Istri Sah Rasa Simpanan

Istri Sah Rasa Simpanan

Tiba-tiba menikah.

Takdir terbaik adalah apa yang sedang kamu jalani saat ini.

"Saya terima nikahnya dengan mas kawin yang tersebut."

Begitulah kalimat sakral yang dengan lantang diucapkan oleh seorang pemuda bernama Aleandra aryaguna al ahnaf dengan seorang gadis bernama Aisyah anidia yang berprofesi sebagai room service di hotel tempat ia menginap malam ini. Mereka adalah dua orang yang sama sekali belum pernah bertemu sebelumnya, mereka juga bukan sepasang kekasih yang kepergok berduaan di tengah-tengah lorong. Semua karena kesalahpahaman yang berujung pernikahan dadakan ini.

Tidak ada tenda biru apalagi kursi pelaminan biru, yang ada hanya kedua mempelai tanpa didampingi kedua orang tuanya masing-masing.

Setelah semua prosesi telah selesai dilaksanakan secara tertutup,dengan tidak mengurangi kelima rukun nikahnya, kini kedua mempelai tanpak berjalan berjauhan. Pengantin pria akan masuk kedalam kamarnya,sementara si wanita kembali ke tempat kerjanya sebagai seorang room service di hotel tersebut.

"Hei! Kamar kita di sini, kamu mau ke mana?" tanya si pria memperhatikan wanita yang sudah sah menjadi tulang rusuknya itu.

"Saya akan kembali bekerja Pak," jawab Aisyah dengan menundukkan kepalanya.

"Ikut ke kamar saya!" titahnya.

"Ikut ke kamar? Ngapain?" tanyanya dalam hati. Namun,akhirnya ia ikuti juga hingga kini sudah ada di depan pintu kamar sang suami.

"Kenapa hanya berdiri di situ? Ayo masuk,lalu kunci pintunya!"

Degh! Jantung Aisyah mau copot saja rasanya kini.

"Apa dia ini sejenis reptil yang suka merayap di tempat basakah? Bisa-bisanya siang bolong ngajak ngerongrong," umpat Aisyah dalam hati.

"Jangan berpikir yang aneh-aneh, saya tidak sebejat itu!" ucapnya seolah tau apa yang di pikirkan oleh Aisyah. Aisyah beranjak dari tempatnya lalu berjalan mendekat pada Ale.

"Aisyah anidia,itu namamu?"

Aisyah mengangguk pelan.

"Lalu,saya harus memanggilmu apa? Ai, Ais atau Syah?" tanyanya bertubi-tubi.

"Terserah Bapak saja! Asal jangan panggil saya Ani," jawabnya sedikit ketus.

Ale mengerutkan kedua alisnya bingung.

"Saya nggak mau ya ditinggalin seperti Ani dalam lagunya Bang Haji,"

Duh Ai, berat banget sih perumpamaannya.

"Jangan takut.Saya tidak akan meninggalkanmu. Walaupun kita menikah tanpa cinta,saya akan berusaha menjadi suami dan Ayah yang baik untukmu dan anak-anak kita nantinya,"

"Ehm," Aisyah berusaha menetralkan nafasnya yang sedikit sesak akibat ucapan suaminya itu.

"Kenapa jauh banget sih pembahasannya, istri, anak,lah menikah juga baru hitungan menit," gerutunya dalam hati.

"Pelan- pelan, semua butuh proses.Saya akan setia menemanimu melewati setiap prosesnya,"

"Priiitt," Aisyah kembali mengumpat dalam hatinya.

"Aku tidak boleh tertipu dengan wajahnya yang sok cool dan kalem itu," batinnya lagi.

Aisyah mengangguk.Sungguh dia sadar bahwa dosa- dosanya umpama buih di lautan. Namun,untuk pernikahan mendadaknya hari ini, entah dosa mana yang tengah mendapatkan ganjaran-Nya. Menikah dengan pria yang sama sekali belum pernah dilihatnya, bahkan dalam mimpinya saja pria ini belum pernah singgah.Lalu ,sekarang dia nyata-nyata ada di depan matanya.

"Saya akan kembali ke kantor. Sebaiknya kamu ikut saya ke apartemen, selama saya belum pulang, jangan kemana-mana. Tidak ada yang boleh tau jika kamu adalah istriku begitupun sebaliknya.Apakah kita bisa bekerja sama dengan baik?"

Aisyah mengangguk.

"Ambil amannya saja.Tidak perlu sering-sering bertanya," ucapnya dalam hati.

"Mana handphonemu?" tanya Ale seraya mengulurkan satu tangannya.

"Untuk apa?" tanya Aisyah bingung. Namun, Ale bergeming yang membuat Aisyah akhirnya menyerahkan saja benda pipih yang sudah retak di bagian layarnya itu.

Ale tampak mengetikkan nomor ponselnya pada ponsel Aisyah.

"Jika ada situasi darurat segera hubungi saya!" ucapnya seraya menyerahkan kembali benda pipih tersebut kepada Aisyah.

Aisyah mengerutkan keningnya saat membaca nama yang tertera pada nomor sang suami.

"Suamiku," gumamnya yang masih dapat didengar oleh Ale.

"Ya, suamiku, dan namamu di sini adalah istriku.Adilkan?."

"Bukannya tadi Bapak bilang tidak ada yang boleh mengetahui tentang pernikahan kita, lalu kenapa malah diumumkan di sini?" tanyanya bingung.

"Handphone termasuk salah satu barang pribadi kita, jadi tidak akan ada yang mengetahuinya," jawab Ale.

"Dunia kita berbeda Pak," tolak Aisyah ragu.

"Mulai sekarang dunia kita sama Aisyah.Walaupun saya belum bisa memperkenalkanmu dihadapan semua orang, setidaknya dengan hidup bersamaku kamu akan terbiasa menjadi Nyonya Al ahnaf," tegasnya.

Aisyah bergeming. Istri sah rasa simpanan? Gimana ya? Mungkin jika yang Aisyah rasakan adalah sebagai istri sah rasa pelakor maka dia hanya tinggal merebut hati suaminya yang mungkin sedang melanglang buana di hati wanita lain. Tapi ini berbeda kasus lur! Suaminya tidak sedang mendem tresno karo wedoan liyo( jatuh cinta pada wanita lain),dia juga tidak sedang terikat kontrak kerja yang tidak memperbolehkan dirinya untuk menikah, tidak! Karena dia adalah CFO di perusahaan milik Ayahnya. Lalu apa alasannya? Entahlah! Urusan kaum berada memang tidak sesimpel kaum jelantah.

Aisyah diboyong menuju apartemen Ale Dengan mengendarai mobil mewah yang berlambang kuda jingkrak di bagian depan dan belakangnya itu.

"Ini passwordnya, jika ada kondisi darurat.Semua makanan ada di sini,gunakan microwave jika ingin menghangatkannya," tunjuknya pada sebuah lemari pendingin berpintu dua.

"Apa Bapak tidak memiliki peralatan memasak yang manual saja, seperti kompor dan para dayangnya?" tanya Aisyah berseloroh.

"Saya ini lajang sebelum menikahimu, jadi saya tidak pernah menggunakan alat-alat dapur seperti yang kamu tanyakan tadi. Saya di sini hanya beberapa hari dalam satu bulan, jika sedang ingin menikmati waktu sendiri saja, setelah itu saya pulang ke rumah orang tua saya,"

"Itu artinya saya akan tinggal di sini seorang diri?" tanya Aisyah was- was kini.

"Untuk beberapa hari ini saya akan pulang ke apartemen. Saya tau lah, kamu pasti belum terbiasa tinggal di tempat seperti ini, jangan takut," ucap Ale coba meyakinkan.

Aisyah membuang nafasnya lega. Setidaknya pria yang menjadi suaminya ini adalah pria yang bertanggung jawab.

"Ah, mudah-mudahan saja dia tidak sedang berkamuflase," gumamnya saat Ale masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Ale sudah siap dengan pakaian kantornya. Saat berjalan melewati ruang tamu, Ale melihat jika Aisyah ternyata tertidur di sofa panjang dengan satu tangan menutupi wajahnya.

"Kasian sekali gadis ini, karena kesalahan yang sama sekali tidak dilakukannya, dia harus mengorbankan masa remajanya dengan menikah denganku. Banyak hal yang belum kuketahui tentang dirinya. Baiklah sepertinya aku harus pulang lebih awal hari ini," gumamnya sebelum melangkah keluar.

"Selamat siang Pak" sapa Evan asisten pribadi Ale di kantornya.

"Siang Van, apa saja jadwal yang sudah direschedule hari ini?" ucapnya seraya berjalan masuk ke ruangannya.

"kita akan mengecek pembangunan hotel di kota A,satu jam lagi Pak,"

"Kita berangkat sekarang! O iya apa Bapak ada menanyakan saya pagi tadi?" tanyanya sedikit khawatir, karena selama ini dirinya tidak pernah terlambat datang ke kantor.

"Ada Pak, saya jawab jika Pak Ale sedang meninjau salah satu proyek yang baru saja di mulai pengerjaannya," jawab Evan.

"Kerja bagus! Tunjanganmu akan saya tambah bulan ini" ucap Ale menepuk pelan pundak asisten pribadinya itu.

Happy reading.Terima kasih.

Terpopuler

Comments

Nuri

Nuri

semoga Ale sama Aisyah bisa saling mencintai

2023-07-03

1

Nuri

Nuri

3 iklan meluncur

2023-06-30

2

R.F

R.F

semangat kk
mampir di kryaku y

2023-06-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!