NovelToon NovelToon

The Over Lord : The New Phoenix Empress

Tiga murid akademi pedang suci

Di dalam gugusan planet yang berada jauh di ujung alam semesta. Terdapat sebuah dunia dengan tujuh benua, sebuah wilayah tersembunyi dan tidak diketahui oleh penguasa alam atas.

benua-benua itu adalah....

Benua angin biru.

Benua tanah merah.

Benua gurun pasir.

Benua hujan beku.

Benua hutan hijau.

Benua suci tanah beladiri.

Benua langit hitam.

Bermacam-macam makhluk hidup tinggal dan membuat peradaban di sana, diantaranya adalah ras manusia dan ras iblis.

Namun sayangnya manusia adalah makhluk lemah yang harus berjuang sekuat tenaga demi bertahan hidup menghadapai setiap ancaman dari makhluk-makhluk lain.

Tapi lambat laun, para manusia mulai mengembangkan potensi di tubuh mereka yaitu berupa kemampuan pengolahan energi tenaga dalam yang diubah menjadi kekuatan luar biasa.

Karena kekuatan itu lah, kini manusia mampu menguasai setiap benua untuk menjadi tempat mereka tinggal. Hanya saja. Ras iblis sudah menganggap jika mereka adalah sosok paling mulia dan tidak terkalahkan di dunia.

Oleh sebab itu, manusia dan semua makhluk lain yang hidup di seluruh dunia harus merasakan kekejaman ras iblis.

Hingga suatu ketika, semua makhluk bergerak, mereka menghadirkan para 'penjaga benua' untuk melawan kekejaman ras iblis dan mereka mampu menyegel mereka di benua langit hitam.

Dan kini ratusan tahun berlalu....

Di dalam hutan besar Tuwahun, perbatasan antara daratan timur dan daratan tengah, hembusan angin menampar-nampar dedaunan pohon jati setinggi puluhan meter, suara burung Worn menjerit keras di atas dahan termasuk juga lolongan serigala taring perak sedang mencari mangsa.

Para binatang iblis penghuni hutan Tuwahun mulai beraktivitas di saat malam hari, di saat inilah hukum rimba berlaku, mereka yang kuat akan memangsa yang lemah.

Hingga sebuah kereta kuda berhenti di tengah hutan yang lebat dan gelap, keluar tiga orang lelaki dengan jubah putih dan satu wanita cantik jelita berambut hitam panjang bernama Sania Avya.

Sosok Sania Avya adalah putri dari kepala keluarga harimau api yang tinggal di kerajaan Losborn di wilayah timur benua angin biru.

Sebagai seorang ahli beladiri tingkat raja tempur termuda, yaitu saat usianya baru 16 tahun, membuat master akademi pedang suci tertarik merekrut Sania secara langsung.

Ketiga lelaki itu adalah para murid ahli beladiri yang di perintahkan oleh master di sana untuk menjemput Sania Avya menuju ke akademi pedang suci sebagai calon murid baru.

Pertama, Sehan Drom, memiliki wajah cukup tampan berambut panjang terikat, dia pendiam dan jarang bicara, namun terlihat dari sorot matanya, terdapat keberanian yang kuat. Murid tingkat satu istana bagian dalam.

Kedua, Zizou Sangha, dia terlihat ramah, sering tersenyum, banyak bertanya dan selalu bicara tentang apa pun. Semua terlihat biasa saja untuk awalnya, tapi terlalu lama melihat Zizou, mereka akan menganggap bahwa dia memiliki kelainan.

Dan yang terakhir serta terkuat diantara mereka adalah Jin Lin, murid tingkat dua istana bagian dalam. Dengan penampilan rambut botak berbadan tinggi kurus, siapa pun akan merasa dia hanya sosok lemah.

Tapi kenyataannya dia memiliki tingkat kekuatan seorang ahli beladiri raja tempur tahap akhir.

Jin Lin bersikap layaknya ketua regu dalam kelompok murid akademi pedang suci, dan memberi arahan untuk perjalanan mereka.

"Tidak baik melanjutkan perjalanan saat hari sudah gelap seperti ini, sebaiknya kita beristirahat sekarang." Ucap Jin Lin memberi pendapat.

Sania merasa khawatir...."Tapi senior, bukankah jika kita di tengah hutan terlalu berbahaya, ada banyak binatang iblis di sini."

"Tenang saja, adik Sania, ke empat senior mu akan menjagamu dengan aman dan nyaman." Zizou pun mencoba untuk meyakinkan Sania.

"Itu benar, bisa dipastikan tidak akan ada masalah apa pun selama ada kami." Jin Lin mengangguk setuju.

Sania coba untuk percaya dan tidak menaruh curiga kepada ke empat senior yang memang sudah di percaya oleh akademi sebagai penjaganya selama dalam perjalanan menuju daratan tengah.

Mereka segera membuat api unggun dan mengambil beberapa daun di sekitar yang di selimuti oleh kain untuk di jadikan alas tidur.

Mudah bagi para murid akademi pedang suci yang notabenenya sudah mencapai tingkat raja tempur itu menangkap satu ekor binatang iblis rusa tanduk api dan di jadikan makan malam.

Duduk mengelilingi api unggun, Jin Lin dan Zizou Sangha mulai menunjukan diri agar Sania terkesima akan sosok mereka.

"Adik Sania, jika di akademi nanti ada yang menganggu mu, katakan saja padaku, aku pastikan mereka mendapat hukuman berat." Ucap Jin Lin menunjukkan kewibawaannya sebagai seorang senior.

"Terimakasih senior, tapi aku berusaha untuk tidak bergantung kepada orang lain." Balas Sania menolak halus.

"Tidak perlu malu, kami memang harus menjaga adik Sania agar tidak ada yang menganggu." Zizou pun memberi tambahan .

Sedangkan Sehan Drom hanya menganggukkan kepala dengan wajah tenang dan kalem.

Sania merasa sulit untuk menolak..."Kalau begitu terimakasih senior."

Satu orang diantara mereka melirik pedang bersarung biru yang berada di samping Sania, tentu bagi para ahli beladiri mereka begitu tertarik perihal senjata.

Terlebih lagi untuk Jin Lin, dia adalah ahli beladiri pedang yang kuat dan memiliki peringkat yang cukup tinggi, hingga mampu bersaing melawan senior diatasnya.

"Adik aku ingin tahu pedang jenis apa yang kau miliki ?." Tanya Jin Lin melirik ke pedang Sania.

"Ini ?, Hanya pedang biasa dari logam pamor, jika pun harus di jual maka tidak akan ada harganya." Sania berusaha menutupi kenyataan.

Bahwasanya, pedang pamor yang dia miliki itu, bukan sembarangan, logam pamor sendiri memang tidak terkenal dan kalah saing dengan logam platinum atau Mytril.

Akan tetapi sosok yang membuat pedang Sania adalah temannya, dimana dia mampu membuat bermacam senjata dari logam pamor hingga bisa disetarakan dengan logam platinum.

"Buang saja pedang itu, aku bisa membelikan pedang lain yang jauh lebih baik." Ungkap Zizou meremehkan.

Sania tidak senang, tapi dia berusaha menahan diri..."Maaf, mungkin tidak akan aku buang, karena ini adalah pemberian."

"Oh maaf kalau begitu, tapi lihat ini..." Zizou menarik pedang panjang miliknya.

Bilah keemasan itu memberi efek silau dari pancaran api unggun di depannya. Pedang logam emas, tentu siapa pun tahu seberapa berharga pedang yang Zizou gunakan.

"Itu sangat hebat, aku benar-benar kagum."

"Tentu saja, aku mendapatkannya dari warisan keluarga, karena setelah lulus di akademi pedang suci, aku akan menjadi kepala keluarga Sangha.

Malas Sania tertawa, mereka banyak bercerita hal-hal tidak penting dan membuatnya bosan untuk tetap berusaha terlihat sopan.

Sania merasa sedikit pusing dan lemas...."Aku sudah mengantuk, aku ingin beristirahat terlebih dulu, senior."

"Tentu saja, silakan adik Sania, kami akan berjaga selama kau tidur." Jawab Jin Lin tersenyum penuh makna.

Ini terasa aneh bagi Sania, dimana seorang ahli beladiri dengan tingkat Raja tempur rasa kantuk tidak akan mempengaruhi mereka. Tidurnya seorang ahli beladiri lebih seperti memasuki alam bawah sadar dan bisa dikendalikan kapan pun mereka mau sebagai sarana untuk beristirahat.

Tapi tiba-tiba saja, Sania ingin tidur, hingga ketika saat merebahkan diri, pikirannya kosong dan lekas terlelap.

Energi dingin

Lirikan mata Jin Liu menatap Zizou dan Sehan dengan anggukan kecil seperti sebuah kode. Zizou perlahan berjalan mendekati Sania yang sudah tergeletak tidak bergerak.

Coba memastikan bahwa Sania sudah tidur, Zizou pun menepuk bahunya pelan. Tapi tetap saja, tidak ada tanda apa pun yang membuat Sania sadar.

"Apa itu berhasil..." Tanya Jin Lin saat melihat Sania berbaring.

"Ya senior, wanita ini sudah pingsan." Jawab Zizou mengacungkan jempol.

"Tentu saja, kemampuan kabut ilusi milikku tidak mungkin di ragukan lagi, bahkan sekelas raja tempur tidak mungkin bisa mengelak." Jawab Sehan yang sebelumnya hanya terdiam dan hanya menganggukkan kepala.

"Kau benar-benar luar biasa Sehan." Puji Zizou begitu senang.

Ternyata, satu orang yang sejak awal diam itu menggunakan satu kekuatan miliknya, mengeluarkan kabut bersamaan asap dari api unggun, tentu tidak membuat Sania tahu.

Dari awal pertemuan mereka dengan Sania, ketiganya tertarik untuk merasakan kecantikan luar biasa Sania. Hingga niat buruk pun terlintas dalam pikiran.

Bahwa semua yang terjadi saat ini adalah rencana mereka bertiga, berhenti di tengah hutan agar tidak ada orang tahu, termasuk pak kusir mendapat upah sogokan agar diam saja.

Dan kini, mereka tidak lebih seperti serigala kelaparan yang meneteskan air liur ketika melihat keindahan dari lekuk tubuh Sania penuh nafsu.

Satu persatu ikat baju dibuka oleh tangan manusia biadab dengan nafas mengendus dan mencium aroma harum dari tubuh wangi seorang wanita.

Setelah baju terlepas, kini hanya tersisa kain tipis yang menutupi batas akhir dari aset pribadi berbentuk bulat sempurna di baliknya.

Satu orang tidak bisa menahan diri, karena pancaran aura keindahan sosok Sania membuat siapa pun hilang kendali.

Termasuk Zizou, dia sudah tidak bisa menahan hasrat luar biasa yang memberontak ingin keluar dari sangkarnya.

"Senior Jin, boleh aku melakukannya untuk pertama kali." Zizou coba bicara dan mengambil antrian dari Jin Lin

"Huh ?, Apa yang kau katakan ?, Seenaknya sendiri ingin menikmati pertama kali, kau pikir kau siapa." Jin Lin marah dan menolak permintaan Zizou.

"Tapi senior, aku belum pernah melakukannya dengan wanita, jadi aku mohon."

"Aku pun baru pertama kali, jadi sebagai kakak tertua harusnya aku yang terlebih dulu menikmati wanita ini."

Namun untuk Sehan Drom pun tidak mau ketinggalan, dia sama seperti kedua saudara seperguruannya itu.

"Tunggu, ini bukan tentang siapa yang lebih senior diantara kita, karena jika tidak dengan kemampuan khusus ku, rencana ini mustahil terwujud."

Jin Lin dan Zizou Sangha pun tidak bisa membantahnya, tapi Jin Lin sebagai seorang yang lebih tua dan lebih senior dari mereka tidak mau kalah.

Pertengkaran pun terjadi dimana masing-masing tidak ada yang mau mengalah untuk mendapat hak pertama.

"Kalian berani melawan ku ?." Di tarik pedang dari sarungnya untuk mengacung ke depan wajah mereka berdua.

Sehan yang tidak pernah mengenal rasa takut dan sama-sama menarik pedang sebagai bentuk perlawanan.

"Aku tidak takut senior, ini bukan tentang siapa yang lebih tua, tapi siapa yang berhak mendapatkannya, disini aku lah orang dengan kontribusi besar."

Zizou ragu-ragu, meski dia lebih senior dari Sehan, tapi bicara soal keberanian dia hanya sepenggal omong kosong dan selalu berlindung dibalik punggung Jin Lin.

Kini Jin Lin tidak bisa berkompromi, dia merasa telah diabaikan sebagai seorang senior dan berniat untuk menyerang Sehan.

Tapi belum sempat mereka saling bertarung, sebuah kabut menyebar di sekitar, perasaan dingin hingga uap udara terlihat jelas keluar dari mulut.

Hingga api unggun yang menyala pun padam dan tanah pijakan perlahan menjadi Es.

"Ini... Energi dingin." Jin Lin terkejut.

Duri-duri es tajam muncul dari bawah kaki, mereka bertiga segera melompat dan menghindari semua duri-duri itu yang tentu bisa membuat siapa pun tewas.

Sebagai seorang ahli beladiri raja tempur Jin Lin tentu tidak mudah untuk kalah, dia segera memasang posisi melawan.

"Kalian pikir bisa seenaknya sendiri untuk menikmati tubuhku, kalian tidak pantas, bahkan untuk sekedar menyentuh ujung jariku." Ucap satu sosok wanita yang berdiri.

Dia adalah Sania, dia telah terlepas dari kekuatan milik Sehan dan kini menunjukkan niat membunuh kepada mereka bertiga.

"Padahal kami pikir bisa melakukannya dengan cara lembut, tapi ternyata adik Sania tidak bisa dianggap remeh."

"Sudah cukup bicara omong kosong ini, biar aku bunuh kalian."

Jin Lin tertawa, dia merasa ucapan Sania terlalu meremehkan seorang murid akademi pedang suci tingkat dua dari istana dalam.

Meski mereka sama-sama seorang ahli raja tempur, tapi Jin Lin sudah berada di dalam tahap akhir, terlebih lagi soal pengalaman bertarung. Dia telah banyak melawan sosok-sosok kuat yang memiliki peringkat atas di akademi.

"Itu terdengar lucu, kau pikir mudah mengalahkan ku, akan aku perlihatkan bagaimana kau harus memohon agar tidak terluka."

Jin Lin menarik pedangnya dan bersiap melepas satu serangan ke arah Sania.

Melesat lurus dalam kecepatan tinggi, tanpa ada yang menghalangi dan siap menusuk tubuh Sania dimana dia belum sempat memberi perlawanan.

"Kau terlalu sombong untuk ukuran manusia biasa." Ucap Sania.

Sania mengayunkan pedang perak di tangannya, kabut dingin menyebar cepat lebih dari sebelumnya, duri-duri es panjang muncul di permukaan tanah.

Tubuh Jin Lin dan dua murid akademi pedang suci kini tenggelam dalam bongkahan es dan menjadikannya seperti patung.

Langkah kaki wanita itu berjalan mendekat, Jin Lin, Sehan Drom dan Zizou Sangha yang kini sudah beku tanpa bisa bergerak lagi. Hanya perlu satu satu sentuhan tangan membuat semua bongkahan es hancur, berubah menjadi potongan-potongan kecil dengan darah yang muncrat.

Tidak ada keraguan di mata Sania untuk melihat bagian-bagian tubuh yang telah hancur itu.

Sorot mata Sania tanpa ekspresi menatap ke tiga mayat yang tergeletak dengan tubuh tidak utuh.

Kabut dingin yang menutupi wilayah di sekitarnya perlahan pudar, sebuah kereta kuda dengan empat mayat yang tergeletak di sekitarnya adalah korban keganasan dari binatang iblis lipan merah tersebut.

"Mereka benar-benar tidak berguna." Ungkapnya tersenyum mengejek.

'Jangan bicara seperti itu, Wilea kita harus menghormatinya.' suara lain terdengar di pikiran Sania.

"Baiklah, baik, kita lupakan itu, setidaknya untuk sekarang, kita harus mencari tempat istirahat."

'Tapi bagaimana dengan mayat-mayat ini, apa kau tega membiarkannya begitu saja.'

"Memang apa yang kau ingin lakukan, membawanya, bahkan mereka adalah orang berdosa."

'Bukan seperti itu...baiklah mereka pantas mendapatkanya.'

"Benar sekali, anggaplah untuk memberi makan binatang iblis di tempat ini."

Suara yang terdengar di dalam pikiran itu adalah jiwa Sania asli, sedangkan jiwa di tubuhnya dikenal sebagai Phoenix biru, binatang mistik suci

Tidak peduli dengan kondisi mereka sekarang, Sania mengambil kantong penyimpanan khusus yang berisi perbekalan dan dia pun berjalan pergi ke kereta kuda.

Kusir terbangun, dia kaget saat tahu bahwa wanita yang dibawa oleh murid akademi pedang suci sudah lebih dulu kembali.

"Tuan kita pergi sekarang." Ucap Sania kepada pak kusir.

"Nona, tapi bagaimana dengan mereka bertiga."

"Mereka sudah tewas dibunuh binatang iblis." Santai saja Sania menjawab.

"Tapi nona..." Kusir pun ragu-ragu.

"Jika kita berlama-lama di sini para binatang iblis itu akan datang dan membunuh kita, apa kau mau itu terjadi..." Ucap Sania sembari mengancam.

Segera saja kusir mencambuk kuda dan bergerak pergi meski hari masih malam.

Karangan cerita

Cahaya fajar menyingsing naik ke atas langit.

Kereta kuda yang Sania tumpangi kini akan memasuki wilayah daratan tengah, kerajaan Fluel dimana itu menjadi satu-satunya jalan untuk mereka lewati jika ingin pergi ke akademi pedang suci.

Hanya saja, kereta kuda dihentikan oleh para prajurit yang sedang bertugas menjaga gerbang perbatasan kerajaan Fluel.

Cukup serius pembicaraan antara pak kusir dengan para penjaga.

Sania pun mendengar...

"Maaf tuan, kami tidak mendapat kabar apa pun jika murid-murid akademi pedang suci akan melewati kerajaan Fluel, jadi kami ingin meminta bukti surat jalan atau tanda pengenal dari mereka." Ucap penjaga itu.

"Tapi aku tidak bisa, saat aku membawa para murid akademi pedang suci melewati hutan besar Tuwahun, kejadian buruk datang, ada binatang iblis menghadang jalan kami dan ketiga murid itu coba melawan, hanya saja mereka semua kalah." Pak kusir pun coba menjelaskan.

"Lalu bagaimana bisa kau selamat sampai disini tanpa terluka." Mereka curiga dengan semua cerita dari pak kusir.

"Soal itu... Aku kabur karena ketakutan, jadi sampailah aku disini dengan selamat."

Namun diberikannya tatapan mata emosi ...."Kau pengecut, bagaimana mungkin kau meninggalkan pertarungan dan kabur seorang diri."

Pak kusir tidak bisa menerima penghakiman dari penjaga yang seenak jidat mengatakan dirinya pengecut...."Memang apa yang harus aku lakukan ?, ikut bertarung ?, Aku bahkan tidak pernah memegang pedang. Jika aku tetap di sana, itu hanya akan menambah korban saja, terlebih lagi aku membawa seorang wanita."

"Seorang wanita ?." Prajurit itu penasaran.

Tanpa perlu menunggu prajurit meminta Sania keluar, dia secara inisiatif membuka pintu dan menunjukan dirinya.

"Tuan, ada apa ?." Sania bertanya, meski pun dia sudah mendengar semua penjelasan dari pak kusir kepada para prajurit.

"Nona, mereka tidak percaya dengan cerita kita, jadi apa nona bisa menjelaskan semuanya." Pak kusir pun menjawab.

"Itu bukan masalah."

Mata para prajurit seakan terhipnotis oleh kecantikan Sania yang berjalan mendekat, aura keanggunan terpancar dari ujung kaki hingga rambut. Tidak hanya mereka saja, tapi juga orang-orang di sekitar saat sedang mengantri untuk mendapat surat izin masuk pun hanya bisa terdiam di tempat.

Sania memang dikenal sebagai kecantikan abadi di kerajaan Losborn, semua lelaki yang merasa sehat jasmani dan rohani, tentu tidak akan menolak keindahan seorang wanita seperti dirinya.

Para putra dari klan-klan besar selalu datang untuk mengajukan lamaran, tapi Sania menolak semua lelaki muda dengan masa depan cerah itu.

Begitu pula dengan para prajurit yang kini berada dekat di hadapan Sania tidak lebih satu jengkal.

Sania pun mengarang sebuah cerita tentang lima ekor binatang iblis tingkat tinggi serupa lipan merah yang tiba-tiba saja muncul menghadang mereka.

Dengan penuh keberanian dan keyakinan, tiga murid akademi pedang suci bernama Jin Lin, Zizou Sangha dan Sehan Drom berusaha melawan sekuat tenaga.

Namun nasib baik tidak berpihak kepada mereka.

".... Ketiganya tewas demi menyelamatkan ku, aku tidak tahu harus berbuat apa...." Itu karangan yang Sania ceritakan dengan sedikit penyesuaian ekspresi agar lebih meyakinkan.

Seakan mudah saja dilakukan oleh Sania, para prajurit seakan mudah saja menerima cerita yang dia buat..."Ah kami mengerti, itu memang terdengar buruk, biar nanti kami akan mengirim beberapa prajurit untuk melihat kondisi murid akademi pedang suci di sana."

"Maafkan aku karena tidak bisa membantu dan hanya menjadi beban saja." Lemas ekspresi Sania.

"Bukan salah anda nona, mereka adalah lelaki pemberani yang rela mengorbankan nyawa demi seorang wanita. Itu memang sudah menjadi kewajiban para lelaki." Tegasnya dengan sikap wibawa.

Mudah saja Sania meyakinkan para prajurit itu agar semua urusan berjalan lancar, dia pun bisa masuk tanpa perlu membayar pajak atau biaya pembuatan surat izin masuk kerajaan Fluel.

Hanya saja. Kereta kuda dan kusir menolak untuk melanjutkan perjalanan, dia tidak ingin disalahkan oleh akademi pedang Suci jika para guru disana tahu bahwa murid-murid mereka telah tewas.

Sania pun harus melanjutkan perjalan seorang diri ke akademi pedang suci yang berada di pegunungan Soulland.

*******

Kerajaan Fluel tidaklah besar, bahkan menjadi kerajaan terkecil di daratan tengah, namun soal kekayaan, tempat ini memiliki sumber daya alam mineral seperti tambang emas dan permata yang menjadikan kerajaan Fluel makmur sejahtera.

Begitu pula dengan semua penduduknya, tampak jelas dari bangunan rumah yang ada di dalam kota, masing-masing rumah tersusun rapi, sederhana tapi terlihat mewah untuk sekedar bangunan kayu dan batu.

Tidak ada kawasan kumuh, seakan-akan para penduduk hidup dalam kecukupan, memiliki pekerjaan dan keluarga sederhana yang bahagia.

Ini sudah menunjukan kualitas dari raja Jonzar Fluel yang dikenal dermawan dan bijak untuk mengatur sebuah kerajaan.

Seorang lelaki muda, berwajah tampan, rambut pirang, tubuh atletis dan berstatus sebagai putra mahkota kerajaan Fluel, Wersno Fluel tampak murung selagi duduk di dalam kereta kuda yang membawanya di jalanan kota.

Tepat di depannya, sosok pria dan wanita paruh baya menatap ke luar jendela dengan tangan melambai-lambai kepada para penduduk yang sedang bersorak.

Mereka adalah ayah dan ibu dari Wersno Fluel, Jonzar Fluel dan Caran Fluel, seorang raja dan ratu.

Tapi melihat Wersno yang kurang bersemangat, Caran bingung karena dia tidak merasa kehidupan anaknya itu kekurangan. Segala kebutuhan dan keinginan telah dia miliki, tidak bersusah payah atau bekerja keras, hanya perlu meminta maka semua akan tersedia.

"Apa yang terjadi dengan mu, Wersno, kau terlihat kurang bersemangat, apa kau salah makan pagi ini ?." Tanya ibunda Caran.

Wersno hanya menghembuskan nafas malas sebelum menjawab ..."Tidak ada yang salah soal makanan, ibunda, hanya aku merasa bosan."

"Bosan karena apa ?, Bukankah semua yang kau inginkan sudah ada." Ungkap Caran.

"Karena aku memiliki semuanya itulah, yang membuatku bosan."

"Jadi apa kau ingin hal lain ?."

Menggeleng kepala Wersno..."Hmmm aku tidak tahu."

Wersno menatap ke luar jendela, melihat semua orang yang berbaris, berdesak-desakan, saling sorak dan mengagung-agungkan nama raja Jonzar begitu heboh.

Bagi orang lain, tentu berada di posisi Wersno adalah impian mereka, hidup nyaman, kekayaan melimpah, memiliki kekuasaan, wanita mengantri dan tidak ada satu pun berani melawan.

Namun kenyataannya, semua yang Wersno miliki itu tidak lagi menarik, segala hal menjadi mudah, hingga dia kehilangan minat untuk hidupnya sendiri.

Hingga dalam kebosanan itu, Wersno melihat sekelebat bayangan wanita cantik yang berjalan melewati kerumunan orang-orang.

Sejenak terdiam menatap dari jauh penuh kekaguman, Wersno sudah banyak melihat kecantikan dari semua wanita di kerajaan Fluel, namun mereka tidak sebanding dengan satu sosok ini.

Coba membersihkan mata dan kembali melihat, tapi bayangan wanita itu sudah lenyap.

Ketika dia kagum akan sebuah keindahan, sosoknya tidak lebih sekedar ilusi fatamorgana saja. Ada penyesalan di hati lelaki muda satu ini.

Tapi anggapan itu salah, dimana saat kereta kuda beranjak semakin jauh, wanita yang membuat Wersno tertarik muncul kembali dari satu toko di sana.

"Berhenti...." Teriak Wersno dan itu membuat kusir terkejut untuk menghentikan laju kereta kuda yang dia bawa.

"Wersno apa yang kau lakukan." Jonzar terkejut.

Namun, Tanpa banyak bicara atau memberi jawaban dari pertanyaan sang ayah, Wersno melompat keluar dari kereta kuda dan berlari pergi.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!