Betapa sakitnya hati Riana saat melihat suaminya berpelukan dengan wanita lain di depan matanya sendiri. Bahkan ada ibu mertuanya juga di sana yang terlihat sangat mendukung apa yang mereka lakukan. Riana juga tahu betul siapa wanita itu, dia adalah Bella yang mengaku sebagai teman dekat Sonia, kakaknya Steve yang berada di luar negeri saat mereka masih kuliah dulu. Wanita itu juga mengaku jika ia sudah sangat dekat dengan keluarga Sonia termasuk mengenal baik Steve serta sudah menganggapnya sebagai adik sendiri. Tetapi tetap saja menurut Riana itu sama sekali tidak pantas, bagaimanapun juga mereka berdua tetaplah 2 orang asing. Sama halnya seperti dirinya dan Leo yang tetap saja menjaga jarak meskipun sudah menganggapnya sebagai keluarga.
"Benar-benar keterlaluan! Apa yang kalian lakukan, apa kalian tidak tahu malu?" Teriak Riana seraya melangkahkan kakinya mendekati Steve dan Bella. Membuat mereka sangat terkejut dan melepaskan pelukan, lalu melihat ke arah Riana, begitu juga dengan Laras.
"Riana," gumam Steve.
"Riana, apa-apaan kau ini. Sudah lancang datang ke sini dan malah marah-marah seperti itu. Apa kau pikir itu pantas!" Bentak Laras menatap tajam.
"Jadi Mami beranggapan apa yang aku lakukan ini tidak pantas? Ini sangat pantas Mi, yang tidak pantas itu mereka berdua. Kenapa Mas Steve harus berpelukan dengan wanita lain, padahal Mas Steve sudah memiliki istri. Kak Bella juga, seharusnya kau sadar diri, kenapa malah peluk-pelukan dengan suami orang?" Ucap Riana melampiaskan rasa kekecewaannya.
"Jaga mulutmu! Memangnya kenapa hah? Aku sudah menganggap Steve sebagai Adikku sendiri karena dia ini adalah adik dari sahabatku, jadi kau sama sekali tidak berhak melarangnya. Lagipula pelukan kami tadi hanya pelukan sebagai tanda perpisahan saja karena besok aku akan ke luar negeri, kenapa kau begitu sewot," hardik Bella, wanita tak tahu malu.
"Aku tak peduli kau mau ke luar negeri atau kemanapun. Tetap saja aku tidak suka karena Steve adalah suamiku dan dia tidak boleh berpelukan dengan wanita lain kecuali denganku," kata Riana menegaskan.
"Memangnya Steve pernah memelukmu? Ups," cibir Bella yang seolah tahu bagaimana hubungan rumah tangga Steve dan Riana, membuat Riana begitu murka sehingga ia mengangkat tangannya hendak menampar Bella.
Akan tetapi dengan cepat Steve menangkap tangannya itu serta melindungi wanita yang seharusnya tidak ia lindungi.
"Jaga sikapmu Riana, apa yang mau kau lakukan? Kau mau menampar Bella? Bukankah kau sudah tahu kalau Bella ini sudah aku anggap seperti Kakakku sendiri, Mami juga sudah menganggapnya sebagai Anak Mami karena Kak Sonia berada di luar negeri. Hanya Bella yang mampu mengobati rasa rindu Mami dengan anak perempuannya. Lagipula benar apa yang Bella katakan tadi bahwa pelukan tadi hanyalah tanda perpisahan, kenapa kau malah marah-marah tidak jelas seperti itu. Yang seharusnya marah itu aku, kau pergi tanpa berpamitan dan sekarang tiba-tiba saja kau datang ke sini. Apa maksudmu?" Bentak Steve bukannya membela istri, tetapi malah memarahi dan menyudutkan istrinya itu di depan orang lain.
Riana terdiam sejenak, hatinya benar-benar terasa sangat hancur sehingga tanpa sadar ia pun meneteskan air matanya. Padahal sebagai seorang menantu ia sangat berharap jika ibu mertuanya itu bisa menganggapnya sebagai anaknya sendiri, tetapi kenapa malah orang lain?
"Oke, sekarang aku datang ke sini hanya mau menjemput Alana, dimana Alana?" Tanya Riana berusaha untuk bersikap lembut dan melupakan apa yang baru saja terjadi.
"Berani sekali kau mengatakan ingin menjemput Alana, memangnya kau pikir Alana siapamu hah? Alana itu cucuku dan kau hanyalah ibu sambung yang sama sekali tidak ada gunanya," tukas Laras yang lagi-lagi menyakiti hati Riana.
"Aku mohon Ma, aku hanya ingin bertemu dengan Alana. Bagaimanapun juga aku adalah istri sah Mas Steve dan itu artinya aku adalah ibunya Alana," kata Riana.
"Tidak usah mengaku-ngaku. Lebih baik kau pulang saja Riana. Alana masih tidur, nanti aku yang akan membawanya pulang," tukas Steve.
"Aku tidak mengaku-ngaku Mas, memang kenyataannya 'kan aku ini istrimu? Lagipula kenapa aku harus pulang? Apakah kehadiranku di sini benar-benar mengganggu kalian atau aku sama sekali tidak boleh menginjakkan kaki di rumah ibu mertuaku sendiri?" Tanya Riana.
"Jelas tidak boleh, lebih baik sekarang kau pulang atau kau mau kemana saja terserah. Kau mau pergi lagi seperti tadi pagi juga boleh, pergi tanpa berpamitan dengan suamimu. Apa kau pikir dengan menghilang seperti itu Steve akan peduli? Sama sekali tidak. Tapi jika kau menganggap masih istri sah Steve seharusnya kau itu berpamitan dengan suamimu bukan malah keluyuran tidak jelas seperti itu," ucap Siska yang memang selalu saja menyalahkan menantunya itu.
Di saat itu terlihat Bella yang tersenyum smirk karena melihat Laras dan Steve yang memperlakukan Riana dengan tidak baik, "Riana … Riana … aku mau lihat sampai kapan kau bertahan untuk menjadi istri Steve," batinnya.
"Mama … !"
Tiba-tiba saja terdengar suara teriakan Alana yang keluar dari rumah, membuat Riana begitu lega dan langsung saja mendekati Alana yang juga mendekatinya.
"Sayang kamu udah bangun? Tadi kata Papa Alana tidur," ucap Riana.
"Iya Ma, tadi aku tidur sebentar, terus aku dengar suara Mama. Mama kemana aja dari tadi? Aku cariin Mama, kata Papa mau cari Mama tapi malah ke sini," ucap Alana yang begitu polos.
"Jadi kamu membohongi Alana untuk mencariku tapi pada kenyataannya kamu malah ke sini dan menemui wanita lain. Kamu benar-benar jahat Mas," batin Riana dengan perasaan yang begitu sedih tetapi mencoba untuk tetap tersenyum di depan Alana, anak kecil yang sama sekali tidak mengerti akan masalah orang dewasa.
"Maafkan Mama ya Sayang, tadi pagi Mama ada urusan sebentar. Sekarang kita pulang ya, Mama tadi belikan makanan kesukaan kamu dan Papa. Kamu udah makan belum?" Tanya Riana.
"Asik … Mama memang yang terbaik. Aku udah makan Ma tadi sama Oma, Papa dan Tante Bella, tapi nanti aku mau makan lagi ah sama Mama dan Papa," jawab Alana.
"Ya sudah kalau begitu kita pulang sekarang ya. Mas, ayo kita pulang," ajak Riana tanpa memperdulikan wanita yang sudah jelas-jelas ingin merebut suaminya, Bella.
"Hm," jawab Steve singkat. "Ma aku pulang dulu ya," pamitnya kepada sang ibu, begitu juga dengan Riana meskipun sama sekali tak digubris oleh Laras. Berbeda sekali di saat Bella yang berpamitan, mereka tampak berpelukan dan cipika-cipiki, membuat Riana benar-benar merasa sangat iri.
"Steve, ini Bella 'kan juga mau pulang, terus Kalian juga searah, bagaimana kalau kamu juga bawa Bella, antar dia pulang dulu," titah Laras.
"Oh tidak usah Tante, aku naik taksi saja," tolak Bella, padahal di dalam hatinya sangat berharap. Bahkan saat Laras tadi mengabari ada Steve di rumahnya, ia sengaja datang menggunakan taksi agar bisa pulang bersama dengan pria tersebut. Tidak disangka jika Riana akan datang menyusul.
"Benar kata Mama, lebih baik kamu ikut Bel, biar aku sekalian antar kamu pulang." Steve menyetujui meskipun sebenarnya ia merasa tidak enak dengan Riana, tetapi ia juga tidak mungkin menolak keinginan ibunya.
Bella tersenyum penuh kemenangan, ia pun langsung saja masuk ke dalam mobil Steve, tepatnya di samping pengemudi.
"Tante, kenapa Tante duduk di depan? Tante duduk di belakang dong, aku mau duduk di depan sama Mama dan Papa," protes Alana yang membuat Bella pun merasa malu.
"Oh iya, maaf ya Alana. Tante sudah terbiasa duduk di depan kalau Papa kamu antar Tante, lupa kalau ada Mama kamu," ucap Bella seolah-olah ia memang begitu dekat dengan Steve, sengaja untuk memanasi Riana.
Sementara Laras dan Steve hanya diam saja jika itu memang sudah menjadi kehendak Alana, berbeda halnya dengan Riana yang merasa kali ini dia menang.
"Dasar pelakor, Alana saja bisa melihat sikapmu itu sama sekali tidak benar," batin Riana mengulas senyum tipis.
Bersambung …
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
sella surya amanda
lanjut
2023-06-03
2