The Over Lord : The New Phoenix Empress
Di dalam gugusan planet yang berada jauh di ujung alam semesta. Terdapat sebuah dunia dengan tujuh benua, sebuah wilayah tersembunyi dan tidak diketahui oleh penguasa alam atas.
benua-benua itu adalah....
Benua angin biru.
Benua tanah merah.
Benua gurun pasir.
Benua hujan beku.
Benua hutan hijau.
Benua suci tanah beladiri.
Benua langit hitam.
Bermacam-macam makhluk hidup tinggal dan membuat peradaban di sana, diantaranya adalah ras manusia dan ras iblis.
Namun sayangnya manusia adalah makhluk lemah yang harus berjuang sekuat tenaga demi bertahan hidup menghadapai setiap ancaman dari makhluk-makhluk lain.
Tapi lambat laun, para manusia mulai mengembangkan potensi di tubuh mereka yaitu berupa kemampuan pengolahan energi tenaga dalam yang diubah menjadi kekuatan luar biasa.
Karena kekuatan itu lah, kini manusia mampu menguasai setiap benua untuk menjadi tempat mereka tinggal. Hanya saja. Ras iblis sudah menganggap jika mereka adalah sosok paling mulia dan tidak terkalahkan di dunia.
Oleh sebab itu, manusia dan semua makhluk lain yang hidup di seluruh dunia harus merasakan kekejaman ras iblis.
Hingga suatu ketika, semua makhluk bergerak, mereka menghadirkan para 'penjaga benua' untuk melawan kekejaman ras iblis dan mereka mampu menyegel mereka di benua langit hitam.
Dan kini ratusan tahun berlalu....
Di dalam hutan besar Tuwahun, perbatasan antara daratan timur dan daratan tengah, hembusan angin menampar-nampar dedaunan pohon jati setinggi puluhan meter, suara burung Worn menjerit keras di atas dahan termasuk juga lolongan serigala taring perak sedang mencari mangsa.
Para binatang iblis penghuni hutan Tuwahun mulai beraktivitas di saat malam hari, di saat inilah hukum rimba berlaku, mereka yang kuat akan memangsa yang lemah.
Hingga sebuah kereta kuda berhenti di tengah hutan yang lebat dan gelap, keluar tiga orang lelaki dengan jubah putih dan satu wanita cantik jelita berambut hitam panjang bernama Sania Avya.
Sosok Sania Avya adalah putri dari kepala keluarga harimau api yang tinggal di kerajaan Losborn di wilayah timur benua angin biru.
Sebagai seorang ahli beladiri tingkat raja tempur termuda, yaitu saat usianya baru 16 tahun, membuat master akademi pedang suci tertarik merekrut Sania secara langsung.
Ketiga lelaki itu adalah para murid ahli beladiri yang di perintahkan oleh master di sana untuk menjemput Sania Avya menuju ke akademi pedang suci sebagai calon murid baru.
Pertama, Sehan Drom, memiliki wajah cukup tampan berambut panjang terikat, dia pendiam dan jarang bicara, namun terlihat dari sorot matanya, terdapat keberanian yang kuat. Murid tingkat satu istana bagian dalam.
Kedua, Zizou Sangha, dia terlihat ramah, sering tersenyum, banyak bertanya dan selalu bicara tentang apa pun. Semua terlihat biasa saja untuk awalnya, tapi terlalu lama melihat Zizou, mereka akan menganggap bahwa dia memiliki kelainan.
Dan yang terakhir serta terkuat diantara mereka adalah Jin Lin, murid tingkat dua istana bagian dalam. Dengan penampilan rambut botak berbadan tinggi kurus, siapa pun akan merasa dia hanya sosok lemah.
Tapi kenyataannya dia memiliki tingkat kekuatan seorang ahli beladiri raja tempur tahap akhir.
Jin Lin bersikap layaknya ketua regu dalam kelompok murid akademi pedang suci, dan memberi arahan untuk perjalanan mereka.
"Tidak baik melanjutkan perjalanan saat hari sudah gelap seperti ini, sebaiknya kita beristirahat sekarang." Ucap Jin Lin memberi pendapat.
Sania merasa khawatir...."Tapi senior, bukankah jika kita di tengah hutan terlalu berbahaya, ada banyak binatang iblis di sini."
"Tenang saja, adik Sania, ke empat senior mu akan menjagamu dengan aman dan nyaman." Zizou pun mencoba untuk meyakinkan Sania.
"Itu benar, bisa dipastikan tidak akan ada masalah apa pun selama ada kami." Jin Lin mengangguk setuju.
Sania coba untuk percaya dan tidak menaruh curiga kepada ke empat senior yang memang sudah di percaya oleh akademi sebagai penjaganya selama dalam perjalanan menuju daratan tengah.
Mereka segera membuat api unggun dan mengambil beberapa daun di sekitar yang di selimuti oleh kain untuk di jadikan alas tidur.
Mudah bagi para murid akademi pedang suci yang notabenenya sudah mencapai tingkat raja tempur itu menangkap satu ekor binatang iblis rusa tanduk api dan di jadikan makan malam.
Duduk mengelilingi api unggun, Jin Lin dan Zizou Sangha mulai menunjukan diri agar Sania terkesima akan sosok mereka.
"Adik Sania, jika di akademi nanti ada yang menganggu mu, katakan saja padaku, aku pastikan mereka mendapat hukuman berat." Ucap Jin Lin menunjukkan kewibawaannya sebagai seorang senior.
"Terimakasih senior, tapi aku berusaha untuk tidak bergantung kepada orang lain." Balas Sania menolak halus.
"Tidak perlu malu, kami memang harus menjaga adik Sania agar tidak ada yang menganggu." Zizou pun memberi tambahan .
Sedangkan Sehan Drom hanya menganggukkan kepala dengan wajah tenang dan kalem.
Sania merasa sulit untuk menolak..."Kalau begitu terimakasih senior."
Satu orang diantara mereka melirik pedang bersarung biru yang berada di samping Sania, tentu bagi para ahli beladiri mereka begitu tertarik perihal senjata.
Terlebih lagi untuk Jin Lin, dia adalah ahli beladiri pedang yang kuat dan memiliki peringkat yang cukup tinggi, hingga mampu bersaing melawan senior diatasnya.
"Adik aku ingin tahu pedang jenis apa yang kau miliki ?." Tanya Jin Lin melirik ke pedang Sania.
"Ini ?, Hanya pedang biasa dari logam pamor, jika pun harus di jual maka tidak akan ada harganya." Sania berusaha menutupi kenyataan.
Bahwasanya, pedang pamor yang dia miliki itu, bukan sembarangan, logam pamor sendiri memang tidak terkenal dan kalah saing dengan logam platinum atau Mytril.
Akan tetapi sosok yang membuat pedang Sania adalah temannya, dimana dia mampu membuat bermacam senjata dari logam pamor hingga bisa disetarakan dengan logam platinum.
"Buang saja pedang itu, aku bisa membelikan pedang lain yang jauh lebih baik." Ungkap Zizou meremehkan.
Sania tidak senang, tapi dia berusaha menahan diri..."Maaf, mungkin tidak akan aku buang, karena ini adalah pemberian."
"Oh maaf kalau begitu, tapi lihat ini..." Zizou menarik pedang panjang miliknya.
Bilah keemasan itu memberi efek silau dari pancaran api unggun di depannya. Pedang logam emas, tentu siapa pun tahu seberapa berharga pedang yang Zizou gunakan.
"Itu sangat hebat, aku benar-benar kagum."
"Tentu saja, aku mendapatkannya dari warisan keluarga, karena setelah lulus di akademi pedang suci, aku akan menjadi kepala keluarga Sangha.
Malas Sania tertawa, mereka banyak bercerita hal-hal tidak penting dan membuatnya bosan untuk tetap berusaha terlihat sopan.
Sania merasa sedikit pusing dan lemas...."Aku sudah mengantuk, aku ingin beristirahat terlebih dulu, senior."
"Tentu saja, silakan adik Sania, kami akan berjaga selama kau tidur." Jawab Jin Lin tersenyum penuh makna.
Ini terasa aneh bagi Sania, dimana seorang ahli beladiri dengan tingkat Raja tempur rasa kantuk tidak akan mempengaruhi mereka. Tidurnya seorang ahli beladiri lebih seperti memasuki alam bawah sadar dan bisa dikendalikan kapan pun mereka mau sebagai sarana untuk beristirahat.
Tapi tiba-tiba saja, Sania ingin tidur, hingga ketika saat merebahkan diri, pikirannya kosong dan lekas terlelap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
YunArs bingung nulis apa
berbadan tunggu kiris🗿
2023-10-03
1
Tetik Saputri
semangat kak
2023-06-25
1
azka aldric Pratama
mampir Thor moga bgus 😉😉😉
2023-06-23
3