Air Mata Ibuku

Air Mata Ibuku

Part 1 Keluarga Dermawan

Di penghujung timur pulau jawa, di sebuah desa yang letaknya jauh dari keramaian kota, hiduplah seorang pedagang kaya yang sangat dermawan. Kedermawanannya itu membuat namanya dikenal hingga ke pelosok negeri.

Orang sering menyapanya dengan sebutan Kanjeng Ningrat. Karena memang, Kanjeng Ningrat masih keturunan Ningrat, yaitu putra berdarah biru.

Dari istrinya Diajeng Ayu Kedasih, Ningrat memiliki dua orang anak. Anak pertamanya, laki-laki yang diberi nama Arya di ningrat, dengan tujuan agar kelak dia memiliki sifat baik serta berbudi pekerti baik.

Sementara itu anaknya yang kedua seorang perempuan yang diberi nama Roro kedasih. Agar kelak dia memiliki jiwa yang lembut dan hati yang mulia seperti Ibunya.

Seiring bergulirnya waktu, merekapun tumbuh dewasa, akan tetapi mereka memiliki kepribadian yang berbeda. Arya memiliki jiwa yang lembut dan berhati dermawan, Arya suka menolong orang-orang yang membutuhkan tenaga dan pikirannya.

Sedangkan Roro kedasih, Dia memiliki kepribadian yang kasar dan sangat kikir. Sangat bertolak belakang dengan Arya.

Suatu ketika Arya dipanggil Ayahnya, karena menurut, Ningrat sudah pantas untuk melanjutkan usaha Ayahnya dalam berdagang.

“Ada apa, Yah! kenapa Ayah memanggilku?”

“Arya, kalau Ayah perhatikan selama ini, kau semakin hari semakin berbakat dalam melanjutkan usaha Ayah, saat ini Ayah udah tua, Ayah ingin beristirahat dalam mengelola seluruh bisnis yang sedang Ayah rintis. Ayah ingin semua usaha itu kau yang melanjutkannya.”

“Tapi, Yah! rasa-rasanya aku belum mampu untuk itu.”

“Kalau bukan kepadamu, lalu kepada siapa lagi akan Ayah serahkan semua tanggung jawab ini, kau lihat sendirikan Adikmu Roro, dia hanya menghambur-hamburkan uang saja kerjaannya.”

“Kalau begitu kata Ayah, aku akan patuhi semua yang Ayah katakan.”

“Bagus anakku, tapi ingat satu pesan Ayah, jangan sekali-kali kau bersifat sombong dan kikir, karena semua harta ini, hanyalah titipan semata dari Allah kepada kita sebagai seorang hamba yang rendah.”

“Baik Ayah, pesan Ayah pasti ku ingat selalu,” jawab Arya dengan suara lembut.

“Bantulah setiap orang yang membutuhkan pertolongan darimu. Jangan pilih pandang, siapapun orangnya, baik dia orang kaya maupun orang miskin,” jelas Ningrat pada putranya.

“Baik Ayah, pesan itu akan selalu ku ingat,” jawab Arya dengan suara yang lembut.

“Saat ini Ayah sudah tua, begitu juga dengan bunda mu, Ayah ingin kau segera berumah tangga. Carilah istri yang kau sukai dan yang pantas untukmu. Ayah tak akan melarang dengan siapa kau menikah, asalkan dia satu akidah dan seiman dengan kita."

“Tapi Ayah?”

“Ayah juga tak akan membuat pembatas dalam hubungan kalian, mekipun dia dari kalangan bawah sekalipun. Karena menurut Ayah semuanya itu sama, hanya keimanannya lah yang membuat seseorang itu berbeda disisi Allah.”

“Iya, Ayah! aku mengerti maksud Ayah. Aku akan berusaha menyenangkan hati Ayah dan Bunda,” jawab Arya sembari mohon izin untuk pamit pada Ayahnya.

“Ingat, Sholat tahajjud lah, agar Allah memberikanmu petunjuk.”

“Baiklah, Ayah,” jawab Arya pelan.

Semenjak hari itu, Arya tampak begitu gelisah, sudah empat bulan berlalu, namun dia belum juga mendapatkan gadis yang dicarinya, tapi Ayahnya Ningrat sangat memahami kondisi putranya, jadi sebelum putranya berputus asa, Ningrat sudah menguatkan keyakinan putranya terlebih dahulu.

“Arya, mencari istri itu, tidak semudah membalikan telapak tangan nak, jodoh ada ditangan Allah. Jika Dia belum berkehendak, jodohmu tak akan datang padamu, apapun itu alasannya, jadi bersabarlah, tunggulah dengan ikhlas dan tawakal.”

“Baik Ayah, terimakasih atas semua nasehat yang Ayah berikan.”

“Bagus, kau memang anak yang taat, Ayah bangga padamu, nak,” kata Ningrat sembari memuji akhlak putra tunggalnya itu.

Hari pun berlalu, bergulir seiring dengan waktu yang terus mengejarnya, Minggu kini telah berganti dengan bulan, bulan merangkai dengan tahun, tahun berjalan dengan semestinya, tak ada yang salah dengan peredaran waktu saat itu, semua bergerak sesuai dengan takdir yang telah ditentukan Allah Swt.

Begitu juga dengan halnya Arya, setiap hari hasil dari usaha yang digelutinya semakin meningkat pesat. Sesuai dengan kehendak Ayahnya, Arya selalu bagi-bagi rezeki pada semua orang, sifat dermawan yang dia miliki, tentu tak lepas dari didikan Ayah dan Bundanya.

Karena mereka selalu senantiasa menggembleng kepribadian anak-anaknya. Mesti demikian, hal itu sangat berbeda sekali dengan adiknya Roro kedasih. Keberhasilan yang dicapai Arya membuat Roro iri dan sakit hati pada saudaranya itu.

Roro tak ingin Kang mas nya selalu mendapat perhatian yang lebih dari Ayah dan Ibunya, serta dari orang-orang yang dekat dengan dirinya. Roro selalu saja mencari celah kekurangan dan kelemahan Arya, untuk dijadikan bahan aduan kepada Ayah dan Ibunya.

Tapi karena Ningrat dan Ayu adalah orang tua yang bijak dan berbudi, dia selalu menanggapi ucapan putrinya itu, sebagai bahan masukan yang harus dipertimbangkan terlebih dahulu.

Semakin banyak keburukan Arya yang di adukan Roro, maka semakin tercium lah oleh Ningrat sifat buruk yang terselubung di hati putrinya itu. Hal itu ditanggapi Ningrat dengan sigap. Dengan cara menikahkan Roro dengan seorang bangsawan muda dari tanah seberang.

Selain pria itu kaya dan tampan, dia juga seorang ustad yang baik. Roro pun tidak menolak perjodohan itu, dia menerimanya dengan senang hati. Acara pernikahan pun segera dilangsungkan.

Meski terbilang kaya dan keturunan ningrat, namun Ningrat melangsungkan pernikahan putrinya secara sederhana. Hanya kalangan bawah saja yang banyak hadir di pesta itu, hal inilah yang membuat Roro semakin sakit hati, pada Ayah dan Ibunya.

Roro ingin pesta pernikahannya diselenggarakan secara meriah dan serba mewah. Dia juga ingin orang yang hadir di pestanya hanya orang-orang kaya dan terpandang saja. Tapi kenyataannya tidak seperti itu.

NIngrat dan Ayu melakukan hal itu tentu ada tujuannya, Ningrat ingin pria yang menikahi putrinya menerima segala kekurangan dan kelebihan putrinya, mesti hidup bergelimang harta, namun tetap berjiwa dan berhati sederhana.

Setelah pernikahan selesai, Ningrat mengirim putrinya ke suatu desa terpencil, agar selama disana Roro bisa berbenah diri, dan menyadari bahwa semua kekayaan yang dipamerkan selama ini bukanlah miliknya, akan tetapi semua itu adalah titipan Allah untuk keluarganya.

Di desa itu, Roro hidup sangat sederhana sekali, tak ada lagi harta yang bisa dia banggakan pada penduduk sekitarnya, Roro yang terkenal kaya itu, kini telah menjadi rakyat jelata, berbaur dengan masyarakat sekitarnya.

Meski demikian, Roro masih saja sombong dan angkuh. Terkadang para tetangganya mencibir mendengar cerita darinya, semua orang tampak mengejek saat Roro mencoba menceritakan siapa dirinya.

“Udahlah, Ro. Kalau kamu anak orang kaya dan orang ningrat, kenapa hidup miskin seperti ini?” tanya Diah ingin tahu.

“Benar itu! orang kaya itu pasti tinggal di gedung yang mewah, hidup serba berkecukupan. Mau makan enak tinggal minta, lalu orang akan datang melayani kita, tapi kenyataannya nggak seperti itu kan? hahaha!” timpal Rita.

Bersambung...

*Selamat membaca*

Terpopuler

Comments

Awdifal

Awdifal

saya suka cerita bgni.. tp juga kesel da yg jahatnya😭

2023-10-23

0

Dwi sonya

Dwi sonya

semangat terus thor

2023-07-17

0

Iril Nasri

Iril Nasri

cerita yang menarik thor

2023-06-05

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 Keluarga Dermawan
2 Part 2 Kelakuan Roro Kedasih
3 Part 3 Wafatnya Ibu tercinta
4 Part 4 Pembagian harta warisan
5 Part 5 Wafatnya Kanjeng Ningrat
6 Part 6 Kehamilan Kenanga
7 Part 7 Kelahiran putri ke dua
8 Part 8 Kepergian Kenanga
9 Part 9 Niat yang terkendala
10 Part 10 Wafatnya Arya Diningrat
11 Part 11 Keburukan sifat Roro kedasih
12 Part 12 Mengunjungi rumah Roro Kedasih
13 Part 13 Gagal menemui Maryati
14 Part 14 Nasib Maryati
15 Part 15 Hukuman untuk Maryati
16 Part 16 Kehilangan tusuk konde
17 Part 17 Rahasia yang dibongkar
18 Part 18 Kebiadaban Danu
19 Part 19 Penemuan Maryati
20 Part 20 Resah
21 Part 21 Menemukan Maryati
22 Part 22 Sadar dari koma
23 Part 23 Keputusan yang diambil
24 Part 24 Perasaan Maryati
25 Part 25 perjodohan
26 Part 26 Hamil
27 Part 27 Kehilangan Maryati
28 Part 28 Dikhianati
29 Part 29 Buka usaha baru
30 Part 30 Pertemuan
31 Part 31 Pertemuan Maryati dengan Tomi
32 Part 32 Kelakuan Tomi
33 Part 33 Kesabaran tak terbatas
34 Part 34 Penyakit yang di derita Juna
35 Part 35 Perpisahan yang menyakitkan
36 Part 36 Kedatangan Maryati
37 Part 37 Kasih sayang Darman
38 Part 38 Melakukan pesugihan
39 Part 39 Akibat melakukan pelanggaran
40 Part 40 Akibat pesugihan
41 Part 41 Pertolongan untuk keluarga Maryati
42 Part 42 Menemui Maryati
43 Part 43 Mencari Keberadaan Maryati
44 Part 44 Pertemuan
45 Part 45 Musibah kebakaran
46 Part 46 Menjemput Maryati di Jakarta
47 Part 47 Datang ke Sumatera
48 Part 48 Perlakuan kasar
49 Part 49 Pertengkaran
50 Part 50 Derita Maryati
51 Part 51 Tuduhan Mayar yang jahat
52 Part 52 Mengalami pendarahan
53 Part 53 Kemalangan
54 Part 54 Dipermalukan
55 Part 55 Dituduh maling
56 Part 56 Melarikan diri
57 part 57 Menuju bukit suar
58 Part 58 Mendapat pertolongan
59 Part 59 Kebaikan Dipa
60 Part 60 Pertemuan
61 Part 61 Kesal
62 Part 62 Kedatangan Inah
63 Part 63 Membeli sebidang tanah
64 Part 64 Kebahagiaan keluarga Maryati
65 Part 65 Keinginan Mayar
66 Part 66 Mengambil paksa
67 Part 67 Kehilangan Suci
68 Part 68 Duka mendalam
69 Part 69 Di belenggu perasaan
70 Part 70 Hukuman untuk Dira
71 Part 71 Bebas dari penjara
72 Part 72 Kekesalan Maryati
73 Part 73 Kesedihan Maryati
74 Part 74 Ketabahan Maryati
75 Part 75 Kebaikan Budi Anisa
76 Part 76 Pengorbanan Anisa
77 Part 77 Pernikahan Tia
78 Part 78 perilaku Arman
79 Part 79 Kena tipu
80 Part 80 Penebus hutang
81 Part 81 Penderitaan Mutia
82 Part 82 Kelakuan Arman
83 Part 83 Kepergian Arman
84 Part 84 Pertikaian dalam rumah tangga Leni
85 Part 85 Konflik tak berujung
86 Part 86 Hasutan
87 Part 87 Teluh
88 Part 88 Kecurigaan
89 Part 89 Kecurigaan
90 Part 90 Tuduhan
91 Part 91 Penyakit aneh
92 Part 92 Berbuat Culas
93 Part 93 Kekesalan
94 Part 94 Penipuan yang dilakukan Bima
95 Part 95 Hasutan Bima
96 Part 96 Mendapat kesulitan
97 Part 97 Keputusan yang diambil
98 Part 98 Pernikahan Anisa
99 Part 99 Diserang penyakit
100 Part 100 Di usir Tedi
101 Part 101 Kekecewaan
102 Part 102 Keburukan hati Mutia
103 Part 103 Pertikaian
104 Part 104 Perceraian
105 Part 105 Di usir dari rumah
106 Part 106 Kekesalan Anisa
107 Part 107 Penyakit yang di derita Tomi
108 Part 108 Pergi berobat ke padang
109 Part 109 Kelicikan Bima
110 Part 110 Hukuman untuk Bima
111 Part 111 Penyakit aneh
112 Part 112 Niat buruk Dira
113 Part 113 Ramuan untuk Bima
114 Part 114 Pengobatan untuk Bima
115 Part 115 Kesembuhan Bima
116 Part 116 Mengunjungi Anisa
117 Part 117 Pandangan Aditia
118 Part 118 Keanehan yang dilakukan Maryati
119 Part 119 Kembali pulang ke rumah
120 Part 120 Wafatnya Maryati
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Part 1 Keluarga Dermawan
2
Part 2 Kelakuan Roro Kedasih
3
Part 3 Wafatnya Ibu tercinta
4
Part 4 Pembagian harta warisan
5
Part 5 Wafatnya Kanjeng Ningrat
6
Part 6 Kehamilan Kenanga
7
Part 7 Kelahiran putri ke dua
8
Part 8 Kepergian Kenanga
9
Part 9 Niat yang terkendala
10
Part 10 Wafatnya Arya Diningrat
11
Part 11 Keburukan sifat Roro kedasih
12
Part 12 Mengunjungi rumah Roro Kedasih
13
Part 13 Gagal menemui Maryati
14
Part 14 Nasib Maryati
15
Part 15 Hukuman untuk Maryati
16
Part 16 Kehilangan tusuk konde
17
Part 17 Rahasia yang dibongkar
18
Part 18 Kebiadaban Danu
19
Part 19 Penemuan Maryati
20
Part 20 Resah
21
Part 21 Menemukan Maryati
22
Part 22 Sadar dari koma
23
Part 23 Keputusan yang diambil
24
Part 24 Perasaan Maryati
25
Part 25 perjodohan
26
Part 26 Hamil
27
Part 27 Kehilangan Maryati
28
Part 28 Dikhianati
29
Part 29 Buka usaha baru
30
Part 30 Pertemuan
31
Part 31 Pertemuan Maryati dengan Tomi
32
Part 32 Kelakuan Tomi
33
Part 33 Kesabaran tak terbatas
34
Part 34 Penyakit yang di derita Juna
35
Part 35 Perpisahan yang menyakitkan
36
Part 36 Kedatangan Maryati
37
Part 37 Kasih sayang Darman
38
Part 38 Melakukan pesugihan
39
Part 39 Akibat melakukan pelanggaran
40
Part 40 Akibat pesugihan
41
Part 41 Pertolongan untuk keluarga Maryati
42
Part 42 Menemui Maryati
43
Part 43 Mencari Keberadaan Maryati
44
Part 44 Pertemuan
45
Part 45 Musibah kebakaran
46
Part 46 Menjemput Maryati di Jakarta
47
Part 47 Datang ke Sumatera
48
Part 48 Perlakuan kasar
49
Part 49 Pertengkaran
50
Part 50 Derita Maryati
51
Part 51 Tuduhan Mayar yang jahat
52
Part 52 Mengalami pendarahan
53
Part 53 Kemalangan
54
Part 54 Dipermalukan
55
Part 55 Dituduh maling
56
Part 56 Melarikan diri
57
part 57 Menuju bukit suar
58
Part 58 Mendapat pertolongan
59
Part 59 Kebaikan Dipa
60
Part 60 Pertemuan
61
Part 61 Kesal
62
Part 62 Kedatangan Inah
63
Part 63 Membeli sebidang tanah
64
Part 64 Kebahagiaan keluarga Maryati
65
Part 65 Keinginan Mayar
66
Part 66 Mengambil paksa
67
Part 67 Kehilangan Suci
68
Part 68 Duka mendalam
69
Part 69 Di belenggu perasaan
70
Part 70 Hukuman untuk Dira
71
Part 71 Bebas dari penjara
72
Part 72 Kekesalan Maryati
73
Part 73 Kesedihan Maryati
74
Part 74 Ketabahan Maryati
75
Part 75 Kebaikan Budi Anisa
76
Part 76 Pengorbanan Anisa
77
Part 77 Pernikahan Tia
78
Part 78 perilaku Arman
79
Part 79 Kena tipu
80
Part 80 Penebus hutang
81
Part 81 Penderitaan Mutia
82
Part 82 Kelakuan Arman
83
Part 83 Kepergian Arman
84
Part 84 Pertikaian dalam rumah tangga Leni
85
Part 85 Konflik tak berujung
86
Part 86 Hasutan
87
Part 87 Teluh
88
Part 88 Kecurigaan
89
Part 89 Kecurigaan
90
Part 90 Tuduhan
91
Part 91 Penyakit aneh
92
Part 92 Berbuat Culas
93
Part 93 Kekesalan
94
Part 94 Penipuan yang dilakukan Bima
95
Part 95 Hasutan Bima
96
Part 96 Mendapat kesulitan
97
Part 97 Keputusan yang diambil
98
Part 98 Pernikahan Anisa
99
Part 99 Diserang penyakit
100
Part 100 Di usir Tedi
101
Part 101 Kekecewaan
102
Part 102 Keburukan hati Mutia
103
Part 103 Pertikaian
104
Part 104 Perceraian
105
Part 105 Di usir dari rumah
106
Part 106 Kekesalan Anisa
107
Part 107 Penyakit yang di derita Tomi
108
Part 108 Pergi berobat ke padang
109
Part 109 Kelicikan Bima
110
Part 110 Hukuman untuk Bima
111
Part 111 Penyakit aneh
112
Part 112 Niat buruk Dira
113
Part 113 Ramuan untuk Bima
114
Part 114 Pengobatan untuk Bima
115
Part 115 Kesembuhan Bima
116
Part 116 Mengunjungi Anisa
117
Part 117 Pandangan Aditia
118
Part 118 Keanehan yang dilakukan Maryati
119
Part 119 Kembali pulang ke rumah
120
Part 120 Wafatnya Maryati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!