Surat Tilang Cinta

Surat Tilang Cinta

Mafia Tilang

Motor Sport melaju sangat kencang, menyalip mobil yang ada di depannya, bahkan sumpah serapah keluar dari para mulut pengendara kendaraan. Yang melaju kencang, tanpa menghiraukan kendaraan di depannya.

Lampu merah pun menyala, karena jam memang sudah terlambat, motor terus menerobos lampu merah. Dan Polisi mengetahuinya.

Aksi kejar - kejaran pun terjadi, Clarisa yang merasakan di kejar Polisi langsung menaikan kecepatan motornya. Saling salip menyalip, bahkan lampu merah di depan pun di terobos.

Suara teguran dari polisi sangat kencang, hingga banyak pengendara lain yang menepikan mobil motornya, saat Polisi terus mengejar.

"Kejar terus! " ucap Clarisa dari balik helmnya, dan Clarisa mengacungkan jari tengah pada Polisi tersebut.

"Harap menepi, motor sport warna merah dengan plat nomer xx 4567 BT untuk menepi. Anda telah melanggar peraturan lalu lintas." ucap Polisi tersebut.

Namun Clarisa tetap tidak memperdulikannya, namun saat sedang fokus menyetir tiba - tiba, gerobak baso menyebrang.

Clarisa banting stir hingga motornya terjatuh, dan mengeluarkan percikan api.

Braaaakkk

Clarisa terguling bebas di jalanan, namun dirinya langsung berdiri, helm, jaket dan celananya mampu melindungi tubuhnya.

"Jatuhkan, makanya di suruh berhenti itu nurut. Jadi begini kan, kamu saya tilang, motor kamu ambil di kantor Polisi. Dan coba tunjukkan, mana surat - suratnya." ucap Polisi bernama Alfian.

Dari balik helm, Clarisa menatap Polisi tersebut, dengan tersenyum. Sedangkan Alfian tidak tahu, kalau Clarisa sedang menatapnya.

"Sumpah, ini polisi ganteng banget, gini sih mau lah kalau dia yang tilang."ucap Clarisa dalam harinya.

"Tolong di buka dulu helmnya!" ucap Alfian.

Clarisa membuka helm yang di gunakannya, rambut nya tergerai bebas saat helm di buka. Mata Alfian menatap kaget, pengendara motor tersebut adalah seorang wanita.

"Mau damai disini, atau ambil di kantor Polisi?" tanya Clarisa.

"Motor, KTP dan STNK saya sita, ambil di kantor." jawab Alfian dengan menyerahkan surat tilang.

"Orangnya, mau sekalian di penjara tidak?"

Alfian memutar bola matanya, dan langsung menghubungi seorang temannya yang sedang berpatroli.

"Tolong di jalan Sanur, tepatnya Halte 23,." ucap Alfian.

"Siap meluncur kesana."

Tepat 15 menit menunggu mobil patroli datang, turun dia orang Polisi dan langsung menatap motor serta Clarisa.

"Ah.. ini sih mafia tilang, sudah langganan Polisi." ucap Polisi bernama Wahyu.

"Masa sih?" tanya Alfian, yang memang baru bertugas di daerah N, sekitar 1 minggu.

"Hey Clarisa, kesalahan yang sama. Tapi motor kamu lecet, bahkan parah." ucap Polisi bernama Tri.

"Pak Pol, lagian kalian kan tahu, saya ini langganan di tangkap. Udah damai saja, nanti juga besok - besok di tangkap lagi." ucap Hilda.

"Kamu itu suka banget, nih motor nginep di Kantor Polisi." ucap Wahyu.

"Besok di tunggu di kantor." ucap Alfian lanjut naik ke atas motornya.

Motor pun di naikan ke atas mobil Patroli, dan Clarisa mencoba menghubungi temannya, untuk menjemput ke lokasi.

"Mau kemana?" tanya Polisi bernama Tri.

"Mau kuliah, kayaknya sudah telat deh." jawab Clarisa.

"Terus, gimana ada yang lecet?"

"Nggak ada, hanya sakit saja."

"Mau di antar?"

"Nggak terima kasih." ucap Clarisa.

"Hallo Boy, jemput dong. Ada di jalan Sanur depan halte 23." ucap Clarisa lewat telepon.

"Ok, siap meluncur."

Clarisa mematikan ponselnya, sedangkan Tri masih berdiri di depan Clarisa. Lantas Wahyu menghampiri temannya.

"Tunggu apalagi sih?" tanya Wahyu dengan menepuk pundak.

"Nggak, Clarisa nanti ke kantor ya." ucap Tri.

"Ok! "

****

Motor Sport warna hitam berhenti di depan Clarisa, lantas naik ke atas motor tersebut. Dengan memegang pinggang Boy, motor pun langsung tancap gas.

"Tilang lagi?" ucap Boy dengan suara lantang.

"Iya, tapi yang ini kayaknya, masih baru deh polisinya. Dia ganteng banget Boy, kayak dia yang tilang, mau dong setiap hari begini." ucap Clarisa.

"Aneh bin ngawur. "

Motor pun mengarah ke sebuah base came club motor, terlihat ada beberapa motor yang terparkir di depan.

"Itu motor Iyos, dia nggak kuliah?" tanya Clarisa.

"Biasa sama ceweknya, paling lagi main di kamar atas." jawab Boy.

"Mau main tapi nggak modal, malah cari yang gratisan." ucap Clarisa.

"Hi Cantik, kena tilang lagi ya!" ledek Sandi.

"Iya nih, tapi sekarang Polisinya ganteng." ucap Clarisa.

"Jangan bilang, Lo naksir dia."

"Kalau iya kenapa?"

"Oh tidak! bisa hancur main nya sama Polisi."

"Hahahahahaha takut kena razia." ucap Clarisa dengan menghisap rokok mild nya.

"Nanti malam ada balapan, lumayan loh hadiah nya 30 juta." bisik Boy.

"Kasih yang lain deh, motor ada di kantor Polisi, ini badan pada sakit, mau pijat." ucap Clarisa.

"Sayang loh, 30 juta."

"Lepas deh, kasih Tomi atau si Iyos."

"Iyos sekarang mainnya tinggi, 50 juta."

"Belagu amat, harga minta tinggi, giliran main sama ceweknya minta gratis. Di kira disini nggak bayar listrik sama air apa." ucap Clarisa.

"Beneran Lo lepas, gua ambil deh." ucap Tomi.

"Iya, next time saja."

****

"Kamu tuh, kapan sih Clarisa nggak kena tilang, kalau nggak di tangkap karena balap liar. Abang malu, itu Polisi kenal suami sama Abang, apa kata orang. Adik Tentara keluar masuk kantor Polisi buat ambil motor, buat bebasin adiknya. Kuliah yang benar, belajar yang betul, kita ini tidak punya orang tua, Ayah Ibu sudah Almarhum semua." ucap Kemal, kakak kandung Clarisa.

"Clarisa, kamu kapan sih? tidak pernah merepotkan kami.Kamu itu sudah dewasa, kerja kamu setiap begini hah! " ucap Gita, kakak Ipar Clarisa.

"Sekarang itu motor rusak, perbaikannya juga lumayan, duit hasil balapan kamu habis buat modifikasi motor, ke bengkel, hura - hura, kuliah jarang masuk, mau jadi apa nanti."

"Gua kan kerja di bengkel, makan sendiri, biaya kuliah sendiri. Cuman minta tolong, ambilkan motor saja, seperti biasa."ucap Clarisa sambil merokok.

" Coba kamu berubah, jangan gaul sama mereka. Kamu itu perempuan, mau jadi apa?" ucap Kemal.

"Ya jadi Clarisa, lulus kuliah buka bengkel, kan saya jurusan Teknik mesin. Pengalaman ada, kerja di bengkel Bang Toha."

"Boleh kerja di bengkel, kalau kamu suka utak atik mesin. Tapi ini kebiasaan keluar masuk kantor Polisi, bulan kemarin kena tilang, sekarang kena, belum bulan kemarinnya lagi."

"Jadi mau nggak? bantu adiknya! "

"Iya, nanti Abang besok antar kamu."

****

Awwwww

"Pelan - pelan mbok." ucap Clarisa saat di pijat.

"Punggungnya memar, tadi jatuhnya berguling ya?"

"Iya, jatuh nya keras banget."

"Nanti di balur beras kencur."

"Sekalian saja mbok, kalau saya sendiri tidak bisa."

"Ya nanti mbok, yang balurin."

Ceklek

"Cla, pinjam charger dong!" ucap Silvi, tetangga kamar kost nya.

"Ambil saja tuh di atas meja rias." ucap Clarisa.

"Eh, didepan kamar kamu ada yang baru pindahan."

"Kamar yang bekas orang meninggal bunuh diri itu?"

"Iya, kayaknya tuh orang nggak tahu kalau kamar itu sudah 2 tahun kosong."

"Ih.. nggak takut apa! "

"Yang pernah lihat kan, kamar itu pernah ada perempuan rambut panjang."

"Tapi selama saya disini, belum pernah lihat." ucap Clarisa.

"Tapi kebanyakan, nggak akan betah."

"Yang kost kamar depan, cowok apa cewek? atau suami istri! "

"Cowok, Polisi! "

.

.

.

Terpopuler

Comments

Desyi Alawiyah

Desyi Alawiyah

hai kak...aku mampir yah...

sepertinya bagus deh ceritanya...🤗🤗🤗

2024-03-14

1

Desyi Alawiyah

Desyi Alawiyah

jangan bilang pak Tri menyukai Clarisa 🤭

2024-03-14

1

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

tri...witing trisno jalaraning soko kulino

2023-07-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!