Gus Tampan itu Suamiku

Gus Tampan itu Suamiku

Part 1

Syahira Nazira gadis yang sudah menghabiskan sebagian hidupnya untuk belajar ilmu agama di sebuah pondok pesantren. Syahira sendiri merupakan anak dari pemilik sebuah pesantren, namun dia memilih untuk mencari ilmu di tempat lain karena ingin mandiri juga tidak mau mengaitkan sesuatu dengan  orang tuanya.

Syahira sudah menginjak umur 21 tahun dan masih betah di pondok, tidak ada niatan untuk kembali ke pondok Abahnya. Syahira merupakan gadis yang cantik dan juga penyayang tapi tidak ada seorangpun yang sudah melihat wajah cantiknya kecuali orang tua dan kakak laki-lakinya karena Syahira menggunakan cadar untuk menutupi wajah cantiknya.

Syahira merupakan gadis yang pintar juga berprestasi. Namun saat  ini dia masih fokus pada pendidikannya, namun  Abahnya ternyata berniat menjodohkannya dengan anak dari pemilik pondok dimana dia sedang mencari ilmu agamanya tanpa sepengetahuan Syahira.

Hari ini Syahira sudah ada dalam perjalanan pulang kerumahnya karena di jemput oleh kakak laki-lakinya tanpa memberitahukan maksud dan tujuan mereka meminta Syahira untuk pulang.

Ketika Syahira dan Usman kakaknya kembali ke rumah sudah banyak orang di dalam  rumah Syahira, Usman yang sudah mengetahui maksud tujuan dia menjemput adiknya juga ikut bungkam tidak memberitahuan apapun pada Syahira dan memilih diam.

"Bang ini ada apa sebenarnya? kenapa begitu banyak orang di rumah?" Tanya Syahira bingung melihat begitu banyak orang di rumahnya tapi Usman tetap diam dan menggandeng tangan Syahira untuk masuk ke dalam.

"Assalamualaikum" ucap Syahira dan Usman  saat masuk ke dalam rumah dan mendapat jawaban dari orang yang ada di dalam.

Syahira semakin tidak mengerti saat melihat pemilik pondok tempat dia menuntut ilmu berada di rumahnya dan duduk di samping orang tuanya.

Syahira menyalami mereka satu per satu dan duduk di samping Umminya meminta penjelasan lewat menggoyangkan tangan Umminya tapi cuma mendapat balasan senyum.

"Baiklah karena Syahira sudah ada di sini kita mulai saja acara perjdohan ini" ucap Abahnya Syahira, jangan tanya bagaimana ekspresi wajah Syahira saat ini dia begitu terkejut saat mendengar apa yang sedang Abahnya katakan.

Ingin rasanya Syahira membantah tapi dia tidak mau membuat kedua orang tuanya malu dan juga merasa tidak enak dengan Kiyai  pemilik pondok tempat dia menuntut ilmu

" Tapi anak kami belum sampai mungkin sebentar lagi" ucap sang Kiyai.

Tidak lama dari itu terdengar seseorang mengucapkan salam di depan pintu dan mendapat jawaban dari mereka semua termasuk Syahira yang sempat terpana.

Bagaimana tidak yang baru saja mengucapkan salam adalah laki-laki yang begitu tampan, tinggi dan juga terlihat Soleh. Tapi, setelah Syahira sadar kalau itu merupakan Zina mata dan langsung menundukkan pandangannya tidak lupa juga dia beristighfar dalam hati.

" Ya Allah begitu sempurna ciptaan-mu, tapi jangan biarkan hamba terlalu memujinya dan melupakanmu yang merupakan  penciptanya" batin Syahira.

Zaidan yang baru saja kembali dari Mesir tapi sudah dijodohkan oleh Abahnya yang merupakan seorang Kiyai, Zaidan juga tidak bisa menolak permintaan Abahnya karena tidak mau menjadi anak yang durhaka, selama dia masih bisa menerima dan membuat orang tuanya bahagia sebisa mungkin dia akan membuat mereka bahagia termasuk dengan mengorbankan  perasaannya sendiri.

Zaidan juga yakin Abahnya tidak mungkin salah pilih dan juga tau yang terbaik untuknya. Zaidan laki-laki yang begitu sempurna dengan segala yang ada dalam dirinya. Wajah yang tampan, akhlak yang baik, pendidikan yang tinggi, selalu menjaga pandangannya.

Dan sekarang di sinilah dia berada di depan para orang tua yang sudah siap menjodohkannya dengan seorang wanita yang bahkan dia tidak kenal sama sekali yang selalu menundukkan pandangannya.

Selama orang tua mereka berbicara Zaidan maupun Syahira sama-sama larut dalam pikiran mereka sendiri. Sesekali dia melirik ke arah wanita yang dia yakini akan menjadi istrinya nanti yang duduk diam di tengah orang tuanya yang sedang berbicara dengan Abahnya.

Zaidan sesekali menjawab pertanyaan yang dilontarkan orang tua Syahira padanya dengan yakin tanpa ada keraguan di dalam hatinya begitu juga dengan Syahira yang menjawab pertanyaan dari orang tuanya sendiri maupun dari orang tua Zaidan tapi masih saja menundukkan pandangannya hanya melihat Ummi dari Zaidan saat mereka lagi berbicara saja.

Zaidan kagum dengan sosok wanita yang ada di hadapannya tersebut dan tanpa sadar ada sebuah senyuman terukir di wajah tampannya itu.

" Bagaimana Kiyai, apa Kiyai menerima perjodohan ini?" Tanya orang tua Zaidan.

" Siapa yang akan menolak anak Kiyai Ahmad ini, sejujurnya kami sangat bahagia kalau nak Zaidan menjadi menantu kami" balas Abahnya Syahira.

" Tapi bagaimana dengan Syahira sendiri?" Tanya Aminah Ummi dari Zaidan.

"Syahira ikut Ummi dan Abah saja" balas Syahira tidak membantah apa yang akan orang tuanya putuskan.

" Baiklah kalau begitu karena Syahira juga tidak keberatan bagaimana kalau kita nikahkan mereka saja hari ini juga" ucap Kiyai Ahmad membuat Syahira dan Zaidan terkejut.

Tanpa sengaja mereka saling menatap satu sama lain beberapa saat, ingin protes tapi mereka juga tau dengan menerima perjodohan itu otomatis mereka juga akan berakhir di pernikahan.

Yang seharusnya protes malah diam dan sudah pasrah dengan apa yang akan terjadi pada mereka, namun Usman yang mendengar adiknya akan dinikahkan sekarang juga merasa kurang yakin bukan karena apa-apa tapi ini sangat mendadak.

" Mohon maaf bukan ingin menyela tapi apa ini tidak terlalu cepat, untuk menikahkan mereka juga perlu proses bukan. Kita perlu mendaftarkan mereka ke kantor urusan agama terlebih dahulu" ucap Usman berpendapat.

Ada rasa kehilangan dalam dirinya saat aduk yang sangat dia sayangi sebentar lagi akan menjadi milik orang lain, adik yang selama ini dia jaga dan juga dia manjakan tapi akan menjadi seorang istri dari orang yang tidak dia kenal sama sekali ada rasa tidak rela dalam dirinya saat mengetahui dari Abahnya mengatakan kalau Syahira akan dijodohkan dengan anak temannya.

Usman juga sempat protes pada Abahnya karena terlalu cepat mengambil keputusan tanpa membicarakannya terlihat dahulu dengan Syahira bahkan Abahnya sendiri tidak mengenal laki-laki yang akan menjadi suami dari Syahira nantinya.

Usman akui, Zaidan sangat tampan saat dia pertama kali melihat Zaidan dari foto yang Kiyai Ahmad kasih tapi yang Usman khawatirkan adalah sikap Zaidan.

Dari pertama kali Zaidan masuk ke dalam rumahnya, mata Usman tidak lepas dari Zaidan yang selalu mencuri-curi pandang dengan adiknya dan menundukkan wajahnya saat Syahira mengangkat wajahnya.

"Untuk masalah itu kamu jangan khawatir semua sudah di urus. Kita akan melangsungkan pernikahan mereka selepas sholat ashar di sini. Bagaimana ustadz Zaidan, anda tidak keberatan kan?" Tanya Kiyai Mansur.

" Tidak Kiyai, saya ikut keputusan dari kalian saja." balas Zaidan.

Terpopuler

Comments

maulana ya_manna

maulana ya_manna

mampir thor..

2023-06-30

2

Mommy QieS

Mommy QieS

aku like n subscribe kak

2023-06-27

0

Mommy QieS

Mommy QieS

ya Allah, mendadak sekali!😁😁

2023-06-27

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!