Bukan Wanita Malam Biasa

Bukan Wanita Malam Biasa

BAB 1 Pengkhianatan Yang Menyakitkan

Elisha berlari membawa kedua buah hatinya, menjauh dari suaminya yang mencoba membunuhnya dengan belati saat mereka tengah bertengkar hebat. Ia hanya membawa beberapa helai pakaian yang memang sebelumnya telah ia siapkan serta ponselnya, satu-satunya barang berharga yang bisa ia bawa saat itu.

Suara petir yang menggelegar saling bersahutan bahkan tidak ia pedulikan. Langit seolah ikut marah, awan gelap mulai menyelimuti. Rinai hujan mulai berjatuhan membasahi bumi. Wajahnya yang ayu telah basah oleh air mata dan tetesan air hujan.

"Ma, kita mau kemana?" tanya anak pertamanya.

"Kita harus pergi Nak, kita akan menginap di rumah tante mu,"

Elisha merogoh dompetnya, hanya tersisa uang 30 ribu di dompetnya. Cukup untuk naik angkot dua kali ke rumah kakaknya.

Beruntung saat hujan mulai deras, mereka sudah berada di dalam angkutan umum. Tubuhnya letih, perutnya terasa sangat lapar sekali. Namun dirinya lebih prihatin dengan kondisi kedua anaknya. Mereka pasti juga sangat lelah dan lapar.

"Sayang bangun, kita sudah sampai,"

Elisha membangunkan keduanya.

"Ma, aku capek dan lapar,"

Tanpa berkata pun, ia sudah tahu jika kedua buah hatinya sangat menderita.

"Iya Sayang, Sebentar lagi kita makan di rumah tante mu. Sabar ya,"

Dengan menahan tetes air mata agar tidak tumpah, ia mulai menghubungi nomor kakaknya. Tempat ia berhenti masih cukup jauh dari rumah kakaknya jika di tempuh dengan berjalan kaki. Ia bermaksud meminta di jemput karena kedua anaknya pasti tidak kuat lagi untuk berjalan lebih jauh.

"Mbak, aku mau ke rumah mu. Sekarang sudah ada di dekat pondok di dekat pasar, bisakah kamu jemput kami?"

Tanpa berbasa-basi ia langsung mengutarakan maksudnya saat mendengar suara kakaknya di seberang telepon.

"Yang benar? Kamu dengan siapa ke sini? Aku akan segera ke sana,"

Kakaknya sangat terkejut, tidak biasanya adiknya datang tanpa memberi kabar terlebih dahulu.

"Iya Mbak. Aku dengan anak-anak. Aku tunggu ya,"

Setelah mematikan panggilan, ia mengajak kedua anaknya duduk di depan teras rumah orang. Beruntung di tempat ini tidak hujan, jika tidak mereka pasti sudah basah kuyup. Di pangkunya anak keduanya sembari memeluk anak pertamanya. Mereka sesekali menguap menandakan sudah mulai mengantuk.

"Lisha..."

Elisha menoleh tatkala mendengar suara kakaknya memanggil. Ia bangkit membawa kedua anaknya naik motor kakaknya.

"Doni kemana? Kenapa kamu membawa tas segala?" tanya kakaknya.

"Ceritanya panjang, Mbak. Nanti saja aku ceritakan," jawab Elisha.

Tak banyak bertanya lagi, kakaknya segera melajukan motor menyusuri gelapnya malam, menuju rumahnya.

☆☆☆

"Apa kalian sudah makan?" tanya Dina.

Elisha menggeleng lemah. Ia yakin kakaknya pasti bisa melihat jika mereka belum makan dari wajah mereka yang sedikit pucat.

"Ya sudah, kalian makan dulu sana. Ceritanya besok saja. Setelah makan kalian istirahat saja di kamar itu,"

Elisha menuruti ucapan kakaknya. Ia menyuapi kedua anaknya yang makan dengan lahap. Setelah memastikan anaknya kenyang, barulah dia makan.

Setelah mencuci muka, ia mengajak anaknya beristirahat. Menit kemudian keduanya telah di lenakan oleh mimpi. Berbeda dengannya yang bukan hanya tak bisa tidur, matanya kini sudah mulai sembab karena terus saja menangis. Ia tak pernah menyangka hidupnya akan berakhir seperti ini.

☆☆☆

Keesokan harinya.

"Sebenarnya apa yang terjadi? Apa kalian bertengkar?" tanya Dina, yang merupakan kakak pertama Elisha.

"Dia ingin membunuh kami, Mbak. Dia membawa pisau dan mengejar kami," jelasnya.

Tangisnya pun pecah. Kakaknya sangat terkejut, pasalnya Doni suaminya setahunya bukanlah orang yang kasar. Janggal rasanya jika pria itu sampai menghunuskan pisau kepada anak dan istrinya.

"Tapi kenapa sampai ia berbuat begitu? Setahu ku dia orang yang sabar?" tanya Dina lagi.

Elisha mulai menceritakan segalanya dengan bercucuran air mata. Sebenarnya kehidupan rumah tangganya memang tak semanis yang terlihat. Suaminya kerap berbohong untuk banyak hal. Karena ia sadar ia juga bukanlah orang yang sempurna, ia selalu mengalah dan memaafkannya.

Namun kesalahan yang selalu berulang akhirnya membuatnya jengah. Ia mulai memberontak dan protes.

Hampir setiap hari ia melihat suaminya ber-chat mesra dengan banyak wanita. Walaupun ia belum pernah melihat mereka langsung dengan mata kepalanya sendiri, namun hati istri mana yang tak sakit di perlakukan begitu. Mereka menjadi sering bertengkar.

Padahal kehidupan mereka hanya cukup, bahkan kadang kurang. Betapa teganya suaminya mengkhianatinya yang sudah bertahun-tahun bertahan berjuang bersamanya. Baginya perbuatan suaminya sudah termasuk berselingkuh dan tidak bisa di maafkan.

Hari itu ia mendengar suaminya berbicara dengan seorang wanita di telepon. Ia tak sengaja mendengarnya saat menuju dapur. Sayup-sayup ia mendengar suara ******* dari kamar mandi yang tersamarkan oleh suara air kran yang mengalir. Karena penasaran ia mengintip dari lubang pintu. Ia tak bisa menahan keterkejutannya. Suaminya tengah video call dengan seorang wanita, mereka sedang melakukan phone **** di dalam kamar mandi.

Elisha tak sanggup melihatnya lebih lama. Ia berlari ke dalam kamar, membereskan pakaiannya dan juga anaknya yang muat ke dalam tas. Hatinya begitu pedih dan sakit melihat pemandangan tadi. Ia tak menyangka suaminya bisa berbuat begitu, pasalnya untuk kebutuhan ranjang mereka selama ini baik-baik saja. Entah mengapa suaminya masih menginginkan kepuasan dari luar.

Kedua anaknya menatapnya dengan bingung melihat ibu mereka mengemas pakaiannya.

Doni yang telah selesai dengan aktivitasnya, begitu terkejut melihat istrinya berkemas dan menangis. Adu mulut pun tak terelakkan. Keduanya bertengkar hebat sampai kedua anaknya menangis. Karena kalap, Doni mengejar istrinya dengan memegang pisau. Elisha yang ketakutan segera mengajak kedua anaknya pergi dari sana.

"Astaga, aku tidak menyangka kelakuan Doni begitu. Kamu yang sabar ya,"

Dina memeluk adiknya dan berusaha menghiburnya, setelah mendengar ceritanya.

"Aku ingin pulang, Mbak. Aku takut dia akan membunuh ku dan anak-anak," ucap Elisha.

"Lalu bagaimana nasib kalian ke depannya?"

Dina prihatin dengan nasib adiknya. Di usianya yang belum genap 25 tahun sudah harus menyandang status janda. Tapi tidak mungkin dirinya menyarankannya untuk kembali dengan Doni yang sudah menyakitinya.

"Aku akan pulang ke rumah ibu, aku akan mencari pekerjaan agar bisa menghidupi anak-anak,"

Elisha memandang jauh ke depan. Sebenarnya ia juga tidak yakin dengan kehidupannya nanti. Pendidikannya hanya sampai SMA, entah pekerjaan apa yang akan ia dapat nanti. Yang jelas ia tidak ingin lagi hidup di kota ini, walaupun banyak kenangan manis namun kenangan pahit yang hanya terbayang kini di dalam ingatannya.

"Kamu mau pulang kapan, Lisha?"

"Secepatnya, Mbak. Tapi aku tidak punya uang sepeser pun, bolehkah aku pinjam dulu?"

Dina mengambil dompetnya. Ia memberikan beberapa lembar uang ratusan ribu kepada adiknya.

"Ini untuk mu, maaf ya aku tidak bisa memberi banyak. Kamu tahu sendiri kakak ipar mu hanya bekerja serabutan,"

Elisha mengambil uang pemberian kakaknya.

"Ini sudah lebih dari cukup, Mbak. Terima kasih ya, aku siap-siap dulu,"

Ia segera mengemas barang-barang. Tidak butuh waktu lama karena memang bawaannya tidak banyak.

"Mbak, aku pulang dulu ya. Terima kasih untuk semua bantuannya,"

Mereka saling berpelukan. Gurat kesedihan tampak jelas di mata keduanya.

"Hati-hati ya, salam untuk ibu dan bapak," pesan Dina.

Elisha berusaha menahan langkahnya yang sedikit limbung karena tidak kuat menahan perasaannya. Terbayang di kepalanya akan kerasnya hidup yang akan ia jalani nanti. Ia tidak akan mengeluh, hanya meminta Tuhan agar mempermudah jalannya. Itu saja yang ia harapkan saat ini.

Terpopuler

Comments

Agustine

Agustine

sabar yah Elisha pasti sulit banget, harus pergi emang kalo punya lakik kek gitu 😤🤭
semangat kak aku udah mampir juga 🤭

2023-06-14

0

Melasari

Melasari

semangat thor😍

2023-06-14

2

Fah

Fah

semoga. Mangat Elisha

2023-06-13

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 Pengkhianatan Yang Menyakitkan
2 BAB 2 Pulang Kampung
3 BAB 3 Mencari Pekerjaan
4 BAB 4 Bertemu Bu Siti
5 BAB 5 Karyawati Rasa Pembantu
6 BAB 6 Mulai Merasa Nyaman
7 BAB 7 Kiya Menyukai Elisha?
8 BAB 8 Siapa Sebenarnya Kiya?
9 BAB 9 Melarikan Diri
10 BAB 10 Pengorbanan Mirna
11 BAB 11 Lari Lagi
12 BAB 12 Menjadi Wanita Malam
13 BAB 13 Tip Dari Om Daniel
14 BAB 14 Susahnya Mencari Kerja
15 BAB 15 Aku Mau Bekerja Seperti Diri Mu
16 BAB 16 Semua Demi Bapak
17 BAB 17 Dapat Pinjaman
18 BAB 18 Bapak Meninggal?
19 BAB 19 Kesedihan Yang Mendalam
20 BAB 20 Tamu Kurang Ajar
21 BAB 21 Harga Diri Yang Terbayar
22 BAB 22 Bertemu Mirna
23 BAB 23 Apa Hubungan Kiya dan Kinan?
24 BAB 24 Mirna Juga Wanita Malam?
25 BAB 25 Doni Jadi Menikah
26 BAB 26 Mirna Di Labrak
27 BAB 27 Ternyata Salah Sasaran
28 BAB 28 Tentang Kinan
29 BAB 29 Santo Dan Dona
30 BAB 30 Tawaran Yang Menggiurkan
31 Bab 31 Menerima Tawaran
32 Bab 32 Selamat Datang Kinan
33 Bab 33 Itu Mimpi Atau Nyata?
34 Bab 34 Perhatian Santo
35 BAB 35 Bertemu Keluarga Kinan
36 BAB 36 Ancaman Kiya
37 Bab 37 Doni Bermain Hati
38 BAB 38 Akhir Kisah Kinan
39 BAB 39 Meninggalkan Keluarga Kinan
40 BAB 40 Hanya 30 Hari Lagi
41 Bab 41 Di Culik
42 BAB 42 Pilih Aku Atau Dia?
43 BAB 43 Lepas Dari Bahaya
44 BAB 44 Elisha Dan Daniel Punya Perasaan Yang Sama?
45 Bab 45 Pertemuan Keluarga
46 Bab 46 Dia Itu Wanita Malam
47 BAB 47 Mengatakan Semuanya
48 BAB 48 Talak
Episodes

Updated 48 Episodes

1
BAB 1 Pengkhianatan Yang Menyakitkan
2
BAB 2 Pulang Kampung
3
BAB 3 Mencari Pekerjaan
4
BAB 4 Bertemu Bu Siti
5
BAB 5 Karyawati Rasa Pembantu
6
BAB 6 Mulai Merasa Nyaman
7
BAB 7 Kiya Menyukai Elisha?
8
BAB 8 Siapa Sebenarnya Kiya?
9
BAB 9 Melarikan Diri
10
BAB 10 Pengorbanan Mirna
11
BAB 11 Lari Lagi
12
BAB 12 Menjadi Wanita Malam
13
BAB 13 Tip Dari Om Daniel
14
BAB 14 Susahnya Mencari Kerja
15
BAB 15 Aku Mau Bekerja Seperti Diri Mu
16
BAB 16 Semua Demi Bapak
17
BAB 17 Dapat Pinjaman
18
BAB 18 Bapak Meninggal?
19
BAB 19 Kesedihan Yang Mendalam
20
BAB 20 Tamu Kurang Ajar
21
BAB 21 Harga Diri Yang Terbayar
22
BAB 22 Bertemu Mirna
23
BAB 23 Apa Hubungan Kiya dan Kinan?
24
BAB 24 Mirna Juga Wanita Malam?
25
BAB 25 Doni Jadi Menikah
26
BAB 26 Mirna Di Labrak
27
BAB 27 Ternyata Salah Sasaran
28
BAB 28 Tentang Kinan
29
BAB 29 Santo Dan Dona
30
BAB 30 Tawaran Yang Menggiurkan
31
Bab 31 Menerima Tawaran
32
Bab 32 Selamat Datang Kinan
33
Bab 33 Itu Mimpi Atau Nyata?
34
Bab 34 Perhatian Santo
35
BAB 35 Bertemu Keluarga Kinan
36
BAB 36 Ancaman Kiya
37
Bab 37 Doni Bermain Hati
38
BAB 38 Akhir Kisah Kinan
39
BAB 39 Meninggalkan Keluarga Kinan
40
BAB 40 Hanya 30 Hari Lagi
41
Bab 41 Di Culik
42
BAB 42 Pilih Aku Atau Dia?
43
BAB 43 Lepas Dari Bahaya
44
BAB 44 Elisha Dan Daniel Punya Perasaan Yang Sama?
45
Bab 45 Pertemuan Keluarga
46
Bab 46 Dia Itu Wanita Malam
47
BAB 47 Mengatakan Semuanya
48
BAB 48 Talak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!