Ayesha I Miss You

Ayesha I Miss You

Kebetulan yang memalukan

Ayesha, gadis remaja berusia 18 tahun berjalan masuk ke sekolah barunya dengan raut wajah berbinar bahagia. Bagaimana dia tidak bahagia? Dia lagi membayangkan wajah-wajah kesal orang-orang yang suka membulinya dulu di sekolah lama, ketika melihat postingannya tadi malam di media sosial pribadinya. Dimana dia memposting photo seorang pemuda yang sangat tampan dan dia klaim adalah pacarnya.

"Mereka semua pasti iri. uhh, senangnya!" sorak Ayesha dalam hati.

"Ternyata begini rasanya kalau berhasil membuat mereka mati kutu. Rasanya itu kaya lagi mendapatkan apa yang selama ini kita inginkan. Sangat, sangat bahagia! Ya, walaupun postingan itu bohong sih," Ayesha masih terus bermonolog di dalam hati, tanpa memperhatikan keadaan sekelilingnya yang melihatnya dengan tatapan aneh dan sinis.

Ayesha Candramaya adalah siswi pindahan yang selalu berpenampilan biasa saja.

Dia terpaksa pindah karena sering mendapat bully di sekolahnya yang lama, dikarenakan penampilannya yang jauh dari kata 'modern'. Apalagi jika ditambah dengan kaca mata tebal yang menghiasi kedua matanya, membuat dia semakin terlihat cupu bagi teman-temannya.

"Lihat! dia begitu aneh. Masa Brian memiliki pacar seperti dia? benar-benar tidak masuk akal." Ayesha tersentak kaget mendengar suara bisik-bisik dari sekitarnya.

"Siapa yang mereka maksud? Tidak mungkin aku kan? Tapi kenapa mereka semua menatap aneh ke arahku?" batin Ayesha, seketika merasa risih.

Ayesha mencoba untuk tidak peduli dan tetap santai melangkah menuju kelasnya. Namun, sepanjang jalan menuju kelasnya, dia semakin merasa risih, melihat tatapan para siswa/siswi yang menatapnya bak dirinya itu makhluk aneh yang datang dari planet lain.

"Mereka semua pada kenapa sih? apa ada yang aneh denganku?" Ayesha memeriksa pakaiannya sendiri. Ia semakin bingung karena menurutnya tidak ada yang salah sama sekali, dengan dirinya.

"Akhirnya sampai juga!" Ayesha mengembuskan napas lega dan langsung duduk di kursinya.

"Bodo amatlah, mereka mau menatapku seperti apa," sambungnya kembali.

Ayesha kemudian mengedarkan pandangannya ke segala penjuru ruangan kelas. Lagi-lagi dia bingung, melihat tatapan teman-teman sekelasnya yang sama persis dengan tatapan yang dia dapatkan di luar tadi.

"Mereka semua kenapa sih? kenapa aku jadi merasa tidak enak begini ya?" Ayesha mulai menggigit bibir bawahnya.

"Woi! kamu gila ya? kenapa kamu bisa senekad itu sih?" tiba-tiba seorang gadis berseragam persis sepertinya datang,sembari menepuk pundaknya dengan cukup kuat.

"Retha, sakit tahu!" Pekik Ayesha sembari mengelus-elu pundaknya.

"Emangnya apa yang sudah aku lakukan?" tanya Ayesha lagi.

"Kamu masih berani bertanya, apa yang sudah kamu lakukan? ck ck ...." Gadis bernama Retha, yang merupakan sahabat Ayesha itu, berdecak seraya menggeleng-gelengkan kepala.

"Kamu jangan buat aku bingung dong! kamu kasih tahu saja, apa yang sudah aku lakukan?"

"Kamu tahu tidak, kamu sudah membuat seisi sekolah ini, heboh karena postinganmu tadi malam tentang Brian," bisik Retha.

"Brian? emangnya siapa Brian?" Ayesha mengrenyitkan keningnya, semakin bingung.

Retha menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya kembali. Gadis itu melakukannya berkali-kali, guna meredam rasa geramnya melihat kepolosan Ayesha, sahabatnya.

"Kamu gimana sih? tadi malam kamu memposting photonya di media sosialmu dan bilang kalau itu pacarmu. Dia itu Brian dodol!" umpat Retha masih berusaha menahan rasa geramnya.

"Oh, namanya Brian." Ayesha mengangguk-anggukan kepalanya.

"Aku tidak tahu, Retha. Soalnya aku hanya asal comot photo saja tanpa lihat namanya. Emangnya kenapa semuanya jadi heboh? Aku kan hanya post photo dia saja." Ayesha masih memasang wajah polosnya.

"Ihhhh," Retha benar-benar geram. Dia kembali mengembuskan napas berkali-kali, berharap rasa geramnya berkurang.

"Yesha ... Asal kamu tahu ya, Brian itu idola siswi di sini. Selain karena berprestasi, dia itu juga ketua team Basket sekaligus putra dari pemilik perusahaan raksasa di negri ini. Tentu saja semua jadi heboh karena merasa, tidak mungkin seorang Brian punya pacar seperti kamu," terang Retha, membuat mata Ayesha membesar.

Kini wajah Ayesha terlihat sangat panik, mendengar penuturan sahabatnya itu.

"Ka-kamu bercanda kan,Ta?" tanya Ayesha memastikan.

"Yang kamu lihat bagaimana? Apa ekspresi wajahku terlihat bercanda? aku serius dodol!" Retha mendorong jidat Ayesha.

"Jadi bagaimana ini? apa aku akan mendapatkan masalah lagi di sekolah ini?" Ayesha menggigit bibirnya. Raut wajah gadis itu tidak bisa lagi menyembunyikan kepanikannya.

"Satu hal lagi yang harus kamu tahu ... Dia itu sekelas dengan kita." Mata Ayesha semakin membesar disertai dengan mulut yang terbuka, mendengar kenyataan baru yang terlontar dari mulut Retha.

"A-Apa? dia sekelas dengan kita? mampus aku!" Ayesha meringis sembari menggigit bibir bawahnya.

"Tapi, kenapa kemarin aku tidak melihatnya?" lanjut Ayesha.

"Dia kemarin tidak datang ke sekolah karena ada urusan, makanya kamu tidak ketemu dengannya," terang Retha.

"Jadi, aku harus bagaimana dong? masa aku harus pindah sekolah lagi? papaku pasti tidak akan setuju," Ayesha terlihat mau menangis.

"Makanya jangan sembarangan comot photo. Cari tahu dulu!"

"Haish, bisa tidak kamu jangan membuatku semakin panik? aku kan tidak tahu dan sama sekali tidak kenal dia. Aku hanya ingin membuat mantan teman-temanku di sekolah dulu, iri." ujar Ayesha sembari meletakkan kepalanya ke meja.

"Tapi, tunggu dulu! aku kan hanya post di media sosialku. Jadi yang bisa lihat kan hanya orang-orang yang mengikuti akunku, tapi kenapa seisi sekolah ini bisa tahu?" Ayesha menatap Retha dengan tatapan bingung.

Retha kembali menggeram.

"Kamu ini bodoh atau bagaimana sih? bukannya aku sudah bilang kalau dia itu putra dari pengusaha besar? Jadi pasti banyak orang yang mengenalnya. Makanya aku merasa aneh, bisa-bisanya kamu tidak tahu dia." ucap Retha masih berusaha mengontrol nada suaranya.

"Mungkin saja ada temanmu yang tahu Brian. Lalu dia share ke akunnya, akhirnya banyak lagi share. Itu saja masa kamu nggak tahu," lanjut Retha.

"Jadi, sekarang aku harus bagaimana dong, Tha?apa dia akan masuk hari ini?"

"Mau bagaimana lagi? semuanya sudah terlanjur.Makanya jangan cari penyakit.Jalan satu-satunya, ya, kamu harus klarifikasi di media sosialmu. Bilang kalau yang kamu posting itu tidak benar. Bereskan?"

"Tidak segampang itu, Tha! kalau aku klarifikasi, yang ada aku akan jadi bahan ejekan lagi. Arghhh, bagaimana ini?" tanpa sadar Ayesha sudah mencoret-coret meja dengan pena yang dia pegang dari tadi.

Di saat bersamaan seorang pemuda yang dari tadi mereka bicarakan, masuk ke dalam kelas.

Mata Ayesha sontak membesar dan untuk sepersekian detik, tatapan keduanya saling beradu.

Beberapa detik berikutnya, Ayesha lebih dulu mengakhiri tatapan dan langsung menutup wajahnya dengan buku. Ia benar-benar merasa malu sekarang. Saking malunya pipinya sudah berubah warna menjadi merah bak kepiting rebus.

"Ya Tuhan, apa yang akan terjadi setelah ini? please hilangkan aku untuk sementara waktu Tuhan! kalau tidak, buat mereka semua lupa," Ayesha asik memohon dalam hati, sampai tidak sadar kalau Brian sudah berdiri di dekatnya.

"Brian, dia orangnya yang mengaku-ngaku pacarmu di media sosialnya?" celetuk seorang perempuan yang juga sudah berdiri di samping Brian. Gadis itu tidak lain Vania perempuan yang selama ini selalu berada di dekat Brian.

Brian sama sekali tidak bersuara. Pemuda itu hanya menatap tajam Ayesha yang masih menyembunyikan wajahnya di balik bukunya. Jangan tanya, bagaimana kondisi jantung Ayesha sekarang. Bisa dipastikan jantung itu sekarang berdetak sangat kencang saking takutnya.

"Brian, kenapa kamu diam saja? kamu tidak ingin memarahinya? bagaimanapun dia sudah membuat berita hoax yang melibatkan namamu," Vania yang masih setia berdiri di samping Brian, berusaha memprovokasi pemuda itu.

Brian tetap memilih untuk tidak bersuara. Pria itu justru memilih untuk langsung duduk di kursinya yang ternyata tepat ada di depan meja Ayesha.

Sikap Brian barusan, membuat gadis yang berusaha memprovokasi tadi menggeram kesal. Padahal dia tadinya ingin sekali melihat Brian memaki-maki Ayesha.

Merasa Brian sudah tidak berdiri lagi di samping kursinya, Ayesha dengan pelan-pelan menurunkan bukunya dari wajahnya. Ia terkesiap kaget, mendapati kenyataan kalau pemuda itu ternyata duduk persis di depannya.

"Hei, jangan karena Brian diam saja kamu bisa senang ya? kamu harus tetap hapus photo itu, dan mengakui kalau kamu bohong! asal kamu tahu, apa yang kamu lakukan itu benar-benar merugikan Brian. Asal kamu tahu banyak komentar yang bilang Brian bodoh, mau pacaran dengan perempuan seperti kamu!" ujar Vania dengan sangat ketus.

"Tapi, kamu jangan lupa, banyak juga yang memuji Brian, yang katanya sebagai pria tampan dan kaya,tapi tidak memandang seorang wanita dari penampilannya," sambar Retha dengan cepat, membela Ayesha.

Vania menggeram. Ia ingin menyumpal mulut Retha, tapi dia berusaha menahan diri karena tidak ingin terlihat buruk di mata Brian.

"Lagian, kenapa kamu yang sewot sih? Brian aja diam tuh, tidak segarang kamu," cetus Retha lagi, membuat Vania semakin geram.

"Vania, kelas sudah akan mulai, kamu sebaiknya duduk ke kursimu!" untuk pertama kalinya Ayesha mendengar suara Brian.

Vania menghentakkan kakinya dan langsung berlalu pergi menuju kursinya.

tbc

Terpopuler

Comments

liberty

liberty

jodoh emg gak kemana

2023-11-23

1

liberty

liberty

wkkk aku kalo jadi Ayesha udah malu + keringet dingin 😅

2023-11-23

0

Erni Fitriana

Erni Fitriana

mampir

2023-11-23

0

lihat semua
Episodes
1 Kebetulan yang memalukan
2 Bertemu Brianna
3 Kekesalan Vania
4 Aku bukan kakakmu
5 Akal bulus Brianna
6 Telat
7 Dihukum
8 ambil photo
9 Kehebohan baru
10 Keberanian Ayesha.
11 Kekesalan Brian
12 Galau
13 Vania ke rumah Brian
14 Aku mau fokus belajar
15 Pertandingan basket
16 Pengakuan Brian
17 Menyelamatkan Ayesha
18 Dalang sebenarnya
19 Peringatan Brian
20 Confess
21 Malam minggu, belajar bersama
22 Ke Bali
23 Rencana licik Vania.
24 Brian salah paham
25 Meninggalkan penginapan
26 Semakin salah paham
27 Memberanikan diri
28 Rencana Brian
29 Kuliah di beda universitas
30 Ketegasan Brian ke Vania
31 Hampir saja
32 Rencana ke Paris
33 Kegelisahan Radit.
34 Tiga tahun Kemudian.
35 Mengantar pulang
36 Kekesalan Brian
37 Rencana makan siang
38 Kok bukan Retha?
39 Pertemuan sahabat lama
40 Arga tahu yang sebenarnya
41 Kekagetan Brian
42 Aku tidak mau!
43 Penolakan Ayesha
44 Tidak memberikan kesempatan lagi
45 Ini aku, Retha!
46 Izinkan aku untuk tetap memperjuangkanmu
47 Tidak berhenti berdebat
48 Ungkapan hati Kenjo
49 Usah pertama Brian
50 Kamu yang harus bertanggung jawab
51 Akal bulus Brian
52 Permohonan Vania
53 Aku akan ke sana
54 Permohonan papanya Vania
55 Kamu bukan sahabat kami lagi!
56 Kebahagiaan Vania
57 Radit menemui Vania
58 Ayo menikah
59 Kaget
60 Saling minta maaf
61 Road to Resepsi
62 Kegugupan Vania
63 Tekad Radit
64 Pasrah
65 Yakinlah, dia mencintaimu
66 Aku sudah dijodohkan
67 Alasan Radit.
68 kejutan untuk Radit
69 Resepsi
70 Ada apa dengan Ayesha
71 Hamil
72 Tidak mau lagi
73 Turunkan egomu
74 Kamu calon istriku!
75 Brianna's wedding.
76 Welcome baby Aleena
77 Ending.
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Kebetulan yang memalukan
2
Bertemu Brianna
3
Kekesalan Vania
4
Aku bukan kakakmu
5
Akal bulus Brianna
6
Telat
7
Dihukum
8
ambil photo
9
Kehebohan baru
10
Keberanian Ayesha.
11
Kekesalan Brian
12
Galau
13
Vania ke rumah Brian
14
Aku mau fokus belajar
15
Pertandingan basket
16
Pengakuan Brian
17
Menyelamatkan Ayesha
18
Dalang sebenarnya
19
Peringatan Brian
20
Confess
21
Malam minggu, belajar bersama
22
Ke Bali
23
Rencana licik Vania.
24
Brian salah paham
25
Meninggalkan penginapan
26
Semakin salah paham
27
Memberanikan diri
28
Rencana Brian
29
Kuliah di beda universitas
30
Ketegasan Brian ke Vania
31
Hampir saja
32
Rencana ke Paris
33
Kegelisahan Radit.
34
Tiga tahun Kemudian.
35
Mengantar pulang
36
Kekesalan Brian
37
Rencana makan siang
38
Kok bukan Retha?
39
Pertemuan sahabat lama
40
Arga tahu yang sebenarnya
41
Kekagetan Brian
42
Aku tidak mau!
43
Penolakan Ayesha
44
Tidak memberikan kesempatan lagi
45
Ini aku, Retha!
46
Izinkan aku untuk tetap memperjuangkanmu
47
Tidak berhenti berdebat
48
Ungkapan hati Kenjo
49
Usah pertama Brian
50
Kamu yang harus bertanggung jawab
51
Akal bulus Brian
52
Permohonan Vania
53
Aku akan ke sana
54
Permohonan papanya Vania
55
Kamu bukan sahabat kami lagi!
56
Kebahagiaan Vania
57
Radit menemui Vania
58
Ayo menikah
59
Kaget
60
Saling minta maaf
61
Road to Resepsi
62
Kegugupan Vania
63
Tekad Radit
64
Pasrah
65
Yakinlah, dia mencintaimu
66
Aku sudah dijodohkan
67
Alasan Radit.
68
kejutan untuk Radit
69
Resepsi
70
Ada apa dengan Ayesha
71
Hamil
72
Tidak mau lagi
73
Turunkan egomu
74
Kamu calon istriku!
75
Brianna's wedding.
76
Welcome baby Aleena
77
Ending.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!