Kisah Cinta Dua Ajudan. ( Red & Black )
Pernikahan antara dua Ajudan dari seorang mantan mafia terhebat pun tinggal menghitung hari.
Red dan Black, ajudan terhebat dan paling setia yang sangat di andalkan oleh Leonardo De Xarberg.
Meksipun baby twin belum terlahir ke dunia namun, Leo telah mengakhiri setiap urusannya yang berbau ilegal dan juga kriminal.
Ia ingin menafkahi anak dah istrinya dari hasil usahanya yang legal.
Leo telah melelang murah semua usaha gelapnya yang tidak terendus oleh pemerintah.
Siapa lagi yang bisa pria itu andalkan untuk membereskan semuanya, selain Black.
Sementara Blue sengaja ia tempatkan untuk mengurus keamanan beberapa perusahaannya.
Red yang sedang mengawasi istri dari tuan Leo, tiba-tiba di hampiri oleh pria yang sebentar lagi akan menjadi suaminya ini.
Tap.
Black menempelkan kaleng minuman dingin ke pipi wanita dengan potongan rambut bob pendek ini.
Ssh.
Red meringis kaget ketika merasakan ada benda dingin di pipinya.
"Kebiasaan!" omelnya dengan tatapan mata mengarah tajam pada Black.
"Aih, pagi-pagi udah dapat tatapan cinta dari calon istri," goda Black.
Hal yang selalu pria itu lakukan pada Red selama kebersamaan mereka di mansion ini.
"Bisa tidak kau itu kalau datang memberi tanda, jangan seperti hantu," ketus Red, seraya menerima minuman yang selama beberapa hari ini di jejalkan oleh Black padanya.
"Habiskan ya," kata Black tanpa menghiraukan ocehan dari wanita yang sangat ia gilai ini.
"Sampai kapan aku harus minum susu kurma?" tanya Red yang sedikit bergidik acap kali ia meminum racikan ini.
"Setidaknya sampai hari pernikahan kita, sayang," goda Black lagi yang mau tak mau mencetak semburat kemerahan di pipi pucat Red.
Setiap ia ingat atau pria di hadapannya menyingung rencana pernikahan keduanya maka pipi Red akan serta-merta menghangat.
Akan tetapi, raut wajah bahagia yang berusaha Red sembunyikan itu tetap dapat dirasakan dan disadari oleh Black.
Karena apa?
Karena jika Red menolak atau tak suka dengan perkataan dari Black biasanya wanita ini akan memukul atau menendangnya.
Tetapi, belakangan ini Red sudah jarang berlaku kasar padanya.
Mungkin juga karena sikap Black yang sudah terkontrol. Pria itu tak lagi berniat mengambil hati Red karena sebentar lagi wanita itu akan menjadi miliknya.
Black hanya perlu membuat Red menyatakan cinta padanya. Tapi nyatanya itu bukanlah suatu prioritas. Persetujuan Red untuk menerima pernikahan ini saja sudah membuat Black senang bukan main.
"Kapan kau akan memberitahukan kepada kedua orangtuamu tentang rencana pernikahan ini?" tanya Red, sambil menyeka bibirnya yang terdapat sisa susu berbau amis itu.
Black memandang Red sebentar sebelum ia mengalihkan pandangannya ke depan. "Itu bukan hal yang penting. Lima belas tahun sudah mereka tak lagi tau yang terjadi padaku dan juga apa yang ku lakukan. Jadi, kenapa aku harus mengabari hal penting ini kepada mereka? Aku tidak akan merusak suasana hati serta kegembiraan yang ku rasakan. Cukup memilikimu, maka duniaku pun sempurna," tutur Black panjang lebar.
Tentu saja ucapannya barusan membuat Red terkesiap sesaat. Wanita itu sangat pandai menyembunyikan perasaannya yang berbunga-bunga.
Hingga, ekspresi yang ia tampilkan pun tetap datar dan biasa saja.
"Setidaknya kau masih memiliki keluarga. Tidak sepertiku yang bahkan tak pernah tau seperti apa rupa ibu yang telah melahirkanku ke dunia," ucap Red pilu.
Black berbalik, dan merapatkan tubuhnya ke hadapan Red yang mana tingginya hanya selisih sepuluh senti saja darinya.
"Kita tak perlu memikirkan masa lalu dan masa sedih yang kita miliki. Cukup, memikirkan masa depan karena kita berdua pada akhirnya akan selain memiliki. Itu adalah hal yang akan menjadi bagian terpenting dalam hidupku. Jadi, jangan risau dan khawatir akan hal yang lain. Kau ... cukup risaukan serdadu kecilku saja. Bersiaplah untuk menerima terjangan nanti," ucap Black dengan sedikit godaan disertai kedipan sebelah matanya.
Clutt.
Sebuah cubitan pun mendarat di lengannya.
Aw!
"Sakit Red, astaga!" Black langsung menaikkan lengan jas untuk memeriksa hasil kekerasan Red padanya.
"Lihatlah. Sampai meninggalkan tanda seperti ini," keluh Black yang menunjukkan bekas kebiruan akibat cubitan Red.
"Sebaiknya kau jaga cara bicaramu!" kecam Red dengan sorot mata menukik tajam.
Tetapi, hal itu justru terlihat menggemaskan bagi Black.
"Sebentar lagi kau tidak akan bisa melotot padaku," goda Black lagi sambil mencolek ujung bibir Red.
Mendengar hal itu, Red langsung memalingkan wajahnya.
Bagaimanapun ia harus menerima kekalahan. Hatinya kini sudah melunak dan tak lagi bisa searogan beberapa waktu lalu.
Di luar misi sang Nyonya dengan alasan ngidamnya yang tidak masuk akal Red paham bahwa mungkin memang ini jalan baginya untuk menyadari bahwa kehadiran Black telah mengisi ruang kosong dalam hatinya.
Dengan caranya, Black membuat Red hanya fokus memikirkannya setelah pekerjaan yang menguras tenaga dan juga pikiran. Pria itu dengan segala tingkahnya yang menyebalkan nyatanya mampu meregangkan otot-ototnya yang kaku.
"Aku harus pergi. Kemunduran tuan Leo dari dunia bawah tanah cukup membuatku sibuk, tapi aku senang dan lega karena akhirnya kita akan terlepas dan terbebas dari pertarungan," tutur Black dengan senyum tengil yang tak lepas dari wajah tampannya itu.
"Pergilah, sebelum aku bosan melihat wajahmu," usir Red yang sangat bertentangan sekali dengan apa kata hatinya saat ini.
"Hei, seharusnya kau menahanku. Katakan padaku untuk jangan pergi karena kau masih rindu dan membutuhkan kehadiranku di sisimu," protes Black saat melihat respon Red yang santai saja saat ia berpamitan.
Jika bukan karena tugas mungkin Black akan memilih untuk terus berada di samping wanita ini.
Red berusaha sekuat tenaga untuk tidak tertawa. Oh sungguh bukan gayanya, untuk bersikap semanis itu.
"Pergilah. Selesaikan semua dengan cepat maka kau akan cepat kembali dan berada di sampingku lagi," ucap Red santai tapi Black tau jika itu adalah kalimat yang berasal dari hatinya yang terdalam.
"Begini deh resiko suka sama cewek dingin. Untung aja udah gak terlalu galak," batin Black hingga senyum tipis menghias wajahnya yang nampak dipenuhi bulu-bulu manja di sekitar rahang.
Rambutnya yang ikal sebahu di gerai begitu saja. Sehingga membuat Red penasaran dan bertanya.
"Apa kau kehilangan ikatan rambut?"
"Ah tidak. Hanya saja ada wanita cantik yang bilang kalau aku lebih tampan seperti ini," jawab Black asal. Sambil memperhatikan bagaimana perubahan raut wajah Red.
"Sebaiknya kau kuncir lagi rambutmu," ucap Red, tanpa melihat lawan bicaranya.
Entah kenapa hatinya merasa tak suka jika ada wanita lain yang memuji pria di hadapannya ini.
"Tidak ah, aku kan suka di puji wanita. Sementara pada saat aku di kuncir tak ad yang memujiku," sungut Black menolak anjuran dari Red, hingga wanita itu menarik tangan Black dan beralih ke belakang tubuhnya.
Black menyeringai penuh kemenangan pada saat Red menguncir rambut dengan gelang tali yang ia pakai.
"Kau tidak memujiku. Kenapa harus di kuncir?"
"Baiklah. Kau Black yqng tampan aku suka kau di kuncir," kata Red kaku.
Dan, Black hampir menyemburkan tawanya jika saja ia tak ingat, bahwa membujuk Red ketika merajuk lebih sulit ketimbang menggerebek markas Triad.
__________
"Kabarnya bocah itu masih menjadi pengawal dan juga asisten setia putra Xarberg. Dan, ku dengar dia akan menikah bulan ini," ucap Pria dengan kulit putih pucat dimana terdapat kumis tipis pada wanita paruh baya yang masih nampak cantik dan seksi. Dimana wanita itu kini tengah melucuti pakaian bagian bawahnya.
...Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
sabar Red....
2024-02-04
2
Uyhull01
hahahaha lucu juga kucing sma tikus ini,
siapa itu ayah nya Black kah ??
2023-06-05
1
Sui Ika
Susu apaan amis? susu kambing kah?
2023-06-04
1