Part 4 Pembagian harta warisan

“Maaf kan aku Ayah, aku geram dengan sikap Roro yang begitu acuh ketika mendengar Ibu kandungnya tiada.”

“Lalu, kau mendatangi rumahnya?”

“Iya Ayah.”

“Lagi ngapain dia dirumah itu?”

“Dia terlihat biasa-biasa saja Ayah.”

“Apakah ada suaminya di rumah itu?”

“Sepertinya aku nggak melihat Ilham di sana, sebab yang keluar hanya Roro sendiri.”

“Ayah dengar kabar, Roro telah memiliki tiga orang anak, apakah kau melihat anak-anaknya?”

“Nggak Ayah.”

“Ya sudah, lain kali, kau nggak perlu mendatangi rumah adik mu itu.”

“Kenapa Ayah?”

“Dia itu berhati batu nak, menemuinya sama saja mencari penyakit untuk kita.”

“Aku begitu kasihan padanya Ayah.”

“Ayah paham itu, nak.”.

“Sepertinya hidup Roro begitu susah saat ini Ayah.”

“Begitu susah?”

“Benar Ayah.”

“Bukankah Ayah, selalu mengirimkan uang belanja kepadanya setiap minggu, bahkan uang yang Ayah kirim bisa membelanjakan tiga orang keluarga sekaligus.”

“Berarti Roro telah menghambur-hamburkan uang yang Ayah berikan.”

“Bisa jadi begitu,” jawab Ningrat seraya mengangguk-anggukkan kepalanya.

Enam tahun pernikahan Roro berjalan, tak ada perubahan sama sekali pada dirinya, Roro malah bertambah jahat.

Sementara itu Ningrat, masih tenggelam dengan rasa sedih atas kehilangan orang yang sangat dia sayangi, siang malam Ningrat menangis, memikirkan istrinya yang telah lama tiada.

Arya yang selalu memperhatikannya mencoba mencari seorang ustadz untuk pendamping Ayah tercintanya. Agar di usia tua, Ayahnya tetap berpegang teguh pada Al-Qur'an dan Islam.

Sedangkan usaha yang selama ini dia geluti di ambil alih oleh Arya.

Di tangan Arya yang dingin, ternyata usaha Ayahnya berkembang dengan pesat, usaha yang di jalaninya tumbuh berkembang bagaikan jamur di musim penghujan.

Nilai harta yang di miliki Arya, menjadi tiga kali lipat dari harta yang sudah dia miliki sebelumnya. Kemudian Arya berinisiatif untuk membagi hartanya itu menjadi dua, sebagian untuk dirinya dan sebagian lagi untuk Roro.

Niat baik itupun di beritahukan Arya pada Ayahnya, Ningrat menyambut niat baik putranya dan langsung menyetujuinya.

“Sebenarnya semua ini sengaja aku lakukan, demi keutuhan keluarga kita Ayah. Agar kelak Roro nggak menganggap Ayah sebagai orang tua yang pilih kasih. Selagi Ayah masih hidup, aku ingin Ayah menuliskan surat wasiat untuk Roro, tentang pembagian harta ini,” ujar Arya dengan suara lembut.

“Baiklah nak, Ayah setuju dengan usulan mu itu dan Ayah pun nggak merasa tersinggung dengan permohonan mu,” jawab Ningrat sembari mengambil secarik kertas.

Di atas kertas itu Ningrat menulis dengan kata-kata yang indah yang penuh makna. Kemudian kertas yang telah di tulis tangan dan di tanda tangani itu di serahkan kepada Arya.

“Ini surat yang kau inginkan itu, berikanlah pada adik mu!” perintah Ningrat pada putranya.

“Baik Ayah, nanti setelah pembagian hartanya selesai, aku akan mengantarkannya sendiri pada Roro."

“Baiklah.”

“Kalau begitu, aku pamit dulu Ayah.”

“Silahkan.”

Kemudian Arya pun berlalu meninggalkan Ayahnya. Dari pertemuannya itu Arya merasa, bahwa Ayahnya telah kembali seperti dahulu. Terlihat dari sikap dan ketenangan serta senyum lembut yang tersungging dari bibirnya yang tipis.

Dari harta yang dia dapat selama memegang bisnis yang di kelola, Arya membagi rata dengan adiknya Roro, tak sedikitpun terniat di hati Arya untuk tidak bersikap adil, semuanya di bagi rata. Tak ada yang di sembunyikan dan tak ada yang di tutup-tutupi.

Arya menulis semuanya secara transparan dan sedetail mungkin. Semua itu sengaja dia lakukan, agar Roro tidak mencurigainya dan menyalahkan kedua orang tuanya tidak berbuat adil.

Setelah semuanya selesai, lalu Arya pun berangkat, dia ditemani oleh Mang Ujang yang selama ini bekerja pada Ayahnya. Selain itu Mang ujang merupakan orang kepercayaan Ningrat dalam segala bidang, sama seperti Burhan, mereka berdua telah di anggap Arya sebagai bagian dalam keluarga.

Setibanya di rumah Roro, Arya dan Mang Ujang di sambut dengan sikap yang tidak baik oleh adiknya itu, Roro mengucapkan kata-kata kasar pada dirinya, tapi Arya tak membalasnya sama sekali.

“Semakin hari, aku melihat sifat mu semakin jahat adik ku. kau kasar dan angkuh.”

“Itu bukan urusan mu, sekarang katakan apa tujuan kalian datang ke rumah ku ini, kalau nggak terlalu penting sekali, silahkan kalian pulang, karena aku nggak punya waktu untuk melayani kalian bicara.”

“Mana suami mu?”

“Dia pergi kerumah orang tuanya.”

“Pergi kerumah orang tuanya?”

“Sejak kapan?”

“Itu bukan urusan mu, sekarang katakan saja, apa tujuan kalian datang kesini.”

Saat mereka sedang bicara lalu keluar lima orang anaknya, semuanya laki-laki, Arya memperhatikan kelima anak itu seraya tersenyum, namun mereka tak seorang pun yang membalas senyuman Arya yang polos itu.

“Mereka semua anak mu Dek?”

“Nggak mungkin aku memungut anak orang lain kan?”

“Astagfirullah! kenapa kau begitu kasar sekali Dek?”

“Itu bukan urusan mu.”

“Udahlah Den, nggak usah di layani, berikan saja apa yang hendak kita serahkan padanya.”

“Baik Mang.”

Ketika Arya hendak mengutarakan niat hatinya, tiba-tiba saja Ilham datang. Mereka bertiga pun memandanginya dengan tatapan mata yang berbeda.

“Eh, ada Kak Arya dan Mang Ujang,” ujar Ilham seraya memberi salam mereka berdua.

“Kenapa kembali? nggak betah kan hidup di luar sana, mana mungkin betah hidup jadi gelandangan, sementara di sini kau tinggal minum dan makan gratis dari pemberian Ayah ku.”

“Ssst..! Roro, jaga ucapan mu itu! apakah kau nggak sadar kalau dia itu suami mu?”

“Kalau aku sadar, emangnya kenapa?”

“Dia itu suami mu Roro.”

“Sudahlah Kang Mas, dia itu memang seperti itu, selalu saja membantah bila di kasih tahu yang baik. Sebenarnya aku sudah lelah untuk menasehatinya, sebab dia itu, nggak bakalan mau berubah.”

“Begini Ilham, tujuan Kang Mas datang kesini, hanya untuk menyampaikan amanah dari Ayah.”

“Amanah, amanah apa itu Kang Mas? Apakah masalah pembagian harta warisan?” potong Roro dengan cepat.

“Benar.”

“Waah..! kalau begitu berikan pada ku suratnya itu.”

“Ini bacalah,” ujar Sidik sembari menyodorkan kertas surat yang di tulis tangan oleh Ayahnya sendiri.

Dengan cepat surat itu langsung di rebut oleh Roro, perasaan gembira sepertinya terpancar dari raut wajahnya. Roro membaca surat itu sembari tersenyum senang.

“Terimakasih Kakang, terimakasih, sekarang hidupku baru tenang, karena Ayah telah membagi hartanya pada ku. aku janji akan memanfaatkan harta ini dengan sebaik-baiknya.”

“Ya, terserah kamu saja, sekarang aku mohon pamit. Aku takut nanti Ayah kelamaan menunggu di rumah.”

“Baik Kang Mas. Terimakasih atas kebaikan Kakang pada ku.”

“Iya, sama-sama. Satu pesan Kakang pada mu, usahakan sesering mungkin untuk mengunjungi Ayah di rumah, karena saat ini, Ayah sudah semakin tua.”

“Iya Kakang,” jawab Roro dengan suara sangat lembut sekali.

Setelah urusan mereka berdua selesai, Arya dan Mang Ujang pun kembali pulang kerumahnya. Dengan menggunakan sepeda, Perlahan roda pun berputar sesuai dengan kecepatan yang mereka perlukan.

Bersambung...

*Selamat membaca*

Terpopuler

Comments

Iril Nasri

Iril Nasri

Arya emang pintar ya, baik lagi

2023-06-05

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 Keluarga Dermawan
2 Part 2 Kelakuan Roro Kedasih
3 Part 3 Wafatnya Ibu tercinta
4 Part 4 Pembagian harta warisan
5 Part 5 Wafatnya Kanjeng Ningrat
6 Part 6 Kehamilan Kenanga
7 Part 7 Kelahiran putri ke dua
8 Part 8 Kepergian Kenanga
9 Part 9 Niat yang terkendala
10 Part 10 Wafatnya Arya Diningrat
11 Part 11 Keburukan sifat Roro kedasih
12 Part 12 Mengunjungi rumah Roro Kedasih
13 Part 13 Gagal menemui Maryati
14 Part 14 Nasib Maryati
15 Part 15 Hukuman untuk Maryati
16 Part 16 Kehilangan tusuk konde
17 Part 17 Rahasia yang dibongkar
18 Part 18 Kebiadaban Danu
19 Part 19 Penemuan Maryati
20 Part 20 Resah
21 Part 21 Menemukan Maryati
22 Part 22 Sadar dari koma
23 Part 23 Keputusan yang diambil
24 Part 24 Perasaan Maryati
25 Part 25 perjodohan
26 Part 26 Hamil
27 Part 27 Kehilangan Maryati
28 Part 28 Dikhianati
29 Part 29 Buka usaha baru
30 Part 30 Pertemuan
31 Part 31 Pertemuan Maryati dengan Tomi
32 Part 32 Kelakuan Tomi
33 Part 33 Kesabaran tak terbatas
34 Part 34 Penyakit yang di derita Juna
35 Part 35 Perpisahan yang menyakitkan
36 Part 36 Kedatangan Maryati
37 Part 37 Kasih sayang Darman
38 Part 38 Melakukan pesugihan
39 Part 39 Akibat melakukan pelanggaran
40 Part 40 Akibat pesugihan
41 Part 41 Pertolongan untuk keluarga Maryati
42 Part 42 Menemui Maryati
43 Part 43 Mencari Keberadaan Maryati
44 Part 44 Pertemuan
45 Part 45 Musibah kebakaran
46 Part 46 Menjemput Maryati di Jakarta
47 Part 47 Datang ke Sumatera
48 Part 48 Perlakuan kasar
49 Part 49 Pertengkaran
50 Part 50 Derita Maryati
51 Part 51 Tuduhan Mayar yang jahat
52 Part 52 Mengalami pendarahan
53 Part 53 Kemalangan
54 Part 54 Dipermalukan
55 Part 55 Dituduh maling
56 Part 56 Melarikan diri
57 part 57 Menuju bukit suar
58 Part 58 Mendapat pertolongan
59 Part 59 Kebaikan Dipa
60 Part 60 Pertemuan
61 Part 61 Kesal
62 Part 62 Kedatangan Inah
63 Part 63 Membeli sebidang tanah
64 Part 64 Kebahagiaan keluarga Maryati
65 Part 65 Keinginan Mayar
66 Part 66 Mengambil paksa
67 Part 67 Kehilangan Suci
68 Part 68 Duka mendalam
69 Part 69 Di belenggu perasaan
70 Part 70 Hukuman untuk Dira
71 Part 71 Bebas dari penjara
72 Part 72 Kekesalan Maryati
73 Part 73 Kesedihan Maryati
74 Part 74 Ketabahan Maryati
75 Part 75 Kebaikan Budi Anisa
76 Part 76 Pengorbanan Anisa
77 Part 77 Pernikahan Tia
78 Part 78 perilaku Arman
79 Part 79 Kena tipu
80 Part 80 Penebus hutang
81 Part 81 Penderitaan Mutia
82 Part 82 Kelakuan Arman
83 Part 83 Kepergian Arman
84 Part 84 Pertikaian dalam rumah tangga Leni
85 Part 85 Konflik tak berujung
86 Part 86 Hasutan
87 Part 87 Teluh
88 Part 88 Kecurigaan
89 Part 89 Kecurigaan
90 Part 90 Tuduhan
91 Part 91 Penyakit aneh
92 Part 92 Berbuat Culas
93 Part 93 Kekesalan
94 Part 94 Penipuan yang dilakukan Bima
95 Part 95 Hasutan Bima
96 Part 96 Mendapat kesulitan
97 Part 97 Keputusan yang diambil
98 Part 98 Pernikahan Anisa
99 Part 99 Diserang penyakit
100 Part 100 Di usir Tedi
101 Part 101 Kekecewaan
102 Part 102 Keburukan hati Mutia
103 Part 103 Pertikaian
104 Part 104 Perceraian
105 Part 105 Di usir dari rumah
106 Part 106 Kekesalan Anisa
107 Part 107 Penyakit yang di derita Tomi
108 Part 108 Pergi berobat ke padang
109 Part 109 Kelicikan Bima
110 Part 110 Hukuman untuk Bima
111 Part 111 Penyakit aneh
112 Part 112 Niat buruk Dira
113 Part 113 Ramuan untuk Bima
114 Part 114 Pengobatan untuk Bima
115 Part 115 Kesembuhan Bima
116 Part 116 Mengunjungi Anisa
117 Part 117 Pandangan Aditia
118 Part 118 Keanehan yang dilakukan Maryati
119 Part 119 Kembali pulang ke rumah
120 Part 120 Wafatnya Maryati
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Part 1 Keluarga Dermawan
2
Part 2 Kelakuan Roro Kedasih
3
Part 3 Wafatnya Ibu tercinta
4
Part 4 Pembagian harta warisan
5
Part 5 Wafatnya Kanjeng Ningrat
6
Part 6 Kehamilan Kenanga
7
Part 7 Kelahiran putri ke dua
8
Part 8 Kepergian Kenanga
9
Part 9 Niat yang terkendala
10
Part 10 Wafatnya Arya Diningrat
11
Part 11 Keburukan sifat Roro kedasih
12
Part 12 Mengunjungi rumah Roro Kedasih
13
Part 13 Gagal menemui Maryati
14
Part 14 Nasib Maryati
15
Part 15 Hukuman untuk Maryati
16
Part 16 Kehilangan tusuk konde
17
Part 17 Rahasia yang dibongkar
18
Part 18 Kebiadaban Danu
19
Part 19 Penemuan Maryati
20
Part 20 Resah
21
Part 21 Menemukan Maryati
22
Part 22 Sadar dari koma
23
Part 23 Keputusan yang diambil
24
Part 24 Perasaan Maryati
25
Part 25 perjodohan
26
Part 26 Hamil
27
Part 27 Kehilangan Maryati
28
Part 28 Dikhianati
29
Part 29 Buka usaha baru
30
Part 30 Pertemuan
31
Part 31 Pertemuan Maryati dengan Tomi
32
Part 32 Kelakuan Tomi
33
Part 33 Kesabaran tak terbatas
34
Part 34 Penyakit yang di derita Juna
35
Part 35 Perpisahan yang menyakitkan
36
Part 36 Kedatangan Maryati
37
Part 37 Kasih sayang Darman
38
Part 38 Melakukan pesugihan
39
Part 39 Akibat melakukan pelanggaran
40
Part 40 Akibat pesugihan
41
Part 41 Pertolongan untuk keluarga Maryati
42
Part 42 Menemui Maryati
43
Part 43 Mencari Keberadaan Maryati
44
Part 44 Pertemuan
45
Part 45 Musibah kebakaran
46
Part 46 Menjemput Maryati di Jakarta
47
Part 47 Datang ke Sumatera
48
Part 48 Perlakuan kasar
49
Part 49 Pertengkaran
50
Part 50 Derita Maryati
51
Part 51 Tuduhan Mayar yang jahat
52
Part 52 Mengalami pendarahan
53
Part 53 Kemalangan
54
Part 54 Dipermalukan
55
Part 55 Dituduh maling
56
Part 56 Melarikan diri
57
part 57 Menuju bukit suar
58
Part 58 Mendapat pertolongan
59
Part 59 Kebaikan Dipa
60
Part 60 Pertemuan
61
Part 61 Kesal
62
Part 62 Kedatangan Inah
63
Part 63 Membeli sebidang tanah
64
Part 64 Kebahagiaan keluarga Maryati
65
Part 65 Keinginan Mayar
66
Part 66 Mengambil paksa
67
Part 67 Kehilangan Suci
68
Part 68 Duka mendalam
69
Part 69 Di belenggu perasaan
70
Part 70 Hukuman untuk Dira
71
Part 71 Bebas dari penjara
72
Part 72 Kekesalan Maryati
73
Part 73 Kesedihan Maryati
74
Part 74 Ketabahan Maryati
75
Part 75 Kebaikan Budi Anisa
76
Part 76 Pengorbanan Anisa
77
Part 77 Pernikahan Tia
78
Part 78 perilaku Arman
79
Part 79 Kena tipu
80
Part 80 Penebus hutang
81
Part 81 Penderitaan Mutia
82
Part 82 Kelakuan Arman
83
Part 83 Kepergian Arman
84
Part 84 Pertikaian dalam rumah tangga Leni
85
Part 85 Konflik tak berujung
86
Part 86 Hasutan
87
Part 87 Teluh
88
Part 88 Kecurigaan
89
Part 89 Kecurigaan
90
Part 90 Tuduhan
91
Part 91 Penyakit aneh
92
Part 92 Berbuat Culas
93
Part 93 Kekesalan
94
Part 94 Penipuan yang dilakukan Bima
95
Part 95 Hasutan Bima
96
Part 96 Mendapat kesulitan
97
Part 97 Keputusan yang diambil
98
Part 98 Pernikahan Anisa
99
Part 99 Diserang penyakit
100
Part 100 Di usir Tedi
101
Part 101 Kekecewaan
102
Part 102 Keburukan hati Mutia
103
Part 103 Pertikaian
104
Part 104 Perceraian
105
Part 105 Di usir dari rumah
106
Part 106 Kekesalan Anisa
107
Part 107 Penyakit yang di derita Tomi
108
Part 108 Pergi berobat ke padang
109
Part 109 Kelicikan Bima
110
Part 110 Hukuman untuk Bima
111
Part 111 Penyakit aneh
112
Part 112 Niat buruk Dira
113
Part 113 Ramuan untuk Bima
114
Part 114 Pengobatan untuk Bima
115
Part 115 Kesembuhan Bima
116
Part 116 Mengunjungi Anisa
117
Part 117 Pandangan Aditia
118
Part 118 Keanehan yang dilakukan Maryati
119
Part 119 Kembali pulang ke rumah
120
Part 120 Wafatnya Maryati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!