Begitu bel tanda istirahat berbunyi, tanpa menoleh maupun menyapa Ayesha, Brian langsung berjalan keluar. Mulut Ayesha yang tadinya hendak terbuka untuk melontarkan kata permintaan maaf, menjadi tergantung di udara.
"Brian, tunggu aku!" terdengar teriakan dari arah meja Vania.
"Cih, dasar lintah. Maunya lengket mulu sama Brian," umpat Retha, sembari menatap sinis ke arah perginya Vania.
Sementara itu, Ayesha sama sekali tidak peduli dengan sikap Vania. Gadis itu masih memikirkan bagaimana caranya meminta maaf pada Brian.
"Haish, aku harus bagaimana ini? Ali pindah sekolah mau bisa sekolah dengan tenang, tapi kenapa jadi begini? aku merasa seperti dibenci seisi sekolah sekarang," Ayesha mengeluh dengan mata yang hampir ingin menangis.
"Sudahlah, semuanya sudah terlanjur! jalan satu-satunya ya seperti yang aku katakan tadi, kamu harus klarifikasi,"
Ayesha terlihat mulai menggusak-gusak rambutnya, merasa dilema untuk mengiyakan saran Retha barusan.
"Tapi, Retha aku pasti akan jadi bahan bulan-bulanan nanti. Bukan hanya dari orang-orang di sekolahku dulu, tapi juga di sekolah ini. Pasti nantinya ketika aku lewat depan mereka, semuanya tidak akan berhenti mencibirku," ujar Ayesha, lirih.
Retha tidak memberikan tanggapan lagi karena memang apa yang dikatakan oleh sahabatnya itu benar. Dia pasti nantinya bakal jadi bulan-bulanan siswa di sekolah mereka. Kalaupun Ayesha pindah sekolah lagi, ia juga pasti akan mendapat perlakuan yang sama, mengingat klarifikasinya pasti akan ramai dilihat para pengguna media sosial.
"Gimana dong, Retha? kasih saran yang lain dong selain klarifikasi!" Ayesha mulai merengsek.
"Haish, aku juga bingung, Yesha! kepalaku buntu sekarang. Aku benar-benar tidak bisa berpikir lagi!" ujar Retha, menyerah.
"Sebaiknya kita ke kantin dulu! soalnya aku sudah lapar!" sambung Retha lagi.
"Kamu pergi saja sendiri ya! aku malu keluar dari kelas ini," bisik Ayesha.
"Kalau begitu kamu nanti lapar dong! ingat kelas kita akan berakhir 5 jam ke depan. Sudahlah, kamu coba saja bersikap bodo amatan. Abaikan apapun yang mereka katakan nanti!" Retha berusaha membujuk sahabatnya itu.
Ayesha mencoba untuk berpikir sejenak. Detik berikutnya ia tersenyum dan mengangukkan kepalanya. "Baiklah, aku ikut kamu ke kantin," Ayesha berdiri dari kursinya dan bersiap hendak pergi.
Namun, belum sempat melangkah, tiba-tiba seorang gadis cantik yang memakai seragam olahraga masuk dan langsung menatap ke arah Ayesha.
"Haish, dia datang ke sini pasti mau nemuin kamu," bisik Retha.
"Emangnya dia siapa?" Ayesha berbisik kembali. Tapi yang pasti dia menduga kalau gadis cantik yang baru masuk itu ada hubungannya dengan Brian.
"Dia itu__"
"Hai, jadi kamu ini pacarnya Brian?" belum sempat Retha menyelesaikan ucapannya, gadis itu sudah berdiri tepat di depan Ayesha.
Ayesha sontak menggeleng-gelengkan kepalanya dibarengi dengan tangan yang melambai-lambai cepat, menyangkal dugaan gadis di depannya itu.
"Benarkan feelingku. Dia pasti ada hubungan dengan Brian. Dia pasti salah satu penggemar laki-laki itu," bisik Ayesha pada dirinya sendiri.
Gadis itu menelisik penampilan Ayesha dari ujung rambut sampai ke ujung kaki, kemudian kembali lagi ke wajah Ayesha. Apa yang dilakukan gadis yang belum Ayesha tahu namanya itu, tentu saja membuatnya merasa risih.
"Emm, ternyata selera Brian begini ya? tidak ada yang salah menurutku. Dipoles sedikit, kamu pasti sangat cantik. Lagian yang terpenting itu attitudenya baik,"
Mata Ayesha membesar dan mulutnya sedikit terbuka mendengar ucapan gadis di depannya itu, yang menurutnya sangat membingungkan. Benar-benar jauh dari apa yang dia prediksi.
"Tutup mulut kamu itu! nanti lalat bisa masuk!" tegur gadis itu membuat Ayesha dengan refleks menutup mulutnya.
"Sini kamu duduk dulu!" gadis itu dengan wajah riang menarik tangan Ayesha dan memintanya duduk di depannya.
"Kamu rumahnya di mana? dan kenal Brian di mana?" tanya gadis itu dengan antusias. Jangan lupakan wajah Retha yang juga kebingungan.
"Ma-maaf. Kamu benar-benar salah paham. Aku dan Brian sebenarnya ...." Ayesha menggantung ucapannya, karena tiba-tiba dia tersadar akan sesuatu.
"Haish kalau aku ngaku, bisa-bisa dia menyebarkan ke seisi sekolah kalau aku bukan pacar Brian. Aku kan bisa jadi bulan-bulanan?" batin Ayesha.
"Kamu dan Brian sebenarnya apa?" sudut alis kanan perempuan itu, naik sedikit ke atas, menyelidik.
"Emm, aku dan Brian__"
"Dia dan Brian sebenarnya tidak pacaran, Anna. Bahkan, dia baru bertemu Brian hari ini," Retha akhirnya buka suara, karena melihat keraguan Ayesha.
"Haish, kenapa Retha kasih tahu sih? siap-siap aja aku jadi bulan-bulanan," rutuk Ayesha sembari menggigit bibirnya.
"Hah, kok bisa? tapi bukannya kamu memposting photo Brian dan bilang dia pacar kamu? tapi kenapa bisa baru bertemu sekarang?" gadis yang dipanggil Anna itu mengrenyitkan keningnya.
Melihat Ayesha yang masih diam saja, akhirnya Retha berinisiatif untuk menjelaskan semuanya.
Gadis yang dipanggil Anna itu sontak tertawa lepas mendengar cerita Retha. Sikapnya itu tentu saja menambah kebingungan pada Ayesha.
"Jadi begitu ceritanya? lucu sekali ya? tapi menurutku, tidak masalah sih. Oh ya, kamu dari tadi terlihat gugup, kamu pasti merasa aku membahagiakan kamu kan? itu pasti karena kamu belum tahu siapa aku. Kenalkan aku Brianna, sering dipanggil Anna. Aku dan Brian itu kembar. Aku kakaknya dan dia adikku. Aku ada di kelas sebelah,"
Ayesha semakin kaget mendengar pengakuan perempuan di depannya itu. "Pantas saja, dia sangat cantik. Tapi, kenapa dia tidak memarahiku, karena sudah lancang mencuri photo adiknya?" batin Ayesha.
"Udah, kamu tidak perlu khawatir. Aku tidak akan menyebarkan kenyataan itu, karena aku sudah tahu alasannya. Oh ya, apa adikku tadi marah-marah ke kamu atau dia diam saja?" Brianna terlihat antusias ingin tahu.
"Emm, di-dia diam saja, Kak. Tapi, dia menatapku dengan sangat dingin," sahut Ayesha, dengan suara bergetar.
" Oh itu sudah biasa dia lakukan. Dia di rumah selalu dipanggil manusia kutub. Dia persis kaya papaku yang hanya hangat pada mamaku dan Keluarganya saja. Oh ya, Jangan panggil aku Kakak, kamu lupa kalau kita ini se-usia?" tutur Brianna.
"Tapi, nggak masalah sih kamu panggil aku Kakak, itung-itung kamu lagi latihan. Mana tahu kan kamu ini nantinya jadi adik iparku. Jodoh tidak ada yang tahu," sambung Brianna lagi sembari mengerlingkan matanya.
Ayesha sontak menatap ke arah Retha dengan tatapan penuh tanya. Dia benar-benar bingung melihat sikap ceria Brianna yang bertolak belakang dengan Brian yang dingin.
"Oh ya, kalian tadi mau ke kantin kan? ayo, kita sama-sama ke sana!" Brianna berdiri dari kursinya dan kembali meraih tangan Ayesha.
tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
liberty
kamu beruntung Ayesha dapat 1 supporter tapi impactnya luar biasa 🤭
2023-11-23
4
liberty
optimis sekali kamu Anna...suka deh☺
2023-11-23
0
liberty
pantes agak laen respon Anna...kembarannya tenyata 🤣
2023-11-23
0