" kata Dokter tersebut

Rayyan pun menceritakan semuanya kepada Dokter pribadinya yang sekaligus sebagai sahabatnya ini

"Lalu mengapa lo yang susah susah mengurusnya, bawa saja dia kerumah sakit, nanti gue yang akan menangani nya" kata Dokter tersebut yang sengaja memancing Rayyan

"Tugas lo hanya memeriksa dan memberinya resep obat, setelah itu lo boleh pulang" usir Rayyan

"Ya elah, iya gue tau dasar lo, gampang marah, jangan garang-garang, nanti dia takut" sindir Dokter yang sedang memeriksa gadis yang ada diatas tempat tidur itu

"Ni resep obatnya, Jangan ditanya apa apa dulu, kemungkinan dia trauma dengan kejadian yang dia alami, tapi berusahalah membujuknya dengan kelembutan" kata Dokter tersebut

"Oke, gue paham, sudah, lo bisa kembali kerumah sakit" usir Rayyan

"Bukanya berterima kasih, malah ngusir gue lo, iya gue balik kerumah sakit, assalamualaikum" kata Dokter yang berlalu pergi untuk kembali kerumah sakit tempatnya bertugas

Aditia Pratama, dia adalah seorang Dokter pribadi Rayyan zalendra, sekaligus sahabat Rayyan, dia bekerja dirumah sakit milik Rayyan yang sengaja dibangun untuk orang orang yang kurang mampu, tetapi perawat dan Dokter disana digaji dengan harga yang lumayan besar, Aditia diangkat oleh Rayyan menjadi Direktur dirumah sakitnya, dia hanya membangun rumah sakit dan memberi modal untuk memenuhi fasilitas jika ada yang kurang

Sudah dua hari berlalu dan gadis itu masih enggan menceritakan tentang dirinya.

Setiap Bibi mengantarkan makanan kekamarnya, dia tidak pernah menghabiskan makanan tersebut, Setiap kali bibi bertanya tentang dirinya, ia tampak ketakutan, menangis sambil memeluk kedua lututnya, dan menyembunyikan wajahnya.

Bibi Ina menjadi prihatin melihat keadaan gadis itu. bibi merawat gadis itu dengan baik, bibi mencoba untuk bersikap lebih lembut dan sabar dalam mendekati gadis itu.

"Bibi Ina mengerti bahwa kamu masih merasa takut. Tapi bibi ada di sini untuk membantu dan melindungi mu. Kamu tidak perlu takut pada bibi atau siapapun di sini. Bibi hanya ingin membantumu dan memastikan kamu baik-baik saja," ucap Bibi Ina dengan lembut, mencoba membuat gadis itu merasa aman.

Gadis itu menoleh perlahan, namun masih terlihat ketakutan. Dia tetap memeluk kedua lututnya, tetapi tidak lagi menyembunyikan wajahnya. Bibi Ina memberinya waktu dan ruang untuk merasa nyaman sebelum memulai percakapan lebih lanjut.

"Bibi Ina ingin membantumu, tetapi untuk itu bibi perlu tahu apa yang sebenarnya terjadi pada mu" kata Bibi Ina dengan lembut.

sudah berbagai cara bibi lakukan untuk membuatnya mau menceritakan tentang dirinya, Namun gadis itu tetap enggan untuk mengatakan semuanya

"Baiklah, tidak apa apa, jika kamu masih belom bisa menceritakan semuanya tentang dirimu, tapi makanlah makanan ini sampai habis agar kamu bertenaga" kata bibi sambil meletakkan nampan yang berisi makanan diatas meja kecil disamping tempat tidur

Lalu bibi duduk ditepi tempat tidur dimana gadis itu duduk bersandar

"Bagaimana keadaan mu sekarang nak?, apa yang kamu rasakan?, apa masih ada yang sakit?" tanya Bibi mencoba mengajak gadis itu berbicara agar merasa lebih dekat

"Sudah mendingan Bi, tidak ada yang sakit lagi" jawab gadis itu

"Ya sudah, nanti setelah makan jangan lupa minum obat ya, bibi ke dapur dulu" kata Bibi

"Iya bi, terima kasih" jawab nya

"Sama-sama" jawab bibi lagi sambil melangkah keluar untuk ke dapur

Hingga suatu hari, sang pemilik rumah memutuskan untuk bertanya langsung kepada gadis itu, Namun, alih-alih menjawab pertanyaannya, gadis itu justru semakin ketakutan. Tangisannya menjadi semakin keras hingga akhirnya dia pingsan karena takut ketika didekati oleh Rayyan

"Saya mohon jangan dekati saya, saya tidak sengaja memukulnya, jangan siksa saya, jangan bawa saya kembali kerumah" kata gadis itu.

Gadis itu terus mundur yang awalnya dia duduk diatas tempat tidur langsung turun untuk menjauhi Rayyan yang berusaha mendekatinya

Setelah ia berkata seperti, gadis itu langsung pingsan, untungnya Rayyan cepat menangkap tubuhnya dan mengangkat gadis itu untuk dibaringkan diatas tempat tidur semula

Melihat ketakutan sang gadis semakin parah, Bibi mengungkapkan pendapatnya dengan penuh perhatian.

"Tuan, menurut Bibi, sebaiknya kita tidak menanyakannya apa-apa terlebih dahulu. Nanti dia pasti akan menceritakan sendiri kepada Bibi maupun Tuan," alasan Bibi dengan lembut.

"Tapi bi, aku hanya ingin mendengar ceritanya, aku hanya ingin membantunya, entah mengapa hati ku sakit melihat dirinya seperti itu" jawab Rayyan

"Iya tuan, Bibi tau, tapi kita harus mendengar kata Dokter Adit, bahwa gadis ini tidak bisa ditekan, ditanya-tanya, traumanya masih ada tuan" kata Bibi yang berusaha membuat Rayyan mengerti

"Hmm... baiklah, Bibi, aku tidak berniat ingin membuat nya semakin trauma, aku hanya ingin melindungi dan membantunya, aku minta jagalah dan rawatlah dia dengan baik bi" kata Rayyan yang melihat kearah wajah gadis yang terbaring diatas tempat tidur

"Baik, Tuan," jawab Bibi sambil tersenyum dan memandang ke arah gadis yang terbaring lemah di kasur.

Terpopuler

Comments

Binti Rofikoh

Binti Rofikoh

👍

2023-10-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!