Azby (Azriel Febby)
"Febby mau kemana kamu malam malam gini?" tanya Azriel mengejar langkah Febby menuruni anak tangga.
"Bukan urusan kamu aku mau kemana," balas Febby tanpa menoleh kebelakang.
"Berhenti Febby, ini sudah malam," ucap Azriel lagi tapi tak Febby hiraukan.
"Febby berhenti," bentak Azriel hingga bisa menghentikan langkah Febby.
"Jangan pernah ikut campur dalam urusanku," ucap Febby tanpa menoleh ke arah Azriel.
"Aku ini suamimu, jadi tidak ada salahnya aku mencampuri urusanmu," balas Azriel.
"Suami di atas kertas." Febby menoleh ke arah Azriel sambil tersenyum meremehkan.
Azriel diam. Ya, mereka berdua hanya menikah karena perjodohan yang di lakukan oleh almarhum kedua orang tua Febby.
"Sudahlah kamu tidak perlu mencampuri urusanku, fokus saja mengembangkan perusahaan warisan orang tuaku dan nikmati hartanya, aku tidak membutuhkan itu," lanjut Febby dan berlalu pergi dari rumahnya meninggal Azriel.
"Ya Allah." Azriel mengusap wajahnya untuk meredam emosinya agar tidak keluar.
"Lindungilah istri hamba di mana pun dia berada ya Allah, jagalah dia dari segala mara bahaya," gumam Azriel berdoa agar sang istri selalu dalam lindungan Allah.
Azriel pun memutuskan untuk kembali ke dalam kamar untuk mengambil handphonenya dan menyuruh anak buahnya untuk mengikuti kemana pun istrinya pergi dan jangan biarkan istrinya kenapa kenapa.
...**...
Seperti inilah setiap harinya setelah satu bulan pernikahan Azriel dan Febby. Febby masih tidak bisa menerima Azriel dan menuduh Azriel ingin menguasai harta milik kedua orang tuanya.
Febby berfikir Azriel mau menerima perjodohan yang di lakukan oleh kedua orang tuanya itu semua hanya karena harta kedua orang tuanya.
Padahal semuanya salah, Azriel tidak pernah berfikir untuk mengambil semua harta milik Febby, dia hanya menjalankan amanah dari almarhum mertuanya untuk menjalankan perusahaan peninggalan mereka karena Febby sibuk dengan butik miliknya.
Dulu Azriel adalah asisten papanya Febby di perusahaan, dan setelah kejadian kecelakaan yang menimpa kedua orang tua Febby, di sisa umur kedua orang tua Febby menyuruh agar Azriel menikahi Febby dan menjalankan perusahaan dengan baik.
Awalnya Azriel menolak, tapi karena papa Febby terus memohon akhirnya dia yang memang sudah sangat berhutang budi kepada papanya Febby pun menerima tawaran itu.
Berbeda dengan Febby yang mulai dari awal hingga kini tidak pernah menerima permintaan kedua orang tuanya, dulu dia terpaksa menikah karena tak tega dengan kedua orang tuanya, tapi setelah kedua orang tuanya meninggal dia pun mulai kembali menentang pernikahan ini.
Febby mengganggap kalau Azriel lah yang memaksa kedua orang tuanya agar bisa menikah dengan dirinya dan dia bisa menguasai harta milik keluarganya.
Padahal, kedua orang tuanya lah yang memaksa Azriel untuk menikah dengan putri mereka, selain untuk menjalankan perusahaan, mereka juga percaya kalau Azriel adalah orang yang baik dan bisa menjaga putri mereka dengan baik dan membahagiakannya.
"Hai Feb, lu baru datang?" ucap teman Febby yang menyambut kedatangan Febby.
"Biasalah ada masalah sedikit," balas Febby.
"Yuk kita ke sana," ajak temen Febby menunjuk kolam renang dimana acara terselenggara di sana.
"Yuk," balas Febby.
Saat ini Febby tengah datang ke acara ulang tahun salah satu teman sekolahnya dulu, dia datang terlambat karena tadi harus adu cekcok dulu dengan Azriel sang suaminya.
"Hai, selamat ulang tahun Risa, sorry ya gue datangnya telat," ucap Febby memberikan ucapan selamat sambil menyerahkan kado untuk teman sekolahnya.
"Ehh iya gak papa, gue kira tadi malah lu gak datang," balas Risa yang tengah ulang tahun.
"Hai Yang," ucap seseorang dari belakang Febby membuat Febby langsung menoleh ke belakang.
...***...
"Beno, kamu datang ke sini juga," kaget Febby saat melihat siapa yang memanggil dirinya tadi.
"Iya dong, masak mantan pacar datang aku gak datang sih," balas Beno sambil mengedipkan sebelah matanya genit.
Ya, Beno adalah mantan Febby semasa sekolah dulu, mereka putus karena harus berpisah saat masuk universitas, karena keduanya tidak suka dengan LDR, maka mereka berdua memutuskan untuk berpisah.
Setelah perpisahan di antara mereka berdua Febby juga belum pernah dekat lagi dengan seseorang karena memang dirinya fokus kuliah agar dia bisa menjadi desainer seperti apa yang dia cita citakan.
Usaha tidak mengkhianati hasil, buktinya buah dari kerja keras dan kesabaran Febby sekarang bisa menjadi desainer di sebuah butik miliknya sendiri yang cabangnya sudah ada di mana mana.
"Bisa aja kamu ini." Febby mencubit perut Beno.
"Aduh, dari dulu gak pernah berubah ya, sukanya cubit perut aku mulu," keluh Beno sambil memegangi perutnya yang mendapatkan serangan dari Febby.
"Ya kamu pikir aku Ultraman apa bisa berubah, dari dulu aku juga gini," sewot Febby.
"Hahaha... kamu bisa aja kalau ngelawak," tawa Beno hambar.
"Feb gue pergi dulu ya, lu kan udah ada temennya sekarang," pamit teman Febby.
"Ehh iya gue lupa kalau ada lu, sorry ya lu jadi gak gue anggap barusan," ucap Febby merasa bersalah.
"Santai aja kali, ya udah gue pergi dulu," balas teman Febby dan pergi dari sana.
"Ris, sekali lagi selamat ulang tahun ya, jangan lupa cepat cepat nikah biar gue bisa datang ke kondangan lu." Febby kembali menatap Risa, sang ratu pada malam ini.
"Beres kalau itu mah, asal nanti lu bagi satu desain lu buat gue," balas Risa.
"Oke siap, pokoknya nanti kalau lu mau lamaran bilang sama gue biar gue buatin," balas Febby.
"Oke siap,"
"Ya sudah kalau gitu gue pergi cari makan ya, kayaknya hidangannya enak ena," pamit Febby.
"Ayo silahkan di nikmati, kalau bisa lu harus cobain semuanya," balas Risa.
"Oke siap, lu tenang aja," balas Febby.
"Ayo, kamu mau tetap di sini aja apa pergi sama aku?" tanya Febby pada Beno sebelum melangkah pergi dari sana.
"Aku ikut kamu aja, bosan juga lama lama kalau ada di sini terus," balas Beno yang memilih untuk ikut bersama Febby.
Mereka berdua pun pergi menjauh dari acara itu, sebelum pergi tadi Beno tak lupa memberikan ucapan selamat kepada Risa.
Mereka berdua pergi mengambil makanan yang sudah di hidangkan di sana, tapi kalau untuk makannya Beno mengajak Febby untuk makan di bangku yang kosong, yang posisinya jauh dari keramaian.
"Nah gini kan enak, aku jadi bisa duduk dengan tenang," lega Febby saat dia sudah mendapatkan tempat duduk yang nyaman.
Beno pun mengikuti Febby dengan duduk di sampingnya, tak lupa dia juga membawa piring yang berisi makanan untuk dia makan.
"Gimana sekarang, siapa cewek lu?" tanya Febby menoleh pada Beno sambil mulai memakan sate yang dia ambil.
"Gak ada, jujur setelah putus dari kamu aku jadi merasa tidak tertarik lagi dengan banyak wanita yang sering aku temui," jawab Beno.
"Masak sih, kok aku gak percaya ya," balas Febby yang tidak percaya dengan jawaban yang Beno berikan.
"Hanya kamu yang mampu membuat jantung ku berdebar dari dulu hingga sekarang," jelas Beno meyakinkan.
"Emmm... sweet banget sih," balas Febby.
Tanpa mereka berdua sadari, sedari tadi ada yang mengawasi gerak gerik mereka berdua dari kejauhan, bahkan terkadang dia juga memotret momen momen yang bisa membuat seseorang murka.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Susi Sidi
hadir..
2023-07-07
0
Tetik Saputri
semangat kak.
2023-06-10
0