Recognize You

Recognize You

Prolog

📍Sudah siap dengan cerita yang akan memeras hati dan menguras emosi ini? Yuklah, langsung saja, selamat membaca. Semoga suka ya beb ...📍

...Recognize You by VizcaVida...

...Happy reading...

...[•]...

Erika Wardana adalah sosok cantik yang sabar, penyayang, lembut, rajin, mandiri, pandai memasak, dan tentu saja sempurna dimata kaum adam. Selain itu, dia memiliki banyak pengikut di berbagai akun sosial medianya karena, dia adalah seorang penulis besar yang terkenal.

Erika telah berkeluarga. Lima tahun lalu, dia menikah dengan Made Pratama, seorang laki-laki yang ia cintai dan mendampinginya sejak duduk di bangku kuliah semester empat. Dan selama itu pula, mereka belum di karuniai seorang anak.

Ade—panggilan pendek Made—bilang, tidak apa-apa. Mungkin belum waktunya Tuhan memberi kepercayaan kepada mereka untuk merawat seorang anak. Erika pun merasa tenang dan damai atas ucapan sang suami, karena Ade memang tergolong pria yang penyabar dan tentu saja sangat menyayangi juga mencintainya. Terbukti, pria itu setia hingga saat ini. Sikapnya juga selalu manis dan perhatian kepada Erika.

“Pagi sayang.” sapa Ade yang sudah rapi dengan kemeja abu-abu muda yang dipadukan dengan celana bahan berwarna abu-abu gelap. Itu pilihan Erika. Wanita ini yang menyiapkannya tadi pagi, saat baru bangun tidur.

“Eumm, pagi.” sahut Erika yang masih berkutat diatas panci mengepulkan asap gurih dari kaldu daging yang ia masak pagi ini. Semalam, Ade memintanya untuk memasak sup daging dan perkedel kentang untuk sarapan. Erika pun selalu menyanggupi apa kemauan Ade tanpa banyak bicara. Lagi pula, permintaan itu justru sangat menyenangkan bagi Erika.

Perempuan cantik itu berjalan menuju meja makan kecil yang ada tidak jauh dari tempatnya memasak. Ia meletakkan piring berisi perkedel kentang, daging goreng, tidak lupa tempe dan sambal kecap yang selalu menjadi kesukaan sang suami saat meminta menu sup.

“Hari ini aku ada pertemuan dengan pihak penerbit, mas.” kata Erika jujur dan diangguki oleh Ade.

Penerbit yang dimaksud Erika, jaraknya cukup jauh dari rumah. Biasanya Erika akan bermalam dirumah ibu dan ayahnya jika meeting selesainya terlalu malam.

“Nginep rumah ibu?” tanya Ade sambil mencomot satu perkedel kentang yang dicampur daging, dari piring. Masakan Erika tidak pernah gagal dan selalu cocok dengan lidahnya.

“Belum tau, mas. Nanti kalau meeting nya selesai malem banget, aku nginep rumah ibu aja ya?”

Sudah biasa. Ade pun tidak keberatan karena Erika memang jarang pulang kesana. Wanitanya itu sangat bertanggung jawab dan tidak pernah meninggalkan kewajibannya sebagai seorang istri kepada suami.

“Iya.”

Karena Ade tau, penglihatan Erika tidak terlalu awas saat malam hari. Ditambah lagi Erika pernah mengalami kecelakaan kecil saat memaksa pulang malam-malam karena menuruti kemauannya. Ade tidak sampai hati mengulangi, meminta atau memaksa istrinya untuk pulang demi dirinya dan mempertaruhkan keselamatan di jalan raya. Ade tidak sejahat itu. Dia akan memberikan banyak sekali peluang dan kesempatan untuk istrinya memadu rindu dengan keluarganya disana, yakni ayah, ibu, dan kakak laki-lakinya yang memang belum menikah yang sangat menyayangi Erika.

“Mas hari ini sibuk nggak?” tanya Erika yang kembali lagi ke meja makan sambil membawa mangkuk berisi sup daging yang aromanya begitu lezat. Ia lantas melepas celemek dan mendekat kepada Ade untuk memasangkan dasi pria itu.

“Sepertinya iya. Ada beberapa dokumen penting tertunda yang belum aku periksa dan tanda tangani kemarin.”

Disambut senyuman, Erika jadi merona. Memang selalu seperti ini, Ade selalu berhasil membuatnya merasa malu hingga tersipu hanya karena senyuman pria itu yang begitu mempesona. Setelah berhasil mengikat simpul dasi sang suami, Erika jatuh terduduk di pangkuan Ade lantaran pria itu menarik pinggang rampingnya hingga oleng dan berakhir mendaratkan pantat di paha sekal sang suami.

Sebuah ciuman Erika terima, dan balasan ia berikan karena bibir Ade sangat candu untuknya. Pria itu pandai berciuman, apalagi bermain di atas ranjang. Erika selalu dibuat tunduk dan pasrah untuk dua hal itu.

Setelah cukup lama beradu bibir, Erika menyudahi ciuman itu sepihak. Takut jika nanti keterusan dan berakhir di ranjang hingga Ade harus telat sampai kantor.

“Udah ih, sarapan dulu. Nanti telat kamunya.” kata Erika bangkit dari pangkuan si suami yang kini terkekeh geli. Istrinya yang merona seperti itu, sangatlah menggemaskan. Ya, Erika selalu terlihat menggemaskan bagi Ade.

“Ayolah sayang, nanti kamu nggak pulang lho.” rayu Ade mencoba menagih haknya kepada Erika.

Ingin sekali Erika membatalkan pertemuannya dengan pihak penerbit agar tidak berjauhan dengan Ade. Tapi mau bagaimana lagi, dia harus profesional. Ini adalah pekerjaan yang sudah ia tekuni sejak lama hingga namanya melambung seperti sekarang. Tidak mungkin dia bertindak semaunya setelah terikat kontrak dengan penerbit besar itu.

“Iya, tapi nanti kamu telat ngantor. Kalau pulang deh, janji ku kasih dobel.” kelakar Erika yang ditanggapi serius oleh Ade.

“Oke. Aku tunggu janjimu. Kalau nggak ditepati, aku bakalan ngambek dan tidur di kantor.” ancamnya dengan ekspresi tidak meyakinkan yang membuat Erika tertawa.

“Iya, iya. Yuklah, sarapan.”

Ngomong-ngomong soal kontrak, Erika juga memiliki satu judul buku yang hendak di filmkan dan ditampilkan di bioskop. Seorang sutradara mengadopsi salah satu buku karyanya yang sangat diminati oleh khalayak umum.

“Sayang.”

“Eung?” Erika menatap Ade sambil mengisi piring pria itu dengan nasi. Takarannya, jangan ditanya lagi, Erika sudah hafal. Satu centong nasi sudah cukup untuk mengisi perut Ade saat pagi hari.

“Kapan jadwal kita ke dokter kandungan?”

Erika menghentikan telapak tangannya yang sibuk. Tatapannya kosong menyorot nasi diatas piring milik Ade, namun detik ke tiga dia kembali melanjutkan kegiatannya.

“Hari Sabtu. Kenapa, mas?”

“Enggak sih. Cuma tanya aja, takutnya kelewatan.”

Senyuman kaku terbit di wajah Erika. Entah mengapa, akhir-akhir ini Ade sering sekali mengajaknya bicara banyak tentang anak padahal sebelumnya, pria ini lah yang selalu acuh tentang itu. Perlu diketahui, acuh yang dimaksud disini, ada dalam artian tidak menuntut jauh kepada Erika yang memang sudah di vonis oleh dokter akan sulit memberikan keturunan. Kemungkinan memiliki keturunan di terka dokter hanya sekitar sepuluh persen. Kecil sekali bukan? Tapi Erika dan Ade tidak menyerah begitu saja. Mereka tetap berusaha meskipun memakan biaya.

Ya, yang bermasalah disini adalah ... Erika.

Duduk dengan perasaan sedikit tidak nyaman, Erika memilih menunda sarapan karena mood dan selera makannya tiba-tiba menghilang begitu saja setelah mendengar pertanyaan Ade.

“Lho, kok nggak ikut sarapan?” tanya Ade saat melihat Erika justru hanya melipat tangannya diatas meja.

“Nanti saja sekalian setelah kamu berangkat kerja.” kata Erika memberi alasan. Sedangkan Ade yang notabenenya adalah pria yang cukup sensitif juga tau betul siapa dan bagaimana seorang Erika, langsung bisa menebak. Ia tersenyum kecil setelah menghembuskan nafasnya yang sangat besar dari hidung.

“Aku cuma tanya doang kok, Sayang.” tutur Ade yang kini menjulurkan tangannya, mengambil telapak tangan Erika untuk ia genggam. Jujur, dia sama sekali tidak ingin membuat Erika sampai terluka atas ucapannya, apalagi sampai menangis. Tapi Ade sendiri tidak sadar kelepasan telah mengatakan hal yang sangat sensitif bagi Erika, di pagi hari seperti ini. “Aku nggak bermaksud—”

“Kamu kenapa sih, De? Aku cuma lagi nggak pingin makan pagi hari ini.” katanya mencoba bersikap senatural mungkin didepan Ade. Erika juga harus bisa menjaga perasaan Ade agar pria itu tetap fokus bekerja. “Dan jadwal berkunjung ke dokter Alan, memang hari Sabtu. Aku harap kamu tidak pulang telat.”

Erika tertawa kecil. Wajahnya ia tumpu dengan telapak tangan yang ia gabung menjadi satu, lalu menatap Ade yang memulai sarapan paginya dengan sesekali curi-curi pandang padanya.

“Aku serius cuma bertanya, Er. Tidak ada maksud dan tujuan lain dari pertanyaanku itu. Apalagi untuk menyakiti perasaanmu.” []

...Bersambung...

...🌼🌼🌼...

Hai-hai. Ini author Vi's.

Sesuai janji, Vi's menelurkan karya baru lagi untuk pembaca sekalian.

Jangan lupa untuk mendukung Recognize You ya man-teman sekalian. Caranya gampang banget kok. Kalian bisa meninggalkan jejak dengan cara memberikan like, komentar, serta jadikan cerita ini salah satu list favorite kalian dengan cara subscribe. Eummmm ... boleh deh kasih vote dan hadiah jika berkenan 🤭

Oke, sekian dulu woro-woro nya, sampai jumpa di bab selanjutnya.

See you ❣️

...•••••••••••••••...

...•Disclaimer•...

...-Cerita ini murni imajinasi penulis....

...-Jika ada kesamaan nama visual, gambar properti, ataupun latar yang ada didalam cerita, merupakan unsur ketidaksengajaan....

...-Semua karakter didalam cerita hanya fiksi, tidak ada hubungannya sama sekali dengan kehidupan/watak tokoh yang menjadi Visual didalam dunia nyata....

...-Diharap bijak dalam menanggapi semua yang tertulis dalam cerita, baik itu tata bahasa, sesuatu yang bersifat mature ataupun tindak kekerasan....

...-(Point terpenting!!) Hargai karya penulis untuk tidak menjiplak/meniru tanpa izin dari penulis. Dan juga dimohon kebijakannya untuk tidak menyamakan dengan cerita lain....

...Regret,...

...Author....

Terpopuler

Comments

Maple🍁

Maple🍁

Mngsi wktu luang smbil bca NOVEL is the best👍 pas Bca jdul Novelx ehh jdi tertarik buat baca... cra pnulisnnya rapi dn mdah d mngerti ngak bertele-tele tulisanx Thor.. brasa kya ad di dunia nyata gtu rngan buat bcax kya ngak ad bban hdupx 🥰😍😊

2023-10-30

0

yumin kwan

yumin kwan

mendarat ....
harga bawang merah di sini lg mahal Thor, jgn terlalu byk ya 🤣🤣🤣

2023-06-04

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!