Selalu Berselisih Paham

Alana berlari kecil dan tersenyum lalu menatap ke arah nenek dan ibunya itu secara bergantian. Sehingga di saat itu Alana terlebih dahulu membalas pelukan yang diberikan oleh Riana. Tentu saja hal tersebut membuat Laras begitu kesal, ia sangat tidak suka karena cucunya malah lebih memilih ibu tirinya daripada dirinya sebagai Oma kandungnya sendiri.

"Sayang, kamu jangan lari-lari gitu dong. Nanti kalau jatuh gimana," sergah Riana yang menunjukkan rasa peduli dan rasa sayangnya itu terhadap Alana.

"Iya Ma, tapi aku baik-baik aja kok. aku janji lain kali nggak gitu lagi," ucap Alana, lalu ia pun melepaskan pelukannya dan beralih memeluk sang nenek.

"Oma, Oma juga jemput aku hari ini? Aku senang deh karena selain dijemput Mama, aku juga dijemput Oma," ucap Alana.

"Iya Sayang, kebetulan Oma lagi ada waktu. Oma juga tadi lewat sini jadi sekalian saja jemput Alana," terang Laras.

"Oh … gitu, ya udah kalau gitu kita mampir ke restoran dulu mau nggak. Aku pengen makan siang sama Oma, Mama dan juga Papa. Mama bisa 'kan telepon Papa untuk ke restoran menyusul kita," tutur Alana yang membuat Riana pun tampak terdiam.

Riana tampak berpikir, jika ia menghubungi Steve, sudah pasti suaminya itu akan akan marah padanya dan merasa terganggu.

"Sayang, kamu ikut mobil Oma saja ya, nanti Oma yang telepon Papa kamu, gimana?" Ujar Laras terlebih dulu.

"Memangnya Oma nggak bareng Mama ya?" Tanya Alana.

"No Sayang, Oma datang ke sini sama supir Oma seperti biasa. Jadi gimana, kamu mau nggak? Lagipula katanya Mama Riana hari ini ada urusan, jadi dia tidak bisa ikut dengan kita. Kamu tidak masalah 'kan kalau hari ini pulang dengan Oma saja. 'Kan kamu sudah setiap hari ketemu dengan Mama Riana," ucap Laras asal, sudah sangat terlihat jika ia tidak mau Riana mengganggu momen kebersamaannya bersama sang cucu kali ini.

Meskipun tampak kecewa, tetapi pada akhirnya Alana pun mengangguk menyetujuinya. Sedangkan Riana juga terlihat pasrah karena ia juga tidak mungkin bisa menyangkal ucapan ibu mertuanya itu, sudah pasti akan menambah masalah baru.

"Mama, Mama beneran nggak bisa ikut kami?" Tanya Alana untuk memastikan, sangat berharap jika ibu tirinya itu akan berubah pikiran.

"Iya Sayang, kamu sama Oma aja ya. Mama harus pergi sekarang," ucap Riana.

"Iya Ma. Mama hati-hati ya," ucap Alana.

"Iya Sayang, kamu dan Oma juga hati-hati ya," ucap Riana pula, lalu keduanya pun saling bergantian mencium pipi dan berpisah.

*****

Sepanjang perjalanan pulang ke rumah, Riana terlihat melamun meratapi kesedihan yang terjadi dalam dirinya. Sudah 1 tahun lamanya, tetapi ia belum pernah merasakan bahwa dirinya ada seorang istri. Jika mengingat pernikahan pertamanya dulu, ia merasa lebih dihargai saat pertama-tama mereka menikah. Hanya saja semakin lama mantan suaminya itu terlihat begitu kasar memperlakukannya, selalu bermain fisik, sehingga pada akhirnya ia pun memilih berpisah. Berbeda dengan pernikahan keduanya, memang Steve tidak pernah bermain kasar tetapi ia mendapatkan siksaan jiwa yang lebih-lebih menyakitkan daripada pernikahannya dulu.

"Devina, Alana, aku nggak tahu sampai kapan aku akan kuat. Hingga saat ini aku bertahan semata-mata hanya demi kalian, mudah-mudahan aku masih bisa sanggup untuk bertahan sehingga aku bisa menjalankan amanahmu dengan baik Devina," batin Riana menahan perih di dadanya.

Drt … drt … drt …

Tiba-tiba saja ponsel Riana bergetar, ada panggilan masuk dari Steve. Tanpa berlama-lama segera saja Riana menjawab telepon tersebut, yang sudah pasti sangat penting jika suaminya itu menghubunginya.

"Halo Mas, ada apa?" Tanya Riana dengan sangat lembut.

"Kau ada dimana? Kau benar-benar keterlaluan Riana! Bisa-bisanya kau menyuruh Mami untuk menjemput Alana dan kau malah pergi entah kemana. Untung saja Mami bisa menjemput Alana tepat waktu, kalau tidak entah bagaimana nasib Alana. Apa maksudmu seperti itu?"

Suara teriakan serta tuduhan dari seberang telepon, membuat Riana sontak terkejut dan tak mengerti.

"Apa maksudmu Mas? Aku tidak mengerti," tanya Riana meminta penjelasan.

"Sudahlah Riana, Alana sendiri yang mengatakan jika kau terburu-buru sehingga tidak bisa mengantarnya pulang. Kau mau beralasan apa lagi ha?" Ujar Steve yang terdengar sangat emosi.

Aku minta maaf Mas, nanti di rumah aku akan menjelaskannya," ucap Riana yang langsung saja memutuskan panggilan telepon, tak peduli bagaimana tanggapan Steve padanya. Menjelaskannya saat ini pun tidak akan ada gunanya, Steve juga pasti tidak akan pernah mempercayainya. Apalagi saat ini pasti suaminya itu sedang bersama dengan ibunya.

*****

Waktu berjalan dengan cepat, hingga tidak terasa waktu pun telah menunjukkan pukul 17.30 WIB. Di saat itu terdengar suara mobil di depan rumah, yaitu suara mobil Steve yang baru saja pulang dari kantor membawa Alana bersamanya. Sehingga di saat itu pun Riana langsung saja keluar rumah, menyambut kepulangan mereka.

"Mama … !" Teriak Alana begitu antusias dan langsung saja memeluk ibunya seperti biasa.

"Iya Sayang, kamu pulang sama Papa? Oma mana?" Tanya Riana.

"Oma ada di rumahnya Ma, tadi Papa jemput aku ke rumah Oma," jawab Alana apa adanya.

"Oh … gitu, ya udah kamu masuk dulu ya, langsung mandi sama Bibi," titah Riana.

Alana yang mengerti itu pun langsung mengangguk dan mengikuti perintah sang ibu. Lalu Riana langsung saja mengambil tas tenteng yang selalu dibawa oleh suaminya itu serta menyalami dan mencium punggung telapak tangan Steve yang sudah menjadi kegiatan rutinnya, meskipun tanggapan pria tersebut selalu datar.

"Mas, aku minta maaf soal tadi siang. Tapi aku bisa jelaskan," ucap Riana.

"Tidak perlu, aku capek. Aku mau mandi," tukas Steve ketus.

"Iya Mas, ya sudah aku siapkan air panasnya dulu ya," ucap Riana, lalu keduanya pun melangkahkan kaki secara bersamaan masuk ke dalam rumah.

Di saat Steve sedang mandi, tak lupa Riana menyiapkan pakaian untuk suaminya lalu menuju ke dapur untuk menyiapkan makan malam mereka.

------

Saat makan malam berlangsung, suasana di meja makan tampak hening, hanya terdengar suara sendok dan garpu yang saling beradu dan sesekali terdengar suara Alana jika menginginkan sesuatu dan meminta kepada ibunya. Meskipun demikian, Riana merasa senang karena pada akhirnya Steve bisa pulang cepat dan menikmati makan malam bersama dengan mereka setelah beberapa bulan terakhir ini Steve selalu saja sibuk dan pulang larut malam.

"Mama, aku mau udangnya lagi dong," pinta Alana.

"Oh iya Sayang, tunggu ya Mama kupaskan dulu ya," jawab Riana yang langsung saja mengambil udang di dalam piring.

"Alana kamu sudah makan udang berapa banyak dari tadi? Kamu lupa ya kalau kamu itu tidak bisa mengkonsumsi udang berlebihan, nanti kamu akan alergi," sergah Steve yang langsung menjauhkan udang tersebut.

"Tapi Pa-"

"Tidak ada tapi-tapian, kalau Papa bilang tidak boleh, ya tidak boleh," ujar Steve yang mencela ucapan anaknya begitu saja, sehingga membuat Alana pun menundukkan wajahnya, ia tampak sedih dan juga merasa kecewa.

"Mas, kau ini apa-apaan sih. Alana itu baru makan udangnya 3 ekor, apa salahnya kalau hanya 2 atau 3 ekor lagi, itu tidak banyak. Dokter itu mengatakan tidak boleh makan banyak kalau sampai berpuluh-puluh ekor," tutur Riana yang mengingatkan.

Memang mereka berdua selalu saja berselisih paham soal pendapat, apalagi soal Alana, Steve memang selalu terlihat overprotektif jika sudah menyangkut anak kesayangannya itu.

"Diam! Kau itu tahu apa-apa soal Alana. Alana ini anakku, bukan anakmu!" Bentak Steve.

"Stop! Kenapa sih Mama dan Papa selalu saja berantem gara-gara aku. Aku minta maaf dan aku nggak mau makan udangnya lagi Ma," ucap Alana yang langsung saja beranjak dari tempat duduknya lalu segera meninggalkan ruang makan.

"Mas kamu lihat itu. Alana jadi sedih dan sangat kecewa karena ulah kamu," kata Riana yang ikut beranjak dari tempat duduknya lalu menyusul Alana. Sedangkan Steve tampak terdiam di meja makan dan memikirkan sesuatu.

Di saat itu pun Riana menyusul anaknya yang menuju ke kamarnya. Riana tak langsung masuk ke dalam kamarnya, ia hanya mengintip dari celah pintu dan sangat terkejut melihat apa yang dilakukan oleh Alana di dalam kamarnya itu.

Bersambung …

Terpopuler

Comments

Marwa

Marwa

semangat kak 🌹

2023-06-03

1

Putri Bungsu

Putri Bungsu

lanjut...

2023-06-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!