Terjerat Cinta Sang Narapidana

Terjerat Cinta Sang Narapidana

Tak sengaja bertemu

Namaku Maria, saat ini aku bekerja sebagai Kasir di sebuah mini market berseragam merah biru. Hari ini aku mendapatkan jadwal shift siang, jadi aku harus sudah berangkat sebelum jam 1 siang. Ya, memang aku harus lebih awal berangkat karena jarak rumahku dengan toko menghabiskan waktu sekitar 30 menit lebih.

Seharian bekerja akhirnya tepat pukul 10 malam, kami harus segera menutup toko.

"Maria, tutup aja yah tokonya udah jam 10 malem," ucap seorang Pramuniaga bernama Muhit.

"Oh iya, tutup aja kak, aku sampe lupa gak ngecek-ngecek jam." sahutku.

"Ok, oya mbak sinta mana yah?" Tanyanya.

"Mungkin digudang, tadi bilang nya mau cek barang, ada kesalah Stok Opname." jawabku.

***

15 menit kemudian mbak Sinta keluar dari gudang sambil menenteng sebuah kertas ditangannya.

"Maria, udah diberesin uangnya?" Tanyanya.

" Udah mbak." jawabku.

"Ok, berarti udah bisa tutup shift yah,".

"Bisa mbak, lagian udah malem udah pengen cepet pulang takut gak ada angkot."

Setelah selesai tutup shift, aku pun bergegas merapihkan meja kasirku, lalu berjalan untuk mengambil tas dan jaketku di gudang.

" Muhitt, tolong kamu kunci yah," Ucap mbak Sinta.

"Iya mbak." Muhit menimpali.

Setelah memastikan toko terkunci dengan benar, kami pun beranjak pulang.

Yah, malam itu kami hanya bertiga, karena temanku bernama Adi tidak masuk kerja karena sakit.

Tiga puluh menit berlalu aku menunggu angkot, aku masih berdiri ditepi jalan. Hembusan angin malam dan suasana yang hening membuatku ingin segera pulang.

Aku mulai resah, karena tak ada satupun angkot yang berlalu.

Namun tiba-tiba ada sebuah mobil hitam mengahampiriku, perlahan kaca mobilnya terbuka.

" Mbak, mau kemana malam-malam begini?" Dia bertanya.

Sipa dia?... apa dia orang jahat yang akan menculikku?

"Mbak, jangan takut. Saya orang baik-baik, saya tidak akan berbuat jahat padamu." ucapnya untuk menyakinkan diriku.

Aku masih terdiam tak menghiraukannya, ku coba menoleh ke arah jalan berharap ada angkot yang akan mengantarkanku pulang. Namun nihil, kulihat jalanan begitu sunyi. Hanya ada satu dua kendaraan pribadi yang berlalu lalang.

Namun, tiba- tiba lelaki berbadan tegap dan berisi itu keluar dari mobilnya, lalu menghampiriku.

" Mbak jangan takut, aku hanya ingin mengantarkanmu pulang, siapa tahu kita searah," ucapnya.

"Apa jaminannya kalau kamu orang baik?" tanyaku ketus.

"Saya tidak punya jaminan apa-apa, saya hanya ingin menawarkan bantuan. Jika mbak merasa ragu, saya tidak akan memaksa."

Apa iya dia laki-laki baik? Tapi kulihat-lihat sepertinya memang dia orang baik-baik.

"Baiklah jika kamu tidak percaya, tapi mbak harus hati-hati, karena di jam selarut ini banyak laki-laki mabuk berkeliaran." ucapnya mengingatkan.

Aku bingung dibuatnya, namun karena waktu sudah semakin larut, kuputuskan untuk menerima tawarannya.

" Saya mau pulang ke jalan Merpati," Ucapku.

" Ya udah masuk, kebetulan saya pun akan melewati jalan itu." ucapnya lalu membukakan pintu mobilnya untukku.

Selama perjalanan kami pun hanya terdiam, aku merasa tak nyaman dengannya. Tiga puluh menit kemudian, akhirnya aku sampai di perempatan rumahku.

" Tolong berhenti di perempatan itu yah," ucapku sambil menunjuk.

"Ok." diapun segera menghentikan laju mobilnya.

" Makasih udah ngasih tumpangan," ucapku.

Dia hanya mengangguk dan tersenyum.

Akupun bergegas turun, lalu berjalan menuju arah rumahku.

"Tunggu.." teriaknya.

Akupun menoleh seketika, mau apa lagi sih dia.

"Ada apa?" tanyaku terheran.

"Kok kamu jalan, emang rumahmu dimana?" tanyanya.

"Oh,, itu rumahku sekitar 100 meter dari sini," ucapku menununjukkan jalan.

" Ya sudah, sekalian saya antar yah?"

" Nggak usah, deket kok."

" Nggak papa, tanggung sebentar lagi. Ayo masuk." ajaknya.

Emang iya juga sih nanggung banget.

Aku pun berjalan lalu masuk kembali ke dalam mobilnya.

Akhirnya aku sampai didepan rumahku.

"Terimakasih..." ucapku singkat.

Namun saat aku hendak turun, dia menarik lenganku.

"Eh, ada apa?" ucapku.

"Engga papa, cuma mau minta nomor ponselmu," ucapnya tersenyum.

"Untuk?"

" Untuk menghubungimu."

Aku terdiam, untuk apa coba. Dasar laki-laki, ada baik cuma modus. Tapi kalau gak dikasih, gak enak juga.

Akupun mengambil kertas dan pulpen dari dalam tas ku, lalu ku catat nomor ponselku.

" Nih,," Ucapku sambil menyerahkan secarik kertas bertuliskan nomor ponselku.

"Aku, Raka." ucapnya sambil menyodorkan tangannya.

" Maria." Ucapku, lalu menyambut uluran tangannya.

Akupun bergegas turun dari mobilnya, lalu berjalan ke arah rumahku.

Tok tok tok ... Ku ketuk pintu rumahku.

"Assalamualaikum, Bu, Ibu, ini Maria." teriakku.

Tak lama kemudian ibu keluar dan membukakan pintu.

"Waalakumsalam, malem banget teh pulangnya?" ucap ibu.

"Iya bu maaf, tadi susah nggak ada angkot. Tapi beruntung, tadi ada yg mau anterin teteh pulang." ucapku.

"Siapa?"

"Namanya Raka." jawabku.

Ibu hanya mengangguk mendengar jawabanku.

"Ya sudah, teteh istirahat sana."

"Iya bu." jawabku sambil jalan ke arah kamarku.

Setelah selesai membersihkan diri aku langsung membaringankan tubuhku diatas ranjang, tubuhku lelah karena seharian bekerja.

***

" Teh bangun udah subuh, katanya masuk pagi," teriak ibu dari luar kamarku.

"Iya bu." aku pun bergegas turun lalu mandi.

Setelah selesai sholat aku langsung bersiap untuk bekerja. Tapi ketika aku keluar rumah aku terkejut ada sebuah mobil terpakir didepan rumahku.

"Itu kan mobil Raka," gumamku dalam hati.

Kemudian aku menghampirinya, benar saja, tak lama kemudia Raka keluar sambil tersenyum.

" Hay maria, mari saya antarkan, kebetulan sayapun akan pergi kearah sana," ucapnya.

" Tau dari mana kamu, kalau saya masuk pagi?" tanyaku terheran.

" Feeling aja." jawabnya singkat.

Aneh, sepertinya dia punya indra ke enam deh tau jadwal kerjaku.

"Ayo masuk, nggak enak nanti tetangga pada ngeliatin." ucapnya.

Namun tiba-tiba ibu menghampiri kami.

" Teh ini siapa? Kok gak dikenalin sama Ibu," ucap ibu sambil tersenyum melihat Raka.

"Maaf bu, saya Raka temannya Maria yg semalam ngantar Maria pulang," ucapnya memperkenalkan diri sambil menyalami ibu.

"Oh Raka, makasih yah udah anterin anak ibu semalam," ucap ibu sambil senyam senyum.

"Iya sama-sama bu, saya senang bisa mengantarkan Maria pulang." jawabnya.

"Ya sudah bu, Raka pamit mau mengantarkan Maria kerja, kebetulan kami searah."

"Oh iya, hati-hati,ibu titip Maria yah,"

" Siap bu."

Dengan berat hati aku menuruti ibu.

"Iya bu, Assalamualaikum."

"Wa'alakumsallam."

Aku pun bergegas masuk kedalam mobilnya.

Diperjalanan aku hanya terdiam, merasa kesal karena sikap Raka yg sok akrab.

" Kamu udah sarapan belum? Kalau belum kita sarapan dulu yah," ucapnya.

" Udah kok." jawabku ketus.

" Ya sudah kalau begitu kamu temani saya sarapan."

" Loh, kok saya suruh nemenin kamu?" tanyaku terheran.

Kenapa sih nih orang, aneh banget. Tiba-tiba jemput, sekarang minta ditemani makan.

" Ya sudah saya mau turun aja, saya mau cari angkot aja," ucapku.

"Jangan, jangan. Oke, saya akan mengantarkanmu kerja." ucapnya.

***

Akhirnya aku sampai toko tempat aku bekerja, akupun segera turun dari mobilnya. Kulihat ternyata mbak Sinta dan Muhit sudah sampai.

"Makasih udah ngasih tumpangan," ucapku ketus.

"iya sama-sama, saya senang bisa anterin kamu." ucapnya.

"Cie.. Yang dianterin ayang, kok gak dikenalin sih ke kita," ucap mbak Sinta meledek dan Muhit yg tertawa.

"Ih apaan sih mbak, dia bukan siapa-siapa saya." ucapku.

"Iya juga nggak papa kali, dilihat lihat lumayan ganteng juga yahh."

" Udah dong mbak ih gak usah meledek," ucapku kesal.

Kemudian akupun pergi ke gudang menaruh tas & jaketku.

Drrttttt Drrrrtttt suara ponselku bergetarr, setelah ku cek ada pesan masuk dari no baru.

" Hai Maria, ini aku Raka," isi pesannya.

Ihh... Apaan sih Raka.

Tak lama kemudian dia mengirim pesan kembali.

"Saya udah didalam toko kamu nih," pesannya.

Apa? Dia disini ternyata..

Aku langsung mencari keberadaannya, setelah itu aku lihat seorang laki-laki bermasker dan bertopi hitam berdiri berada dipojok dekat etalse minuman. Aku yakin itu Raka, karena tak ada lagi pengunjung lain selain dia.

" Kamu ngapain disini?" pesanku.

"Aku nunggu kamu." jawabnya.

Ya tuhan, kenapa engkau pertemukan aku dengan laki-laki begini.

"Ngapain nunggu, gak da kerjaan banget." pesanku.

Namun kali ini dia tak menjawab pesanku.

Tak lama kemudian dia menghampiriku dengan membawa keranjang penuh dengan makanan & minuman.

"Udah nih mbak, tolong hitung," ucapnya.

Akupun segera menghitungnya.

" 243.500." ucapku.

Kemudian dia menyodorkan kartu atm padaku, setelah selesai transaksi, ku serahkan belanjaannya.

"Nih belanjaannya." ucapku.

" Oya boleh saya minta plastik satu lagi," ucapnya.

Akupun langsung memberikannya. Kulihat dia membagikan beberapa belanjaanya yg baru dia bayar.

" Ini untukmu," dia menyodorkan plastik yg berisi makanan dan minuman itu padaku.

" Maksudnya apa?" tanyaku bingung.

" Udah terima aja Maria, rezeki jangan ditolak," ucap mbak Sinta.

"Sini mas, saya yg ambil mungkin Maria malu." ucapnya pada Raka.

Rakapun mengangguk lalu bergegas keluar dan duduk dikursi depan toko sambil sesekali menolehku.

"Dia kayaknya naksir kamu deh," ucap mbak Sinta.

"Ih apaan sih mbak, males ih bahas dia." ucapku.

" Jangan gitu, nanti kamu kesemsem loh,"

"Apaan sih mbak, udah dehh." ucapku kesal.

"Ciee... Ciee.. " Muhit meledekku.

"Udah ah, saya mau ke toilet dulu." ucapku lalu pergi meninggalkan mereka.

Tak terasa Adzan dzuhur pun berkumandang, aku lekas meminta ijin pada mbak Sinta untuk sholat dan makan siang.

"Mbak, saya sholat dulu yah sekalian makan siang, mbak mau makan apa nanti saya sekalian belikan," ucapku.

" Nggak usah Maria, mbak bawa bekal dari rumah."

Namun ketika didepan toko, Raka langsung menghampiriku.

" Maria, mau kemana?" tanyanya.

"Mau sholat." jawabku singkat.

"Saya ikut yah,"

"terserah." jawabku ketus.

Akhirnya kami pun sampai di sebuah mushola yg tak begitu jauh dari toko, aku pun bergegas masuk lalu menjalankan kewajibanku.

Setelah selesai, akupun keluar.

"Maria, mau kemana?" Tanyanya.

"Cari makan siang." jawabku.

"Saya ikut yah, kebetulan saya pun belum makan siang," ucapnya.

"Terserah." ucapku ketus.

Terpopuler

Comments

Mawar Berduri

Mawar Berduri

Judulnya menarik Kak 😁
Semangat terus ☺️

2023-06-16

0

abdan syakura

abdan syakura

Assalamu'alaikum
Novelis baru nih....
Salken dan ttp semangat ya, Mbak
🤝🌺💪

2023-06-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!