Beberapa bulan kemudian ...
Hubungan Yumna dan Duta semakin mesra dan harmonis walaupun terpisah jarak dan waktu. Perbedaan waktu dan tempat tidak membuat mereka saling membatasi satu sama lain.
Duta mengikuti semua keinginan Yumna. Ia selalu mengirimkan pesan singkat dan menunjukkan bukti dengan foto bahwa ia sedang melakukan aktivitas apa. Begitu pun dengan sebaliknya.
Setiap pagi saat Yumna terbangun dari tidurnya selalu bahagia. Senyumnya yang manis selalu terbit saat Duta sudah mengirimkan kata -kata manis dan foto terbaru Duta. Jika Yumna membalas, Duta pun langsung video call untuk memotivasi istrinya untuk melaksanakan aktivitas paginya agar semangat.
"Haiii sayang ... Sudah bangun, kecupan Kakak sampai apartemen kamu kan?" goda Duta pada istrinya yang masih terlihat muka bantal.
Yumna hanya memajukan bibirnya dengan kesal. Pagi -pagi moodnya selalu di buat senang sekaligus malu. Walaupun dengan suami sendiri, aklau terlihat jelek rasanya tetap saja tidak percaya diri. Belum lagi ada iler yang masih menjejakkan petanya di dekat bibir Yumna.
"Kecupannya bikin candu, Kak. Minggu depan Yumna ke Jepang ya? Kan sudah selesai ujian akhirnya. Kita udah enam bulan gak ketemu, Kak," ucap Yumna pelan.
"Hemmm ... Gimana ya? Kakak sibuk, Na. Kamu gak apa -apa kalau Kakak tinggal -tinggal di apartemen. Kakak lagi bikin gambar untuk proyek prof. Daniel. Kalau berhasil, ini di jadiakn skripsi Kakak, jadi Kakak bisa lulus cepat," ucap Duta dengan bangga.
"Gak apa -apa. Yumna pengen ketemu Kak Duta. Yumna rindu sekali, pengen di suapin, pengen makan bareng, pengen tidur ada yang meluk, hemmm rindu pokoknya," cicit Yumna rindu dan sendu sekali. Ada sesak yang di tahan karena ingin menangis setiap melihat wajah Duta dalam layar ponselnya. Rindunya sungguh meronta -ronta ingin seegra menemui sang suami yang amat Yumna cintai.
"Iya ... Kamu sendiri kan? Sendiri aja ya, jangan sama Bunda atau Yuri," ucap Duta pelan.
"Emang kenapa? Kalau bawa Yuri atau Bunda. Lagi pula mereka bisa tidur di hotel," ucap Yumna pelan.
"Kita gak bebas, Sayang. Kak Duta kayaknya mau titip sesuatu deh," ucap Duta terkekeh.
"Titip apa? Kalau titip sesuatu di depan Yuri atau Bunda juga tak masalah kan?" ucap Yumna pelan.
"Ya gak mungkinlah, Kakak titip benih di depan Yuri atau Bunda," ucap Duta mengulum senyum ingin mengetahui respon istrinya yang masih tidak konek, karena koneksi otaknya agak lambat.
"Titip benih? Benih apa? Ikan?" tanya Yumna yang begitu polos.
"Memang benih, cuma benih ikan aja? Benih cinta yang menjadi seorang bayi nantinya," ucap Duta pelan.
"Hah? Maksud Kak Duta kita punya anak gitu?" tanya Yumna sedikit terkejut. Walaupun saat ini Yumna sudah mau menerima resiko untuk punya anak.
Menurut nasihat Bunda Sinta dan Bunda Gita, kalau punya anak itu rasa cinta dan sayang suami ke istri makin bertambah. Tidak itu saja, pemicu berantem pun akan berkurang. Lelaki akan sering pulang dengan alasan kangen sama anak. Kalau masih sama -sama sibuk, sampai kapan pun rasa egonya akan tetap tinggi. Itu nasihat yang paling di ingat Yuman dari Bundanya maupuin Bunda Duta.
"Iya. Kamu belum mau punya anak?" tanya Duta pelan. Duta pikir selama enam bulan berpisah, dan kini Duta kuliah sekaligus punya penghasilan sendiri. Apa kurang pembuktian dan pengorbanan untuk berjuang bertanggung jawab atas Yumna.
"Mau Kak. Yumna mau punya anak," ucap Yumna dengan suara tegas dan sangat yakin sekali.
kedua mata Duta berbinar senang. Ia tak percaya kalau respon Yumna begitu antusias sekali. Mungkin dnegan sudah memiliki anak, Duta akan lebih bebas membawa Yumna kemana pun ia pergi. Alasan terkuat ada di anak. Tentu saja Duta sudah memikirkan jauh -jauh hari.
"Kamu serius kan, Na? Gak bercanda?" tanya Duta amsih tak percaya.
"Serius Kak. Masa iya bikin anak, mau punya anak, masih aja bercanda. Kita menikah sudah lama," ucap Yumna tiba -tiba menjawab bijak.
"Good answer my wife. Love u," ucap Duta senang.
"Love u too, Kak. Yumna mau mandi ya, mau ujian juga. Yuri kayaknya udah bikin sarapan, soalnya wangi banget," ucap Yumna pelan.
"Iya. Makan yang banyak. Fokus dan konsetrasi penuh ya, Sayang. Sukses buat ujiannya, ahti -hati, jaga diri," ucap Duta menasihati.
Yumna mengangguk dan tersenyum lalu menutup sambungan video call itu dengan hati berbunga -bunga. Tidak ada kebahagiaan lain saat ini kecuali kebahagian yang di buat suaminya untuk Yumna.
***
Yuri dan Yumna sudah berjalan di lobby. Setelah sesia satu ujian, nanti di sesi tiga ada ujian mata kuliah lain. Untuk menunggu waktu, Yuri mengajak Yumna ke Kantin Kampus.
"Yumna ...." panggil seseorang dengan suara asing di telinga Yumna dan Yuri.
Keduanya menoleh ke arah sosok wanita yang terlihat cantik dan anggun. Ya, wanita yang sempat dekat dengan Duta dulu.
"Kak Alice? Ada apa?" tanya Yumna pelan menunggu Alice yang sedang berjalan menghampiri Yumna.
Alice adalah Ketua BEM yang baru atas permintaan Dekan. Alice adalah putri tunggal dosen senior di Kmapusnya. Saat namanya mencuat untuk di jadikan Ketua BEM, langsung di acc begitu saja. Padahal secara kemampuan akademis dan kemampuan kepemimpinannya kurang. Entah siapa yang mendorongnya dari belakang untuk mau dan yakin bisa menjadi seorang Ketua BEM.
"Ekhemmm Duta apa kabar? Bisa minta nomornya? Karena aku butuh sesuatu hal yang urgen banget. Ini ada kaitannya dengan dia, saat ia masih menjabat sebagai Ketua BEM," ucap Alice santai.
"Soal apa? Lagi pula, ini sudah enam bulan berlalu. kenapa baru ada masalah sekarang?" tanay Yuman sedikit ketus.
"Laporan keuangan organisasi BEM tidak balance. Jadi aku harus tuntut dong pertanggung jawabannya, karena Dutayang menjabat Ketua BEM," ucap Alice nampak serius.
"Hemmm .. Itu bukan urusan Kak Duta saja, organi sasi BEM itu terdiri banyak orang. Jajaran pentingnya ada tiga, Ketua, Sekertaris dan Bendahara. Ketiganya punya penting dan punya kuasa saat itu. Kalau mau, pertemukan semua," ucap Yumna mulai panas.
Kenapa sekarang baru di bahas soal selisih laporan keuangan. Aneh sekali, batin Yumna kesal.
"Oke. Kalau kamu gak mau kasih aku nomor Duta. Aku bisa cari dengan mudah. Inget, aku anak dari dosen senior, jadi aku bisa lakukan apa saja yang aku mau. Satu hal lagi? Kamu tahu dimana Lukas?" tanay Alice pelan.
"Lukas? Gak. Yumna sudah lama gak berhubungan sama Lukas. Komunikasi pun gak pernah," ucap Yumna ketus.
"Kita gak ada waktu untuk urus beginia. Kalau ada sesuatu hal, yang langsung aja hubungin orang yang bersangkutan, dan itu bukan KITA!!" ucap Yuri mengegrtak Alice.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 357 Episodes
Comments
Mamah Dara
Yumna engga tegas kaya Yuri ah
2023-06-06
0