Yumna sudah berada di apartemen setelah bertemu Lukas dan berakhir makan bersama di salah satu kedai makanan di dalam area food court. Kini Yumna membereskan beberapa barang belanjaannya ke dalam lemari makanan dan kulkas sambil menengok ponselnya kalau saja Duta, suaminya mengabarinya baik lewat pesan singkat atau pun meneleponnya.
Yumna teringat kata -kata Lukas tadi, bahwa dirinya harus selalu waspada. Pikirannya juga mulai mengaitkan ucapan Alice yang meminta nomor Duta ada hal yang harus di bicarakan soal selisih laporan keuangan organisasi BEM.
'Apa yang sebenarnya terjadi? Ini yang paling tidak di sukai Yumna dari oerganisasi, jika berakhir pasti akan ada masalah di belakang. Sama seperti dulu saat Duta menjadi ketua OSIS di sekolah menengah atas. Terakhir pas serah terima, Duta harus mempertanggung jawabkan beberapa laporan fiktif yang di lakukan oleh bendaharanya hingga selisih ratussan ribu rupiah,'
Semoga saja, smeuanya baik -baik saja dan aman terkendali.
***
Di Tempat Lain ...
Yoshua berhasil mengancam Atika dan membuat Atika membungkam semua tindakan brutal Yoshua.
"Kalau lo berani buka mulut, gue congkel mata lo!!" sentak Yoshua pada Atika.
"Lepasin gue, Yos!! Gue gak bakal ikut campur soal ini. Gue mohon, gue cuma mau hidup tenang. Hidup gue udah gak tenang selama ini cuma gara -gara obsesi gue sama cowok yang gak pernah suka sama gue," ucap Atika pada Yoshua dengan nada memohon.
"Lo punya kesempatan sekarang. Lo gak mau, ada di garda terdepan bagi Duta? Gue yakin cowok modelan Duta, bakal luluh sama cewek baik. Lo liat ceweknya sekarag, baik, ramah, lemah lembut, itu tandanya lo musti begitu juga. Masa gak bisa," gertak Yoshua lagi.
"Udahlah. Gue mau fokus sama hidup gue. Bokap gue udah ultimatum gue untuk gak cari masalah lagi. Masuk penjaran dan tinggal di balik terali besi yang dingin sudah buat gue banyak belajar, Yos. Gue udah janji sama bokap gue dan diri gue sendiri, jadi tolong lo gak usah kayak gini. Klaau lo punya dendam sama Duta atau Yumna, lo selesain sendiri, gue gak akan ikut campur," ucap Atika memelas.
Atika sudah taubat. Ia hanya ingin fokus dengan masa depannya. Kini ia juga tinggal di Jepang dan ia belajar menjadi chef. Memasak adalah hobbynya. Mungkin dengan menggeluti hobbynya dan tinggal bersama orang -orang baru, Atika juga mau mencari kehidupan yang baru juga.
Namun sayang, malam itu ia menjadi saksi atas perlakuan Yoshua pada Duta. Tentu saja, Yoshua cuci tangan dan cukup mengedipkan mata, semua anak buahnya yang bergerak.
Yoshua mengangkat telepon dari seseorang yang langsung berbicara dari arah seberang.
"Sudah lo bereskan?" tanya seseorang dari seberang.
"Sudah selesai. Besok gue balik, kita langsung pesta dong?" tawa Yoshua pecah.
"Gue tunggu. Masalah pesta itu gampang, Yos. Tapi semua aman kan?" tanya seseorang itu pada Yoshua.
"Ada masalah dikit. Ada yang lihat soal kejadian kemarin," ucap Yoshua yang tetap santai sambil menyesap satu batang rokok dan mengepulkan asapnya ke atas. Tatapannya jelas dan tajam ke arah Atika yang sedang terduduk di lantai dengan kedua tangan dan kaki terikat dengan kencang.
"Ada yang memergokimu?" tanya seseorang itu pada Yoshua.
"Yeaahh ... Teman lama yang berpura -pura tobat," tawa Yoshua begitu renyah dan melempar asal puntung rokok yang belum di matikan di sembarang arah.
"Atika? Benar?" tanyanya ragu.
"Tepat sekali. Biar kubereskan dia. Kuhancurkan dia terlebih dahulu. Ohh ya, Lukas apa kabar? Hati -hati, dia juga rival yang patut kamu perhitungkan. Dia memang sendiri tapi, lincah seperti belut," ucap Yoshua sedikit mengingatkan seseorang yang bekerja sama dengannya.
Dendam hanya karena tidak terpilih menjadi Ketua BEM menjadi berlarut. Seperti sedang memperebutkan jabatan presiden saja. Yoshua yang sombongdan angkuh tidak mau kalah kepopulerannya denagn Duta.
"Bereskan saja. Semua orang yang berkaitan dan tahu tujuan kita mending di habisi, dari pada kita terkena hukum," ucap seseorang tadi langsung menutup telepon.
***
Bunda Gita dan suaminya setia menemani Duta yang sdeang terpuruk. Untung saja, ia sudah menyelesaikan semua tugasnya dan skripsinya. Padahal ia hanay menunggu sidang untuk pendadaran saja. Duta memang jenius, ia bisa menyelesaiakn smeuanya dengan baik dan cita -citanya untuk kumlaud juga tercapai.
"Duta ... Seharian ini kamu tidak menelepon Yumna. Kamu tidak cemas? Tidak khawatir? Yumna disana sendirian? Kalau saja, ini juga terjadi dengan yumna bagaimana?" tanya Bunda Gita panik.
Duta menyuruh Bunda dan Ayahnya tutup mulut soal ini. Kedua mertuanay juga tidak tahu menahu kondisi Duta saat ini, apalagi Yumna. Walaupun Yumna sudah menanyakan bagaimana kabar Duta mungkin feeling seorang istri selalu tepat sasaran.
"Bunda ... Duta merasa rendah saat ini. paa yang bisa Duta banggain menjadi seorang lelaki? Jika seperti ini, bagaimana bisa Duta membahagiakan Yumna. Padahal semua rencana yang Duta inginkan sudah berjalan dengan lancar, tinggal selangkah lagi, kita berdua hidup bahagia bersama -sama," ucap Duta lirih sambil meneteskan air matanya.
Hidupnya terasa berhenti seketika saat kejadian buruk itu menimpanya. Hidup segan mati pun tak mau, hanya itu yang di rasakan Duta saat ini.
"Iya Sayang ... Bunda ngerti, Bunda paham dengan kondisi kamu saat ini,, Ta. Tapi bukan berarti semnagat hidup kamu juga melemah, turun drastis. Kamu itu lelaki yang sudah punya istri. Kamu sudah punya tanggung jawab, apalagi Yumna mau datang ke Jepang, gak mungkin kan, kamu tolak kehadirannya," titah Bunda Gita pada Duta, anak semata wayangnya.
Duta terdiam. Dia tidak tahu harus bagaimana lagi dnegan kondisinya saat ini. Padahal Duta sudah mempersiapkan smeuanya untuk liburan semesteran Yumna yang ingin berada di Jepang cukup lama. Kesibukan yang pernah ia ungkapkan hanya sekedar prank untuk Yumna. Saat itu, Duta mati -matian menyelesaiakn semuanya agar Yumna tidak merasa sendirian dan kesepian. Duta sudah cukup bersalah saat ia memutuskan meninggalkan Yumna di Indonesia karena keinginanny mengejar cita -cita.
"Halloo Sayang, kamu lagi apa? Sudah makan? Gimana ujiannya? Bisa kan?" tanya Duta mencecar banyak pertanyaan hingga Yumna mengernyitkan dahinya dengan kesal. Tumben sekali suaminya ini begitu bawel sekali. Tidak biasanya.
"Hemmm ... Kak Duta ... Sejak kapan tanay panjang lebar kayak kereta ... Lusa jadi kan? Yumna sudah siap -siap lho," ucap Yumna sangat antusias.
"Hemmm ... Tapi Kakak sibuk, lagi kejar sripsi, biar selesai bulan depan, dan Kakak berjanji kembali ke Indonesia secepatnya," jelas Duta memberikan alasan.
"Maksudnya? Liburan Yumna gagal?" tanya Yumna lemas.
Yumna langsung terdiam . Ponselnya hanya di tempelkan di telingannya. Rasanya ingin marah dan berteriak dengan keras. Yumna sudah menunggu waktu ini untuk bisa memeluk Duta karena arsa rindunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 357 Episodes
Comments
Mamah Dara
kenapa duta ma ortu nya engga trbuka sih kan kasihan Yumna dan apa sih yg d lakukan Yoshua ma duta dan apa yg fatalnya hingga ortunya trbang k jpg .
2023-06-06
1