Part 05

"Dok bagiamana keadaan istri saya?" tanya Azriel setelah dokter yang memeriksa keadaan Febby keluar.

"Penyakit mag nyonya Febby kambuh tuan, sepertinya sedari pagi perut nyonya Febby belum terisi makanan sama sekali sehingga membuat perut nyonya Febby terasa perih dan jika nyonya Febby tidak kuat menahannya berakhir nyonya pingsan seperti tadi tuan," jelas dokter itu.

"Terus sekarang keadaan dia gimana?" balas Azriel bertanya lagi.

"Untuk saat ini nyonya Febby belum sadarkan diri, mungkin nanti satu atau dua jam lagi nyonya Febby akan siuman, saya sarankan tuan lebih memperhatikan lagi jadwal makan istri tuan," balas dokter itu.

"Baik dok, ini memang tadi kelalaian saya sampai lupa memperhatikan jadwal makan istri saya," balas Azriel.

"Apa saya sudah boleh masuk dok?" lanjut Azriel bertanya.

"Boleh tuan, tapi saran saya agar tuan tidak mengganggu nyonya Febby terlebih dahulu, biarkan dia istirahat nanti kalau sudah sadar baru tuan boleh berinteraksi dengan dia,"

"Baik dok saya mengerti," balas Azriel mengerti penjelasan dokter itu.

Setelah menjelaskan semuanya kepada Azriel, dokter itu pun pamit pergi dan Azriel pun memilih untuk langsung masuk ke dalam ruangan Febby untuk melihat keadaannya.

"Assalamualaikum istriku sayang," sapa Azriel di telinga istrinya yang masih terbaring pingsan.

Azriel duduk di kursi yang ada di samping bangkar Febby, dia memandangi wajah Febby yang mucat.

"Kenapa kamu sampai lupa makan hmm?" tanya Azriel pada Febby yang masih pingsan.

Azriel melupakan pesan dokter tadi agar tidak mengganggu waktu istirahat Febby, dia terlalu gemas untuk tidak mengajak istrinya berbicara.

"Kamu tahu, aku sangat khawatir saat melihat kamu pingsan tadi, aku takut kalau kamu akan meninggalkan aku sama seperti mama dan papa kamu yang meninggalkan kita berdua di sini," ucap Azriel mengajak Febby yang pingsan berbicara.

Azriel mengambil tangan Febby yang tidak terpasang selang infus dan menggenggamnya.

Cup.

Satu kecupan Azriel berikan di tangan Febby yang tengah dia genggam.

"Mungkin setelah kejadian ini aku akan lebih protektif kepada kamu, kamu harus menerima itu tidak ada penolakan, itu semua aku lakukan karena kamu sudah sangat ceroboh dalam menjaga diri kamu sendiri,"

"Aku sudah berjanji kepada papa dan mama untuk selalu menjaga kamu, dan hari ini aku merasa sangat sangat gagal dalam menjaga kamu, pasti papa akan marah kalau dia tahu aku tidak memperhatikan kamu sampai sampai kamu masuk rumah sakit seperti ini,"

Azriel terus mengajak Febby berbicara, meskipun tidak ada respon dari Febby tapi dia tetap melakukannya.

Hingga mungkin karena sudah terlalu capek berbicara tanpa henti, kantuk Azriel pun datang dan dia pun ketiduran di samping Febby dengan berbantalan tangannya yang tengah menggenggam tangan Febby.

Dua jam berlalu, Azriel masih tertidur di tempatnya, sedangkan Febby sudah mulai ada tanda tanda akan sadar, dia mulai menggerakkan jari jari tangannya hingga akhirnya kelopak matanya pun terbuka sempurna.

"Aku ada di mana?" ucap Febby lemah sambil memandangi ruangan yang serba putih yang tengah dia tempati.

Febby merasa kram di bagian tangannya, dia melihat kearah samping dan melihat kalau ada seseorang yang tengah tertidur di sana.

"Cih, sok perhatian sekali, pasti dia sangat bahagia melihat aku seperti ini," gumam Febby yang masih sempat sempatnya mencaci suaminya.

Karena sudah merasa sangat kram, Febby pun dengan sengaja mengerakkan tangannya dengan kasar hingga akhirnya mengusik tidur Azriel.

"Ughh...." lengkuh Azriel terbangun sambil menggerakkan otot tangannya.

Azriel mengucek kedua matanya, dan dia melihat kalau Febby sudah sadarkan diri.

"Kamu sudah sadar, mana yang sakit, aku panggilkan dokter dulu." Azriel bangkit dari duduknya dan pergi keluar untuk memanggil dokter agar memeriksa keadaan Febby.

Mungkin karena saking senangnya melihat Febby sadar sampai sampai dia melupakan tombol merah yang ada di ruangan Febby, tepat dimana dia bisa memencet tombol itu untuk memanggil dokter.

Febby yang melihat tingkah Azriel pun diam saja, dia memilih untuk memandang ke arah lain dari pada harus melihat kearah Azriel.

...***...

"Bagaimana dok?" tanya Azriel setelah dokter yang dia panggil tadi memeriksa keadaan Febby yang sudah sadarkan diri.

"Alhamdulillah keadaan nyonya Febby sudah berangsur membaik, tapi saya sarankan agar nyonya Febby rawat inap satu malam di sini untuk memulihkan cairan tubuh nyonya Febby," jelas dokter itu.

Azriel pun senang mendengar itu, akhirnya tidak ada terjadi sesuatu yang buruk kepada istrinya, Azriel sangat takut kalau sampai istrinya kenapa kenapa.

"Apa saya tidak boleh pulang saja dok, saya masih ada banyak kerjaan yang belum selama," ucap Febby yang tidak suka kalau harus tinggal di rumah sakit, apalagi mengingat pekerjaannya yang sangat banyak.

"Udah stop, kamu gak usah memikirkan pekerjaan dahulu, kamu fokus saja sama penyembuhan kamu, untuk kerjaan kamu biar aku yang urus sementara," sela Azriel yang tidak suka kalau Febby masih terus terusan memikirkan pekerjaannya, padahal dirinya saat ini tengah sakit.

"Siapa ka...."

"Apa tidak ada lagi yang perlu di khawatirkan dok?" tanya Azriel kepada dokter yang memeriksa keadaan Febby, dia sengaja memotong ucapan Febby karena takut kalau nanti sampai dokter itu tahu rahasia pernikahan dirinya selama ini.

"Tidak ada kalau nyonya Febby rawat inap tuan, tapi kalau nyonya Febby memaksa untuk pulang saya khawatir dengan keadaan tubuhnya yang kekurangan banyak cairan," jawab dokter itu.

"Ya sudah dok saya menyetujui rawat inap untuk istri saya, nanti ada asisten saya yang akan mengurus semuanya," balas Azriel tanpa bertanya kepada Febby.

"Kamu...."

"Mari saya antar keluar dok, saya yakin pasti dokter masih ada pasien yang lain," lagi dan lagi Azriel memotong ucapan Febby.

Dan hal itu sukses membuat Febby kesal, dia kesal sekaligus marah karena Azriel mengambil keputusan tanpa persetujuan darinya.

"Baik tuan, kalau begitu saya permisi dulu nyonya, jangan lupa makanannya di makan agar cepat sembuh," balas dokter itu dan memberikan pesan kepada Febby dan segera pergi dari sana di ikuti Azriel yang menghantarkan dokter itu keluar ruangan Febby.

"Kamu jangan main ambil kepuasan sendiri ya, di sini aku yang berperan jadi kamu jangan sok jadi penguasa pakai mengambil keputusan tanpa persetujuanku," marah Febby saat Azriel sudah kembali lagi ke ruangannya setelah mengantarkan dokter tadi.

Azriel diam, dia tidak membalas ucapan istrinya, tapi dia malah berjalan semakin mendekat kepada Febby.

"Aku suami kamu, jadi aku berhak mengambil keputusan sendiri demi kesehatan kamu, aku gak mau kamu sakit seperti ini," ucap Azriel setelah sampai di samping Febby.

"Cih, jangan sok peduli deh sama aku, aku tahu pasti sekarang di dalam hatimu sedang tertawa kan melihat nasibku yang seperti ini," balas Febby memfitnah Azriel.

."Astaghfirullah hallazim, aku gak pernah berpikir jahat seperti itu sama kamu, aku cinta sama kamu, mana mungkin aku tega melihat kamu sakit seperti ini, yang aku bisa hanya memberikan fasilitas yang berbaik buat kamu," balas Azriel sabar.

"Ckckck mulutmu ternyata sama saja kayak cowok lain, mulutmu sangat manis sekali, sampai sampai aku enek lihatnya," balas Febby yang tak ada habis habisnya dia menghina Azriel, tapi Azriel tetap sabar dalam menghadapinya.

"Semua yang aku katakan itu benar, aku tidak pernah berbohong kalau aku benar benar mencintai kamu," balas Azriel meyakinkan.

"Halah bulsit, semua cowok juga pada bilang seperti itu kalau lagi becanda," balas Febby yang masih saja belum percaya.

"Ya sudah terserah kamu saja ingin beranggapan seperti apa kepada diriku, yang penting sekarang kamu harus makan dulu habis itu minum obat biar cepat sembuh," suruh Azriel perhatian.

...***...

Terpopuler

Comments

Susi Sidi

Susi Sidi

gemes, aku ma febby kapan sadar nya sih.. gitu amat ma azriel..

2023-07-07

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 02
3 Part 03
4 Part 04
5 Part 05
6 Part 06
7 Part 07
8 Part 08
9 Part 09
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 Part 13
14 Part 14
15 Part 15
16 Part 16
17 Part 17
18 Part 18
19 Part 19
20 Part 20
21 Part 21
22 Part 22
23 Part 23
24 Part 24
25 Part 25
26 Part 26
27 Part #27
28 Part 28
29 Part 29
30 Part 30
31 Part 31
32 Part #32
33 Part 33
34 Part 34
35 Part #35
36 Part 36
37 Part 37
38 Part 38
39 Part 39
40 Part 40
41 Part 41
42 Part #42
43 Part #43
44 Part 44
45 Part #45
46 Part #46
47 Part #47
48 Part #48
49 Part #49
50 Part #50
51 Part #51
52 Part #52
53 Part #53
54 Part#54
55 Part #55
56 Part #56
57 Part#57
58 Part #58
59 Part #59
60 Part#60
61 Part#61
62 Part#48
63 Part#49
64 Part#50
65 Part#51
66 Part#52
67 Part#53
68 Part#54
69 Part#55
70 Part#56
71 Part #57
72 Part#58
73 Part#59
74 Part #60
75 Part#61
76 Part 62
77 Part#63
78 Part#64
79 Part#65
80 Part#66
81 Part#67
82 Part 68
83 Part#69
84 Part#70
85 Part#71
86 Part#72
87 Part#73
88 Part#74
89 Part#75
90 Part#76
91 Part#77
92 Part #78
93 Part#79
94 Part#80
95 Part#81
96 Part#82
97 Part#83
98 Part#84
99 Part#85
100 Part #86
101 Part#87
102 Part#88
103 Part#89
104 Part#90
105 Part#91
106 Part#92
107 Part#93
108 Part#94
109 Part#95
110 Part#96
111 Part#97
112 Part#98
113 Part#99
114 Part#100
115 Part#101
116 Part#102
117 Part#103
118 Part #104
119 Part#105
120 Part#106
121 Part#107
122 Part#108
123 Part#109
124 Part#110
125 Part#111
126 Part#112
127 Part#113
128 Part#114
129 Part#115
130 Part#116
131 Part#117
132 Part#118
133 Part#119
134 Part#120
135 Part#121
136 Part#122
137 Part#123
138 Part#124
139 Part#125
140 Part#126
141 Part#127
142 Part#128
143 Part#129
144 PART#130
145 Part#131
146 Part#132
147 Part#133
148 Part#134
149 Part#135
150 Part#136
151 Part#137
152 Part #138
153 Part#139
154 Part#140
155 Part#141
156 Part#142
157 Part#143
158 Part#144
159 Part#145
160 Part#146
161 Part#147
162 Part#148
163 Part#149
164 Part#150 (TAMAT)
165 author berbicara
Episodes

Updated 165 Episodes

1
Part 1
2
Part 02
3
Part 03
4
Part 04
5
Part 05
6
Part 06
7
Part 07
8
Part 08
9
Part 09
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
Part 13
14
Part 14
15
Part 15
16
Part 16
17
Part 17
18
Part 18
19
Part 19
20
Part 20
21
Part 21
22
Part 22
23
Part 23
24
Part 24
25
Part 25
26
Part 26
27
Part #27
28
Part 28
29
Part 29
30
Part 30
31
Part 31
32
Part #32
33
Part 33
34
Part 34
35
Part #35
36
Part 36
37
Part 37
38
Part 38
39
Part 39
40
Part 40
41
Part 41
42
Part #42
43
Part #43
44
Part 44
45
Part #45
46
Part #46
47
Part #47
48
Part #48
49
Part #49
50
Part #50
51
Part #51
52
Part #52
53
Part #53
54
Part#54
55
Part #55
56
Part #56
57
Part#57
58
Part #58
59
Part #59
60
Part#60
61
Part#61
62
Part#48
63
Part#49
64
Part#50
65
Part#51
66
Part#52
67
Part#53
68
Part#54
69
Part#55
70
Part#56
71
Part #57
72
Part#58
73
Part#59
74
Part #60
75
Part#61
76
Part 62
77
Part#63
78
Part#64
79
Part#65
80
Part#66
81
Part#67
82
Part 68
83
Part#69
84
Part#70
85
Part#71
86
Part#72
87
Part#73
88
Part#74
89
Part#75
90
Part#76
91
Part#77
92
Part #78
93
Part#79
94
Part#80
95
Part#81
96
Part#82
97
Part#83
98
Part#84
99
Part#85
100
Part #86
101
Part#87
102
Part#88
103
Part#89
104
Part#90
105
Part#91
106
Part#92
107
Part#93
108
Part#94
109
Part#95
110
Part#96
111
Part#97
112
Part#98
113
Part#99
114
Part#100
115
Part#101
116
Part#102
117
Part#103
118
Part #104
119
Part#105
120
Part#106
121
Part#107
122
Part#108
123
Part#109
124
Part#110
125
Part#111
126
Part#112
127
Part#113
128
Part#114
129
Part#115
130
Part#116
131
Part#117
132
Part#118
133
Part#119
134
Part#120
135
Part#121
136
Part#122
137
Part#123
138
Part#124
139
Part#125
140
Part#126
141
Part#127
142
Part#128
143
Part#129
144
PART#130
145
Part#131
146
Part#132
147
Part#133
148
Part#134
149
Part#135
150
Part#136
151
Part#137
152
Part #138
153
Part#139
154
Part#140
155
Part#141
156
Part#142
157
Part#143
158
Part#144
159
Part#145
160
Part#146
161
Part#147
162
Part#148
163
Part#149
164
Part#150 (TAMAT)
165
author berbicara

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!