NovelToon NovelToon

My Teacher Is My Husband

Hukuman

''

''

''

''Shenaaa,! bangun nak,'' teriak bunda Ina pada putri bungsu nya, melihat jam sudah pukul enam Shena masih bergelung dalam selimut nya,

''Dirga bangun kan adik mu tolong,! bunda harus menyiap kan sarapan kalian, nanti bisa kesiangan,'' ucap bunda Inara atau biasa di panggil bunda ina

Dengan malas Dirga membangun kan adik manjanya itu meski manja Dirga sangat menyayangi adik nya

''Shena,! panggil Dirga membuka pintu kamar adik nya tampak Shena baru keluar dari kamar mandi,

''Apa lagi bilang sama bunda aku sudah bangun, hus hus keluar dulu sana,'' Shena mengusir sang kakak dari kamar nya

''Iya Iya aku keluar, cepetan nanti kita terlambat,'' Dirga menutup pintu kamar adik nya membiarkan adik nya mengena kan baju nya,

''Adik mu sudah bangun dir,'' tanga bunda Inara seraya menyusun nasi goreng di atas meja,

''Sudah masih bersiap,'' jawab Dirga

''Ya sudah kita tunggu sebentar, setelah itu kita sarapan bersama,'' ucap bunda inara tak berapa lama shena sudah selesai dan bersiap untuk sarapan,

Di meja makan hanya ada tiga orang bunda Ina dan ke dua anak nya sedang suami bunda Ina yaitu ayah Ahmad Zamora sudah meninggal lima tahun yang lalu,

''Bunda dua hari lagi sekolah Shena mengadakan kegiatan di luar sekolah, kegiatan bakti sosial di sebuah desa,'' terang Shena pada bundanya,

''Iya nanti bilang lagi sama bunda ya, biar bunda bawain bekal untuk mu,'' ucap bunda Ina seraya menyendok kan nasi ke piring putra sulung nya,

''Bunda siang nanti bunda saja ya yang jemput Shena dari sekolah soal nya Dirga ada meeting setelah makan siang,'' ucap Dirga

''Tidak usah kak Shena bisa pulang nebeng bima, nebeng Laura juga bisa,'' tolak Shena tidak ingin menyusah kan bunda nya,

''Beneran Shena kamu tidak ingin di jemput bunda,'' tanya bunda Ina memastikan

''Iya yakin Shena juga bisa pulang sendiri,'' jawab Shena,

Setelah sarapan keluarga kecil Shena berangkat menunaikan aktifitas nya masing masing bunda Inara yang bekerja di salah satu bank swasta sedang Dirga juga sudah bekerja di salah satu perusahaan, Dirga melajukan mobil nya menuju sekolah sang adik harapan bangsa, Dirga menepikan mobil nya tepat di depan gerbang sekolah sang adik dan seperti biasa tiga teman adik nya itu juga sudah menunggu dengan centil nya sedikit menggoda Dirga

''Selamat pagi oppa nya cinta,'' ucap cinta dengan centil nya seraya membuka kan pintu mobil Shena,

''Dasar caper,'' chibir Amel melihat tidak suka

''Pagi juga cinta, belajar yang rajin ya, belum waktunya juga cari pacar,'' jawab Dirga dari dalam mobil nya,

''Ih dasar kak Dirga,'' ucap cinta dengan mimik wajah nya yang berubah cemberut,

''kakak pergi dulu Shena nanti kalau ada apa apa cepat hubungi kakak ya,'' pamit Dirga setelah Shena menutup pintu mobil nya Dirga melajukan mobil nya menuju tempat kerja nya,

''sella tumben belum nongol dia,'' tanya Shena pada kedua sahabat nya itu,

''Sudah masuk kelas duluan biasa belum ngerjain tugas hari ini hari nya pak Dev,'' terang amel

''Shena,'' panggil bima mengejar langkah kaki Shena dan kedua sahabat nya itu,

''Hai Bim kamu baru datang juga,'' tanya Shena heran melihat bima sedikit terlambat menurut nya.

''Iya aku dari rumah Oma ku karna itu aku sedikit terlambat soal nya harus pulang dulu ke rumah ku untuk mengambil baju,'' terang bima

''Sepuluh menit lagi gays,'' teriak cinta melihat jam yang melingkar di pergelangan tangan nya,

''Cepetan hari ini hari nya pak Dev tau,'' sambung Amel mengingat kan pak Dev guru yang terkenal tegas suka menghukum tidak pandang bulu, bahkan bima yang masih keponakan tidak luput dari hukuman pak Dev jika membuat kesalahan

sella menghela nafas nya lega di menit terakhir ia sudah menyelesaikan tugas sekolah nya yang pak Dev berikan kemarin sebelum guru galak itu datang,

''akhirnya,'' ucap sella menutup buku nya,

''Untung saja tampan, kalau tidak mending hari ini aku bolos sekolah saja,'' gerutu cinta,

''Tampan juga suami orang woi, pak Dev sudah menikah,'' sambung Amel menimpali,

''Sett,,! pak Dev datang," seru Tio memberi tau teman teman nya,

Tak berapa lama pintu ruang kelas terbuka menampil kan sosok tampan tegas dan tinggi, siapa lagi kalau bukan pak devano guru yang terkenal galak dan tegas, tidak ada satu pun yang berani membantah ucapan nya,

''Selamat pagi anak anak,'' sapa nya singkat dan tegas

''Selamat pagi pak,'' jawab semua murid serentak,

''Bima kumpul kan semua tugas, tanpa terkecuali dan letak kan di meja saya,'' ucap Dev cepat dan tegas,

perlahan bima mengumpul kan semua buku tugas teman teman nya dan meletak kan di meja sang paman yang juga wali kelas nya,

''Apa ada yang tidak mengerjakan tugas dari saya,'' tanya Dev datar dan dingin tidak ada yang menjawab satu pun merasa semua sudah mengerjakan tugas nya masing masing

''Bagus,'' suara Dev kembali terdengar

''Ara,'' panggil Dev terdengar menakut kan di telinga Shena,

''Siapa yang nama nya Ara,'' ucap Dev lagi

''Saya pak,'' Shena berdiri seraya mengangkat satu tangan nya

''Kesini kamu,'' titah nya tanpa ekspresi Shena berjalan menghampiri meja guru nya itu

''Ara,''

''Shena pak, panggil saya Shena, '' ucap Shena membenar kan nama nya,

''Saya tidak perduli disini tertulis Ara saya pikir itu memang nama mu,'' ucap Dev lagi, Shena diam tidak menjawab nama itu panggilan sayang mendiang ayah nya,

''kenapa jadi membahas nama sih,'' ucap Shena dalam batin nya,

''Ini buku apa,'' Dev melempar buku catatan Shena yang dirasa itu bukan tugas yang Dev berikan kemarin, Shena membulat kan matanya saat melihat buku tentang puisi yang di tulis mendiang ayah nya

''Oj ya Tuhan aku salah membawa buku,'' batin Shena menyesali keteledoran nya,

''Maaf pak saya salah ambil buku,'' lirih Shena meremas meremas tangan nya di kedua sisi,

''Kamu sudah tau kan konsekuensi nya jika tidak mengerjakan tugas yang saya berikan,'' ucap Dev dingin Shena mengangguk mengerti,

''Bagus silahkan keluar dari kelas saya,'' Shena mundur dua langkah lalu menuju bangku nya mengambil tas dan keluar dari kelas, tidak ada yang bisa mencegah Shena keluar, hari ini Shena tidak bisa mengikuti pelajaran Dev terpaksa meminjam catatan sahabat nya nanti,

tidak ada toleran untuk Dev dalam kelas nya yang bersalah tetap di hukum, Shena memperlambat langkah kakinya mengulur waktu beberapa menit sebelum berdiri di bawah terik matahari di dekat tiang bendera,

semoga suka ya gengss cerita baru author,

Bersambung

pulang bersama

''

''

''

Bima menarik tangan Shena membawa nya menepi mencari tempat teduh lalu menyodorkan iar mineral

''Ini minum lah,'' ucap bima lembut,

''Terimakasih Bim,'' Shena menerima air mineral dalam kemasan botol itu lalu meneguk hingga separuh,

''Shena,'' panggi ketiga sahabat nya, yang baru keluar dari kelas

''Kamu tidak apa apa kan,'' tanya cinta kuatir,

''Aku tidak apa apa tidak usah berlebihan panas matahari tidak akan membuat ku mati,'' ucap Shena menirukan ucapan dev gurunya itu selalu mengatakan panas matahari tidak akan membuat mu mati hanya karna di hukum di bawah terik nya, terdengar kejam memang tapi itulah bentuk ketegasan dari devano Pratama ia ingin semua murid nya punya rasa disiplin dan tanggung jawab yang tinggi,

''Kita ke kantin saja yuk,'' ajak Amel ia sedikit kurang nyaman melihat pria yang di sukai nya tampak begitu perhatian dengan Shena teman nya meski Amel tau Shena tidak menaruh rasa yang sama terhadap bima,

''Iya nih aku juga laper,'' sambung sella pagi ini ia melupakan sarapan nya hanya karna ingin segera sampai di sekolah dan mengerjakan tugas nya yang belum selesai, sella benar benar menghindari hukuman dari gurunya yang terkenal tanpa toleran itu, ternyata justru Shena yang kena hukuman nya,

''Kalian pesan saja nanti biar aku yang bayar,'' ucap bima setelah mereka sampai di kantin, membuat cinta dan sella berteriak senang begitu juga dengan Shena namun tidak dengan Amel, selalu seperti itu hanya karna ada Shena bima mentraktir teman teman nya, apa lagi Shena habis kena hukum,

''Kalian nanti ikut kan acara bakti sosial itu,'' tanya Amel memecah keheningan sambil menunggu pesanan datang

''Apa kalian ingin kena hukuman dengan tidak ikut acara itu,'' sambung sella mengingat kan

''Aku ikut saja meski sebenar nya malas takut nya di suruh seperti waktu itu membersihkan selokan satu desa,'' timpal cinta,

''Kali ini seperti nya tidak, yang aku dengar Tante ku bilang akan memberi sedikit bantuan untuk rakyat kurang mampu di pedesaan kita nanti hanya berkumpul di sebuah balai desa dan rakyat datang sendiri, mengambil bantuan yang sekolah berikan,'' terang bima yang pernah mendengar pembicaraan tantenya Amanda ya itu istrinya Dev om nya,

''Kapan kamu mendengar nya,'' tanya cinta ingin tau

''Seminggu yang lalu saat aku dan kedua orang tua ku menginap di rumah Oma ku,'' lanjut bima,

''Bim apa saat di rumah sikap pak Dev seperti saat di sekolah dingin dan tegas,'' tanya shena ingin tau

''ya seperti itu aku juga jarang ngobrol dengan nya, om ku itu paling tidak bisa marah keluarga, senyum nya aka. tampak sangat manis saat bicara dengan Oma ku,'' terang bima

''Aku pikir sikap pak Dev sama seperti itu saat bersama keluarga nya, jika iya membayangkan jadi istri nya rasa nya ngeri punya suami dingin bak kulkas sepuluh pint," ucap cinta yang ikut menimpali

''Tidak mungkin om ku dingin dengan istri nya sekolah ini ada karna om ku sangat mencintai istri nya, dua belas tahun lalu mama ku pernah bercerita perjuangan om ku membangun sekolah ini, dari tidak ada murid yang sekolah hingga sebesar sekarang dengan murid hampir seribu,'' terang Bimo

''Jadi sekolah ini impian Bu amanda,'' sambung Shena,

''Iya benar tante Manda yang ingin mempunyai sebuah sekolah, sampai om ku mengabaikan perusahaan peninggalan opa ku, fokus nya memajukan sekolah ini,'' terang bima lagi, Shena dan yang lain mengangguk mengerti

Obrolan mereka terhenti saat pesanan mereka datang, masing masing menerima pesanan nya,

''Jangan terlalu banyak sambal nya Shena ingat lambung mu,'' ucap bima memberi perhatian nya,

''Aku juga menaruh banyak sambal di bakso ku tapi kamu tidak mengingat kaku bima, perhatian mu selalu tertuju sama Shena,'' ucap Amel mengutarakan kekesalan nya,

''Ya karna bima sedang berjuang mendapatkan hati pujaan nya, emang lho siapa,'' timpal sella ucapan sella membuat Shena merasa tidak enak hati pada Amel Shena tau Amel menyukai bima,

''Kita semua teman sahabat, tidak ada yang di istimewa kan disini, kalian semua istimewa, kita bersama sejak SD, ya kan Bim,'' terang Shena sekali lagi Shena menjelaskan pada bima bahwa perasaan nya tidak lebih hanya sekedar sahabat sama dengan yang lain nya,

''Kalian semua istimewa sebagai sahabat,'' lanjut Shena,

''Aku menyayangi kalian semua,'' sambung Amel yang memang mengerti seperti apa perasaan Shena, sedang bima tersenyum kecut ia tak berselera makan hanya mengaduk aduk makanan nya,

''Aku pergi dulu aku lupa akan menemui guru BP,'' pamit bima pergi meninggal kan empat gadis yang sedang heran melihat nya,

''Mel,'' panggil Shena meremas tangan sahabat nya,

''sungguh aku tidak punya perasaan apapun sama bima,'' ucap Shena pelan,

''Aku minta maaf Shena aku terbawa perasaan, sudah ku coba melawan perasaan ini,'' lirih Amel,

''Aaaa jangan melow melow kek gini, ah aku jadi ingin nangis,'' ucap cinta dengan nada sedih nya,

Hari semakin siang jam pulang sekolah sudah tiba sella sudah pergi dengan kekasih nya Amel sudah pulang dengan cinta, Shena masih berdiri di depan gerbang sekolah menunggu jemputan seperti biasa nya tapi sayang sang kakak tidak bisa datang menjemput seperti yang di beritahukan pagi tadi, Shena memutuskan mencari taksi saja, hingga sore,

''Om tunggu,'' bima meminta om nya menghentikan laju mobil nya begitu melewati gerbang sekolah,

''Shena,'' panggil bima dari dalam mobil hanya menurunkan kaca mobil nya,

''shena,'' panggil bima lagi kali ini bima turun dan menghampiri gadis yang di sukai nya,

''Kamu belum di jemput,'' tanya bima ingin tau

''Belum,,! kakak ku tidak bisa datang menjemput, pagi tadi sudah bilang,'' terang Shena

''Terus bagaimana kamu pulang,'' tanya bima

''Aku menunggu taksi saja,'' jawab Shena

''Bagaimana kalau kamu ikut dengan ku saja,'' tawar bima

''Dengan pak Dev,'' Shena menggelengkan kepalanya,

''Tidak apa sebentar kamu tunggu disini,'' bima meninggal kan Shena berlari menuju mobil om nya lagi,

''Om,'' panggil bima

''haduh ada apa lagi,'' Dev berdecak kesal

''Itu Shena mau ikut boleh tidak,'' tanya bima

''Cepet suruh masuk aku sudah terlambat,'' ucap Dev kesal,

Bima kembali menarik tangan Shena untuk segera ikut sedikit memaksa, Shena enggan merasa tidak enak hati harus ikut numpang mobil guru nya,''

''Pak Dev maaf ngerepotin,'' ucap Shena begitu masuk kedalam. mobil Dev tanpa menjawab Dev langsung tancap gas menuju tempat istri nya, tidak ada percakapan Dev fokus pada kemudi mobil nya sedang bima sibuk dengan layar gawai nya Shena melihat ke arah luar dari jendela kaca, mobil Dev menuju sebuah sekolah yang juga milik sang istri,

''Maaf ya terlambat,'' ucap Dev lembut turun dari mobil nya dan membuka pintu untuk sang istri

''Bu Manda,'' sapa Shena ramah

''Oh kamu juga ikut,'' ucap Manda sedikit heran mau menyapa juga tidak tau nama nya

''Kebetulan Shena jemput Tante bima yang mengajak nya,'' jelas bima

''Tidak apa apa bima,'' ucap Manda kemudian memasang sabuk pengaman nya, mobil melaju lancar di jalanan namun di pertengahan mobil Dev merayap seakan tak bergerak, Terjebak macet di tengah jalan,

''Ini kenapa,'' tampak Dev berdecak Seraya memukul kemudi mobil nya,

''Seperti nya di depan ada kecelakaan Dev,'' seru Manda

sampai melewati lokasi kecelakaan mobil berjalan kembali lancar, Dev menurunkan bima terlebih dulu setelah itu baru ia akan pulang tidak mengingat ada Shena bersama nya,

''Om Dev nanti jangan lupa anterin Shena juga ya,'' ucap bima saat sudah turun dari mobil nya,

''shena sedang tidur bangun kan saja nanti kalau sudah sampai ini alamat rumah nya,'' tak lupa bima memberikan secarik kertas alamat Shena,

''Merepotkan saja,'' gerutu Dev tanpa menjawab bima,

''Seperti nya bima menyukai gadis ini,'' ucap Manda melirik kearah Shena yang terlelap di kursi belakang,

''belajar dulu yang terpenting, pacaran nanti belakangan,'' ucap Dev tidak ingin menanggapi ucapan istri nya, mengenai bima dan Shena,

Empat puluh menit kemudian Dev sudah sampai di alamat yang tertera di secarik kertas yang di berikan bima,

''Biar aku saja yang bangun kan,'' manda keluar dari mobil nya kemudian membuka pintu belakang hendak membangun kan Shena,

''Dev murid mu ini nama nya siapa,'' tanya Manda

''Ara,'' jawab Dev cepat,

''Tadi kalau tidak salah bima memanggil nya Shena,'' namun Manda tidak terlalu memusingkan nama Shena

''Hai Shena kita sudah sampai di rumah mu bangun lah,'' ucap Manda pelan menepuk pundak Shena,

''Ya ampun Shena anak ini,'' bunda Ina keluar dari dalam rumah nya begitu melihat ada mobil berhenti di depan rumah nya,

''Maaf ya pak buk merepot kan,'' ucap bunda Inna tidak enak hati,

''Tidak apa apa Bu sekalian kita pulang,'' jawab Manda ramah, bunda Ina tau itu gurunya Shena,

''Shena bangun,'' ucap Bu Ina membangun kan putrinya,

''Bunda,'' Shena mengerjakan matanya begitu melihat bunda nya,

''Bu Manda pak Dev, maaf Shena ketiduran, ucap Shena tidak enak hati,

''Tidak apa apa Shena,'' jawab Manda, ramah

Shena dan bunda Ina masih berdiri di pinggir jalan depan rumah nya menunggu sampai mobil gurunya itu menghilang dari pandangan rasa tak enak hati karna tadi sempat ketiduran,

Bersambung

Salah faham

''

''

''

Pagi sekali Shena sudah bangun begitu juga dengan Dira dan juga bunda Ina, hari ini Shena akan mengikuti kegiatan di luar sekolah sedikit jauh memang di sebuah pedesaan di pinggiran kota

''Bekal nya bunda taruh disini ya, bunda sudah bawain banyak nanti bisa kamu makan dengan teman teman mu,'' ucap bunda Ina yang sudah merapikan tas ransel putri nya,

''Bekal uang nya mana,'' tanya Shena sambil mengulurkan tangan nya

''Minta lah kak Dirga,'' seru bunda Ina

''Ini bekal uang nya jangan sekalian di habisin belilah apa yang perlu,'' ucap Dira meletak kan uang saku Shena

''Kalau sudah di tangan ku ta terserah aku lah ini kan uang ku,'' jawab Shena,

''Sudah belum nanti ketinggalan bis nya lagi kamu,'' ucap Dirga sudah siap mengantar adik nya itu, setelah berpamitan dengan bundanya Shena menyusul dirga yang sudah lebih dulu berada di mobil,

''Desa x tidak lah terlalu jauh tapi kenapa sepagi ini berangkat nya, lihat lah hari masih Sangat gelap,'' ucap Dirga

''masih banyak yang perlu kita siap kan kak, kita juga ada pengobatan gratis, bukan satu RT tapi satu kampung,'' terang Shena

Jalanan masih sangat pagi tampak lenggang mobil Dirga melaju tanpa hambatan kurang dari tiga puluh menit sudah sampai di sekolah Shena tampak bis yang akan mengangkut siswa dan siswi sudah berbaris di depan sekolah,

''Shena turun ya kak,''

''Hem, hati hati pandai pandai lah kamu jaga diri, kalau ada apa apa segera hubungi kakak, jangan tinggal kan ponsel mu jangan di matikan atau di silent,'' sederet pesan Dirga untuk sang adik tercinta

''Iya bawel,'' Shena terkikik geli,

''Shena kamu sudah sampai ayo cepetan kita briefing dulu di lapangan,'' panggil Amel dan juga cinta,

''Sella mana,''

''Ada sudah di dalam,'' jawab Amel dan cinta bersamaan,

Setelah melakukan briefing dan berdoa bersama semua siswi dan siswa kelas 12 sekolah harapan bangsa mulai menaiki bis masing masing,

''Tasmu harum sekali Shena kamu bawa bekal apaan,'' tanya sella mencium bau harum dari tas ransel Shena

''Aku bawa pancake durian,'' jawab Shena

''Njirr itu kesukaan ku tau,'' seru Amel menimpali,

''Kamu sendiri bawa apaan,'' tanya Shena ingin tau,

''bawa brownies dan aneka roti, kamu tau sendiri kan kalau mama ku punya toko roti, ya pastilah roti yang ku bawa,'' jawab Amel apa ada nya

''Lebih sehat itu bawa buah dan salad,'' jawab cinta yang memang sangat menjaga makanan nya, cinta takut sekali badan nya gemuk,

''Aku apa saja, buah boleh makanan manis oke, pancake durian apa lagi, aku sangat suka,'' jawab sella

''Masalah nya kamu bawa apa sekarang bukan masalah doyan nya,'' ketus Shena

''Aku tidak bawa apa apa,'' jawab sella sambil nyengir

''Huh dasar doyan makan tapi tidak mau bawa apa apa,'' seru Shena Amel dan cinta bersamaan

''Ya nanti kan bisa beli tenang saja aku bawa uang kok,'' ucap sella

''Hampir dua jam bis yang mereka tumpangi melaju memecah jalanan pagi itu tak terasa mereka sudah sampai di desa tujuan, balai desa itu sudah di his sedemikian rupa guma menyambut kedatangan para siswa dan siswi SMA harapan bangsa

Semua tempat acara dan kebutuhan sudah di sediakan pihak kepala desa

''Wah meski ini di desa sepertinya tempat ini menyenangkan,'' ucap cinta menikmati suasana pedesaan

''Ayo cinta kita kesini bukan untuk liburan, tugas kita banyak sekali lho,'' seru Shena melihat sahabat nya itu yang sibuk Selfi dengan ponsel nya,

Hari semakin siang balai desa itu sudah di penuhi warga yang mulai berdatangan, mereka sudah membawa kupon masing untuk mengambil bahan sembako dan bantuan lain nya, ada juga yang memeriksakan kesehatan nya mumpung gratis,

Acara demi acara berjalan sangat lancar, hingga tak terasa hari semakin sore, semua gotong royong membersihkan sisa sisa acara,

''Aduh cara nya seperti ini lecet semua kulit ku,'' gerutu cinta melihat siku nya tergores

''Anjir tergores sedikit saja gak Bakalan bikin kamu cepat mati,'' ucap Amel menirukan pak Dev guru yang terkenal dingin dan tegas itu,

''ya bukan seperti itu body care ku itu mahal tau,''

''Pak ini mau di taruh mana,'' tanya Shena pada petugas balai desa

''Oh neng itu bisa di bawa ke gudang di belakang,'' jawab nya tanpa memberi tau di sebelah mana,

Shena membawa karpet yang lumayan berat ke gudang sesuai perintah petugas desa itu,

''Ara sini biar saya bantu,'' ucap Dev memberi bantuan

''Untung saja ada bapak ini lumayan berat pak mana mau di taruh di atas lagi,'' keluh Shena

''Kamu tolong pegang dulu saya ambil kursi untuk memanjat,'' Dev mengedar kan pandangan nya mencari kursi untuk nya naik agar bisa sampai meletak kan karpet yang letak nya di atas,

''itu kursinya seperti nya sudah usang pak, awas lho nanti bisa jatuh,'' ucap Shena sedikit kuatir melihat kursi yang akan di naiki gurunya itu,

''tidak lah semoga saja ini kuat,'' ucap Dev yang tetap memijak kan kakinya pada kursi usang itu,

''Pak pak awas pak seperti nya kursinya mau patah,'' ucap Shena kuatir

BRAAAKKK

suara kursi patah di barengi Dev jatuh dari kursi itu dada Shena berdetak kencang nafasnya memburu tak karuan saat Dev jatuh menimpanya tubuh kekar itu tepat di atas tubuh Shena posisinya sangat intim bahkan bibir keduanya juga menyatu,

''pak Dev apa apaan ini,'' seru kepala desa yang datang bersama beberapa warga

''Eh pak pak jangan salah faham tadi saya jatuh,'' buru buru Dev bangun dari atas tubuh Shena dengan wajah nya yang salah tingkah seperti keciduk sedang berbuat mesum dengan murid nya,

''Salah faham apa nya pak, kami melihat dengan mata kepala kami dan juga bapak bapak ini, pak Dev sudah berbuat mesum di gudang, pak Dev mau meleceh kan murid bapak sendiri,'' seru kepala desa itu tidak percaya

''Pak percaya sama saya pak ini hanya salah faham, tidak seperti yang bapak lihat yan kan Ara,'' ucap Dev membela diri

''Alah pak kalau berbuat mesum ya ngaku aja tidak usah berkilah dan mencari pembelaan,''

''Pak tolong percaya sama saya pak,'' ucap Devasih kekeh mencari pembelaan sedang Shena hanya diam tidak tau harus berkata apa melihat warga dan kepala desa tidak percaya Shena pun diam

''Pak saya sudah punya istri pak,'' ucap Dev lagi,

''Sudah seperti ini saja pak kia selesaikan dulu acara ini setelah ini kita bicarakan ini lagi, dan kamu namanya siapa,'' tanya kepala desa pada Shena

''Shena pak,'' lirih Shena

''Sekarang nak Shena tolong panggil orang tuanya kemari sekalian bawa dokumen keluarga,

''Tunggu pak untuk apa dokumen keluarga,'' tanya Dev ingin tau

''Untuk menikahkan bapak dan Shena,''

''Tidak mungkin pak, ini hanya salah faham,'' tolak Dev tidak ingin menikahi Shena

''Pak Dev kami sudah merekamnya kamu punya bukti, dan kamu tidak ingin desa kamu tercemar karna perbuatan bejad bapak,'' Dev meraup wajah nya kasar sedang Shena semakin ketakutan mendengar kepala desa itu hendak menikahkan nya dengan guru nya sendiri,

''Apa pak Dev mau besok ada artikel berita dateline seorang guru sekolah harapan bangsa telah mencabuli murid nya,'' Dev melotot kan matanya

''Dev ini ada apa,'' tanya Manda heran melihat kepala desa berkumpul dengan beberapa warga raut wajah mereka tampak tegang,

''Manda,'' panggil Dev kemudian menceritakan semua yang terjadi hanya salah faham,

''Tidak bisa Bu Manda, suami anda harus menikahi nak Shena kalau tidak akan kamu sebarkan video mesum pak Dev yang sedang mencabuli nak Shena,

''Dev ikuti saja dulu kemauan mereka setelah kita pulang kamu bisa menceraikan Shena,''

''Ya tuhan Manda apa yang coba kamu lakukan ini gila Manda aku tidak mau melakukan hal konyol itu,''

''Reptasi sekolah kita sedang di pertaruh kan Dev aku tidak ingin impian ku hancur begitu saja,'' lirih Amanda,

''Ya sudah begini saja pak saya akan menyuruh murid saya yang lain untuk pulang terlebih dulu selanjut nya akan kita bicarakan ini setelah orang tua Shena, datang,'' ucap Amanda ahirnya setuju dengan usul kepala desa itu ucap kan

Dev tampak pasrah dan menyuruh orang suruhan nya untuk membawa dokumen keluarga nya begitu juga dengan Shena yang sudah menghubungi kakak dan bundanya untuk segera datang dan membawa dokumen keluarga,

Bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!