Istri Tak Diakui
"Kau pulang malam lagi Mas dan kau sama sekali tidak mengabari aku!" Ucap Riana Anggraeni Hermawan, seorang istri yang tak pernah diakui oleh suaminya sendiri, Steve Revano Lewis. Pasalnya mereka menikah karena wasiat dari mendiang istri Steve, yang merupakan sahabat dari Riana.
"Aku tidak memintamu untuk menungguku, sudah kukatakan kau tidur saja," ucap Steve ketus.
"Tapi Mas aku ini istrimu, apa kau sama sekali tidak bisa mengabariku atau menghargaiku sedikitpun? Aku sudah memasak makanan untukmu, aku juga sudah mengabarimu tadi. Bahkan aku menunggumu pulang untuk makan bersama," ucap Riana yang terlihat begitu kecewa.
"Riana, aku ini baru pulang kerja. Aku sangat lelah dan ingin istirahat, apa kau tidak bisa melihat saat ini sudah jam berapa? Ini sudah jam 22.00 WIB, apa kau pikir aku masih menginginkan untuk makan. Aku juga sudah makan tadi di kantor, jadi lebih baik sekarang kau masuk saja ke kamar. Malam ini aku akan tidur bersama Alana," ucap Steve yang langsung saja meninggalkan istrinya itu.
Riana terduduk lemas di ruang makan, masih teringat jelas saat 1 tahun yang lalu Steve mengucapkan ijab kabul di depan Devina yang merupakan sahabatnya dan juga istri Steve di detik-detik terakhir hidupnya saat di rumah sakit. Masih terngiang-ngiang di telinganya saat Devina memohon untuk memintanya menerima Steve dan Alana, anak mereka menjadi bagian dari hidupnya.
Ya Devina lah yang meminta Steve dan Riana menikah di depan matanya hingga ia menghembuskan nafas terakhirnya di saat sahabat dan suaminya itu resmi menikah. Meskipun pernikahan yang mereka lakukan mendadak dan terpaksa, tetapi Riana mencoba untuk ikhlas menerima semuanya. Apalagi ia juga sudah menyayangi Alana seperti anaknya sendiri karena ia juga belum memiliki keturunan meskipun ia merupakan seorang janda.
Awalnya Riana menganggap wajar jika Steve tidak bisa menerimanya karena masih saja terus mengingat mendiang istrinya itu. Ia mencoba untuk bersikap sabar menghadapi Steve yang selalu bersikap dingin padanya, tapi pada kenyataannya meskipun mereka sudah menikah 1 tahun lamanya, Steve masih tetap saja tak pernah menganggapnya ada. Jangankan untuk menerimanya menjadi istri, berbicara dengannya saja hanya seperlunya. Sangat jarang Steve menyentuh makanannya atau menerima jika Riana menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri. Steve memang selalu memberikan nafkah lahir, akan tetapi ia tak pernah memberikan nafkah batinnya sebagai seorang suami, sehingga membuat Riana pun benar-benar merasa tersiksa menjalani rumah tangga bersama dengannya.
*****
Keesokan hari, setelah apa yang terjadi Riana pasti melupakannya dengan sangat mudah. Ia menyiapkan sarapan seperti sediakala untuk suami dan anaknya yang akan beraktivitas. Di saat itu pun terlihat Alana dan Steve yang berjalan menghampirinya di ruang makan. Sebelum membuatkan sarapan tadi, Riana memang sudah dulu menyiapkan segala kebutuhan Alana.
"Pagi Sayang, Pagi Mas, kalian sudah siap," ucap Riana memberikan senyum terbaiknya di pagi hari.
"Ya pagi," jawab Steve dengan wajah datar.
"Pagi Ma, Mama buat sarapan apa hari ini?" Tanya Alana. Anak kecil berusia 6 tahun itu sudah menganggap Riana sebagai ibu kandungnya sendiri, bahkan di saat ibu kandungnya dulu masih hidup. Sikap manis Alana kepadanya lah yang menyebabkan Riana sampai sekarang masih bertahan di rumah tersebut.
"Mama buatkan nasi goreng kesukaan Kamu dan Papa, yuk sekarang kita sarapan," ajak Riana.
"Aku ada meeting pagi, jadi tidak sempat sarapan di rumah. Kau dan Alana saja yang sarapan, nanti minta supir yang mengantar Alana pergi ke sekolah," ucap Steve.
"Papa … jadi Papa tidak mengantarku ke sekolah lagi. Kenapa Papa selalu sibuk, kapan Papa ada waktu untuk mengantarku? Aku iri sama teman-teman yang selalu saja diantar sekolah oleh Papa dan Mamanya," protes Alana yang merasa kecewa terhadap ayahnya.
"Sayang, kamu jangan seperti itu dong. Papa harap Alana mengerti ya, Papa ini bekerja mencari uang untuk Alana. Nanti kalau Papa tidak sibuk, Papa janji akan mengantar Alana pergi ke sekolah," ucap Steve mencoba memberi pengertian kepada anaknya.
"Mas, masa sih pagi-pagi seperti ini kau sudah ada meeting. Ini juga bukan pertama kalinya kau memberi alasan seperti ini hanya karena menghindari untuk sarapan bersamaku. Kau tidak kasihan dengan Alana, sekali-sekali lah Mas kau menyempatkan waktu untuk mengantar Alana ke sekolah. Alana sangat menginginkan papanya langsung yang mengantarnya," ucap Riana yang merasa kasihan terhadap Alana.
"Sudah aku katakan aku ada meeting pagi Riana. Kenapa kau tidak mengerti?" Tukas Steve yang mendadak emosi.
"Mama, Papa, kalian jangan berantem. Aku nggak apa-apa kok, aku pergi sama supir aja. Tapi Papa janji ya, nanti kalau Papa ada waktu Papa harus antar aku ke sekolah," ucap Alana yang sangat pintar, tak ingin melihat orang tuanya bertengkar.
"Alana saja bisa mengerti," hardik Steve. "Iya Sayang, Papa janji," ucapnya tersenyum kepada sang anak.
Lalu Riana dan Alana pun mencium punggung telapak tangan Steve, hingga pria tersebut pergi meninggalkan rumah dan sudah tak terlihat lagi dari pandangan mata anak dan istrinya.
"Sayang, jangan sedih ya. Bagaimana kalau Mama ikut supir mengantar Alana ke sekolah," ucap Riana.
"Hore … iya Ma, aku mau. Terimakasih ya Ma," ucap Alana, lalu mencium pipi ibu tirinya itu dengan sangat lembut, membuat Riana pun begitu bahagia.
*****
"Mami? Mami kenapa ada di sini?" Tanya Riana yang cukup terkejut melihat ibu mertuanya ada di sekolah Alana. Padahal jika diminta tolong untuk menjemput cucunya, Laras selalu saja mencari alasan.
"Memangnya kenapa? Mami ini 'kan omanya, memang salah jika Mami menjemput cucu Mami sendiri," tukas Laras dengan ketus.
Selain Steve yang tidak mengakui Riana sebagai istrinya, ibu mertuanya itu juga sama sekali tak menyukai menantunya. Bahkan waktu itu Laras terang-terangan menentang saat Steve akan menikahi Riana, hingga pada akhirnya ia terpaksa menyetujui karena merupakan permintaan terakhir menantu kesayangannya sebelum menutup mata. Akan tetapi setelah itu Laras selalu bersikap acuh tak acuh terhadap Riana, bawaannya selalu saja emosi saat berbicara dengan menantu barunya itu.
"Sama sekali tidak salah Mi. Tapi kenapa Mami sama sekali tidak mengabariku, jadi aku tidak tahu dan aku datang ke sini juga mau menjemput Alana Mi," tutur Riana.
"Meminta izin padamu? Sepertinya sama sekali tidak penting. Mami sudah meminta izin kepada Steve anak mami sendiri, jadi Menurut Mami tidak perlu lagi izin denganmu," ujar Laras yang menatap sinis.
"Tapi kalau seperti ini jadinya bentrok Mi," ucap Riana.
"Sudahlah Riana, kenapa kau jadi repot begini sih. Apa kau lupa ya jika Alana itu bukan Anakmu. Lagipula Mami datang ke sini hanya mau menjemput cucu Mami sendiri, tapi kenapa sepertinya kau tidak menyukainya," ucap Laras mulai tampak emosi.
"Bukan seperti itu maksud aku Mi-"
"Oma … Mama … "
Tiba-tiba saja terdengar suara Alana memanggil, sehingga membuat ucapan Riana terhenti dan keduanya pun langsung saja menoleh ke arah Alana serta sama-sama membentangkan tangan menyambut anak kecil yang sangat menggemaskan itu.
Siapakah yang dipilih oleh Alana terlebih dahulu untuk membalas sambutan pelukan tersebut? Sedangkan Laras dan Riana sama-sama yakin jika diri mereka lah yang pasti akan menjadi pemenangnya.
Bersambung …
Riana Anggraeni Hermawan.
Steve Revano Lewis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Uthie
tertarik mampir 👍👍
2023-07-17
1
Alya Yuni
Mkanya jngn embodohkn drimu Riana
2023-06-26
1
Putri Bungsu
semangat up thor...
2023-06-02
1