Part 2 Kelakuan Roro Kedasih

Mendengar ejekan dari kawan-kawannya, hati Roro semakin sakit, ingin sekali rasanya dia menonjok mulut yang usil itu, agar segera berhenti mengejeknya, tapi Roro tak bisa, karena ada Ilham yang selalu membuatnya tak dapat berbuat semena-mena.

Karena bagi penduduk desa itu, Ilham mereka jadikan sebagai panutan sekaligus seorang ustad. Jadi Roro tak bisa berbuat apa-apa sekehendak hatinya.

“Kalian itu ya, kalau ngomong selalu menyakitkan hati,” ujar Roro pada semua tetangganya itu.

“Sebenarnya aku ini ogah untuk menyakiti hati mu Ro, tapi karena kau begitu jumawa, maka kami pun terpaksa bersikap jahat pada mu.”

“Jumawa apanya? kalau kalian nggak percaya, coba kalian tanya sendiri pada Mas Ilham.”

“Nggak ada gunanya Ro, kami semua udah terlanjur nggak percaya pada mu.”

“Dasar orang Desa bodoh!” bentak Roro kedasih dengan suara keras.

“Kau yang bodoh Ro, kau bahkan seperti orang sinting saat ini, kau mengaku kaya, sementara kau hidup dengan serba kekurangan, jangan kan untuk membeli pakaian, beli beras saja kau nggak sanggup.”

“Awas kalian nanti, jika suatu saat nanti, Ayah ku sudah membagikan warisannya, akan ku bangun istana yang mewah di Desa ini.”

“Berkhayal terus Ro, biar tambah senewen! hahaha…!”

Ejekan itu, sangat menyakitkan sekali, ingin rasanya Roro menangis, namun dia malu pada dirinya sendiri, mesti Ayahnya hanya mengirimkan uang untuk bekal hidup satu minggu, Roro selalu menyisakan nya untuk membeli pakaian baru, agar tampak mewah dan kaya di hadapan para tetangganya.

“Lihat tuh Roro, mesti berlagak seperti apa pun, dia tetap saja terlihat seperti orang miskin di mata ku,” ucap Mawar.

“Ssst..! udah-udah, kasihan Roro, selalu saja mendapat ejekan dari kita semua, siapa tahu dia itu benar-benar orang kaya,” ujar Siti setengah berbisik.

“Orang kaya apanya, udah gila barang kali!” timpal Ningsih dengan suara lantang.

Melihat semua orang mengejeknya, Roro tampak bersedih hati, malam itu dia tak mau makan dan duduk diam menyendiri di jendela kamar seraya memandangi bulan.

Ilham yang melihat istrinya bersedih, dia hanya bisa diam saja, karena Ilham merasa takut, kalau di tegur Roro bisa marah besar padanya.

Lama-kelamaan, Ilham jadi semakin tak tega melihat istrinya tetap diam memandangi bulan sendirian sampai larut malam.

“Kau lagi mikirin apa sih Ro? Kok udah larut begini belum juga tidur?”

“Kau lihat sendirikan, aku sedang ngapain?”

“Aku tahu, kau sedang memandangi bulan, sebenarnya matamu memang kearah bulan, tapi pikiranmu pasti sedang kearah lain.”

“Kok kau bisa berfikiran seperti itu pada ku? kau tahu kagak, semenjak kita menikah hidup ku jadi hancur, tahu!” bentak Roro pada suaminya.

“Kalau gara-gara menikah dengan ku, hidupmu jadi hancur, lalu kenapa kau mau menikah dengan ku, aku juga nggak maksa kok.”

“Enak aja ya, kalau ngomong!” jawab Roro tak mau ngalah.

“Masih sukur, aku selalu setia pada mu, kalau aku mau, aku bisa meninggalkan mu.”

“Bagus, kalau kau memang sudah nggak betah menikah dengan ku, sana pergi!”

“Kata siapa aku akan pergi, kita akan tinggal dirumah ini berdua, urus diri masing-masing, aku juga bosan setiap hari harus masak untuk mu, emangnya kau siapa?”

“Maksudmu apa sih Ilham?”

“Kau tahu nggak Ro, keluargamu saja, udah nggak sudi menampung mu Sebagai seorang anak di rumah mewah itu. Lalu kenapa mesti tetap jadi orang sombong sih?”

“Tutup mulutmu Ilham!” bentak Roro dengan suara lantang.

“Kau nggak punya hak untuk menyuruh ku menutup mulut.”

“Dasar kau ini ya suami nggak berguna!”

“Kau juga istri nggak tahu diri!”

Hingga malam semakin larut pun, mereka berdua masih saja bertengkar. Mereka berdua begitu frustasi menjalani hidup yang tak pernah dia lakukan selama ini.

Bukan hanya Roro saja yang orang kaya, Ilham sebenarnya juga orang kaya, anak seorang pengusaha terkenal di daerahnya, tapi karena dia telah menikah dengan Roro, keluarga Ilham beranggapan kalau mereka hidup tenang dan berkecukupan selama ini.

Sementara itu Ilham yang melihat kelakuan istrinya gila harta, dia enggan untuk meminta bantuan pada kedua orang tuanya. Ilham lebih memilih diam daripada banyak bicara.

Pagi itu, Roro mendatangi Ilham yang masih tidur di dalam kamarnya, Roro berniat ingin bicara baik-baik pada Ilham, agar dia bersedia menemui kedua orang tuanya.

“Ngapain aku mesti menemui mereka?”

“Kau minta bantuan saja pada Papa dan Mama mu, katakan padanya kalau selama ini kita hidup susah dan selalu saja kekurangan.”

“Aku nggak merasa kurang kok, dari hasil mengajar ngaji di masjid, aku masih punya uang untuk biaya kita sehari-hari.”

“Tapi itu nggak seberapa Ilham?”

“Jadi mau mu, kita hidup mewah, seperti keluargamu!”

“Bukan hanya keluarga ku saja yang hidup mewah dan bergelimang harta, keluarga mu juga begitu kan?”

“Tapi aku ogah mengemis pada mereka semua, biar hidup pas-pasan, tapi hati ku tenang, nggak ada yang membebani pikiranku setiap hari.”

“Dasar suami bodoh! di kasih solusi, malah nggak mau!”

“Kau nggak perlu mengajari ku tentang itu, kalau kau mau kau sendiri yang datang kerumah orang tuamu.”

“Untuk apa aku datang kesana?”

“Lah, tapi katanya mau minta uang, agar bisa hidup enak dan berkecukupan.”

“Aku nggak mau!”

“Kenapa nggak mau, apakah kau malu?”

“Aku benci bertemu mereka semua.”

“Kenapa begitu Ro?” tanya Ilham sedikit mengejek.

“Aku benci mereka semua, karena mereka telah mencampakkan aku ke Desa ini.”

“Ku rasa, kau tahu apa penyebabnya. kenapa mereka mencampakkan mu ke Desa ini.”

“Kenapa?”

“Karena kau itu serakah dan suka menghambur-hamburkan uang.”

“Tutup mulutmu Ilham!”

“Kau sendiri yang tutup mulut, kalau aku mah, ogah!” ledek Ilham sembari berlalu meninggalkan istrinya sendirian.

“Huuh…! dasar suami nggak berguna, bisanya hanya numpang hidup dari keluarga ku,” gerutu Roro kesal.

“Baiklah, kalau menurutmu, aku ini hanya sekedar menumpang, biar aku pergi saja.”

“Pergi sana, jika kau berani meninggalkan aku.”

“Baik, akan ku buktikan,” jawab Ilham.

Lalu Ilham masuk kedalam kamarnya dan dia langsung mengemasi seluruh pakaiannya serta pergi meninggalkan rumah Roro tanpa sepengetahuan istrinya. Ilham pergi kerumah orang tuanya untuk minta uang, agar rumah tangga mereka dapat di pertahankan.

Setelah empat tahun pernikahan mereka berdua, Ibu kandung Roro kedasih pun meninggal dunia. Duka mendalam menyelimuti keluarga Ningrat saat itu. banyak para kerabat, sanak saudara dan para tetangga datang untuk mengucapkan bela sungkawa.

Ningrat sangat terpukul dengan musibah yang menimpanya itu, betapa tidak, baginya Ayu kedasih adalah bagian dalam hidupnya, wanita lembut yang berbudi pekerti baik serta berjiwa sosial tinggi. Saat itu dia telah pergi untuk selama-lamanya.

Terasa hilang separoh jiwa Ningrat, terasa hancur hatinya saat itu, di hadapan jenazah istrinya, Ningrat hanya bisa terdiam.

Bersambung...

*Selamat membaca*

Terpopuler

Comments

Awdifal

Awdifal

nah ni s roro pasti plg ni, bkin kacau pastinya.

2023-10-23

0

Iril Nasri

Iril Nasri

widih sifat Roro kok jahat banget ya

2023-06-05

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1 Keluarga Dermawan
2 Part 2 Kelakuan Roro Kedasih
3 Part 3 Wafatnya Ibu tercinta
4 Part 4 Pembagian harta warisan
5 Part 5 Wafatnya Kanjeng Ningrat
6 Part 6 Kehamilan Kenanga
7 Part 7 Kelahiran putri ke dua
8 Part 8 Kepergian Kenanga
9 Part 9 Niat yang terkendala
10 Part 10 Wafatnya Arya Diningrat
11 Part 11 Keburukan sifat Roro kedasih
12 Part 12 Mengunjungi rumah Roro Kedasih
13 Part 13 Gagal menemui Maryati
14 Part 14 Nasib Maryati
15 Part 15 Hukuman untuk Maryati
16 Part 16 Kehilangan tusuk konde
17 Part 17 Rahasia yang dibongkar
18 Part 18 Kebiadaban Danu
19 Part 19 Penemuan Maryati
20 Part 20 Resah
21 Part 21 Menemukan Maryati
22 Part 22 Sadar dari koma
23 Part 23 Keputusan yang diambil
24 Part 24 Perasaan Maryati
25 Part 25 perjodohan
26 Part 26 Hamil
27 Part 27 Kehilangan Maryati
28 Part 28 Dikhianati
29 Part 29 Buka usaha baru
30 Part 30 Pertemuan
31 Part 31 Pertemuan Maryati dengan Tomi
32 Part 32 Kelakuan Tomi
33 Part 33 Kesabaran tak terbatas
34 Part 34 Penyakit yang di derita Juna
35 Part 35 Perpisahan yang menyakitkan
36 Part 36 Kedatangan Maryati
37 Part 37 Kasih sayang Darman
38 Part 38 Melakukan pesugihan
39 Part 39 Akibat melakukan pelanggaran
40 Part 40 Akibat pesugihan
41 Part 41 Pertolongan untuk keluarga Maryati
42 Part 42 Menemui Maryati
43 Part 43 Mencari Keberadaan Maryati
44 Part 44 Pertemuan
45 Part 45 Musibah kebakaran
46 Part 46 Menjemput Maryati di Jakarta
47 Part 47 Datang ke Sumatera
48 Part 48 Perlakuan kasar
49 Part 49 Pertengkaran
50 Part 50 Derita Maryati
51 Part 51 Tuduhan Mayar yang jahat
52 Part 52 Mengalami pendarahan
53 Part 53 Kemalangan
54 Part 54 Dipermalukan
55 Part 55 Dituduh maling
56 Part 56 Melarikan diri
57 part 57 Menuju bukit suar
58 Part 58 Mendapat pertolongan
59 Part 59 Kebaikan Dipa
60 Part 60 Pertemuan
61 Part 61 Kesal
62 Part 62 Kedatangan Inah
63 Part 63 Membeli sebidang tanah
64 Part 64 Kebahagiaan keluarga Maryati
65 Part 65 Keinginan Mayar
66 Part 66 Mengambil paksa
67 Part 67 Kehilangan Suci
68 Part 68 Duka mendalam
69 Part 69 Di belenggu perasaan
70 Part 70 Hukuman untuk Dira
71 Part 71 Bebas dari penjara
72 Part 72 Kekesalan Maryati
73 Part 73 Kesedihan Maryati
74 Part 74 Ketabahan Maryati
75 Part 75 Kebaikan Budi Anisa
76 Part 76 Pengorbanan Anisa
77 Part 77 Pernikahan Tia
78 Part 78 perilaku Arman
79 Part 79 Kena tipu
80 Part 80 Penebus hutang
81 Part 81 Penderitaan Mutia
82 Part 82 Kelakuan Arman
83 Part 83 Kepergian Arman
84 Part 84 Pertikaian dalam rumah tangga Leni
85 Part 85 Konflik tak berujung
86 Part 86 Hasutan
87 Part 87 Teluh
88 Part 88 Kecurigaan
89 Part 89 Kecurigaan
90 Part 90 Tuduhan
91 Part 91 Penyakit aneh
92 Part 92 Berbuat Culas
93 Part 93 Kekesalan
94 Part 94 Penipuan yang dilakukan Bima
95 Part 95 Hasutan Bima
96 Part 96 Mendapat kesulitan
97 Part 97 Keputusan yang diambil
98 Part 98 Pernikahan Anisa
99 Part 99 Diserang penyakit
100 Part 100 Di usir Tedi
101 Part 101 Kekecewaan
102 Part 102 Keburukan hati Mutia
103 Part 103 Pertikaian
104 Part 104 Perceraian
105 Part 105 Di usir dari rumah
106 Part 106 Kekesalan Anisa
107 Part 107 Penyakit yang di derita Tomi
108 Part 108 Pergi berobat ke padang
109 Part 109 Kelicikan Bima
110 Part 110 Hukuman untuk Bima
111 Part 111 Penyakit aneh
112 Part 112 Niat buruk Dira
113 Part 113 Ramuan untuk Bima
114 Part 114 Pengobatan untuk Bima
115 Part 115 Kesembuhan Bima
116 Part 116 Mengunjungi Anisa
117 Part 117 Pandangan Aditia
118 Part 118 Keanehan yang dilakukan Maryati
119 Part 119 Kembali pulang ke rumah
120 Part 120 Wafatnya Maryati
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Part 1 Keluarga Dermawan
2
Part 2 Kelakuan Roro Kedasih
3
Part 3 Wafatnya Ibu tercinta
4
Part 4 Pembagian harta warisan
5
Part 5 Wafatnya Kanjeng Ningrat
6
Part 6 Kehamilan Kenanga
7
Part 7 Kelahiran putri ke dua
8
Part 8 Kepergian Kenanga
9
Part 9 Niat yang terkendala
10
Part 10 Wafatnya Arya Diningrat
11
Part 11 Keburukan sifat Roro kedasih
12
Part 12 Mengunjungi rumah Roro Kedasih
13
Part 13 Gagal menemui Maryati
14
Part 14 Nasib Maryati
15
Part 15 Hukuman untuk Maryati
16
Part 16 Kehilangan tusuk konde
17
Part 17 Rahasia yang dibongkar
18
Part 18 Kebiadaban Danu
19
Part 19 Penemuan Maryati
20
Part 20 Resah
21
Part 21 Menemukan Maryati
22
Part 22 Sadar dari koma
23
Part 23 Keputusan yang diambil
24
Part 24 Perasaan Maryati
25
Part 25 perjodohan
26
Part 26 Hamil
27
Part 27 Kehilangan Maryati
28
Part 28 Dikhianati
29
Part 29 Buka usaha baru
30
Part 30 Pertemuan
31
Part 31 Pertemuan Maryati dengan Tomi
32
Part 32 Kelakuan Tomi
33
Part 33 Kesabaran tak terbatas
34
Part 34 Penyakit yang di derita Juna
35
Part 35 Perpisahan yang menyakitkan
36
Part 36 Kedatangan Maryati
37
Part 37 Kasih sayang Darman
38
Part 38 Melakukan pesugihan
39
Part 39 Akibat melakukan pelanggaran
40
Part 40 Akibat pesugihan
41
Part 41 Pertolongan untuk keluarga Maryati
42
Part 42 Menemui Maryati
43
Part 43 Mencari Keberadaan Maryati
44
Part 44 Pertemuan
45
Part 45 Musibah kebakaran
46
Part 46 Menjemput Maryati di Jakarta
47
Part 47 Datang ke Sumatera
48
Part 48 Perlakuan kasar
49
Part 49 Pertengkaran
50
Part 50 Derita Maryati
51
Part 51 Tuduhan Mayar yang jahat
52
Part 52 Mengalami pendarahan
53
Part 53 Kemalangan
54
Part 54 Dipermalukan
55
Part 55 Dituduh maling
56
Part 56 Melarikan diri
57
part 57 Menuju bukit suar
58
Part 58 Mendapat pertolongan
59
Part 59 Kebaikan Dipa
60
Part 60 Pertemuan
61
Part 61 Kesal
62
Part 62 Kedatangan Inah
63
Part 63 Membeli sebidang tanah
64
Part 64 Kebahagiaan keluarga Maryati
65
Part 65 Keinginan Mayar
66
Part 66 Mengambil paksa
67
Part 67 Kehilangan Suci
68
Part 68 Duka mendalam
69
Part 69 Di belenggu perasaan
70
Part 70 Hukuman untuk Dira
71
Part 71 Bebas dari penjara
72
Part 72 Kekesalan Maryati
73
Part 73 Kesedihan Maryati
74
Part 74 Ketabahan Maryati
75
Part 75 Kebaikan Budi Anisa
76
Part 76 Pengorbanan Anisa
77
Part 77 Pernikahan Tia
78
Part 78 perilaku Arman
79
Part 79 Kena tipu
80
Part 80 Penebus hutang
81
Part 81 Penderitaan Mutia
82
Part 82 Kelakuan Arman
83
Part 83 Kepergian Arman
84
Part 84 Pertikaian dalam rumah tangga Leni
85
Part 85 Konflik tak berujung
86
Part 86 Hasutan
87
Part 87 Teluh
88
Part 88 Kecurigaan
89
Part 89 Kecurigaan
90
Part 90 Tuduhan
91
Part 91 Penyakit aneh
92
Part 92 Berbuat Culas
93
Part 93 Kekesalan
94
Part 94 Penipuan yang dilakukan Bima
95
Part 95 Hasutan Bima
96
Part 96 Mendapat kesulitan
97
Part 97 Keputusan yang diambil
98
Part 98 Pernikahan Anisa
99
Part 99 Diserang penyakit
100
Part 100 Di usir Tedi
101
Part 101 Kekecewaan
102
Part 102 Keburukan hati Mutia
103
Part 103 Pertikaian
104
Part 104 Perceraian
105
Part 105 Di usir dari rumah
106
Part 106 Kekesalan Anisa
107
Part 107 Penyakit yang di derita Tomi
108
Part 108 Pergi berobat ke padang
109
Part 109 Kelicikan Bima
110
Part 110 Hukuman untuk Bima
111
Part 111 Penyakit aneh
112
Part 112 Niat buruk Dira
113
Part 113 Ramuan untuk Bima
114
Part 114 Pengobatan untuk Bima
115
Part 115 Kesembuhan Bima
116
Part 116 Mengunjungi Anisa
117
Part 117 Pandangan Aditia
118
Part 118 Keanehan yang dilakukan Maryati
119
Part 119 Kembali pulang ke rumah
120
Part 120 Wafatnya Maryati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!