Duta & Yumna
Menikah dengan orang yang di cintai adalah suatu impian setiap insan. Lalu perjalanan pernikahan menjadi rumah tangga yang sempurna juga menjadi cita -cita setiap pasangan.
Hubungan yang di bangun dari rasa percaya dan rasa sayang bisa menjadi satu kesatuan yang utuh dalam ikatan pernikahan.
Sama seperti yang di rasakan Yumna dan Duta saat ini. Pasangan muda yang baru saja menikah itu harus siap berpisah untuk sebuah cita -cita dan kesuksesan di masa yang akan datang.
Yumna dan Duta sudah berada di lobby Bandara. Bunda Sinta dan Yuri ikut mengantar pasangan pengantin muda tersebut.
Yuri dan Bunda Sinta semakin akrab dan terlihat cocok sekali. Yuri yang memang sahabat Yumnasejak SMA, sudah mengenal keluarga Yumna dengan baik. Apalagi setelah lulus, Kak Dafa berjanji untuk melamar Yuri.
Yumna sejak tadi tak lepas dalam dekapan Duta. Duta juga menunggu rombongan dosen dan beberapa temannya yang ia kenal untuk pergi ke Jepang.
"Jangan lupa kabarin Yumna setiap detik!!" ucap Yumna tegas sekali tanpa menatap Duta. Yumna sengaja mengumpat di balik dada bidang Duta agar tak terlihat orang banyak kalau ia sedang menangis. Hanya seseklai Yumna mengangkat tangannya untuk menyeka air mata dan mengelap air matanya dengan tissu yang sudah kumal di genggaman tangannya.
"Harus setiap detik gitu? Nanti malah Kakak gak bisa kerja dong?" cicit Duta melemas.
"Ya mau gimana? Dulu Kak Duta sibuk malah di deketin Atika. Jangan -jangan nanti sibuk juga ada yang lagi deketin juga. Kak Duta kan terlalu baik, tyerlalu fair sama orang, bisa salah paham, tapi anehnya kalau sama Yumna galak!!" ucap Yumna kesal. Yumna mengungkapkan uneg -unegnya dengan jujur.
Duta mengusap kepala Yumna pelan dan di kecup pucuk kepala Yumna penuh kasih sayang berkali -kali.
"Sayang ...Kalau berbuat baik sama orang itu wajib, hukumnya kan seperti orang sedang bersilaturahmi. Masalah dia baper atau salah paham, itu urusan dia, yang terpenting hati Kakak sudah buat kamu seutuhnya. Cinta Kakak sudah bulat sempurna untukmau, begitu juga kasih sayang Kakak selalu tumpah ruah buat kamu. Kalau Kakak suka galak, itu tandanya Kakak peduli sama kamu. Kakak pengen kamu jadi wanita yang baik dan lebih baik lagi, biar jadi jadi istri yang sempurna di mata Kakak. Memangnya tidak mau, jadi humairahnya Kakak selamanya di dunia dan di akhirat?" tanya Duta lirih.
Yumna hanya mengangguk pelan di dada Duta.
"Mau dong, Kak," ucap Yumna pada Duta.
"Klaau mau, ya, kamu harus mau dan siap di kritik sama Kakak, di sarankan yang baik. Kamu gak mnegeluh dengan penilaian Kakak. Karena Kakak ingin kamu jadi lebih baik. Apa Kakak melakukan hal yang sama pada orang lain? Kan gak? Itu karena Kakak gak peduli, dengan tingkah polah dan jungkir balik mereka pada hidupnya. Kakak cuma fokus berbuat baik, apapun Kakak lakukan asal itu tidak haram. Apalagi sekarang kita sudah menikah, Kakak itu semakin mengurangi intensitas bareng dengan perempuan lain, kecuali kamu, Sayang. Masih ragu? Masih gak percaya? Kamu ingat -ingat lagi lah, waktu Kakak sekarang lebih banyak sama kamu. Kalau di rumah sudah jelas kan? Di Kampus juga sebisa mungkin Kakak samperin kamu di kelas, kita makan di kantin bareng, kita ke BEM bareng, apa itu bukan suatu bukti buat kamu? Apalagi yang kamu ragukan?" tanya Duta pada Yumna.
"Tapi kan mulai besok Kak duta di Jepang, di negeri orang. Yumna gak akan tahu apa yang Kakak lakukan, apa yang Kakak makan, apa yang sedang Kakak kerjakan, dengan siapa Kakak jalan, teman satu kamar Kakak siapa? Yumna gak tahu, kan," ucap Yumna mulai merasa kesal sendiri. Akhir -akhir ini Yumna selalu over thinking, dan punya ketakutan tersendiri jika kehilangan Duta.
"Setiap Kakak telepon, kita video call ya. Kalau Kakak balesnya hanya kasih pesan singkat, berarti Kakak memang lagi sibuk. Kakak akan berusaha kasih kamu kabar setiap saat dan sesering mungkin," ucap Duta pelan.
Yumna melepas pelukan Duta dan menatap wajah suaminya dengan tatapan lekat sekali.
Tangan Duta mengulur ke wajah Yumna dan mengusap sisa air mata yang masih ada di sekitar pipi Yumna dengan ibu jarinya.
"Senyum dong buat suami. Kakak gak mau lihat kamu sedih dan nangis begini," ucap Duta pelan dan mengecup pipi Yumna.
Yumna memaksakan tersenyum pada Duta.
"Senyum kok manyun. Na ... Kamu hamil gak?" tanya Duta pelan.
Seketika Yumna menggelengkan kepalanya. Tadi pagi baru saja ia datang bulan dan kini sedang memakai pembalut.
"Gak Kak. Ini aja lagi datang bulan. Kenapa?" tanya Yumna pelan.
"Gak apa -apa. Kalau hamil, Kak Duta kan harus sering -sering pulang buat nengokin kamu," ucap Duta tertawa.
"Ohhh ... Jadi kalau Yumna gak hamil, gakpulang gitu?" tanya Yumna kesal.
"Bukan gitu. Tapi Kakak kerjanya bis alebih fokus. Klau istri hamil, tentu pikirannya bercabang. Udah deh gak usah OVT. Kalau mau main ke Jepang tinggal atur waktunya, nanti Kakak jemput di Bandara, oke?" ucap Duta memberi tahu.
Rombongan Profesor dan beberapa dosen sebagai dosen pendamping serta beberapa mahasiswa pilihan sudah hadir di sana dan berkumpul untuk brifing. Duta pamitan untuk kumpul dulu sebelum berangkat.
"Uhhh ... Bakalan ada yang nagis tujuh hari tujuh malam," goda Yuri pada Yumna.
"Enak aja. Udah lebih kuat ini, gak nangis lagi," cicit Yumna sendu. Berusaha menahan rasa sakit di dadanya.
"Sabar ya, Na. Ada Bunda yang bakal nemenin kamu di apartemen, ada Yuri juga, nanti bakal ada Bunda Gita juga," hibur Bunda Sinta sambil mengusap punggung Yumna pelan sekali.
Yumna mengangguk pelan dan tersenyum lebar. Duta memnaggil Yumna. Duta sudah akan berangkat. Duta memeluk Yumna erta dan berpamitan. Pesawat yang akn mereka tumpangi sudah siap dan akan terbang langusng menuju Jepang.
"Kamu hati -hati di rumah sendiri. Jaga kesehatan, kalau ke Kampus jangan suka nongkrong, terus langsung pulang gak usah main. Kalau mau belanja di Supermarket biasa aja. Uang nanti Kakak isi ulang terus biar kamu gak kekuranagn beli cemilan. Ingan jaga diri, jaga hati, jaga pandangan, jaga sikap, oke. Kamu udah istri harus bisa menjaga diri kamu dengan baik. Jangan sampai ada yang laporan ke Kakak soal kamu yang tidak baik selama berada di Kampus," titah Duta pada Yumna.
"Iya Kak Duta. Nasihatnya Yumna laksanakan. Kak Duta harus percaya sama Yumna," ucap Yumna pelan.
"Kak Duta percaya sama kamu, Na. Cuma Kak Duta takut kehilangan kamu," ucap Duta yang langsung mencium bibir Yumna di depan umum. Duta sudah tak peduli apa kata orang. Tidak perlu lagi menutupi hubungannya dengan Yumna lagi. Kini mereka sudah SAH menjadi suami istri, jika merekea melakukan hal mesra yang membuat iri tentu saja, sudah HALAL di lakukan.
"Eummhhh ... Sukanya nyium tiba -tiba. Yumna kan gak siap," cicit Yumna kesal.
"Mau d ulang?" goda Duta.
"Gak. Nanti Yumna kangen malahan," ucap Yumna menunduk tak bisa menahan isak tangisnya.
Duta memeluk Yumna erat dan melepas perlahan untuk pergi. Yumna mulai hiseris. Dadanya naik turun merasaka sesak di dadanya melihat Duta yang kian menjauh pergi. MEREKA AKAN TERPISAH RUANG DAN WAKTU.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 357 Episodes
Comments
Erni Fitriana
masukan buat aku nih cerita anak muda
2023-10-17
1
Hofi
Wah ceritanya bagus 😍 untuk kalian yang suka sama cerita remaja baca novelku yah judulnya.. Sahabatku Berkhianat
2023-09-11
0
Mamah Dara
lanjut
2023-06-06
0