Part 5 Wafatnya Kanjeng Ningrat

Sedangkan Arya asik menikmati suasana alam yang indah dari bangku belakang sepeda itu. Di perjalanan menuju rumahnya itulah, Arya bertemu dengan seorang gadis cantik, diapun tersenyum pada Arya dan Arya membalasnya.

Awal mulanya terasa biasa-biasa saja, tapi lama kelamaan wajah gadis itu selalu saja terbayang di pelupuk mata Arya, senyumannya yang manis seperti tak henti-hentinya menari di pelupuk matanya.

Perasaan itu langsung di beritahukan Arya pada Ayahnya. Tanpa berpikir panjang Ningrat pun menyetujuinya.

“Pergilah nak, Ayah yakin kalau gadis itu adalah jodoh yang ditakdirkan Allah untuk mu.”

“Tapi, aku mesti mencari kemana Ayah?”

“Carilah di mana kau pernah menemuinya waktu itu.”

“Baiklah, aku akan pergi bersama Mang Ujang.”

“Ya, pergilah. Ayah pasti merestui hubungan kalian berdua.”

“Iya Ayah, terimakasih atas restu yang Ayah berikan pada ku,” ujar Arya seraya berangkat meninggalkan Ayahnya sendirian.

Bersama Mang Ujang, Arya langsung berangkat dengan menaiki sepeda. Sementara itu Ningrat yang telah melepaskan kepergian Arya tampak duduk tenang di teras rumah sambil menunggu kepulangan putranya.

Tubuhnya yang lemah tak berdaya itu pun sesekali mencoba untuk bangkit dari kursi tempat duduknya. Keyakinan hatinya untuk meruntuhkan tirani perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin selalu ingin dia buktikan pada semua orang.

Bagi Ningrat, harta hanyalah titipan Allah semata, yang suatu saat nanti akan di mintai pertanggung jawaban. Itulah sebabnya, Arya selalu saja membagikan hartanya itu pada orang miskin dan menyantuni anak-anak yatim yang ada di Desa tempat tinggalnya.

Di hari tuanya, Ningrat selalu mendatangi rumah para warga miskin dengan mendermakan sedikit hartanya pada mereka semua. Arya yang selalu mengiringi Ayahnya kemanapun dia pergi, lama kelamaan menjadi terbiasa pula untuk di ikuti.

Sementara itu, Burhan yang sedang duduk di pintu samping rumah Ningrat, sekilas melihat Arya kembali bersama dengan Mang Ujang.

Lalu Burhan pun, bergegas menghampiri majikannya yang tampak tertidur di kursi roda miliknya.

“Tuan, Tuan! sepertinya Den Arya udah kembali,” bisik Burhan di telinga majikannya.

“Mana Burhan?”

“Itu, di depan gerbang, Tuan.”

Mendengar ucapan Burhan, mata Ningrat yang mulai sedikit kabur mencoba untuk bangkit dan menatap dengan tajam kearah gerbang.

“Kau kah itu nak?” tanya Ningrat pada Arya.

“Iya Ayah.”

“Gimana? apakah kau berhasil menemui perempuan itu?”

“Alhamdulillah, berhasil Ayah.”

“Alhamdulillah.”

“Mang Ujang juga telah meminang kan gadis itu untuk ku, Ayah.”

“Syukurlah, semoga kalian berjodoh nak.”

“Insya Allah Ayah.”

Sesuai dengan rencana yang telah di sepakati, satu minggu sesudah itu, keluarga besar Ningrat pun sibuk membenahi rumah dan menghiasinya dengan janur kuning. Pelaminan pun di pasang dengan indah dan rapi.

Para penduduk Desa sudah berdatangan, mereka semua bekerja sama, membantu acara pernikahan yang akan di lakukan Arya dengan Kenanga, seorang putri kepala Desa.

Seluruh karyawan dan para pekerja serta orang-orang kepercayaan Arya, mereka semua sibuk membenahi lokasi pesta, mesti mereka kaya dan punya banyak harta, namun acara pernikahan Arya mereka selenggarakan secara sederhana.

Di acara pernikahan yang sederhana itu, yang hadir hanya orang kalangan bawah saja, tak ada para petinggi yang di undang, pesta rakyat yang mereka lakukan memang khusus hanya untuk orang-orang kalangan bawah.

Bagaikan pinang di belah dua, begitulah Arya dan Kenanga. Mereka berdua terlihat begitu serasi sekali, semua orang tampak berdecak kagum saat memandangi wajah mereka.

Saat jam dinding menunjukan angka Sembilan, penghulu pun datang memasuki rumah mewah itu, dia tampak tercengang, ketika melihat pesta sederhana di adakan dirumah mewah.

“Apakah kedua saksi sudah hadir?” tanya penghulu pada semua yang tampak duduk dengan rapi dan tenang.

“Sudah Pak,” jawab kedua saksi serentak.

“Baiklah, kalau begitu mari kita mulai akad nikahnya.”

NIngrat yang biasanya menggunakan kursi roda untuk duduk, kali itu dia minta diturunkan dan ingin duduk di dekat Arya putranya. Saat itu Ningrat mendengarkan langsung ketika Arya membacakan akad nikah di hadapan semua orang.

“Gimana saksi? apakah sah?” tanya penghulu memastikan.

“Saah..!” jawab saksi serentak.

Di saat kata-kata sah itu di ucapkan, tampak Arya dan Kenanga tersenyum manis. Lalu tiba-tiba saja terdengar suara desah nafas yang sangat kuat dari orang yang berada di samping kiri Arya.

Saat Arya menoleh ke arah Ayahnya, ternyata itulah suara ******* nafas Ningrat. Arya melihat Ayahnya terkulai lemah tak berdaya di sampingnya.

“Ayah!” teriak Arya, seraya mengangkat kepala Ayahnya.

Tampak Ningrat menatap wajah Arya dengan pandangan yang hampa, Arya pun berusaha untuk terus membangunkan Ayahnya yang terdiam.

“Ayah, bangun Ayah. Bangun…! jangan tinggalkan aku Ayah!” ujar Arya sembari menggoncang tubuh Ayahnya.

Tiba-tiba terdengar suara batuk kecil dari mulut Ningrat, lalu sepatah kata terucap pelan, suara itu hampir saja tak bisa di dengar oleh orang lain.

“Putra ku, Ayah nggak apa-apa, Ayah bangga pada mu. Karena kau memiliki hati yang bersih dan tulus. Mana adik mu Roro, nak?”

“Ini Ayah, ini Roro,” ujar Arya seraya memegang pundak adiknya yang sedang menangis tersedu-sedu.

“Maafkan Roro Ayah. Roro jarang sekali menjenguk Ayah,” ucap Roro pelan.

“Roro, putri ku. Ayah dan Ibu sangat menyayangimu nak. Kalian berdua adalah putra putri kami yang baik. Tapi saat ini Ayah nggak bisa lagi mendampingi kalian.

“Iya, Ayah. Roro sangat mengerti sekali.”

“Roro putriku.”

“Iya Ayah.”

“Satu permintaanku pada mu nak.”

“Apa itu Ayah, katakanlah. Roro janji akan selalu mendengarkan ucapan Ayah.”

“Roro, kau memiliki sifat yang keras dan angkuh, Ayah mohon buanglah sifat itu dari hati mu nak, buang jauh-jauh karena itu sifat syetan. Sifat itu akan menjadi petaka bagi dirimu sendiri. Hormati suamimu, jangan pernah kau menghardiknya, apalagi berkata kasar padanya.”

Sesaat kemudian, Ningrat pun menghela nafas dan perlahan menghembuskan, saat itu Arya pun membisikan kalimah syahadat di telinga Ayahnya, perlahan kata itu pun di ucapkan oleh Kromo, hingga dia pun terkulai lemah di pangkuan putranya Arya Diningrat.

Isak tangis tak dapat di bendung lagi, uraian air mata sepertinya telah memenuhi suasana ruangan itu. Acara yang mestinya di warnai keceriaan kini berubah menjadi deraian air mata.

Keadaan tampak begitu mencekam, kegembiraan yang semestinya harus di nikmati bersama-sama, justru berubah menjadi duka. Ternyata Allah berkehendak lain di hari pernikahan Arya.

Tubuh Ningrat pun di baringkan di tengah ruangan, dengan di tutup sehelai kain panjang. Tubuh yang dulunya kuat dan kokoh, kini terbujur kaku tak berdaya, di samping tubuh Ningrat yang terbujur Arya bersama Kenanga, tampak duduk diam. Begitu juga dengan Roro kedasih.

Air mata mereka tak henti-hentinya mengalir, sesekali Arya membuka kain penutup wajah Ayahnya. Sembari berdo’a.

Bersambung...

*Selamat membaca*

Terpopuler

Comments

Dwi sonya

Dwi sonya

👍👍👍

2023-07-27

0

Iril Nasri

Iril Nasri

waah semua pada wafat ternyata

2023-06-05

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 Keluarga Dermawan
2 Part 2 Kelakuan Roro Kedasih
3 Part 3 Wafatnya Ibu tercinta
4 Part 4 Pembagian harta warisan
5 Part 5 Wafatnya Kanjeng Ningrat
6 Part 6 Kehamilan Kenanga
7 Part 7 Kelahiran putri ke dua
8 Part 8 Kepergian Kenanga
9 Part 9 Niat yang terkendala
10 Part 10 Wafatnya Arya Diningrat
11 Part 11 Keburukan sifat Roro kedasih
12 Part 12 Mengunjungi rumah Roro Kedasih
13 Part 13 Gagal menemui Maryati
14 Part 14 Nasib Maryati
15 Part 15 Hukuman untuk Maryati
16 Part 16 Kehilangan tusuk konde
17 Part 17 Rahasia yang dibongkar
18 Part 18 Kebiadaban Danu
19 Part 19 Penemuan Maryati
20 Part 20 Resah
21 Part 21 Menemukan Maryati
22 Part 22 Sadar dari koma
23 Part 23 Keputusan yang diambil
24 Part 24 Perasaan Maryati
25 Part 25 perjodohan
26 Part 26 Hamil
27 Part 27 Kehilangan Maryati
28 Part 28 Dikhianati
29 Part 29 Buka usaha baru
30 Part 30 Pertemuan
31 Part 31 Pertemuan Maryati dengan Tomi
32 Part 32 Kelakuan Tomi
33 Part 33 Kesabaran tak terbatas
34 Part 34 Penyakit yang di derita Juna
35 Part 35 Perpisahan yang menyakitkan
36 Part 36 Kedatangan Maryati
37 Part 37 Kasih sayang Darman
38 Part 38 Melakukan pesugihan
39 Part 39 Akibat melakukan pelanggaran
40 Part 40 Akibat pesugihan
41 Part 41 Pertolongan untuk keluarga Maryati
42 Part 42 Menemui Maryati
43 Part 43 Mencari Keberadaan Maryati
44 Part 44 Pertemuan
45 Part 45 Musibah kebakaran
46 Part 46 Menjemput Maryati di Jakarta
47 Part 47 Datang ke Sumatera
48 Part 48 Perlakuan kasar
49 Part 49 Pertengkaran
50 Part 50 Derita Maryati
51 Part 51 Tuduhan Mayar yang jahat
52 Part 52 Mengalami pendarahan
53 Part 53 Kemalangan
54 Part 54 Dipermalukan
55 Part 55 Dituduh maling
56 Part 56 Melarikan diri
57 part 57 Menuju bukit suar
58 Part 58 Mendapat pertolongan
59 Part 59 Kebaikan Dipa
60 Part 60 Pertemuan
61 Part 61 Kesal
62 Part 62 Kedatangan Inah
63 Part 63 Membeli sebidang tanah
64 Part 64 Kebahagiaan keluarga Maryati
65 Part 65 Keinginan Mayar
66 Part 66 Mengambil paksa
67 Part 67 Kehilangan Suci
68 Part 68 Duka mendalam
69 Part 69 Di belenggu perasaan
70 Part 70 Hukuman untuk Dira
71 Part 71 Bebas dari penjara
72 Part 72 Kekesalan Maryati
73 Part 73 Kesedihan Maryati
74 Part 74 Ketabahan Maryati
75 Part 75 Kebaikan Budi Anisa
76 Part 76 Pengorbanan Anisa
77 Part 77 Pernikahan Tia
78 Part 78 perilaku Arman
79 Part 79 Kena tipu
80 Part 80 Penebus hutang
81 Part 81 Penderitaan Mutia
82 Part 82 Kelakuan Arman
83 Part 83 Kepergian Arman
84 Part 84 Pertikaian dalam rumah tangga Leni
85 Part 85 Konflik tak berujung
86 Part 86 Hasutan
87 Part 87 Teluh
88 Part 88 Kecurigaan
89 Part 89 Kecurigaan
90 Part 90 Tuduhan
91 Part 91 Penyakit aneh
92 Part 92 Berbuat Culas
93 Part 93 Kekesalan
94 Part 94 Penipuan yang dilakukan Bima
95 Part 95 Hasutan Bima
96 Part 96 Mendapat kesulitan
97 Part 97 Keputusan yang diambil
98 Part 98 Pernikahan Anisa
99 Part 99 Diserang penyakit
100 Part 100 Di usir Tedi
101 Part 101 Kekecewaan
102 Part 102 Keburukan hati Mutia
103 Part 103 Pertikaian
104 Part 104 Perceraian
105 Part 105 Di usir dari rumah
106 Part 106 Kekesalan Anisa
107 Part 107 Penyakit yang di derita Tomi
108 Part 108 Pergi berobat ke padang
109 Part 109 Kelicikan Bima
110 Part 110 Hukuman untuk Bima
111 Part 111 Penyakit aneh
112 Part 112 Niat buruk Dira
113 Part 113 Ramuan untuk Bima
114 Part 114 Pengobatan untuk Bima
115 Part 115 Kesembuhan Bima
116 Part 116 Mengunjungi Anisa
117 Part 117 Pandangan Aditia
118 Part 118 Keanehan yang dilakukan Maryati
119 Part 119 Kembali pulang ke rumah
120 Part 120 Wafatnya Maryati
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Part 1 Keluarga Dermawan
2
Part 2 Kelakuan Roro Kedasih
3
Part 3 Wafatnya Ibu tercinta
4
Part 4 Pembagian harta warisan
5
Part 5 Wafatnya Kanjeng Ningrat
6
Part 6 Kehamilan Kenanga
7
Part 7 Kelahiran putri ke dua
8
Part 8 Kepergian Kenanga
9
Part 9 Niat yang terkendala
10
Part 10 Wafatnya Arya Diningrat
11
Part 11 Keburukan sifat Roro kedasih
12
Part 12 Mengunjungi rumah Roro Kedasih
13
Part 13 Gagal menemui Maryati
14
Part 14 Nasib Maryati
15
Part 15 Hukuman untuk Maryati
16
Part 16 Kehilangan tusuk konde
17
Part 17 Rahasia yang dibongkar
18
Part 18 Kebiadaban Danu
19
Part 19 Penemuan Maryati
20
Part 20 Resah
21
Part 21 Menemukan Maryati
22
Part 22 Sadar dari koma
23
Part 23 Keputusan yang diambil
24
Part 24 Perasaan Maryati
25
Part 25 perjodohan
26
Part 26 Hamil
27
Part 27 Kehilangan Maryati
28
Part 28 Dikhianati
29
Part 29 Buka usaha baru
30
Part 30 Pertemuan
31
Part 31 Pertemuan Maryati dengan Tomi
32
Part 32 Kelakuan Tomi
33
Part 33 Kesabaran tak terbatas
34
Part 34 Penyakit yang di derita Juna
35
Part 35 Perpisahan yang menyakitkan
36
Part 36 Kedatangan Maryati
37
Part 37 Kasih sayang Darman
38
Part 38 Melakukan pesugihan
39
Part 39 Akibat melakukan pelanggaran
40
Part 40 Akibat pesugihan
41
Part 41 Pertolongan untuk keluarga Maryati
42
Part 42 Menemui Maryati
43
Part 43 Mencari Keberadaan Maryati
44
Part 44 Pertemuan
45
Part 45 Musibah kebakaran
46
Part 46 Menjemput Maryati di Jakarta
47
Part 47 Datang ke Sumatera
48
Part 48 Perlakuan kasar
49
Part 49 Pertengkaran
50
Part 50 Derita Maryati
51
Part 51 Tuduhan Mayar yang jahat
52
Part 52 Mengalami pendarahan
53
Part 53 Kemalangan
54
Part 54 Dipermalukan
55
Part 55 Dituduh maling
56
Part 56 Melarikan diri
57
part 57 Menuju bukit suar
58
Part 58 Mendapat pertolongan
59
Part 59 Kebaikan Dipa
60
Part 60 Pertemuan
61
Part 61 Kesal
62
Part 62 Kedatangan Inah
63
Part 63 Membeli sebidang tanah
64
Part 64 Kebahagiaan keluarga Maryati
65
Part 65 Keinginan Mayar
66
Part 66 Mengambil paksa
67
Part 67 Kehilangan Suci
68
Part 68 Duka mendalam
69
Part 69 Di belenggu perasaan
70
Part 70 Hukuman untuk Dira
71
Part 71 Bebas dari penjara
72
Part 72 Kekesalan Maryati
73
Part 73 Kesedihan Maryati
74
Part 74 Ketabahan Maryati
75
Part 75 Kebaikan Budi Anisa
76
Part 76 Pengorbanan Anisa
77
Part 77 Pernikahan Tia
78
Part 78 perilaku Arman
79
Part 79 Kena tipu
80
Part 80 Penebus hutang
81
Part 81 Penderitaan Mutia
82
Part 82 Kelakuan Arman
83
Part 83 Kepergian Arman
84
Part 84 Pertikaian dalam rumah tangga Leni
85
Part 85 Konflik tak berujung
86
Part 86 Hasutan
87
Part 87 Teluh
88
Part 88 Kecurigaan
89
Part 89 Kecurigaan
90
Part 90 Tuduhan
91
Part 91 Penyakit aneh
92
Part 92 Berbuat Culas
93
Part 93 Kekesalan
94
Part 94 Penipuan yang dilakukan Bima
95
Part 95 Hasutan Bima
96
Part 96 Mendapat kesulitan
97
Part 97 Keputusan yang diambil
98
Part 98 Pernikahan Anisa
99
Part 99 Diserang penyakit
100
Part 100 Di usir Tedi
101
Part 101 Kekecewaan
102
Part 102 Keburukan hati Mutia
103
Part 103 Pertikaian
104
Part 104 Perceraian
105
Part 105 Di usir dari rumah
106
Part 106 Kekesalan Anisa
107
Part 107 Penyakit yang di derita Tomi
108
Part 108 Pergi berobat ke padang
109
Part 109 Kelicikan Bima
110
Part 110 Hukuman untuk Bima
111
Part 111 Penyakit aneh
112
Part 112 Niat buruk Dira
113
Part 113 Ramuan untuk Bima
114
Part 114 Pengobatan untuk Bima
115
Part 115 Kesembuhan Bima
116
Part 116 Mengunjungi Anisa
117
Part 117 Pandangan Aditia
118
Part 118 Keanehan yang dilakukan Maryati
119
Part 119 Kembali pulang ke rumah
120
Part 120 Wafatnya Maryati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!