Jebakan Satu Malam Duda Liar
Di dalam sebuah bar yang ramai dan dipenuhi oleh pengunjung, tampak seorang gadis dengan baju seragam pegawai mulai melayani para tamu disana dengan memberikan minuman pada mereka sesuai dengan apa yang mereka pesan sebelumnya. Tak lupa gadis itu juga turut menawarkan kue camilan andalan di tempat tersebut kepada mereka, karena itu sebagian dari tugas para pelayan disana.
Ya gadis cantik dengan rambut agak kecoklatan itu merupakan Maysa Najoan, atau yang kerapkali disapa dengan sebutan Maysa. Dia adalah sosok gadis berusia 19 tahun yang saat ini tengah mengemban pendidikan di dunia perkuliahan, sebab itulah Maysa memutuskan bekerja paruh waktu di bar tersebut, tentunya sesudah ia menyelesaikan kuliahnya. Karena bagaimanapun, Maysa tetap tidak akan melupakan tujuan awalnya yakni untuk lulus dari kampus dan mendapat gelar sarjana.
Kini gadis itu terlihat membawa dua gelas minuman dengan nampan di tangannya dan ia berikan kepada sosok laki-laki gagah dan berpakaian rapih yang tengah duduk bersantai di depannya itu, Maysa pun tampak sangat gugup karena baru kali ini ia melayani lelaki yang boleh dibilang cukup tampan dan berhasil membuat tubuhnya bergetar.
"Permisi tuan, silahkan diminum! Apa mau dibawakan camilan sekalian, tuan?" ucap Maysa dengan ramah dan lembut.
Sontak pria itu menoleh ke arahnya, pandangan mereka saling bertemu dan bertatapan selama beberapa detik karena si pria yang begitu mengagumi keindahan mata gadis itu. Sungguh belum pernah dalam hidupnya pria itu melihat mata secantik milik Maysa, rasanya ia seperti sedang bertatapan dengan sosok bidadari yang turun ke bumi dan menjadi jawaban atas doa-doanya.
"Hey, siapa namamu? Saya sudah lama tidak datang ke tempat ini, dan ternyata disini sudah ada karyawan secantik kamu. Bisa beritahu saya siapa nama kamu?" ucap laki-laki itu.
"Ah iya tuan, perkenalkan nama saya Maysa!" jawab Maysa seraya mengulurkan tangannya.
"Ehem!" tiba-tiba saja, suara deheman mengagetkan Maysa dan membuat gadis itu ketakutan seraya menarik kembali tangannya.
"Jangan kurang ajar sama bos saya! Beliau itu gak mungkin mau disentuh sama wanita bawahan kayak kamu, jadi gausah deh pake ulurin tangan segala!" tegur seorang laki-laki yang lain, sepertinya dia adalah asisten pribadi dari pria gagah tadi.
"Dean! Jaga bicara kamu itu ya, jangan kurang ajar sama wanita! Lagian siapa sih yang suruh kamu masuk kesini? Sana tunggu di luar!" ketus si pria.
"Ma-maaf bos, saya permisi!" pria bernama Dean itu akhirnya lari keluar menuruti perintah bosnya.
Dan lalu, pria gagah itu pun beralih menatap Maysa sambil tersenyum lebar. Jari telunjuknya meraih dan mengangkat dagu sang gadis agar ia dapat melihat wajah gadis itu dengan jelas, sungguh indah menurutnya dan ia tidak ingin lepas dari wajah seindah dan secantik itu. Sepertinya pria itu sudah terjebak dengan pesona yang ditunjukkan oleh Maysa, sehingga dirinya sampai terbuai.
"Kamu cantik sekali! Tadi siapa nama kamu? Maaf, saya kurang mendengarnya tadi!" ujar pria itu lirih.
"Umm sa-saya Maysa, tuan. Saya baru bekerja tiga bulan disini, jadi maklum kalau tuan belum mengenal saya," jawab Maysa dengan gugup.
"Oh ya ya, kalau begitu kamu bisa panggil saya Harold! Harold Vincenzo," ucap pria itu.
Maysa terkejut saat pria bernama Harold itu meraih tangannya dan menggenggamnya, bahkan Harold juga meminta Maysa untuk duduk di sampingnya dan bukan di lantai. Dengan hati-hati Maysa menuruti kemauan pria itu, karena sebelumnya sang manager sempat memberitahu pada seluruh karyawan untuk melakukan apapun yang diminta oleh pelanggan dan jangan sampai membuat pelanggan itu kesal atau kecewa.
"Umur kamu berapa, Maysa?" tanya Harold sembari mengusap wajah gadis itu dengan gerakan sensual.
"Eee saya 19 tahun, tuan." Maysa menjawab dengan grogi dan tubuh yang gemetar, pasalnya sentuhan tangan lelaki itu benar-benar memancing gairah yang selama ini terpendam.
"19 tahun? Really? Ternyata kamu masih muda sekali, pantas saja wajah kamu terlihat fresh dan cantik!" puji Harold.
"Terimakasih tuan," singkat Maysa menunduk.
"Eee kalau sudah tidak ada yang ingin dibicarakan, saya permisi dulu ya? Karena saya masih harus melayani pelanggan yang lain," sambungnya.
"Oh no no no, kamu tidak boleh pergi cantik! Kamu disini saja temani saya, nanti saya akan kasih tips buat kamu. Tapi, kamu juga harus bantu saya menghabiskan minuman ini!" ucap Harold.
"Apa tuan? Ma-maaf, saya gak minum begituan. Lagipun, saya juga tidak haus," ucap Maysa menolak.
"Jadi kamu tidak mau meminum ini dengan saya? Baiklah, lalu apa kamu masih bisa menolak tawaran saya yang selanjutnya?" goda Harold.
"Hm, apa itu tuan?" tanya Maysa penasaran.
Harold dengan berani mulai mendekat dan merangkul pundak gadis itu seraya mengusapnya perlahan, lagi-lagi Maysa hampir terbuai dengan sentuhan lembut Harold padanya. Namun beruntung, gadis itu masih bisa sadar dan tidak akan terlena karena itu bisa saja membahayakan dirinya. Dan kini wajah Harold sudah semakin dekat dengan telinga gadis itu, hembusan nafasnya seolah menyentuh kulit leher Maysa dan membuatnya bergidik.
"Kamu mau kan temani saya malam ini, hm? Saya akan berikan apapun yang kamu inginkan sayang, asal kamu bisa memuaskan saya!" lirih Harold.
Deg!
Mata Maysa membulat seketika mendengar permintaan Harold, ia sontak beranjak dari duduknya dan menghentak kesal seolah tak terima dengan apa yang dikatakan pria itu barusan. Bagi Maysa, mahkotanya lebih berharga dari apapun dan ia tidak akan pernah menyerahkan itu kepada siapapun. Apalagi orang yang baru ia kenal dan tidak tahu asal usulnya, seperti Harold itu.
"Tuan, tolong jaga bicara anda ya! Saya disini memang cuma pelayan, tetapi bukan berarti anda bisa merendahkan saya seperti itu! Saya juga punya harga diri, dan saya rasa anda sudah menginjak-injak harga diri saya barusan!" geram Maysa.
Harold mendengus kesal, bangkit dari duduknya lalu menghampiri gadis itu.
"Masih bisa kamu bicara soal harga diri ya, Maysa? Apa kamu lupa dimana tempat kamu bekerja saat ini, ha? Ini tempat hiburan malam Maysa, dan saya yakin kamu tahu betul soal itu!" ucap Harold.
"Kalau iya kenapa? Saya disini cuma bekerja sebagai pelayan, bukan pemuas n4fsu orang seperti anda!" ucap Maysa tegas.
"Kamu tenang dulu Maysa, saya bisa berikan apapun yang kamu mau loh! Kamu minta apa? Uang? Mobil? Atau iPhone 15?" ujar Harold.
Byurrr
Tanpa diduga, Maysa dengan berani menyiram air minum di meja ke arah wajah Harold sampai membuat tubuh pria itu kebasahan. Sontak hal yang dilakukan Maysa barusan membuat seisi bar terkejut, termasuk para pelayan lain yang bekerja disana. Selama ini belum pernah ada yang berani melakukan hal tersebut kepada pelanggan yang datang kesana, meski memang sudah sering ada pelanggan yang melecehkan pelayan disana.
"Saya tidak sudi melakukan itu, apalagi bersama anda! Kalau anda sudah s4ng3 berat, silahkan anda bisa cari wanita yang memang bertugas untuk memuaskan keinginan anda itu! Permisi!" ucap Maysa dengan kesal.
Setelah melampiaskan emosinya, gadis itu pun pergi kembali ke tempatnya dengan perasaan jengkel. Sedangkan Harold terdiam di tempat dan sesekali memukul angin karena tak terima diperlakukan seperti itu, bagi dirinya ini adalah sebuah penghinaan dan Harold tentu tidak akan menerima semua itu begitu saja.
"Awas saja kamu Maysa, kamu akan rasakan akibatnya!" gumam Harold dalam hati.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 330 Episodes
Comments
N.s
Hallo semua, mampir di novel pertama ku yuk..
Berjudul, My hot little wife..
2023-12-09
0
nazwa isma
puass bngtt
2023-09-16
2
Afternoon Honey
ini karya mu author, yang pertama saya baca
2023-07-19
3