My Teacher Is My Husband
''
''
''
''Shenaaa,! bangun nak,'' teriak bunda Ina pada putri bungsu nya, melihat jam sudah pukul enam Shena masih bergelung dalam selimut nya,
''Dirga bangun kan adik mu tolong,! bunda harus menyiap kan sarapan kalian, nanti bisa kesiangan,'' ucap bunda Inara atau biasa di panggil bunda ina
Dengan malas Dirga membangun kan adik manjanya itu meski manja Dirga sangat menyayangi adik nya
''Shena,! panggil Dirga membuka pintu kamar adik nya tampak Shena baru keluar dari kamar mandi,
''Apa lagi bilang sama bunda aku sudah bangun, hus hus keluar dulu sana,'' Shena mengusir sang kakak dari kamar nya
''Iya Iya aku keluar, cepetan nanti kita terlambat,'' Dirga menutup pintu kamar adik nya membiarkan adik nya mengena kan baju nya,
''Adik mu sudah bangun dir,'' tanga bunda Inara seraya menyusun nasi goreng di atas meja,
''Sudah masih bersiap,'' jawab Dirga
''Ya sudah kita tunggu sebentar, setelah itu kita sarapan bersama,'' ucap bunda inara tak berapa lama shena sudah selesai dan bersiap untuk sarapan,
Di meja makan hanya ada tiga orang bunda Ina dan ke dua anak nya sedang suami bunda Ina yaitu ayah Ahmad Zamora sudah meninggal lima tahun yang lalu,
''Bunda dua hari lagi sekolah Shena mengadakan kegiatan di luar sekolah, kegiatan bakti sosial di sebuah desa,'' terang Shena pada bundanya,
''Iya nanti bilang lagi sama bunda ya, biar bunda bawain bekal untuk mu,'' ucap bunda Ina seraya menyendok kan nasi ke piring putra sulung nya,
''Bunda siang nanti bunda saja ya yang jemput Shena dari sekolah soal nya Dirga ada meeting setelah makan siang,'' ucap Dirga
''Tidak usah kak Shena bisa pulang nebeng bima, nebeng Laura juga bisa,'' tolak Shena tidak ingin menyusah kan bunda nya,
''Beneran Shena kamu tidak ingin di jemput bunda,'' tanya bunda Ina memastikan
''Iya yakin Shena juga bisa pulang sendiri,'' jawab Shena,
Setelah sarapan keluarga kecil Shena berangkat menunaikan aktifitas nya masing masing bunda Inara yang bekerja di salah satu bank swasta sedang Dirga juga sudah bekerja di salah satu perusahaan, Dirga melajukan mobil nya menuju sekolah sang adik harapan bangsa, Dirga menepikan mobil nya tepat di depan gerbang sekolah sang adik dan seperti biasa tiga teman adik nya itu juga sudah menunggu dengan centil nya sedikit menggoda Dirga
''Selamat pagi oppa nya cinta,'' ucap cinta dengan centil nya seraya membuka kan pintu mobil Shena,
''Dasar caper,'' chibir Amel melihat tidak suka
''Pagi juga cinta, belajar yang rajin ya, belum waktunya juga cari pacar,'' jawab Dirga dari dalam mobil nya,
''Ih dasar kak Dirga,'' ucap cinta dengan mimik wajah nya yang berubah cemberut,
''kakak pergi dulu Shena nanti kalau ada apa apa cepat hubungi kakak ya,'' pamit Dirga setelah Shena menutup pintu mobil nya Dirga melajukan mobil nya menuju tempat kerja nya,
''sella tumben belum nongol dia,'' tanya Shena pada kedua sahabat nya itu,
''Sudah masuk kelas duluan biasa belum ngerjain tugas hari ini hari nya pak Dev,'' terang amel
''Shena,'' panggil bima mengejar langkah kaki Shena dan kedua sahabat nya itu,
''Hai Bim kamu baru datang juga,'' tanya Shena heran melihat bima sedikit terlambat menurut nya.
''Iya aku dari rumah Oma ku karna itu aku sedikit terlambat soal nya harus pulang dulu ke rumah ku untuk mengambil baju,'' terang bima
''Sepuluh menit lagi gays,'' teriak cinta melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan nya,
''Cepetan hari ini hari nya pak Dev tau,'' sambung Amel mengingat kan pak Dev guru yang terkenal tegas suka menghukum tidak pandang bulu, bahkan bima yang masih keponakan tidak luput dari hukuman pak Dev jika membuat kesalahan
sella menghela nafas nya lega di menit terakhir ia sudah menyelesaikan tugas sekolah nya yang pak Dev berikan kemarin sebelum guru galak itu datang,
''akhirnya,'' ucap sella menutup buku nya,
''Untung saja tampan, kalau tidak mending hari ini aku bolos sekolah saja,'' gerutu cinta,
''Tampan juga suami orang woi, pak Dev sudah menikah,'' sambung Amel menimpali,
''Sett,,! pak Dev datang," seru Tio memberi tau teman teman nya,
Tak berapa lama pintu ruang kelas terbuka menampil kan sosok tampan tegas dan tinggi, siapa lagi kalau bukan pak devano guru yang terkenal galak dan tegas, tidak ada satu pun yang berani membantah ucapan nya,
''Selamat pagi anak anak,'' sapa nya singkat dan tegas
''Selamat pagi pak,'' jawab semua murid serentak,
''Bima kumpul kan semua tugas, tanpa terkecuali dan letak kan di meja saya,'' ucap Dev cepat dan tegas,
perlahan bima mengumpul kan semua buku tugas teman teman nya dan meletak kan di meja sang paman yang juga wali kelas nya,
''Apa ada yang tidak mengerjakan tugas dari saya,'' tanya Dev datar dan dingin tidak ada yang menjawab satu pun merasa semua sudah mengerjakan tugas nya masing masing
''Bagus,'' suara Dev kembali terdengar
''Ara,'' panggil Dev terdengar menakut kan di telinga Shena,
''Siapa yang nama nya Ara,'' ucap Dev lagi
''Saya pak,'' Shena berdiri seraya mengangkat satu tangan nya
''Kesini kamu,'' titah nya tanpa ekspresi Shena berjalan menghampiri meja guru nya itu
''Ara,''
''Shena pak, panggil saya Shena, '' ucap Shena membenar kan nama nya,
''Saya tidak perduli disini tertulis Ara saya pikir itu memang nama mu,'' ucap Dev lagi, Shena diam tidak menjawab nama itu panggilan sayang mendiang ayah nya,
''kenapa jadi membahas nama sih,'' ucap Shena dalam batin nya,
''Ini buku apa,'' Dev melempar buku catatan Shena yang dirasa itu bukan tugas yang Dev berikan kemarin, Shena membulat kan matanya saat melihat buku tentang puisi yang di tulis mendiang ayah nya
''Oj ya Tuhan aku salah membawa buku,'' batin Shena menyesali keteledoran nya,
''Maaf pak saya salah ambil buku,'' lirih Shena meremas meremas tangan nya di kedua sisi,
''Kamu sudah tau kan konsekuensi nya jika tidak mengerjakan tugas yang saya berikan,'' ucap Dev dingin Shena mengangguk mengerti,
''Bagus silahkan keluar dari kelas saya,'' Shena mundur dua langkah lalu menuju bangku nya mengambil tas dan keluar dari kelas, tidak ada yang bisa mencegah Shena keluar, hari ini Shena tidak bisa mengikuti pelajaran Dev terpaksa meminjam catatan sahabat nya nanti,
tidak ada toleran untuk Dev dalam kelas nya yang bersalah tetap di hukum, Shena memperlambat langkah kakinya mengulur waktu beberapa menit sebelum berdiri di bawah terik matahari di dekat tiang bendera,
semoga suka ya gengss cerita baru author,
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Hanipah Fitri
aku .mampir thor
2023-07-16
1
Kikan dwi
ini karya ke 2 kakak yg aku baca , dan slalu suka,,, semoga up nya tiap hari 😁
2023-06-04
1