Tiba waktu yang sudah di tentukan, kini kedua pengantin sudah siap di tempat mereka masing-masing. Zaidan juga sudah siap di posisinya di depan penghulu dan menjabat tangan Kiyai Mansur yang sebentar lagi akan jadi mertuanya dan disaksikan beberapa ustadz yang sengaja di undang oleh Kiyai Mansur untuk menjadi saksi pernikahan anaknya salah satunya adalah Ilham ustadz yang sudah lama menaruh hati kepada Syahira tapi belum berani melamarnya karena belum punya nyali yang cukup tinggi untuk memperistri anak dari pemilik pondok.
Nasi sudah jadi bubur Ilham hanya bisa pasrah dan juga harus ikhlas menerima takdirnya melepas Syahira untuk pria lain karena kesalahan dirinya sendiri yang terlambat meyakinkan hatinya sendiri dan menatap pria yang akan menikahi perempuan yang dia sukai.
Sementara Zaidan sebisa mungkin menyembunyikan rasa gugupnya di hadapan semua orang yang ada di sampingnya. Saat ijab kabul mulai diucapkan dan dengan satu tarikan napas juga Zaidan mampu mengucapkan satu kalimat sakral tersebut dengan sangat lantang dan juga penuh keyakinan tidak ada keraguan dalam dirinya.
Sah!
Terdengar semua orang yang ada menyebut kata yang membuat Zaidan lega, kini dia sudah menjadi seorang suami begitu juga dengan Syahira yang masih berada di dalam kamar, air matanya menetes saat dia terdengar kata Sah dari semua orang yang ada. Kini dirinya sudah menjadi milik suaminya dan harus memenuhi kewajibannya sebagai seorang istri.
Seseorang mengetuk pintu kamar Syahira yang tak lain adalah Umminya yang datang untuk menjemput Syahira menghadap suaminya.
"Ayo sayang!" Ucap Ummi Fatimah mengajak Syahira anaknya untuk gabung bersama yang lain di bawah.
"Ummi" ucap Syahira memeluk Fatimah dengan sangat erat tidak mau berpisah dengan Umminya.
"Selamat sayang sekarang kamu sudah menjadi seorang istri dan tanggung jawab kamu sekarang lebih besar kepada suami kamu. Jadilah istri yang baik untuk suami kamu" nasehat Ummi Fatimah pada Syahira sambil meneteskan air matanya.
Ummi Fatimah sudah menjelaskan semua kepada Syahira tentang perjodohannya yang terkesan mendadak bagi Syahira padahal keluarganya maupun keluarga Zaidan sudah lama membicarakan masalah perjodohan keduanya bahkan sebelum Syahira hadir kedunia ini.
Syahira maupun Zaidan terpaut usia yang cukup jauh meskipun tidak terlalulu jauh, Zaidan berusia 26 tahun itu artinya memiliki selisih 5 tahun dari usia Syahira.
"Terus doakan Syahira agar menjadi istri yang soleha untuk suami Syahira Ummi" balas Syahira semakin mengeratkan pelukannya.
Usman yang melihat adiknya sudah menjadi istri orang lain datang dan memeluk kedua perempuan yang sangat dia cintai di dunia ini Ummi dan juga adiknya.
"Sudah jadi istri orang kok masih cengeng sih!" ejek Usman yang sering mengejek Syahira kalau lagi ada di rumah.
"Abang sendiri kapan nyusul, sebaiknya Ummi cepat melamar ustazah Zahra" ejek Syahira balik tidak mau kalah dari Usman yang selalu mengejeknya.
"Sudah kita keluar dulu, kasian suami kamu pasti lama menunggu kamu" ujar Usman belum siap di introgasi oleh Umminya.
" Ya sudah ayo!" ucap Fatimah menggandeng tangan Syahira begitu juga dengan Usman yang merangkul Syahira ada perasaan tidak rela di hatinya melepas adiknya untuk orang lain tapi cepat atau lambat hal itu juga harus dia lakukan dan sekarang tanggung jawabnya sebagai seorang abang sudah selesai dalam menjaga adiknya dan bisa fokus pada dirinya sendiri.
Bukan tanpa alasan Usman belum memperistri seseorang tapi dia ingin melepaskan adiknya terlebih dahulu tapi dia tidak menyangka akan secepat ini.
Syahira berjalan dengan anggunnya menuju Zaidan laki-laki yang tidak dia kenal sama sekaali tapivsudah jadi suami sahnya dimata negara maupun agama.
Zaidan menatap perempuan yang berjalan ke arahnya beberapa saat sebelum membuang kembali wajahnya dia masih tidak percaya kalau perempuan yang sedang berjalan ke arahnya sudah menjadi istrinya sekarang.
Syahira didudukkan di samping Zaidan yang menunduk tidak berani memandang Syahira begitu juga dengan Syahira yang masih malu bercampur gugup. perangai mereka tidak lepas dari pantauan keluarga yang merasa lucu melihat pasangan halal di depannya itu yang sama-sama terlihat malu-malu dan juga gugup.
" Syahira cium tangan suami kamu, Nak" pinta Kiyai Mansur pada anaknya yang masih malu-malu itu.
Meskipun ragu Syahira perlahan mengangkat tangannya begitu juga dengan Zaidan yang melakukan hal yang sama dengan yang Syahira lakukan untuk menyambut tangan Syahira.
" Nggak usah malu-malu kalian sudah sah" ucap penghulu menggoda engantin baru yang terlihat gugup satu sama lain dan yang lain yang merasa lucu ikut tertawa melihat keduanya.
Syahira berhasil menjabat tangan dan mencium pelan tangan Zaidan dengan tangan yang gemetar. Bagaimana tidak! seumur hidupnya dia belum pernah menyentuh tangan lawan jenis yang bukan mahram baginya
Begitu juga dengan Zaidan yang belum pernah menyentuh perempuan manapun kecuali Umminya ada perasan lain saat tangan Syahira menyentuh tangannya meskipun ada kain yang menghalagi sentuhan langsung kedua tangan mereka apalagi saat Syahira mencium tangannya meskipun terhalang cadar yang Syahira gunakan ada rasa yang berbeda yang muncul dalam diri Zaidan saat itu.
" Sekarang giliran suami yang mencium kening istri" titah penghulu, rasa gugup Zaidan semakin menjadi perlahan dia memajukan tubuh dan wajahnya ke arah Syahira yang mematung.
Kedua mata mereka saling menatap beberapa saat membuat Zaidan semakin gugup saat melihat mata indah Syahira bertemu dengan tatapannya.
Zaidan memejamkan matanya dan melakukan apa yang disuruh penghulu untuk mencium kening Syahira, tapi sebelum itu Zaidan menaruh tangannya di atas ubun-ubun Syahira dan membacakan doa yang dianjurkan oleh Rasulullah barulah kemudian dia mencium kening sang istri.
(Allahumma inni as'aluka min khairihaa wa khoirimaa jabaltahaa 'alaih. Wa a'udhu bika min syarri hana wa syarrii maa jabaltaha 'alaih.)
Doa yang dibacakan Zaidan ketika menyentuh ubun-ubun Syahira.
Setelah itu penghulu mulai memanjatkan doa untuk pengantin baru tersebut, selepas itu barulah keduanya menandatangani surat-surat dan buku nikah mereka berdua.
Setelah semua acara selesai dan penghulu juga sudah pulang yang tinggal hanya keluarga int saja yang menukar cerita satu sama lain di ruang keluarga.
Sementara pengantin baru masih diam meskipun dudk bersampingan keduanya sama sekali tidak mengeluarkan suara sama sekali. Usman selaku abangyang baik mulai jenuh dan bosan melihat kedua pengantin itu yang seperti orang asing.
"Ustadz Zaidan!" Panggil Usman, Zaidan yang mendengar panggilan dari abangiparnya menoleh begitu juga dengan yang lainnya yang ikut menoleh tak terkecuali Syahira
"Iya ustadz" balas Zaidan masih sedikit canggung karena ini pertemuan pertama mereka meskipun keduanya sama-sama laki-laki tapi masih juga canggung apalagi melihat tatapan Usman saat pertama kali Zaidan mengucap salam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Mommy QieS
Ilham 😁😁
2023-06-27
2