Part 5

Bruukkk!

Suara Zaidan jatuh dari tempat tidur karena di dorong oleh Syahira. Syahira melakukan itu karena tidak sengaja setelah sadar kalau ia dan Zaidan yang begitu dekat satu sama lain di tambah posisi mereka yang memuat Syahira takut dan juga gugup

" Maaf, saya nggak sengaja" ucap Syahira beranjak dari tempat tidur membantu suaminya yang terjatuh ke lantai akibat ulahnya sendiri.

Syahira sangat merasa bersalah dengan apa yang ia lakukan tapi dia juga melakukan itu lantaran tidak kuat berlama-lama dalam posisi itu membuat kondisi jantungnya tidak baik. Zaidan mengangguk tanda mengerti dan tidak mempermasalahkan hal itu walau dalam hati ia kecewa tapi ia sendiri juga tidak bisa memaksa Syahira melakukan kewajibannya, melihat raut wajah suaminya yang menahan sakit menambah rasa bersalah dalam diri Syahira.

Syahira membantu Zaidan berdiri dan duduk di tepi tempat tidur, menatap wajah Zaidan mencari rasa marah dalam diri Zaidan tapi tidak dia temukan membuat dia sedikit lega karena hal itu.

Kalau laki-laki lain mungkin akan berkata kasar padanya karena menolak kewajiban dia sebagai seorang istri, tapi Zaidan sama sekali tidak melakukan hal itu dan malah memaafkannya.

" Sekali lagi maafkan saya, sungguh saya tidak bermaksud seperti itu..." ucap Syahira tapi dipotong Zaidan.

" Saya nggak papa, Syahira. Saya yang harusnya minta maaf karena membuat kamu terkejut seperti tadi" potong Zaidan menatap mata Syahira tulus.

" Sekarang tidurlah, saya janji nggak akan nyentuh kamu" sambung Zaidan merasa tidak enak karena menggoda istrinya.

Mendengar perkataan seperti itu keluar dari mulut Zaidan, Bukannya membuat Syahira lebih tenang melainkan tambah bersalah sebagai seorang istri.

"Saya benar-benar minta maaf" ucap Syahira merasa bersalah sekaligus tidak enak.

" Jangan terlalu di pikirkan, saya juga nggak mau memaksa kamu. Sekarang kita tidur ini udah larut" balas Zaidan menenangkan Syahira.

Padahal jauh dalam relung hati dia sedikit kecewa dengan penolakan yang Syahira lakukan, Zaidan juga manusia biasa ketika mereka hanya berdua saja di dalam satu ruangan membuat jiwa laki-laki nya keluar.

Syahira dan Zaidan melewatkan malam yang panjang berdua, tidak ada yang terjadi antara keduanya. Mereka tidak saling membenci tapi belum terbiasa satu sama lain, Zaidan juga tidak mau memaksa Syahira untuk memberikan haknya sebagai suami, masih ada hari-hari yang lain, bukan!.

*

*

*

Suara azan subuh membangunkan kedua pasangan yang baru saja menikah itu, Syahira yang terlebih terkejut karena ada laki-laki di dalam kamarnya tapi setelah itu ia baru sadar kalau ia sudah menikah. Untung saja ia belum teriak kalau sampai hal itu terjadi pasti akan mengejutkan semua orang.

Perlahan Syahira menjatuhkan kakinya ke lantai dan beranjak dari tempat tidur, tidak lupa juga dia membangunkan Zaidan yang masih pulas di tempat tidur. Awalnya, Syahira ragu untuk membangunkan suaminya tapi segera dia tepis karena tidak mau Zaidan terlambat bangun.

"Ustadz...ustadz.." Panggil Syahira.

Tidak susah baginya membangunkan Zaidan, buktinya baru dua kali ia panggil sang suami sudah bangun tersenyum ke arahnya dan mengucapkan salam pada Syahira.

Syahira membalas senyum pada sang suami dan membalas salamnya, setelah itu Syahira berlalu dari hadapan Zaidan yang masih menyenderkan tubuhnya di tempat seraya menunggu Syahira siap-siap.

Syahira dan Zaidan bergantian masuk ke kamar mandi, Zaidan pamit pada Syahira untuk melaksanakan shalat di mesjid bersama dengan abahnya Syahira, sedangkan Syahira shalat subuh di rumah bersama umminya.

Setelah menjalankan kewajibannya, Syahira dan umminya menyiapkan sarapan untuk suami mereka seraya mereka menunggu mereka pulang dari mesjid, tidak lama suara salam terdengar dari arah pintu depan menandakan Zaidan dan abahnya sudah pulang bersamaan dengan sarapan yang sudah terhidang di meja makan.

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" balas Syahira dan umminya

Zaidan yang masih asing merasa canggung di tambah tidak ada satupun yang dia kenal sebelumnya. Kiyai Mansyur yang peka menantunya masih mencoba membawa diri di tengah-tengah keluarganya meminta Syahira menyiapkan makan untuk menantunya dan mulai menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri.

Syahira dengan cekatan mengambil piring mengisinya dengan nasi dan juga beberapa lauk tidak lupa juga ia menanyakannya pada Zaidan agar tidak salah. Setelah itu menaruhnya di depan Zaidan.

" Terima kasih" ucap Zaidan kagum dengan keluarga Syahira yang begitu hangat, sudah lama ia tidak merasakan rasa kekeluargaan seperti ini karena jauh dari keluarga, baru pulang sudah di todong nikah.

Setelah melayani suaminya, barulah Syahira menaruh nasi dan lauk untuk dirinya sendiri. Abah Mansyur dan ummi Fatimah yang melihat interaksi anak dan menantunya merasa lega karena terlihat saling menerima satu sama lain.

"Kiyai, mohon maaf sebelumnya tapi saya ingin menyampaikan sesuatu, boleh?" Tanya Zaidan sebelum makan. Zaidan berniat untuk meminta izin pada mereka untuk membawa Syahira ke rumahnya setelah sarapan.

"Panggil abah saja, sama seperti Syahira. Jangan sungkan-sungkan" balas Kiyai Mansyur.

"Iya Abah, saya ingin meminta izin membawa Syahira bersama saya setelah selesai sarapan" ucap Zaidan mengutarakan niatnya.

"Abi, bukannya saya nggak mau ikut tapi bolehkan kita tinggal satu hari lagi di sini" ucap Syahira, bukannya tidak mau tapi ia masih merasa kangen dengan orang tuanya.

"Boleh ya, Bi. Syahira masih kangen sama abah dan ummi"rengek Syahira lagi.

"Sayang, jangan seperti itu mungkin suami kamu punya pekerjaan. Abah setuju-setuju aja kalau kamu ingin membawa Syahira pergi" balas Kiyai Mansyur.

Karena merasa tidak tega dengan Syahira, akhirnya Zaidan mengalah dan akan menginap satu hari lagi sesuai apa yang diinginkan istrinya. Syahira yang kegirangan spontan memeluk Zaidan yang berada di sampingnya.

"Terima kasih" ucap Syahira tidak sadar kalau apa yang dia lakukan barusan membuat Zaidan semakin gugup dan merasa malu dengan mertuanya. Tapi tidak bisa dia pungkiri kalau dia merasa bahagia karena mendapat pelukan mendadak dari Syahira.

" Jangan kaget, Syahira memang sangat manja anaknya lihat saja nanti kamu akan semakin terkejut karena kelakuannya" ucap kiyai Mansyur melihat Zaidan yang terkejut dan bisa dipastikan kalau belum terjadi sesuatu antara keduanya tapi Abah tidaj mau terlalu ikut campur karena merak juga baru saling bertemun, masih butuh waktu untuk saling menerima satu sama lain.

Mendengar perkataan abahnya, Syahira merasa malu karena terkesan begitu manja dengan Zaidan padahal yang sebenanya dia memeluk Zaidan lantaran terlalu bahagia.

" Hira nggak sengaja, Bah" ucap Syahira.

"Sengaja uga nggak papa, saya kan suami kamu" Bukan abah Manysur yang menyahut perkataan Syahira melainkan Zaidan sendiri.

Selesai sarapan, Syahira pergi mengelilingi kebun bunga yang sengaja dia taman di belakang rumah tidak lupa juga mengajak Zaidan ikut bersamanya.

Terpopuler

Comments

Biduri Aura

Biduri Aura

aku jadi merona 🤭🤭🤭🤭

2023-09-25

0

Nia Pratama

Nia Pratama

jadi senyum" sendiri gara" baca ini😁

2023-09-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!