''
''
''
Sakit memang tapi amanda harus berlapang dada kini mendapati Dev sang suami menikah lagi dengan gadis yang lebih muda, sore ini Manda dan Dev sudah siap tinggal menunggu mama Amara yang masih sibuk menata penampilan nya, sejak tadi pagi Amara sudah sibuk belanja untuk di bawa ke rumah Shena sebagai bentu hantaran pernikahan nya,
''Semua sudah siap,'' seru Amara ketika menuruni tangga
''Tuti semua sudah di masuk kan ke mobil kan, jangan sampai ada yang ketinggalan itu semua untuk menantu baru ku,'' tutur Amara raut wajah nya sangat bahagia tidak ada rasa lelah sedikit pun meski seharian ini sibuk berbelanja,
''Sudah semua nya nyonya Amara tidak ada yang tertinggal satu pun,'' ucap Tuti dengan suara centil nya,
''Bagus jaga rumah ya aku akan pergi menjemput menantuku dulu,'' ucap Amara kemudian berlalu pergi,
''Iya nyonya hati hati di jalan saya juga tidak sabar melihat menantu baru nyonya,'' ucap Tuti tanpa di saring Amanda juga mendengar nya
''Ih tuti kamu itu kebiasaan kalau ngomong selalu tidak di saring dulu nanti nyonya Amanda bisa mendengar nya dan marah,'' ucap bik Sumi mengingat kan,
''Hi hi maaf kelepasan habis nya Tuti juga penasaran dengan istri muda pak guru, ih tapi kan bik kapan ya pak guru kawin nya kok tiba tiba tidak ada angin tidak ada hujan nyonya Amara pagi pagi sudah heboh mau jemput menantu barunya,'' tanya Tuti penasaran
''Kita tidak tau Tut, tidak ada yang tau, sudah lah nyonya Amara meminta mu membersihkan kamar di sebelah tuan Dev dan nyonya Amanda, untuk istri muda tuan Dev,'' ucap bik Sumi lagi mengingat kan Tuti yang suka kepo,
Dalam perjalan menuju rumah Shena senyum Amara tak pernah luntur menghiasi bibir nya, semua itu tak luput dari mata Amanda tiga puluh menit mobil yang di kendarai supir Amara sudah sampai di depan rumah Shena, tidak ada pemberitahuan sebelum nya semua serba mendadak,
Shena yang sedang termenung di depan kamar nya melihat ada dua mobil berhenti tepat di depan rumah nya begitu Amanda dan Dev turun dari mobil Shena langsung berdiri melihat dengan jelas memastikan penglihatan nya
''Pak Dev Bu Manda,'' gumam Shena kemudian keluar dari kamar nya dan berlari membuka pintu,
''Hai Shena,'' sapa Amanda ramah
''Bu Manda,'' gumam Shena
''Shenaaa,'' Panggil Amara tidak sabar,
''Omaa,'' ucap Shena mengernyitkan kening nya heran
''Mari silahkan masuk Oma,'' Amara tampak tersenyum mendengar panggilan Shena yang masih memanggil nya Oma sama seperti bima sang cucu,
''Bunda dan kak Dirga masih kerja,'' terang Shena
''Iya tidak apa apa kita bisa menunggu,'' ucap Amara
''Nyonya ini mau di taruh di mana,'' tanya dua supir keluarga Pratama
''Oh di bawa masuk saja pak letak kan disini saja,'' ucap Amara menunjuk meja makan,
''Oma ini apa,'' tanya Shena tidak mengerti
''Ini hantaran untuk pernikahan mu Shena,'' ucap Amara lagi, Shena terbengong semakin tidak mengerti
''Oma sebentar saya tinggal dulu,'' tanpa menunggu jawaban Shena segera masuk kedalam kamar nya kemudian menghubungi Dirga,''
''Ada apa dik, kakak sudah di parkiran ini mau pulang,'' ucap Dirga dalam sambungan
''Kak Dirga cepetan pulang di rumah ada pak Dev dan Bu Manda dan juga ada Oma Amara, Shena tidak tau harus ngapain,'' terang Shena
''Astaga dek yang bener, ya sudah kakak pulang sekarang,'' setelah menghubungi kakak nya Shena bergantian menghubungi bunda nya tidak butuh waktu lama,
''Bunda cepetan pulang,'' ucap Shena tidak sabar,
''Ada apa,'' tanya bunda Ina penasaran
''Ada pak Dev dan keluarga nya di rumah,'' terang Shena
''apaaa,! sejak kapan,'' bunda Ina sedikit berteriak saking kaget nya,
''Sepuluh menit yang lalu,'' jawab Shena,
''Berapa orang yang datang,'' tanya bunda lagi
''Tiga orang dua sama supir,'' jelas Shena,
''Ya sudah bunda pulang sekarang kamu buatin teh dulu, bunda usahakan secepat nya bisa sampai rumah,''
Setelah menghubungi bunda dan sang kakak Shena bergegas pergi ke dapur membuat teh untuk tamu nya, dan juga dia supir yang ada di depan,
''Di minum teh nya, Oma pak Dev, Bu Manda,'' ucap Shena meletak kan cangkir teh di hadapan tamu nya
''Terimakasih Shena,'' ucap Manda ramah yakin Manda sebenar nya menahan sesak di hatinya kedatangan nya ke rumah Shena untuk menjemput istri lain dari suami nya,
tak berapa lama Dirga datang dengan cepat memasuki rumah nya,
''Maaf saya baru datang,' ucap Dirga tidak enak hati tamu nya itu pasti sudah menunggu lama,
''Tidak apa apa nak Dirga, santai saja kami juga baru datang,'' jawab Amara ramah,
tak berapa lama bunda Ina juga tampak sudah datang, tergopoh gopoh turun dari mobil nya dan memasuki rumah,
''Nyonya pak Dev, Bu Manda,'' ucap nya tidak enak hati ,''maaf pasti sudah menunggu lama ya,'' lanjut bunda Ina
''Tidak apa apa ibu Ina, tidak usah merasa tidak enak santai saja,'' untuk kesekian kalinya Amara yang menjawab sedang Amanda hanya memberikan senyum tipis sedang Dev diam tidak menjawab
''shena sini,'' bunda menarik putri nya sedikit menjauh dari tamu nya
''Ganti bajumu kenapa pakai baju seperti ini,'' ucap bunda melihat Shena hanya memakai celana kain di atas lutut dan atasan kaos tanpa lengan, bunda Ina mendorong tubuh Shen masuk ke dalam kamar nya,
''Astaga kenapa aku baru sadar baju apa yang ku pakai ini,'' gumam Shena melihat dirinya di pantulan cermin, segera Shena Menganti celananya dengan celana kulot sedang atasan nya Shena hanya menutupi dengan cardigan
''shena bantu bunda siap kan ini dan hidangkan ke depan,'' ucap bunda menyiap kan kue yang di belinya saat di pulang tadi,
''Ibu Ina tidak usah repot repot, mari sini duduk, Shena kamu juga kesini,'' panggil Amara
''Maaf kedatangan kami merepotkan,'' ucap Amara memulai obrolan
''Seperti yang kita tau tentang kejadian kemarin antara Shena dan Dev, mereka terpaksa menikah karna kesalahfahaman yang terjadi di desa, oleh karna itu saya datang ke mari Hari ini dengan niat melamar sekaligus membawa hantaran pernikahan ini semua memang tidak direncanakan tapi ini semua atas kehendak Tuhan,'' terang Amara menjelas kan maksud kedatangan nya
''Tunggu nyonya Amara, kesepakatan kemarin, Bu Manda bilang pak Dev akan menceraikan Shena setelah ini, tapi kenapa sekarang datang bawa hantaran,'' tanya bunda Ina tidak mengerti,
''iya memang itu rencana Amanda sebelum berdiskusi dengan saya di rumah, dan saya tegas kan saya tidak setuju jika Dev menceraikan Shena, pernikahan ini akan tetap berlanjut,'' jelas Amara
''Jadi Shena akan menjalani pernikahan poligami,'' ucap Dirga yang kurang setuju dengan apa yang Amara jelaskan
''Iya,'' jawab Amara dengan senyuman
''Bagaimana dengan nak Dev dan nak Amanda,'' tanya bunda Ina ingin tau,
''keputusan mama adalah keputusan saya dan Manda istri saya, tadi malam saya sudah memikirkan ini baik baik saya akan meneruskan pernikahan ini,'' ucap Dev tegas mengingat sang mama sudah mengancam nya untuk pergi dari rumah jika Dev tidak ingin meneruskan pernikahan nya dengan Shena, dan juga atas bujukan sang istri Dev menyetujui semua
''Bu Manda sendiri bagai mana,'' tanya Dirga juga ingin mendengar sendiri dari mulut wanita yang nantinya akan menjadi madu adik nya itu
''Seperti yang suami saya tadi bilang ke putusan mama adalah keputusan kami, saya akan sangat senang Shena menjadi bagian dari keluarga kami,'' ucap Amanda mau tidak mau harus mengatakan hal yang membuat mama Amara senang, mengingat mama sangat menginginkan Dev segera mempunyai keturunan, yang sebenar nya menghancurkan perasaan Amanda
''Dek,! Shena, pak Dev menginginkan meneruskan pernikahan ini ibu dan istri nya juga, bagai mana dengan mu,'' tanya Dirga pada adik nya tidak ingin memutuskan sesuatu tanpa bertanya pada Shena,
''Shena masih mau sekolah kak, pengen kuliah,'' lirih Shena
''Kamu masih bisa sekolah seperti biasanya Shena, bahkan kalau kamu mau kuliah di luar negri pun kami siap mengantar nya,'' sela Amanda
''Bagaimana nanti dengan teman teman ku jika mereka tau aku istrinya pak dev,'' lirih Shena lagi
''Tidak akan ada yang tau, kalau kamu tidak memberi tau, cukup kita dan keluarga sampai kamu siap mempublish pernikahan kita,'' jawab Dev dengan nada tegas Shena terkesiap tidak tau harus berkata apa lagi,
''Mau ya shena pulang ke rumah mama,'' tanya Amara
''kenapa harus pulang kesana Oma tidak bisakah Shena tetap disini,'' tanya Shena
''Tempat istri di rumah suami sayang, di mana suami berada di situ juga istri tinggal,'' ucap Amara seraya meraih tangan Shena dan mengelusnya lembut, bibir Amara tersenyum senang melihat cincin yang melingkar di jari manis Shena ia tau betul cincin dari mana itu
''Ini memang sudah takdir Shena, bahkan cincin ini tau siapa pemilik nya, sepuluh tahun lalu aku sudah memberikan nya pada Dev, tapi Dev hanya menyimpan nya, tak kunjung memberikan cincin ini pada Amanda, takdir cincin ini memang sama kamu Shena,'' ucap Amara dalam hati
''Siap siap gih, mama tunggu,'' ucap Amara lagi
''Apa harus sekarang bagaimana kalau besok Shena,''
''Besok kamu bisa kesini lagi,'' sela Dev cepat
''Bunda,'' Shena menatap Bunda nya seakan meminta pendapat atau ijin
''Pergilah kamu sudah menjadi istri orang, tempat mu ya di sisi suami,'' bunda Ina bicara pelan kemudian mengalihkan pandangan nya dari wajah Shena yakin mata nya sudah berkaca kaca,
''kak Dirga,'' panggil Shena sendi,
''Sini,'' Dirga memeluk adik nya erat ,''adik kakak sudah besar kakak dan bunda sudah tidak bisa memiliki mu seutuh nya lagi ada suami mu yang lebih berhak atas mu sekarang,'' tutur Dirga lembut
Shena dengan di bantu bunda nya menyiap kan baju sekolah dan keperluan lain nya baju rumahan beberapa helai toh besok Shena bisa datang lagi ke rumah bundanya
''Bu Amara saya titip Shena sayangi dia seperti anak ini sendiri,''
''Jangan kuatir kan hal itu Bu Ina, saya tidak akan membeda bedakan Shena dengan Amanda, ya kan Manda,'' Amara menoleh meminta dukungan Manda
''Saya juga nitip Shena Bu Manda,''
''Manda saja Bu,'' ucap Manda mengingat kan
''Pak Dev,''
''Dev saja tidak ada embel embel pak di depan, saya sudah faham dan mengerti siapa Shena dia masih sangat muda masih anak anak buat kopi saja aku yakin tidak bisa, karna Shena masih tidak bisa membedakan antara gula dan garam,'' Dev mengangkat cangkir teh nya yang sedari tadi masih utuh tidak di minum nya
Rasanya sangat berat melepas anak gadis nya apa lagi pernikahan ini sama sekali tidak di rencanakan Shena masih sangat muda harus menyandang status istri di usia yang belum genap delapan gelas tahun
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
Sandisalbiah
tetep kasihan Shena thorrrr.... nih orang² tua pd egois semua... pa guru dan bu guru juga pd iya aja.. tar udah nyampe ruma baru deh pd julid ke Ara...
2023-07-15
0
Kikan dwi
kasian Shena, Manda jg pasti nyesek apalagi mama mertua nya sayang bgt sama Shena,
2023-06-04
2