"Malam Pak Pol! malam - malam nyuci ya?" ucap Clarisa saat baru sampai, melihat Alfian sedang menjemur pakaiannya.
Alfian hanya diam saja, tetap menggantung seragam Polisinya, dan beberapa kaos dan celana.
"Dalaman nya, di jemur dimana nih? kok kagak ada! " ucap Clarisa.
Namun Alfian tetap diam, tidak berkata apa - apa. Sampai Alfian masuk kedalam kamar kostnya, sedangkan Clarisa membuka pintu rumahnya yang terkunci.
"Kagak bisa ngomong apa tuh orang? atau lagi sariawan! di tanya diam saja, jawab kek, apa kek! capek deh di kacangin." ucap Clarisa masuk ke dalam kamar kostnya.
Sedangkan dari balik gorden, yang sedikit terbuka Alfian mengintip Clarisa dan mendengar apa yang tadi Clarisa katakan.
Clarisa mengganti pakaiannya, dengan daster rumahan miliknya. Lantas membuka kulkas, untuk mengambil air minum.
Suara ponselnya berdering, terlihat nama Iyos meneleponnya. Dengan segera Clarisa, mengangkat telepon dari Iyos.
"Ya ada apa?" tanya Clarisa.
"Lo dimana?" tanya Iyos dari seberang.
"Gua baru sampai kost an, emangnya ada apa?"jawab Clarisa kembali bertanya.
" Mau ikut nggak? lumayan loh, hadiahnya."
"Gua capek Yos, baru saja datang. Yang ada, nanti gua kalah."
"Serius, lo kagak mau ambil?"
"Iya, sorry ya. "
"100 juta."
"What! 100 juta. Entar, bukannya Lo juga main, yang taruhannya 50 juta ke atas, kenapa Lo kasih ke gua?"
"Ambillah, kita kan teman. Saling berbagi, gua gampang next kalau ada lagi."
"Ok deh, sekarang?"
"Yupz, nanti kita tunggu jam 12 malam."
"Tapi aman kan, kita main nggak ada drama di kejar Polisi!"
"Biasalah itu sih, kan pasti polisi datang lari."
"Ok, gua siap - siap. Sampai ketemu disana."
"Ok, gua tunggu."
****
Alfian mengintip dari jendela kamarnya, melihat Clarisa keluar dari kamar kostnya. Dengan memakai jaket, dan helm sudah di pakai di atas kepalanya.
"Mau kemana dia malam - malam? jam 11 malam lagi, apa dia mau balapan? atau mau menjajakan diri di jalan! ah bodoh amat, kagak kenal." ucap Alfian kembali, fokus pada layar televisi.
Clarisa menyalakan mesin motornya jauh dari tempat kostnya, setelah mesin motor menyala Clarisa langsung tancap gas, pergi ke tempat untuk melakukan balapan liar.
Motor melesat kencang, menerjang jalanan yang mulai tampak lenggang. Dinginnya angin malam, tidak membuat Clarisa patah semangat untuk mengikuti balapan liar.
Clarisa pun sampai di lokasi, sudah banyak para genk motor yang siap mengikuti balapan liar, bahkan taruhan.
"Ini dia, Dewi jalanan kita." ucap Iyos.
"Gede amat duitnya!"ucap Clarisa.
" Tuh lihat, sponsornya." tunjuk Iyos.
"Dia!" tunjuk Clarisa pada seorang pria, yang sedang berjalan ke arahnya.
"Hi Cla, apa kabarnya Lo?" tanya Sandi.
"Baik, Lo kapan balik dari LA? " jawab Clarisa, kembali bertanya.
"Sudah lama, ada 2 mingguan. Gua, sekarang punya perusahaan advertising sendiri disini."
"Hebat Lo, sedangkan gua masih belum lulus, kerjaannya begini."
"Santai, modal ijazah S1 Lo bakal merubah hidup."
"Gimana, sudah siap?" tanya Iyos.
"Ntar, anak - anak pada kemana?" tanya Clarisa mencari para teman - temannya.
"Biasa, sedang Cimeng." jawab Iyos.
"Wah, gawat nih. Bisa kena semua kita."
"Aman, mereka nggak disini kok."
"Ok, gua siap."
Para pembalap liar, telah siap untuk melakukan balapan di jalanan umum, semua memainkan gas, sebelum tancap.
"One, two, three, go...!! "
Clarisa melesat cepat, menghindari pembalap lain yang akan menyusulnya. Clarisa terus menaikan gasnya, hingga kecepatan melebihi batas.
Motor bagai berjalan terbang, karena kecepatan yang sangat tinggi, namun tiba - tiba sebuah mobil Patroli Polisi muncul secara tiba - tiba, Clarisa berusaha lari dari kejaran.
"Sial! 100 juta bakalan hilang." ucap Clarisa.
"Ada balapan liar, di jalan simpang jiwa. Mohon ijin, untuk segera kirim beberapa pasukan, karena ini merupakan balapan liar terbesar. "ucap Wahyu, yang saat itu sedang bertugas Patroli.
Clarisa berusaha terus mendahului, dan berhasil di salip oleh pembalap lain, dan Clarisa berusaha mendapatkan kembali Posisi dia yang pertama. Clarisa berhasil mendahului lagi, saling salip menyalip, dan sudah terlihat garis finis.
Suara peringatan dari mobil Patroli terdengar, bahkan terlihat semua orang berhamburan. Clarisa tiba - tiba memelankan motornya, dan motor di belakang berhasil mencapai garis finish namun harus terjaring Polisi.
Clarisa putar arah, namun saat berputar arah dirinya telah di hadang mobil Patroli. Dengan terpaksa hari sialnya, Clarisa kembali tertangkap.
" Kamu lagi, kamu lagi."ucap Wahyu.
"Heeeee Pak Polisi."
"Ikut! "
****
"Hah... kamu di tangkap lagi! astaghfirullah Clarisa, Abang sudah muak sama kamu." ucap Kemal lantas, mematikan ponselnya.
"Ada apa lagi dengan adik kamu Bang?" tanya Gita, dengan suara khas orang bangun tidur.
"Dia di tangkap Polisi, karena balapan liar." jawab Gita.
"Bang, saya terus terang malu sama adik kamu. Abang, apa kata orang yang tahu, itu adik Ipar anak dari Pak Sekda. Mau taruh dimana, muka keluarga saya. Abang itu harus bertindak tegas, baru kemarin berurusan dengan Polisi sekarang malah berurusan lagi."
"Bagaimana juga, dia adik Abang. Hanya Abang yang dia miliki, dia memang merepotkan Abang, tapi seenggaknya dia itu, makan dan biaya kuliah dari hasil kerja di bengkel dan balapan."
"Tapi saya nggak suka Bang, dengan cara dia mengganggu rumah tangga kita."
"Abang mau ke kesana."
"Biarkan dia malam ini tidur di kantor Polisi, biar dia kapok." ucap Gita menarik selimutnya.
***
"Polisi yang namanya Alfian, nggak ada tugas malam ini?" tanya Clarisa, pada salah satu seorang Polisi.
"Malam ini dia lepas." jawabnya.
"Pak, boleh gua pinjam ponsel, buat hubungi keluarga gua? karena ponsel gua lowbat, boleh ya! " ucap Clarisa memohon
Polisi tersebut, meminjamkan ponselnya, dan dengan melirik sebentar ke arah Polisi Clarisa mencari nama Alfian, dan menemukan kontaknya. Clarisa lantas mengirimkan pesan, dan pesan pun terkirim. Lantas Clarisa menghapus pesan tersebut, dan mengembalikan ponsel yang di pinjamnya.
"Pak makasih."
"Iya sama - sama."
Clarisa tersenyum, lantas kembali bergabung dengan teman - teman gank motornya, yang terjaring balapan liar.
***
Kedua mata Alfian membuka, saat mendengar bunyi notifikasi pesan masuk. Alfian membuka sempurna, saat temannya mengirimkan sebuah pesan, agar datang ke Polres karena perintah komandannya langsung.
Segera datang ke kantor, ada perintah mendadak.
Alfian segera cuci muka, dan langsung menggunakan seragam Polisinya. Di lihat jam pukul 2 malam, tanpa berpikir panjang. Alfian langsung tancap gas, dengan motornya.
**
Kemal datang, dengan wajah yang tampak kesal dan marah, langsung mendekati adiknya. Salah satu Anggota yang mengenal Kemal, mengusap punggungnya.
"Adik kamu, sekali - kali di penjara lama." bisiknya.
"Penjarakan saja, jangan di kasih sekedar peringatan dan perjanjian." ucap Kemal, yang sudah habis kesabarannya.
"Bang, Abang saya jangan di penjara." teriak Clarisa.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Asngadah Baruharjo
semangat Clarissa 🤣🤣🤣🤣
2023-07-06
1
kavena ayunda
kakka iparnya judesss g suka deh
2023-07-05
1
Ryanti Yanti
dasar badung si clarissa,,,bikin gedek dech dgn tingkah polahe
2023-06-03
1