Selesai bertemu dengan klien, Azriel bersama Riko langsung pergi mencari makan siang, karena memang sudah waktunya untuk makan siang.
"Gimana, kamu sudah mendapatkan apa yang saya suruh belum?" tanya Azriel di saat mereka sedang menunggu makanan pesanan mereka datang.
"Saya masih dapat setengah tuan, belum sepenuhnya, nanti malam kalau saya sudah mendapatkan semua informasi tentang dia akan langsung saya kirimkan lewat email kepada tuan," jawab Riko.
"Bagus, pokoknya saya mau semua informasi nya gak ada yang kurang sedikitpun,"
"Baik tuan, saya akan melakukannya dengan baik," balas Riko.
"Permisi tuan, ini silahkan pesanan anda," ucap pelayan yang membawakan makanan pesanan Azriel dan Riko.
"Terimakasih," balas Azriel dan Riko.
Pelayan itupun pergi setelah menata pesanan Azriel dan Riko, dan mereka berdua pun mulai menyantap menu makan siang mereka berdua.
"Febby udah makan siang belum ya?" batin Azriel yang tiba tiba saja kepikiran istrinya.
Azriel pun meletakkan alat makannya dan dia segera mengirimkan pesan kepada asisten Febby yang bernama Novi untuk menanyakan keadaan Febby.
Apakah istri saya sudah makan siang?
Isi pesan yang Azriel kirimkan kepada Novi.
"Apa tuan perlu sesuatu?" tanya Riko karena melihat Azriel yang menghentikan acara makannya.
"Enggak, saya hanya kepikiran Febby saja, saya takut kalau dia sampai melupakan jadwal makan siangnya karena sibuk bekerja," jawab Azriel.
"Jadwal peninjauan proyek yang ada di Bandung di tunda lusa, tuan ada waktu luang setelah ini kalau tuan ingin pergi ke butik nyonya Febby," ucap Riko memberitahu kalau setelah ini jadwal Azriel kosong.
"Benarkah, apakah tidak ada jadwal yang lain?" tanya Azriel memastikan.
"Sebenarnya ada pertemuan dengan klien yang kemaren, tapi ini tidak terlalu penting jadi saya bisa mewakilkan tuan kalau tuan ingin pergi melihat keadaan nyonya," balas Riko.
"Kamu memang asisten terbaikku, ya sudah habis ini saya akan langsung pergi ke butik, nanti kamu kembali ke kantor pakai taksi gak papa kan?"
"Gak papa tuan, tuan tidak perlu memikirkan saya," balas Riko.
"Ya sudah ayo kita lanjut makan lagi," ajak Azriel dan mereka berdua pun melanjutkan acara makan siang mereka lagi.
Selesai menghabiskan makanan pesanan mereka, Azriel dan Riko pun langsung pergi dengan tempat tujuan mereka yang berbeda.
Sebelum pergi Azriel menyempatkan diri untuk membelikan makanan untuk sang istri, karena siapa tahu istrinya itu belum makan siang, kalau pun nanti sudah dia juga bisa memberikan makanan itu untuk orang lain yang membutuhkan, pikir Azriel.
Azriel mengendarai mobilnya sendiri menuju butik milik istrinya, sampai di sana dia langsung masuk dan di sambut oleh asisten Febby, yang tak lain adalah Novi.
"Selamat datang tuan Azriel, maaf saya baru melihat pesan yang anda kirimkan barusan, jadi saya belum sempat menjawabnya tuan sudah ada di sini," ucap Novi menyambut kedatangan Azriel sekaligus meminta maaf karena tidak sempat membalas pesan Azriel.
"Hmm, dimana istriku?" tanya Azriel.
"Nyonya sedang berada di ruang kerjanya tuan, tadi saya sudah menyuruh nyonya untuk makan siang, jadi sepertinya nyonya sudah makan siang tadi," jelas Novi.
"Bolehkah saya ke sana?"
"Boleh tuan silahkan, mari saya antar," balas Novi mempersilahkan Azriel pergi ke ruangan Febby.
Tanpa menjawab Azriel langsung berjalan menuju ruangan istrinya di ikuti Novi di belakangnya.
"Silahkan langsung masuk saja tuan, ibu Febby ada di dalam kok," beritahu Novi agar Azriel langsung masuk saja ke dalam ruangan Febby.
"Hmm," balas Azriel.
Novi pun langsung pergi karena dia tidak ingin mengganggu momen berdua antara bosnya dan juga suaminya.
Sementara itu, Azriel langsung mengetuk pintu ruangan Febby.
Tok tok tok.
...***...
"Aduh, kenapa perutku perih banget ya," ringis Febby yang merasakan perutnya terasa perih.
"Auw, ssttt...." Febby memegangi perutnya yang terasa sangat perih.
"Aku lupa belum makan, pantas saja perutku terasa sakit," gumam Febby saat matanya tidak sengaja melihat ke arah kotak bekal yang ada di atas meja.
"Sebaiknya aku makan dulu, nanti aku lanjutkan lagi desainnya," lanjutnya.
Febby bangkit dari tempat kerjanya dan ingin mengambil kotak bekal itu, tapi belum dia sampai di sana kepalanya malah terasa pusing, dan pandangannya pun mulai berkunang-kunang.
Tok tok tok.
Entah kebetulan atau apa, disaat Febby tengah membutuhkan pertolongan ada orang yang mengetuk pintu ruangannya.
"Ma-suk," balas Febby lemah, dia sudah terduduk di atas lantai sambil terus meringis merasakan perutnya yang kesakitan.
Tok tok tok.
Mungkin karena suara Febby yang terlalu lemah, sehingga orang yang mengetuk pintu pun tidak bisa mendengar suara Febby.
Febby yang kesadarannya mulai berkurang pun mencari cara lain, dia mengambil benda yang tak jauh darinya dan langsung melemparkannya ke arah pintu ruangannya.
Brak.
Suara benda yang Febby lempar mengenai pintu, dan di saat itu juga kesadaran Febby hilang, Febby pingsan dengan tangan yang memegangi perutnya.
Sementara itu, di depan pintu Azriel pun bertanya tanya kenapa Febby tak membukakan pintu untuk dirinya, padahal Febby ada di dalam.
Di saat dia tengah sibuk berfikir, tiba tiba dari arah pintu terdengar suara benda jatuh.
"Suara apa itu?" tanya Azriel.
"Feb, Febby kamu ada di dalam kan?" tanya Azriel memanggil nama Febby.
Tok tok tok.
"Feb, Febby," panggil Azriel.
Karena lama tak mendapatkan sahutan, Azriel pun langsung mencoba membuka pintu ruangan Febby, dan beruntungnya pintu itu tidak terkunci.
"Astaghfirullah Febby," kaget Azriel saat dia mendapatinya Febby yang sudah tidak sadarkan diri di sana.
"Feb, Febby sayang bangun, jangan bikin aku khawatir Feb, ayo bangun." Azriel memangku kepala Febby dan tangannya menepuk-nepuk pipi Febby berharap istrinya itu sadar.
Karena tak ada respon dari tubuh Febby, Azriel yang panik pun langsung menggangkat tubuh ramping Febby dan membawanya keluar dari ruangan Febby meninggalkan makanan yang tadi dia bawa.
"Astaga, tuan ibu Febby kenapa?" tanya Novi yang melihat Azriel mengendong Febby yang tengah tidak sadarkan diri.
"Saya juga tidak tahu, kamu urus butik dulu, saya mau bawa Febby ke rumah sakit," balas Azriel.
"Baik tuan," balas Novi dan Azriel pun langsung pergi menuju mobilnya.
"Sayang kamu tahan sebentar ya, kita ke rumah sakir sekarang," ucap Azriel setelah meletakkan Febby di jok belakang dengan posisi berbaring.
Azriel segera masuk ke dalam mobil dan mengemudikannya dengan kecepatan tinggi agar cepat sampai di rumah sakit.
Dalam perjalanan dia menghubungi asistennya yang tak lain adalah Riko untuk menyiapkan dokter dan suster untuk istrinya, agar nanti saat dia sampai di rumah sakit Febby langsung mendapatkan penanganan.
Dalam perjalanan sambil menyetir mobil, Azriel sesekali melihat ke arah belakang di mana Febby berada, dia bisa melihat wajah Febby yang biasanya segar, kini terlihat sangat pucat.
"Kamu pasti kelelahan dalam bekerja, atau bahkan kamu melupakan jadwal makan kamu hingga kamu bisa pingsan seperti ini," gumam Azriel menebak sebab Febby bisa pingsan.
Tak berapa lama, akhirnya mobil yang Azriel bawa pun sampai di rumah sakit, dan benar saja, di depan rumah sakit sudah ada beberapa suster yang menyambut kedatangan mereka, emang Riko kerjanya tak pernah gagal sedikitpun, selalu membuat Azriel puas.
"Dok tolong cepat tanganin istri saya, saya tidak ingin terjadi sesuatu dengan dia," pinta Azriel.
"Baik tuan, kami akan melakukan yang terbaik buat istri anda," balas dokter itu.
Febby di bawa masuk kedalam sebuah ruangan yang sudah di siapkan untuk dirinya, Febby akan segera di periksa oleh dokter, sedangkan Azriel, dia hanya menunggu di depan ruangan Febby karena tidak di izinkan ikut masuk oleh dokter yang menangani Febby.
...***...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Susi Sidi
kenapa febby gak luluh2 juga sih ma perhatian yang azriel lakukan..
2023-07-07
0