Pertolongan Raka

"Tolong mas jangan, tolong jangan!" aku menangis sambil memohon, namun tak digubris sama sekali, Romi seperti sudah kerasukan setan dalam raganya dan terus berusaha ingin melecehkanku.

Brakkk.. Braakkkkk...

Suara pintu terbuka, kulihat ternyata Raka yang telah mendobrak pintu. Raka pun langsung melayangkan bogem bertubi-tubi pada Romi sampai tak berdaya.

"Bajingan kamu, bisa-bisanya kamu mau melecehkan nya." ucap Raka dengan emosi sambil terus melayangkan pukulan.

"Sudah cukup, cukup. Kasian dia sudah tak berdaya, saya ingin cepat keluar dari sini, tolong bawa saya pergi." ucapku pada Raka.

Raka langsung menghampiriku yang tengah menangis, kemudian memelukku lalu memapahku keluar.

"Tenang, saya sudah disini. Dia tidak lagi berani macam-macam padamu." ucapnya sambil mengelus rambutku tanpa hijab.

Hampir 15 menit berlalu kami masih terduduk dikursi depan toko, air mataku seolah tak ingin berhenti mengalir.

"Minumlah, agar kamu tenang," ucapnya sambil menyodorkan sebuah botol minuman mineral. Dengan tangan bergetar aku menerima & langsung meminumnya. Aku mulai sedikit tenang.

"Ya sudah saya antar kamu pulang yah," ucapnya sambil menuntunku ke arah mobilnya. Aku tak mampu menjawab dengan kata-kata, aku hanya mengangguk & mengikutinya.

Setelah sampai didalam mobil, dia mengambil ponselnya lalu menghubungi seseorang.

"Halo, hilman. Tolong kamu belikan pakaian panjang dan hijab, bawakan sekarang aku tunggu." ucapnya diponsel yg ia pegang.

"Kamu tenang dulu, nanti anak buah saya akan membawakan pakaian untukmu, pakaianmu sudah robek akibat lelaki bajingan itu." ucapnya.

Aku hanya mengangguk, Raka pun mulai mlajukan mobilnya, namun tak lama kemudian dia berhenti ditepi jalan, alu menghubungi seseorang.

"Kamu dimana, saya sudah kirim lokasi saya saat ini." ucapnya.

Tak lama kemudian, ada seorang laki-laki menghampiri kami, Rakapun bergegas keluar menghampirinya.

"Ini bos pakaian yg bos minta," ucap laki-laki itu sambil memberikan handbag yg ia bawa, setelah itupun dia pergi meninggalkan kami.

"Ini pakaian untukmu, gantilah pakaianmu. Saya akan tunggu diluar sampai kamu selesai manggantinya," ucapnya sambil memberikan hanbag ditangannya.

Aku mengangguk dan menerimanya, lalu aku tutup pintu mobilnya. Kulihat Raka berdiri membelakangiku, dia faham apa yg aku mau tanpa aku minta.

Setelah selesai, aku memanggilnya.

" Mas Raka, saya udah selesai," panggilku.

Dia pun segera menolehku kemudian masuk kedalam mobil.

"Tumben manggil saya Mas," ucapnya.

"Nggak papa, rasanya nggak sopan jika harus memanggil nama," ucapku.

"Tapi saya senang mendengarnya." ucapnya sambil menatapku.

Akupun langsung berpaling dari tatapannya, setelah itu Raka pun melajukan mobilnya lalu mengantarkanku pulang.

" Mas Raka, terimakasih sudah menolongku. Kalau mas Raka gak datang tepat waktu entah apa yg terjadi dalam hidupku," ucapku sambil menangis teringat kejadian tadi.

"Sudahlah, saya bersyukur bisa menolongmu diwaktu yang tepat." ucapnya sambil tersenyum.

"Tapi yg terpenting sekarang kamu selamat, saya udah seneng." ucapnya kembali.

"Makasih ya mas," ucapku kembali.

Kulihat lihat dia memang tampan, senyum nya manis dan sepertinya laki-laki baik.

"Oya, renacanamu apa, Mau melaporkan bajingan itu atau gimana?" tanyanya.

"Nggak tahu mas, saya bingung. Sepertinya saya beritahukan Pak Hendi saja dan mengajukan pindah toko. Saya nggak tega, ibu mas Romi itu sedang sakit keras, hanya dia yang membiayai hidup ibunya. Kalau saya laporkan kepolisi, siapa yg akan menanggung hidup ibunya. Biarlah, semoga saja setelah ini dia tidak melakukan hal gila lagi." Ucapku penuh harap.

***

Tak lama kemudian akhirnya aku sampai.

"Bisa turun sendiri? Atau mau saya bantu untuk turun," ucapnya dengan lembut.

"Nggak usah mas, aku bisa sendiri. Oya mas jangan bilang ke ibu atau bapak yah soal mas Romi tadi."

"Iya, saya mengerti. Tapi kamu harus janji, hubungi saya jika ada apa-apa." sahutnya.

Aku mengangguk, namun saat aku turun tiba-tiba mas Raka menarik tanganku.

"Tunggu, maaf yah saya menarik tanganmu. Besok kamu mau kemana?"

"Nggak kemana-kemana Mas, besok dan lusa saya libur karena hari ini lembur."

Yah, memang sudah peraturan di tempatku kerja, tak ada uang lembur, jadi jika lembur hanya diganti hari libur saja.

"Besok, saya jemput yahh. Kita jalan-jalan sekalian refreshing," Ucapnya penuh harap.

"Insha_Allah ya mas."

Akupun bergehas turun.

"Terimakasih mas,"

Dia hanya mengangguk sambil tersenyum.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!