Peter tengah mencari keberadaan kekasihnya di sekeliling kampus, ia merasa cemas setelah tak berhasil menemukan Maysa di kelasnya. Padahal mereka sudah berjanji akan pergi bersama setelah selesai kuliah, namun kali ini Maysa justru tidak bisa dihubungi dan membuat Peter cemas. Lelaki itu pun terus menyusuri kampus, ia menanyakan keberadaan Maysa pada setiap orang yang ia temui.
Tapi lagi-lagi, hasilnya nihil karena tidak ada yang tahu dimana Maysa berada saat ini. Peter pun dilanda kebingungan yang amat sangat, ia begitu mencemaskan kondisi kekasihnya dan khawatir sesuatu terjadi padanya. Berulang kali ia coba menghubungi nomor gadis itu, tetapi Maysa sama sekali tak merespon panggilan darinya. Biasanya gadis itu tidak pernah seperti ini, tentu saja Peter sampai sangat panik dan tidak bisa tenang.
Kali ini ia bertemu dengan Kayla serta Ziva, sontak Peter bergegas menghampiri kedua gadis itu untuk menanyakan mengenai Maysa. Seingat dirinya, Maysa terakhir kali tadi pergi bersama Kayla dan juga Ziva. Maka dari itu, Peter berharap jika kedua gadis itu tahu dimana Maysa saat ini. Tanpa basa-basi lagi, Peter berdiri di hadapan mereka dan bertanya mengenai Maysa pada keduanya.
"Eee guys, kalian berdua lihat Maysa gak? Tadi kan terakhir kali dia sama kalian tuh, soalnya ini gue cari-cari Maysa daritadi gak ketemu. Gue coba telpon nomornya juga gak bisa," ujar Peter.
Kayla terperanjat kaget mendengarnya, "Apa? Emang Maysa gak ada di kelasnya? Soalnya kita juga gak tahu Maysa dimana, tadi tuh pas lagi sama kita tiba-tiba aja Alvin datang terus bilang kalau ada yang cariin Maysa di parkiran," ucapnya.
"Ada yang cari Maysa? Siapa?" tanya Peter penasaran.
"Umm, kita sih gak tahu siapa orangnya. Tapi, Maysa tuh langsung pergi ke parkiran sendirian begitu Alvin bilang gitu. Nah abis itu, kita gak tahu lagi kemana Maysa," jawab Kayla.
"Aaarrrgghhh!! Kemana kamu Maysa?" Peter menggeram kesal dan terus mencemaskan gadisnya yang tak tahu entah dimana.
"Yaudah, makasih ya infonya! Gue mau cek ke parkiran dulu, siapa tahu disana ada petunjuk yang bisa gue dapetin tentang Maysa!" ucap Peter.
Kayla dan Ziva kompak mengangguk-angguk paham, kedua gadis itu juga meminta izin untuk ikut dengan Peter ke parkiran demi menemukan Maysa, sahabat mereka. Tentunya kedua gadis itu juga tak ingin sesuatu yang buruk terjadi kepada Maysa, apalagi Maysa adalah sahabat mereka yang paling baik dan sering menemani mereka dikala susah. Langsung saja mereka bertiga bergegas pergi menuju parkiran di kampus tersebut.
Sesampainya disana, Peter tampak kelimpungan mencari sosok Maysa yang juga tak berhasil ia temukan di tempat itu. Namun, mereka masih terus menyusuri area parkiran untuk mencari petunjuk atau apalah itu walau sulit. Sampai kemudian, Petar tak sengaja melihat sesuatu yang berkilau dari bawah. Sontak Peter bergerak cepat mendekati benda tersebut dan mengambilnya, setelah dilihat rupanya itu adalah cincin milik Maysa yang merupakan pemberian dari Peter sendiri.
"Hah? Ini cincin punyanya Maysa, kenapa bisa jatuh disini? Apa jangan-jangan terjadi sesuatu sama Maysa? Soalnya gak mungkin cincin ini sampai jatuh, kalau gak ada apa-apa!" gumam Peter.
"Bisa jadi tuh, tapi kira-kira Maysa kenapa ya?" ujar Kayla ikut bingung.
Peter menggeleng pelan, karena ia pun juga tak tahu kemana sebenarnya Maysa dan apa yang terjadi pada gadis itu. Saat ini ia benar-benar khawatir pada kondisi kekasihnya, ia tak mau jika sesuatu sampai terjadi pada Maysa di luar sana. Peter pun bertekad akan mencari gadisnya itu dan menemukannya, bagaimanapun caranya ia tak perduli.
•
•
Maysa telah dibawa ke sebuah tempat oleh Harold serta Javier, kini gadis itu sudah berada dalam kondisi pingsan dan tak sadarkan diri akibat pengaruh obat bius yang diberikan pria itu tadi. Harold pun terus memandangi tubuh Maysa yang begitu indah, ia sudah tak sabar ingin segera mencicipi gadis itu yang membuatnya berselera.
"Bang, terus abang mau apain nih cewek? Mumpung dia masih kena pengaruh obat tuh," ujar Javier.
"Ya seperti yang udah saya rencanakan, saya akan menikmati tubuhnya. Sekarang kamu mending keluar sana, jangan ganggu saya dan Maysa!" ucap Harold mengusir adiknya.
"Yah elah bang, abang kalau masalah ginian aja gak mau bawa-bawa saya. Padahal kan lumayan juga body nih cewek, saya juga mau kali," ucap Javier.
"Gak bisa, Maysa ini khusus punya saya! Udah sana kamu keluar, saya gak punya banyak waktu tau!" ucap Harold tegas.
"Iya deh bang iya," ucap Javier pasrah.
Setelahnya, Javier memutuskan pergi dari kamar itu walau dengan terpaksa. Sejujurnya Javier juga penasaran ingin tahu seperti apa rasa tubuh Maysa, karena dari yang ia lihat sepertinya Maysa memang menarik dan menggoda. Terlihat dari keinginan Harold yang tampak sangat ingin mencicipi tubuh gadis itu, membuat Javier turut penasaran.
Kini Harold berjalan mendekati Maysa, sesudah ia memastikan Javier menjauh dan mengunci pintu kamarnya. Tentu Harold tidak ingin ada satu orang pun yang mengganggunya malam ini, ia bertekad akan membuat Maysa terpuaskan olehnya dan tidak bisa berpaling darinya. Perlahan Harold membuka bajunya, ia juga melakukan hal yang sama kepada Maysa sampai gadis itu benar-benar polos.
"Malam ini kamu akan sah menjadi milik saya, Maysa. Dan saya akan buat kamu menjerit di bawah saya!" ucap Harold tepat di telinga gadis itu.
"Mmhhh..."
Lenguhan mulai terdengar dari mulut Maysa, meski gadis itu masih di bawah pengaruh obat. Sentuhan sensual yang diberikan Harold pada tubuhnya, membuat Maysa tak tahan dan terus mengeluarkan suara kenikmatan. Harold pun semakin bersemangat kali ini, ia terus melancarkan aksinya sampai ke inti dimana tubuh mereka menyatu seutuhnya.
"Eengghh..."
•
•
Harold yang sudah merasa puas, kini membawa tubuh Maysa dengan mobilnya. Pria itu tersenyum seringai memandangi wajah wanita di sebelahnya yang baru saja ia renggut kesuciannya secara paksa, Harold benar-benar puas karena dirinya sudah tidak penasaran lagi dengan rasa tubuh wanita itu. Apalagi ternyata benar jika Maysa memang masih perawan, meski awalnya Harold meragukan hal itu.
Saat ini Harold telah memakaikan kembali pakaian yang dikenakan Maysa sebelumnya pada tubuh wanita itu, Harold ingin membuat Maysa melupakan kejadian tadi walau ia yakin semuanya akan sulit. Ia tahu Maysa pasti bisa merasakan perbedaan pada tubuhnya nanti dikala dia terbangun, untuk itu Harold bergegas membawa Maysa keluar dari tempatnya.
Pria itu pun menghentikan mobilnya di sebuah taman yang sudah sepi dan gelap, ia memastikan lebih dulu keadaan sekitar sebelum memutuskan untuk menaruh tubuh Maysa disana. Ya Harold tak ingin berurusan dengan wanita itu lagi, ia merasa semua ini sudah cukup karena ia telah berhasil merenggut mahkota milik Maysa.
"Kayaknya ini tempat yang aman, saya akan taruh kamu disini Maysa. Maafkan saya, tapi saya terpaksa lakukan ini agar kamu tidak bisa melihat saya lagi nanti!" ucap Harold lirih.
Perlahan Harold menggendong tubuh Maysa keluar dari mobilnya, ia letakkan wanita itu di atas rumput taman dengan berhati-hati. Sebelum beranjak dari tempat itu, Harold menyempatkan diri untuk mengecup bibir serta mengusap wajah Maysa yang memang berhasil memikatnya. Barulah Harold pun bergerak pergi meninggalkan Maysa sendirian disana, ia tak ingin ada seseorang yang melihatnya.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 330 Episodes
Comments
gerakan tambahan🤸🍋🌶️🥒🥕
gak nyambung banget deh Lo Thor .
menjadi milik saya bukannya Harold akan membuat Mesya tetap disisinya ya?
kalaupun dya punya rencana mending hapus saja kalimat mu yg ini ..haduewww..bakal gak nyambung buat chapter selanjutnya..
2024-04-30
1
Siska Sutartini
pedofil, penjahat kelamin, kenapa ga cari sugar baby aja buat pelampiasan lo. bisa dijerat dg undang-undang kekerasan terhadap perempuan. kasusnya penculikan & pemerkosaan
2024-01-28
1
Dewi Agustin
Dasar Penjahat Kelamin...
2024-01-23
1