Clarisa mengintip dari balik gorden nya, terlihat ada banyak barang - barang, yang tergeletak di depan pintu kamar, yang terbuka.
Dua orang pria masuk membantu, namun seperti tidak asing bagi Clarisa.
"Itu kan, si Polisi yang namanya Tri sama Wahyu! siapa yang kost disini?" ucap Clarisa.
Keluar pria yang tadi pagi, membuat Clarisa terpesona. Alfian keluar, dengan mengambil kopernya. Alfian menatap jendela kamar Clarisa, dan Clarisa menutup kembali gorden kamarnya.
"Oh my god, ternyata dia Polisi yang tadi pagi tilang gua! Ahhhhh.... ini sih, semangat 80 bukan 45 lagi, kesempatan gua bisa dapatkan tuh cowok." ucap Clarisa.
Dengan segera berganti pakaian, Clarisa dengan mengenakan t-shirt dan celana pendek dengan rambut di cempol keluar, dari kamarnya.
"Eheemm... tetangga baru ya! " sapa Clarisa.
Alfian hanya menatap Clarisa dan langsung masuk, berbeda dengan Tri dan Wahyu yang menyapa.
"Kost disini?" tanya Tri.
"Iya, pas pintunya lurus." jawab Clarisa.
"Nggak menyangka ya, Mafia Tilang ternyata tinggal disini." ucap Wahyu.
"Disini bebas, mau pulang jam berapa saja, karena disini itu ada juga yang berumah tangga, tapi di atas yang pada punya anak kecil. Kalau dibawah, suka berisik."
"Boleh dong, kapan - kapan main!" ucap Tri.
"Silahkan, gua welcome orangnya."
"Ngomong - ngomong, itu lebam bekas tadi siang ya?" tanya Wahyu.
"Iya nih, tuh gara - gara di kejar sama dia." ucap Clarisa sambil mengedipkan sebelah matanya, namun Alfian hanya diam dan sibuk mengangkat barang.
"Kalian mau masuk, atau tetap di luar?" tanya Alfian.
"Masuk lah, katanya bantu pasang tv." jawab Wahyu.
"Kita tinggal dulu ya." ucap Tri.
"Ok! " ucap Clarisa.
Pintu pun di tutup oleh Alfian, saat Clarisa masih berdiri di depan pintu kamarnya. Clarisa menggigit bibir bawahnya, saat Alfian menatapnya.
"Gantengnya calon jodoh." ucap Clarisa lantas masuk kedalam kamar kostnya.
***
Pagi - pagi, Clarisa sudah rapih berdandan cantik, dengan make up yang tidak begitu tebal, dan memakai perfume mahal favoritnya.
Clarisa keluar dari kamar kostnya, melihat pintu kamar Alfian masih tertutup rapat. Clarisa menunggu di depan pintu, sampai pintu di depannya terbuka.
"Mana tuh cowok, jam segini kok belum keluar." ucap Clarisa.
Ceklek
Pintu kamar kost Silvi terbuka, lantas langsung mengembalikan charger yang di pinjam semalam.
"Thanks, gua duluan. Lo belum mau berangkat?" ucap Silvi.
"Nanti, santai." ucap Clarisa.
Pintu pun belum juga di buka, padahal sudah 10 menit menunggu, tiba - tiba Kemal datang menjemput Clarisa.
"Sudah siap?" tanya Kemal.
"Sudah Bang." jawab Clarisa sambil melirik ke arah pintu.
"Jam berapa kamu bisanya?"
"Pulang kuliah, jemput!"
"Jam berapa? tanya jelas!"
"Jam 2 bisa kan?"
"Iya, nanti Abang ijin. Demi kamu!"
"Makasih Abang sayang."
"Sudah buruan, nanti keburu telat."
****
"Nah tuh dia!" ucap Imran.
"Ada apa? kalian kayak nunggu bagi amplop dari gua, sudah pada ngumpul di depan meja gua." ucap Clarisa.
"Eh tugas yang kemarin, buat mesin penggiling limbah plastik, itu gimana?" tanya Imran.
"Di bengkel sudah ada sih, tinggal karet yang buat putaran mesinnya itu kosong, ada juga bekas tapi gua coba jalannya kurang enak." jawab Clarisa.
"Gini Cla, itu mesin benar kendala karet saja kan! biar itu mesin gua bawa, kayaknya ada deh tuh karetnya, Abang gua kan suka buat mesin - mesin apa saja, biar sama dia." ucap Dito.
"Kalau itu sih, bukan tugas kelompok malah di buatkan." ucap Clarisa.
"Lah kan, itu dari awal kita - kita yang buat, tahu lah nanti pas persentasi, hanya tinggal suara yang belum halus, karena kendala karet. "
"Kayaknya bukan karetnya saja deh, suara masih berisik bukan dari karetnya." ucap Viko.
"Kita ke bengkel Abang Lo aja semuanya, biar kita tahu ya nggak? masa lulusan teknik mesin malah kagak tahu apa - apa." ucap Clarisa.
"Nah setuju pendapat Cla." ucap Imran.
"Yaudah kalian ambil saja, di bengkelnya Bang Toha, gua mau ke kantor Polisi mau ambil motor."
****
"Kakinya, kamu nggak sopan! naik ke atas dashboard." ucap Kemal.
"Iya Bang." ucap Clarisa menurunkan kedua kakinya.
"Abang tidak mau tahu lagi, kalau kamu kena tilang lagi, Abang tidak mau menolong."
"Iya."
"Jangan iya nya saja kamu, dengarkan apa yang Abang kamu katakan."
"Iya Bang."
"Iya lagi."
Mobil pun masuk ke area parkir Polres, Kemal bersalaman saat baru turun dari mobil, karena beberapa Polisi kenal padanya. Lalu Clarisa dan Kemal masuk ke salah satu ruangan, untuk mengambil motor yang di tilang.
"Selamat siang!" sapa Anggota Polisi bernama Willy.
"Selamat siang." balas Kemal.
"Ada apa Pak?" tanya Willy.
"Biasa, adik saya kena tilang lagi." jawab Kemal.
"Bisa lihat surat Tilangnya?"
Clarisa memberikan surat tilangnya, dan Polisi itu mencari data lalu mencocokkannya. Clarisa langsung membelalakkan
"Calon jodoh." ucap Clarisa.
"Apa Cla?" ucap Kemal.
"Nggak apa - apa Bang."
***
"Mau langsung di bawa ke bengkel Bang Toha?" tanya Kemal.
"Iya Bang, setir nya juga nggak enak." jawab Clarisa.
"Bang Kemal." sapa Tri.
"Hey Tri, biasa adik." ucap Kemal.
"Yang sering saja, biar jadi Duta Tilang." ledek Tri.
Clarisa hanya memajukan bibirnya, dan Kemal hanya geleng - geleng kepalanya. Kemal lantas melirik ke arah Alfian, yang sedang berjalan.
"Itu Anggota baru ya? saya baru lihat." ucap Kemal.
"Oh iya, dia pindahan dari Polda."
"Oh pantes, baru lihat sih."
"Memangnya, Abang hafal apa sama wajah, Polis yang ada di sini? atau jangan - jangan sudah konek sama hati kecil adiknya!" ucap Clarisa.
"Nggak paham, sudah ah Abang mau balik lagi. Tri cabut dulu ya, kalau adik saya berulah lagi bakar saja motornya." ucap Kemal.
"Ih.. Abang." ucap Clarisa.
"Siap Bang." ucap Tri.
*****
Breeeemmm. .. breeeeemmm
"Suara masih halus saja Cla." ucap Bang Toha.
"Iya lah, selalu di rawat." ucap Clarisa.
"Kalau sudah selesai, kamu betulin tuh motor, katanya mesinnya selalu mati, kalau sudah jalan jarak 2 kilometer."
"Siap Bang, tapi selesaikan ini dulu ya. Soalnya itu motor, penyakitnya sudah kelihatan berat."
"Itu punya Pak Hambali,namanya juga motor tua, di makan usia ya pantas mesinnya ngadat."
"Bang, ini juga motor kalau gua ada duit mau ganti."
"Jangan lah Cla, itu motor masih bagus, kamu dapatkannya juga itu lama, sampai 4 bulan."
"Gua kadang suka sering bosan."
"Emang ada duit?"
"kalau tambah 10 sampai 20 juta adalah, motor kalau ada yang mau, gua minta 50 juta, kan ini modif semua, dari biaya modifikasi nya saja sudah terlihat." ucap Clarisa.
"Dasar anak muda, belum mikirin gas habis, sama token listrik bunyi." sindir Bang Toha.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Al_nindra
blm pernah ngrasain air galon habis gas habis token listrik beras habis pakek acara bareng2, pengen nangis tau dipojokan /Sob//Sob//Sob//Sob//Sob//Sob/
2024-10-03
0
Kinandra
apa polisi yg namanya Fian emng cool n nyebelin ya.. SM kyk mntan q bedanya namanya Arfian cuek bbe
2023-07-21
1
Asngadah Baruharjo
kerennnnnnnn thoorrr 🌹🌹🌹
2023-07-06
1