Sama Sekali Tak Peduli

Betapa terkejutnya Riana saat melihat seorang pria yang tak asing baginya saat ini ada di hadapannya. Pria tersebut adalah Leonardo Brian Dirgantara yang merupakan kakak sepupu Devina dari luar negeri. Tentu saja Riana sudah sangat mengenal pria yang akrab dipanggil Leo ini, karena dulunya Devina pernah mengenalkan kakaknya itu, bahkan sudah beberapa kali dan perkenalan pertama mereka saat Riana belum menikah dengan Jordan mantan suaminya.

"Hai Ri, kenapa melamun?" Sapa Leo yang melambaikan tangannya di depan mata Riana, sehingga membuat Riana pun tersadar dari lamunannya.

"Hai juga Kak. Kak Leo, kau kapan datang ke sini Kak?" Tanya Riana yang memang belum mengetahui jika Leo berada di Indonesia, yang ia tahu Leo berada di Amerika bersama orang tuanya.

"Baru 2 hari yang lalu aku datang ke sini karena disuruh Papa untuk membangun usaha di Indonesia. Jadi nantinya perusahaan aku akan join dengan perusahaan Om Derry," jawab Leo apa adanya.

"Wah … Kak Leo hebat ya, sudah bisa memimpin perusahaan sendiri sampai disuruh membangun perusahaan. Aku benar-benar terkejut loh Kakak ada di sini," kata Riana yang masih tak percaya. Sudah hampir 3 tahun lamanya mereka tidak bertemu.

"Iya Riana, jadi Leo ini sudah datang ke sini 2 hari yang lalu. Tapi Mama yang lupa mau memberitahumu, maklum saja Mama ini 'kan sudah tua, sudah punya cucu," ucap Lily tersenyum.

"Nggak apa-apa kok Ma. Lagipula siapa yang bilang Mama sudah tua, Mama itu masih muda tahu. Kalau masalah lupa itu adalah hal yang lumrah Ma," ucap Riana membalas senyuman ibu angkatnya itu.

"Ya sudah, kalau begitu kalian berdua ngobrol-ngobrol saja ya dulu. Kebetulan Mama belum mandi, jadi mau mandi dulu, tidak apa-apa 'kan? Kalian berdua ngobrol-ngobrol apa kek, terserahlah hanya kalian yang tahu apa yang harus dibahas sama anak muda," kata Lily.

"Kami berdua bukan anak muda lagi Ma, aku saja sudah menikah," ucap Riana.

"Oh iya Mama lupa, hanya Leo saja tuh yang masih jomblo. Sudah jadi perjaka tua, hanya pekerjaan saja yang ada di dalam otaknya tapi tidak memikirkan untuk menikah sampai sekarang," sindir Lily yang melirik anak dari kakak laki-laki suaminya itu.

"Ih Tante ngeledek aku nih. Bukan begitu Tante, hanya belum menemukan yang pas saja. Ya mudah-mudahan nanti setelah menetap di sini aku bisa menemukan jodoh," kata Leo sembari melirik ke arah Riana.

"Kamu ini jauh-jauh dari luar negeri ujung-ujungnya mau cari jodoh di Indonesia. Iya deh Tante doakan apapun yang terbaik untuk kamu," kata Lily, lalu ia pun beranjak dari tempat duduknya, lalu pergi meninggalkan anak dan keponakannya itu.

 

"Ma, Kak Leo, aku pulang dulu ya. Ini 'kan udah siang, aku kasihan sama Alana, pasti Alana mencari aku. Terimakasih ya karena kalian berdua sudah membuat perasaan aku lebih tenang," ucap Riana yang memang sudah menceritakan semuanya kepada Lily dan tanpa sengaja Leo juga sudah mendengarnya. Karena Riana sudah menganggap mereka sebagai keluarga sendiri, jadi menurut Riana itu sama sekali tidak menjadi masalah.

"Iya Ri, kau hati-hati ya, jangan sungkan jika kau membutuhkan teman. Lebih baik kau langsung saja ke sini," kata Leo.

"Ehem … ingat, Riana itu sudah punya suami, jadi kau tidak bisa dekat-dekat dengan Riana." Lily berdehem untuk mengingatkan.

"Maksudku 'kan ada Om dan Tante. Aku tahu kok kalau Riana itu sudah punya suami," ucap Leo yang terlihat menjadi salah tingkah dengan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Sedangkan Riana hanya tersenyum saja.

"Iya terimakasih banyak ya Kak Leo. Aku minta maaf ya Ma karena tadi aku ke sini nggak bawa Alana, tapi aku janji lain kali aku akan datang ke sini membawa Alana," ucap Riana.

"Iya Sayang Mama mengerti kok. Ya sudah kau hati-hati ya," ucap Lily.

"Ri, kau yakin tidak mau aku antar pulang? Kita ini 'kan saudara, jadi aku rasa tidak masalah lah. Tidak mungkin juga Steve akan marah," tukas Leo.

"Nggak usah Kak, aku udah pesan taksi kok. Nah itu taksinya sudah datang," ucap Riana yang kebetulan melihat sebuah mobil berhenti tepat di depan rumah.

Riana pun segera saja masuk ke dalam taksi tersebut dan pergi meninggalkan kediaman Dirgantara.

"Sudah, sudah, orangnya sudah jauh, jangan dilihatin terus," sindir Lily.

"He … he … he … Tante tahu aja," ucap Leo yang mendadak menjadi malu, lalu keduanya pun melangkahkan kaki masuk ke dalam rumah.

*****

Meskipun Riana sudah pergi beberapa jam dari rumah, nyatanya Steve sama sekali tak menghubunginya. Riana benar-benar merasa jika suaminya sama sekali tidak membutuhkan dirinya di dalam hidupnya, ia merasa jika Steve malah senang dan benar-benar menginginkannya pergi dari rumah. Akan tetapi Riana masih terus berusaha untuk mendapatkan hati Steve, semua ini juga demi Alana dan wasiat dari sahabatnya untuk menjaga mereka. Terlebih lagi tadi ia juga sudah mendapatkan dukungan dan semangat dari ibu angkatnya yang begitu menyayanginya. Riana juga merasa bahwa dirinya masih bertanggung jawab atas keluarganya, karena bagaimanapun juga ia masih merupakan istri sah Steve.

Sebelum pulang ke rumah, Riana memutuskan untuk mampir ke restoran favorit keluarga Steve terlebih dulu, membelikan beberapa makanan kesukaan suami dan anaknya di rumah. Setelah itu pun ia kembali melanjutkan perjalanan menuju pulang ke kediamannya.

------

Saat tiba di rumah, Riana kebingungan mencari keberadaan Steve dan Alana tidak berada di rumah. Ia tampak mencari ke sana kemari tetapi sama sekali tidak menemukan mereka. Hingga pada akhirnya pun Riana menanyakan kepada Bibi yang di saat itu sedang menjemur pakaian di belakang.

"Bi, Mas Steve dan Alana dimana ya?" Tanya Riana.

"Nyonya sudah pulang? 1 jam yang lalu Tuan hanya mengatakan mau keluar saja Nyonya," jawab Bibi.

"Apa Mas Steve sama sekali tidak memberitahu mereka kemana?" Tanya Riana lagi.

"Tidak Nyonya, saya pikir Tuan dan Nona Alana mau menyusul Nyonya. Tadi pagi Nona Alana menanyakan keberadaan Nyonya, tapi karena saya tidak tahu jadi saya hanya menjawab apa adanya," terang Bibi.

"Alana menanyakan saya? Lalu apa Mas Steve juga menanyakan saya?" Tanya Riana yang terlihat begitu berharap, sehingga membuat ART-nya itu tampak ragu untuk menjawab.

"Tidak Nyonya," jawab Bibi diiringi gelengan kepalanya. Ia merasa sangat kasihan melihat Nyonya-nya yang tiba-tiba saja murung dan ia tahu betul bagaimana kisah rumah tangga Riana bersama Steve. Ia sudah cukup lama bekerja dengan keluarga Steve, yaitu sejak Devina masih hidup.

"Nyonya, apa Nyonya baik-baik saja?" Tanya Bibi memberanikan diri.

"Iya Bi aku baik-baik saja kok, terima kasih banyak ya Bi," ucap Riana lalu ia pun pergi menuju ke kamarnya.

Saat berada di kamar, Riana beberapa kali menghubungi Steve akan tetapi pria tersebut sama sekali tidak menjawab teleponnya itu, sehingga membuat Riana pun merasa khawatir takut terjadi sesuatu dengan suami dan anaknya.

*****

Karena tak punya pilihan lain, pada akhirnya Riana pun memilih untuk pergi ke rumah Laras. Hatinya mengatakan jika saat ini suami dan anaknya itu berada di rumah ibu mertuanya itu. Riana tak peduli bagaimana tanggapan ibu mertuanya nanti, mau menerima kehadirannya atau tidak, yang terpenting ia bisa melihat anak dan suaminya agar hatinya lebih tenang.

Akan tetapi setibanya di rumah sang ibu mertua, Riana malah diperlihatkan oleh pemandangan yang sama sekali tidak mengenakkan.

"Mas Steve? Ini tidak mungkin."

Bersambung …

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!